Anda di halaman 1dari 13

DEMOKRASI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan


Dosen pengampu:

Raihana., SH. MA

Disusun Oleh:
Febrina Putri Nuryan Arif
192510010

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan Puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT,
karena tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, kita tidak dapat menyelesaikan mekalah ini dengan
baik dan selesai tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Prof. Drs.
Achmad Fauzi DH, MA selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal
mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.
            Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Demokrasi di Indonesia. Mungkin
dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu
kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah
yang sempurna.

                                                            PEKANABARU FEBRUARI 2020

                                                                            Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah


Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Begitulah pemahaman yang paling
sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang.
Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal
ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan
politik suatu negara.
Berbicara mengenai demokrasi adalah memperbincangkan tentang kekuasaan, atau lebih
tepatnya pengelolaan kekuasaan secara beradab. Itu merupakan sistem manajemen kekuasaan
yang dilandasi oleh nilai-nilai dan etika serta peradaban yang menghargai martabat manusia.
Pelaku utama demokrasi adalah kita semua, setiap orang yang selama ini selalu diatas
namakan namun tak pernah ikut menentukan. Menjaga proses demokratisasi adalah
memahami secara benar hak-hak yang kita miliki, menjaga hak-hak itu agar siapapun
menghormatinya, melawan siapapun yang berusaha melanggar hak-hak itu.
Demokrasi pada dasarnya adalah aturan orang (people rule), dan di dalam sistem politik
yang demokratis warga mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur
pemerintahan di dunia publik. Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan
pembentukan negara demokrasi yang berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme,
dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis. Maka dari itu dalam makalah ini penulis akan
memaparkan tentang perkembangan dan penerapan demokrasi di Indonesia.

1.2  Rumusan Masalah


1.      Bagaimana Makna dan Prinsip-prinsip Demokrasi?
2.      Bagaimana Hakikat Demokrasi di Indonesia ( Demokrasi Pancasila )?
3.      Bagaimana Pendidikan dan Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia?
4.      Bagaimana Pelaksanaan Demokratisasi dalam Masyarakat Madani?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui Makna dan Prinsip – prinsip Demokrasi di Indonesia
2.      Mengetahui Hakikat Demokrasi di Indonesia ( Demokrasi Indonesia )
3.      Mengetahui Pendidikan dan Memahami Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
4.      Memahami Pelaksanaan Demokratisasi dalam Masyarakat Madani
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Demokrasi


Secara etimologis istilah “DEMOKRASI” berasal dari yunani kuno yang diutarakan di
Athena Kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal
dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari
istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak
abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem “DEMOKRASI” di banyak negara.
      Kata “DEMOKRASI” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos /cratein yang berarti pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik.
Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
Definisi singkat demokrasi:
a.       Abraham Lincoln (1809-1865), mendefenisikan demokrasi sebagai pemerintahan yang
berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. (Government of the people, by the people,
for the people).
b.      Definisi klasik demokrasi, suatu republik yang para pemimpin pemerintahannya di pilih
melalui pemilihan, walaupun Raja atau Ratu sebagai kepala negara, namun kepala
pemerintahan dijabat oleh perdana menteri. Tetapi tetap di batasi oleh konstitusi.
c.       Definisi modern demokrasi, syarat di penuhinya negara demokrasi modern: 1) Kebebasan
beragama, 2) Hak yang sama untuk memberikan suara, 3) Pemerintah yang baik, 4) Jaminan
terhadap hak-hak asasi manusia, 5) Kebebasan berpendapat,berbicara, pers dan media massa.

Prinsip-prinsip Demokrasi di Indonesia


a. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
b. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para  warga
negara.
d. Penghormatan kepada supremasi hukum.
Prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law), antara lain sebagai
berikut :
a. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang,
b.Kedudukan yang sama dalam hukum,
c. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.

2.2  Hakikat Demokrasi di Indonesia ( Demokrasi Pancasila )


                Negara Indonesia juga merupakan Negara demokrasi, tetapi bukan demokrasi
Liberal dan juga bukan demokrasi Rakyat melainkan demokrasi Pancasila. Demokrasi
Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Demokrasi yang
dijalankan berdasarkan musyawarah dan mufakat  yang didasarkan pada alur dan patut.
Demokrasi Pancasila merupakan suatu bentuk demokrasi yang bercirikan khas Indonesia.
Demokrasi Pancasila menghendaki adanya persamaan hak dan kewajiban dalam semua aspek
kehidupan. Persamaan bukan saja dalam hal politik seperti yang diinginkan oleh demokrasi
Barat yang liberal dan individual. Juga bukan demokrasi rakyat seperti di Negara sosialis-
komunis, yang tidak memberikan ruang kepemilikan (property rights) kepada rakyatnya.
Seperti Nampak pada Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang antara lain berbunyi “…
dalam susunan Negara Indonesia yang berkedaulat rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan
mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”. Bahwa Negara Indonesia
adalah Negara demokrasi juga nampak dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi
“Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakya”
Berdasarkan kalimat yang telah dijabarkan diatas, maka Hakikat Demokrasi, yaitu:
a.       Kebebasan menyampaikan berorganisasi, pendapat, kebebasan individu/pers, berkumpul,
(kebebasan mengakibatkan keterbatasan individu/kelompok yang diwujudkan dalam rambu-
rambu etika dan moral kehidupan)
b.      Kesederajatan, hak dan kewajiban yang sama, kedudukan yang sama didepan hukum
c.       Keterbukaan, kepemerintahan dan langkah-langkah pengelolaan keputusan harus diketahui
dan disetujui rakyat (transparan)
d.      Etika tinggi dan norma kehidupan harus dijunjung

2.3  Pendidikan dan Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia


Pendidikan demokrasi pada hakekatnya membimbing peserta didik agar semakin dewasa
dalam berdemokrasi dengan cara mensosialisasikan nilai-nilai demokrasi, agar perilakunya
mencerminkan kehidupan yang demokratis. Dalam pendidikan demokrasi ada dua hal yang
harus ditekankan, demokrasi sebagai konsep dan demokrasi sebagai praksis. Sebagai konsep
berbicara mengenai arti, makna dan sikap perilaku yang tergolong demokratis, sedang
sebagai praksis sesungguhnya demokrasi sudah menjadi sistem. Sebagai suatu sistem kinerja
demokrasi terikat suatu peraturan main tertentu, apabila dalam sistem itu ada orang yang
tidak mentaati aturan main yang telah disepakati bersama, maka aktiviatas itu akan merusak
demokrasi dan menjadi anti demokrasi (Sunarso, 2004: 3).
Menuju demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan hanya akan terwujud jika
pendidikan kewarganegaraan memiliki peran yang strategis dan berdaya guna. Sehingga
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang selama ini dilakukan dengan indoktrinasi
harus segera diubah menjadi pembelajaran yang dialogis kritis dan disampaikan dengan
pendekatan pembelajaran yang aktif, inovatif,  kreatif,  efektif dan menyenangkan. Sehingga
akan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang diharapkan dalam pendidikan
kewarganegaraan yakni mampu memecahkan berbagai masalah hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dengan menerapkan konsepsi falsafah Negara Pancasila.

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

a.       Demokrasi Liberal (17- 8 - 1950 s.d. 5 - 7 - 1959 )


Langkah awal demokratisasi di Indonesia, dilakukan melalui penerbitan Maklumat
Wakil Presiden No. X, tgl, 3 November 1945 tentang anjuran untuk membentuk partai politik
KNIP (Sebagai salah satu alat kelengkapan negara), semula berfungsi sebagai pembantu
presiden, selanjutnya beralih menjadi DPR/MPR. Pada November 1945, kabinet presidensial
diganti menjadi kabinet parlementer dengan perdana menteri Sultan Syahrir. Pasca agresi
militer Belanda II (19 Desember 1945), negara Indonesia terpecah dan terbentuk Negara
Republik Indonesia Serikat (RIS) yang menerapkan sistem demokrasi liberal.
Tentang peristiwa jatuh bangunnya kabinet, adalah berikut ini :
1.      Kabinet Natsir (6 September 1950 – 27 April 1951), merupakan kabinet pertama yang
memerintah pada masa demokrasi liberal.
2.      Kabinet Soekiman-Soewiryo (27 April 1951 – 3 April 1952), dipimpin
    oleh Soekiman-Soewiryo (koalisi Masyumi – PNI).
3.      Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Juni 1953), kabinet ini merintis
sistem zaken kabinet (terdiri dari para ahli dibidangnya).
4.      Kabinet Ali Sastrowijoyo I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955),
merupakan kabinet terakhir sebelum pemilihan umum yang didukung oleh PNI – NU
(Masyumi menjadi oposisi).
5.      Kabinet Bahanudin Harahap dari Masyumi (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1959).
6.      Kabinet Ali II (20 Maret 19955 – 14 Maret 1957), kabinet koalisi PNI,  Masyumi, dan NU. 7.
Kabinet Juanda (9 April 1957) merupakan zaken kabinet.
Pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo, telah dipersiapkan pelaksanaan pemilu II pada 29
September 1955. Namun, justru kabinet tersebut menyerahkan mandatnya kepada presiden,
kemudian dilanjuntukan oleh kabinet Bahanuddin Harahap. Pada masa inilah kemudian
terlaksananya pemilu 1955, yang dinilai banyak kalangan sebagai satu pelaksanaan Pemilu
Indonesia yang bersih. Jatuh bangunnya kabinet diera ini terus berlanjut hingga pada 1959.
Pada masa inilah terjadi kekacauan dikalangan konstituante yang tiada berakhir, maka
kemudian Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada 5 juli 1959.
b.      Demokrasi Terpimpin (5 - 7 – 1959 s.d. 1965 )
Dengan adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka UUD 1945 berlaku kembali dan
berakhirlah UUDS 1950. Dekrit presiden diterima oleh rakyat dan didukung oleh TNI AD,
serta dibenarkan oleh Mahkamah Agung. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR,
kedudukan DPR dan presiden berada di bawah MPR. Dekrit presiden memuat ketentuan
pokok yang meliputi : 1) Menetapkan pembubaran konstituante. 2) Menetapkan UUD 1945
berlaku kembali bagi segenap bangsa Indonesia. 3) Pembentukan MPRS dan DPAS dalam
waktu singkat.
Sila keempat Pancasila telah ditafsirkan sebagai sistem demokrasi terpimpin. Kata
‘terpimpin’ artinya dipimpin oleh seorang pemimpin atau panglima besar revolusi. Praktik
sistem politik demokrasi terpimpin, diwujudkan dalam implementasi kedudukan lembaga-
lembaga negara yang justru bertentangan dengan UUD 1945. Presiden banyak menentukan
yang bukan kewenangannya. Sidang Umum MPRS 1963, Soekarno diangkat menjadi
presiden seumur hidup. Untuk kepentingan melanggengkan kedudukannya, presiden
mengusulkan prinsip Nasakom (Nasionalis, Agama, dan Komunis). Kondisi tersebut pada
akhirnya membawa pada situasi tahun 1965 yang merupakan anti klimaks kekuasaan
demokrasi terpimpin.

c.       Demokrasi Pancasila Orde Baru (1966 s.d. 1998)


Awal kebangkitan orde baru, bercita-cita untuk menjalankan Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan konsekuen. Atas dukungan mahasiswa, TNI, dan rakyat ketika itu,
orba baru menampilkan sistem politik baru dengan nama ”demokrasi konstitusional” atau
demokrasi Pancasila. Sampai dengan tahun 1970-an, masih dalam koridor – koridor.
Perjalanan kurun waktu orde baru Era 1980 dan 1990-an proses pembangunan ekonomi
menjadi panglima, sehingga timbul kesenjangan dan banyak praktik KKN. Akhir 1997,
muncul perlawanan rakyat melalui gerakan reformasi. Tanggal 21 Mei 1998 berhasil
menurunkan Presiden Soeharto.
d.      Demokrasi Era Reformasi (1998 s.d. Sekarang)
Reformasi lahir setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri sejak 21 Mei 1998 dan
digantikan oleh wakil presiden Dr. Ir. Bj. Habibie. Berhentinya Soeharto sebagai presiden,
karena tidak adanya lagi kepercayaan dari masyarakat serta menghadapi krisis moneter dan
ekonomi yang berkepanjangan. Pelaksanaan pemilu 7 Juni 1999, dianggap paling jujur dan
adil dibandingkan pemilu sebelumnya. Pemilu 1999 telah melahirkan banyak partai politik,
antara lain : PDIP, Golkar, PPP, PKB, PAN, PBB dan lain-lain (sebanyak 48 Parpol).
Dalam perkembangan demokrasi di era reformasi, peran mahasiswa, kelompok
kepentingan dan komponen rakyat Indonesia ingin agar dilaksanakan ”reformasi total”
disegala bidang. Agenda utama Reformasi :
1) Pemberantasan terhadap Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN),
2) Kebebesan dalam menyampaikan pendapat (unjuk rasa),
3) Penegakkan hukum,
 4) Jaminan terhadap pelaksanaan hak-hak asasi manusia.

2.4  Pelaksanaan Demokratisasi dalam Masyarakat Madani ( Civil Society )


Demokratisasi adalah proses mengimplementasikan demokrasi sebagai sistem politik
dalam kehidupan bernegara.  Ciri-ciri demokratisasi: a. Proses demokratisasi berlangsung
terus-menerus. b. Berlangsung secara perlahan, bertahan lama, dan bersifat evolusioner. c.
Berangsung tanpa kekerasan. d. Demokratisasi berjalan melalui cara musyawarah.
      Menurut Robert A. Dahl, ada tujuh kondisi yang harus ada dalam  demokratisasi, yaitu:
1) Kebebasan untuk mendirikan dan ikut dalam organisasi.
2) Kebebasan menyatakan pendapat.
3) Hak untuk memilih.
4) Hak untuk dipilih dalam jabatan publik.
5) Hak pemimpin politik untuk bersaing mendapatkan dukungan rakyat.
6) Hak memperoleh informasi dari berbagai sumber.
7) Adanya pemilihan umum yang teratur, jujur, dan adil.
Kata Madani berasal dari Arab yaitu “Madina”. Masyarakat Madani berarti masyarakat
yang menjunjung tinggi peradaban. Nama lain masyarakat madani adalah “Civil Societes”
yang berasal dari frasa latin yaitu suatu masyarakat yang didasarkan pada hukum dan hidup
beradab.
Masyarakat Madani (Civil Society), Konsepsi Riswandha Imawan Masyarakat Madani
( Civil Society ) ” Merupakan konsep tentang keberadaan satu masyarakat yang dalam batas-
batas tertentu mampu memajukan dirinya sendiri melalui penciptaan aktivitas mandiri, dalam
satu ruang gerak yang tidak memungkinkan negara melakukan intervensi”, misalnya:
menginginkan kesejajaran hubungan antara warga negara dan negara atas dasar prinsip saling
menghormati, berkeinginan membangun hubungan yang bersifat konsultatif antara warga
negara dan negara.
Menuju Masyarakat Madani Masyarakat madani ( civil society ), merupakan wujud
masyarakat yang memiliki keteraturan hidup dalam suasana perikehidupan yang mandiri,
berkeadilan sosial, dan sejahtera. Masyarakat madani mencerminkan tingkat kemampuan dan
kemajuan masyarakat yang tinggi untuk bersikap kritis dan partisipatif dalam menghadapi
berbagai persoalan hidup. Masyarakat telah mampu mengembangkan gotong royong,
musyawarah dan toleransi dengan berdasarkan nilai-nilai tradisional. Mereka juga telah
mampu mengembangkan budaya kebebasan berpendapat, menghormati perbedaan dan
menghargai keberagaman.
Prasyarat guna menuju masyarakat madani setelah tumbuh dan berkembangnya
demokratisasi sistem politik negara yang memilliki kemampuan memenuhi kebutuhan pokok
sendiri (mampu mengatasi ketergantungan) agar tidak menimbulkan kerawanan, terutama
bidang ekonomi. Demokrasi Demokratisasi secara umum telah memiliki kemampuan
ekonomi, sistem politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan yang dinamis, tangguh serta
berwawasan global. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi yang mencerminkan antara
lain dari kemampuan tenaga – tenaga  profesional untuk memenuhi kebutuhan pembangunan
serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Serta semakin mantap mengendalikan
sumber-sumber pembiayaan dalam negeri (berbasis kerakyatan) yang berarti ketergantungan
kepada sumber – sumber pembangunan dari luar negeri semakin kecil atau tidak ada sama
sekali.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari hasil penyusunan tulisan ini, penyusun menyimpulkan bahwa:
a.       Kata “DEMOKRASI” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos
/cratein yang berarti pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat,
atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan
politik suatu negara.
b.      Prinsip-prinsip Demokrasi di Indonesia
1.      Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
2.      Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
3.      Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para  warga
negara.
4.      Penghormatan kepada supremasi hukum.
Prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law), antara lain sebagai
berikut :
         Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang,
         Kedudukan yang sama dalam hukum,
         Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.
c.       Hakikat Demokrasi antara lain:
1.      Kebebasan menyampaikan berorganisasi, pendapat, kebebasan individu/pers, berkumpul,
(kebebasan mengakibatkan keterbatasan individu/kelompok yang diwujudkan dalam rambu-
rambu etika dan moral kehidupan)
2.      Kesederajatan, hak dan kewajiban yang sama, kedudukan yang sama didepan hukum
3.      Keterbukaan, kepemerintahan dan langkah-langkah pengelolaan keputusan harus diketahui
dan disetujui rakyat (transparan)
4.      Etika tinggi dan norma kehidupan harus dijunjung.
d.      Pendidikan demokrasi pada hakekatnya membimbing peserta didik agar semakin dewasa
dalam berdemokrasi dengan cara mensosialisasikan nilai-nilai demokrasi, agar perilakunya
mencerminkan kehidupan yang demokratis. Dalam pendidikan demokrasi ada dua hal yang
harus ditekankan, demokrasi sebagai konsep dan demokrasi sebagai praksis. Sebagai konsep
berbicara mengenai arti, makna dan sikap perilaku yang tergolong demokratis, sedang
sebagai praksis sesungguhnya demokrasi sudah menjadi sistem. Sebagai suatu sistem kinerja
demokrasi terikat suatu peraturan main tertentu, apabila dalam sistem itu ada orang yang
tidak mentaati aturan main yang telah disepakati bersama, maka aktiviatas itu akan merusak
demokrasi dan menjadi anti demokrasi (Sunarso, 2004: 3).

e.       Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia


1.      Demokrasi Parlementer (1945-1959), demokrasi ini menonjolkan peranan parlemen serta
partai-partai. Kelemahannya memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan DPR.
2.      Demokrasi Terpimpin (1959-1965), dalam demokrasi ini banyak aspek yang telah
menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan beberapa aspek dari
demokrasi rakyat.
3.      Demokrasi Pancasila era Orde Baru (1966-1998), demokrasi ini merupakan demokrasi
konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial. Landasan formal demokrasi ini adalah
Pancasila, UUD 1945, dan ketetapan MPRS/MPR.
4.      Demokrasi Pancasila era Orde Baru (1999-sekarang), demokrasi ini berakar pada kekuatan
multi partai yang berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga negara
antara eksekutif, legislatif dan yudikatif.
f.       Demokratisasi adalah proses mengimplementasikan demokrasi sebagai sistem politik dalam
kehidupan bernegara.  Ciri-ciri demokratisasi: a. Proses demokratisasi berlangsung terus-
menerus. b. Berlangsung secara perlahan, bertahan lama, dan bersifat evolusioner. c.
Berangsung tanpa kekerasan. d. Demokratisasi berjalan melalui cara musyawarah.
Kata Madani berasal dari Arab yaitu “Madina”. Masyarakat Madani berarti masyarakat yang
menjunjung tinggi peradaban. Nama lain masyarakat madani adalah “Civil Societes” yang
berasal dari frasa latin yaitu suatu masyarakat yang didasarkan pada hukum dan hidup
beradab. Menuju Masyarakat Madani Masyarakat madani ( civil society ), merupakan wujud
masyarakat yang memiliki keteraturan hidup dalam suasana perikehidupan yang mandiri,
berkeadilan sosial, dan sejahtera. Masyarakat madani mencerminkan tingkat kemampuan dan
kemajuan masyarakat yang tinggi untuk bersikap kritis dan partisipatif dalam menghadapi
berbagai persoalan hidup. Masyarakat telah mampu mengembangkan gotong royong,
musyawarah dan toleransi dengan berdasarkan nilai-nilai tradisional. Mereka juga telah
mampu mengembangkan budaya kebebasan berpendapat, menghormati perbedaan dan
menghargai keberagaman.

DAFTAR PUSTAKA

Damandiana. 2012. Menuju Demokrasi Melalui Pendidikan


Kewarganegaraan.http://damandiana.wordpress.com/. Diakses tanggal 17 September 2014.
Jenn Anastasya. 2013. Demokrasi dan Pentingnya Demokrasi.
http://www.slideshare.net/jennanastasya9/. Diakses tanggal 17 September 2014.
Mardiah Ahmad. 2013. Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi.
http://www.slideshare.net/mardiahahmad10/. Diakses tanggal 17 September 2014.
PiaaPiul. 2013. Demokrasi Dan Pendidikan Demokrasi Di Indonesia, Amerika Dan China.
http://www.slideshare.net/. Diakses tanggal 17 September 2014.
Rosie Lv. 2014. Budaya Demokrasi dalam Masyarakat Madani.
http://www.slideshare.net/rosie_lv/. Diakses tanggal 17 September 2014.

Anda mungkin juga menyukai