Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH INTERAKSI PENGASUHAN ORANG TUA DAN ANAK DALAM

KELUARGA

Rahmi fitriah, Nurhafsah, Yuliana


Universitas islam riau, Jl. Kaharuddin Nasution, No. 113, Pekanbaru, Riau
e-mail: rahmiftrh@student.uir.ac.id

ABSTRACT
The family is the first social environment that is introduced to children. With a relationship, there is also an
interaction. Interaction is created between two or more people. In the family there are interactions between
family members, especially parents and children. Parenting is the interaction between children and parents
during holding parenting activities. This parenting means parents educate, guide, and discipline and protect
children to reach maturity in accordance with the norms that exist in society. This study aims to determine
patterns and concepts of interaction between parents and children. This type of research is qualitative
phenomenology, using existing data as a support to produce new theoretical studies.

Keywords : parenting, interaction, parenting, parents

ABSTRAK
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenalkan kepada anak. Dengan adanya suatu
hubungan, maka juga terdapat suatu interaksi. Interaksi tercipta antara dua orang atau lebih. Didalam
keluarga terdapat interaksi antara anggota keluarga, khususnya orang tua dan anak. Pola asuh orang tua
merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini
berarti orang tua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai
kedewasaan sesuai dengan norma – norma yang ada dalam masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pola dan konsep interaksi antara orang tua dan anak. Jenis penelitian adalah kualitatif
fenomenologi, dengan menggunakan data yang sudah ada sebagai pendukung untuk menghasilkan kajian
teori baru.

Kata Kunci: pengasuhan, interaksi, pola asuh, orang tua


memberikan sumbangan dalam mewarnai
PENDAHULUAN perkembangan terhadap bentuk – bentuk
Sebagai pengasuh dan pembimbing perilaku sosial tertentu pada anaknya. Pola
dalam keluarga, orang tua sangat berperan asuh orang tua merupakan interaksi antara
dalam meletakan dasar – dasar perilaku bagi anak dan orang tua selama mengadakan
anak – anaknya. Sikap, perilaku, dan kegiatan pengasuhan.
kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai, dan
ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu Bentuk pengasuhan yang dilakukan
secara sadar atau tak sadar diresapinya dan orang tua terhadap anak sangat menentukan
kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak – kepribadian anak baik dari segi sosial, agama,
anaknya. Hal demikian disebabkan karena maupun pendidikan. Karena pentingnya hal
anak mengidentifikasikan diri pada orang tersebut, menjadikan peneliti bermaksud
tuanya sebelum mengadakan identifikasi melakukan penelitian mengenai pengaruh
dengan orang lain (Bonner 1953: 207). pola dan interaksi pengasuhan orang tua dan
anak dalam keluarga.
Dalam mengasuh anaknya orang tua
cenderung menggunakan pola asuh tertentu.
Penggunaan pola asuh tertentu ini
METODE PENELITIAN negatif yang ada di luar lingkungan keluarga.
Penelitian ini merupakan jenis Orang tua perlu membantu anak dalam
penelitian kualitatif yang bersifat mendisiplinkan diri (Sochib, 2000).
fenomenologi. Yaitu penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan bantuan data Konsep pengasuhan anak adalah
yang sudah ada. Penelitian ini berisi tentang RPM3 yang singkatan dari (Responding,
pola interaksi pengasuhan orang tua terhadap Preventing, Monitoring, Mentoring, dan
anak, pengaruh pola asuh orang tua baik dari Modelling). Dari kelima konsep tersebut
segi sosial, agama, maupun pendidikan. mempunyai arti sebagai berikut :
Variabel dalam penelitian adalah pengasuhan  Responding adalah merespon anak
orang tua sebagai variabel bebas dan dengan tepat. Anak sangat
pengaruh interaksi dalam keluarga sebagai membutuhkan respon yang tepat dan
variabel terikat. Metode pengumpulan data benar terhadap apa yang mereka
dilakukan dengan metode studi pustaka dan tanyakan atau mereka ketahui,
dalam bentuk kualitatif. sehingga orang tua harus responding
terhadap anaknya.
HASIL DAN PEMBAHASAN  Preventing adalah mencegah anak
berperilaku yang bermasalah atau
Konsep Pola Asuh Orang Tua beresiko. Orang tua juga perlu
Berdasarkan tata bahasanya, pola asuh preventing terhadap anak, mencegah
terdiri dari kata pola dan asuh. Menurut dan mengawasi anak agar tidak
Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata pola berperilaku yang negatif atau beresiko
berarti model, sistem, cara kerja, bentuk terhadap diri anak itu sendiri.
(struktur yang tetap), sedangkan kata asuh  Monitoring adalah mengawasi anak
mengandung arti menjaga, merawat, mendidik berinteraksi dengan lingkungan sekitar
anak agar dapat berdiri sendiri. atau perhatian secara penuh.
Pengawasan orang tua terhadap anak
Menurut Petranto (Suarsini, 2013)
yang berusaha beinteraksi dengan
pola asuh orang tua merupakan pola perilaku
lingkungannya sangat dibutuhkan, jika
yang diterapkan pada anak bersifat relatif
interaksi yang terjadi negatif maka
konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku
anak itu akan berperilaku negatif pada
ini dirasakan oleh anak, dari segi negatif
orang tua dan keluarganya.
maupun positif. Pola asuh yang ditanamkan
 Mentoring adalah membantu secara
tiap keluarga berbeda, hal ini tergantung
aktif dalam tindak anak atau pada
pandangan dari tiap orang tua.
peliku anak. Membantu anak agar
Pola asuh merupakan hal yang tidak berperilaku negatif dengan
fundamental dalam pembentukan karakter. memberikan pendidikan yang baik dan
Teladan sikap orang tua sangat dibutuhkan benar terhadap anak dan anak-anak
bagi perkembangan anak – anak karena anak akan berperilaku baik atau sopan.
– anak melakukan modeling dan imitasi dari
lingkungan terdekatnya. Keterbukaan antara
orang tua dan anak menjadi hal penting agar
 Modelling adalah menjadi orang tua
dapat menghindarkan anak dari pengaruh
sebagai contoh yang positif pada anak.
83
Nama Penulis Judul Artikel
Orang tua adalah modelling untuk apa dan bagaimana kegiatan anak sehari –
anak-anak nya sehingga menjadi orng harinya.
tua dituntut untuk selalu memberikan
contoh yang baik pada anak – 2. Pola Asuh Otoriter
anaknya. Menurut Gunarsa (2002), pola asuh
otoriter yaitu pola asuh di mana orang tua
Jenis – Jenis Pola Asuh menerapkan aturan dan batasan yang mutlak
Hurlock (1999) membagi pola asuh harus ditaati, tanpa memberi kesempatan pada
orang tua ke dalam tiga macam yaitu : anak untuk berpendapat, jika anak tidak
mematuhi akan diancam dan dihukum.
1. Pola Asuh Permissif
Pola asuh permisif dapat diartikan Pola asuh otoriter ini dapat
sebagai pola perilaku orang tua dalam menimbulkan akibat hilangnya kebebasan
berinteraksi dengan anak, yang membebaskan pada anak, inisiatif dan aktivitasnya menjadi
anak untuk melakukan apa yang ingin di kurang, sehingga anak menjadi tidak percaya
lakukan tanpa mempertanyakan. Pola asuh ini diri pada kemampuannya. Senada dengan
tidak menggunakan aturan – aturan yang ketat Hurlock, Dariyo (Anisa, 2005), menyebutkan
bahkan bimbinganpun kurang diberikan, bahwa anak yang dididik dalam pola asuh
sehingga tidak ada pengendalian atau otoriter, cenderung memiliki kedisiplinan dan
pengontrolan serta tuntutan kepada anak. kepatuhan yang semu.
Kebebasan diberikan penuh dan anak
diijinkan untuk memberi keputusan untuk 3. Pola Asuh Demokratis
dirinya sendiri, tanpa pertimbangan orang tua Gunarsa (2000) mengemukakan bahwa
dan berperilaku menurut apa yang dalam menanamkan disiplin kepada anak,
diinginkannya tanpa ada kontrol dari orang orang tua yang menerapkan pola asuh
tua. demokratis memperlihatkan dan menghargai
Gunarsa (2002) mengemukakan bahwa kebebasan yang tidak mutlak, dengan
orang tua yang menerapkan pola asuh bimbingan yang penuh pengertian antara anak
permissif memberikan kekuasaan penuh pada dan orang tua, memberi penjelasan secara
anak, tanpa dituntut kewajiban dan tanggung rasional dan objektif jika keinginan dan
jawab, kurang kontrol terhadap perilaku anak pendapat anak tidak sesuai. Dalam pola asuh
dan hanya berperan sebagai pemberi fasilitas ini, anak tumbuh rasa tanggung jawab,
serta kurang berkomunikasi dengan anak. mampu bertindak sesuai dengan norma yang
Dalam pola asuh ini, perkembangan ada.
kepribadian anak menjadi tidak terarah, dan Dalam praktiknya di masyarakat, tidak
mudah mengalami kesulitan jika harus digunakan pola asuh yang tunggal, dalam
menghadapi larangan – larangan yang ada di kenyataan ketiga pola asuh tersebut
lingkungannya. digunakan secara bersamaan di dalam
mendidik, membimbing, dan mengarahkan
Prasetya (Anisa, 2005) menjelaskan anaknya, adakalanya orang tua menerapkan
bahwa pola asuh permissif atau biasa disebut pola asuh otoriter, demokratis dan permissif.
pola asuh penelantar yaitu di mana orang tua Dengan demikian, secara tidak langsung tidak
lebih memprioritaskan kepentingannya ada jenis pola asuh yang murni diterapkan
sendiri, perkembangan kepribadian anak dalam keluarga, tetapi orang tua cenderung
terabaikan, dan orang tua tidak mengetahui menggunakan ketiga pola asuh tersebut.
84
Nama Penulis Judul Artikel
Hal ini sejalan dengan apa yang luwes disesuaikan dengan situasi dan kondisi
dikemukakan oleh Dariyo (Anisa, 2005), yang berlangsung saat itu.
bahwa pola asuh yang diterapkan orang tua
cenderung mengarah pada pola asuh Menurut Baumrind (dalam King,
situasional, di mana orang tua tidak 2010:172) bahwa orang tua berinteraksi
menerapkan salah satu jenis pola asuh dengan anaknya lewat salah satu dari empat
tertentu, tetapi memungkinkan orang tua cara :
menerapkan pola asuh secara fleksibel, luwes,
1. Pola Asuh Authoritarian
dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang
Pola asuh authoritarian merupakan pola
berlangsung saat itu.
asuh yang membatasi dan menghukum. Orang
Menurut Baumrind (dalam Dariyo, tua mendesak anak untuk mengikuti arahan
2004:98) membagi pola asuh orang tua mereka dan menghargai kerja keras serta
menjadi 4 macam, yaitu : usaha. Orang tua authoritarian secara jelas
membatasi dan mengendalikan anak dengan
1) Pola Asuh Otoriter (parent oriented) sedikit pertukaran verbal.
Ciri pola asuh ini menekankan segala
aturan orang tua harus ditaati oleh anak. 2. Pola asuh Authoritative
Orang tua bertindak semena – mena, tanpa Pola asuh authoritative mendorong anak
dapat dikontrol oleh anak. Anak harus untuk mandiri namun tetap meletakkan batas
menurut dan tidak boleh membantah terhadap – batas dan kendali atas tindakan mereka.
apa yang diperintahkan oleh orang tua. Pertukaran verbal masih diizinkan dan orang
tua menunjukkan kehangatan serta mengasuh
2) Pola Asuh Permisif anak mereka.
Sifat pola asuh ini, children centered
3. Pola Asuh Neglectful
yakni segala aturan dan ketetapan keluarga di
Pola asuh neglectful merupakan gaya
tangan anak. Apa yang dilakukan oleh anak
pola asuh di mana mereka tidak terlibat dalam
diperbolehkan orang tua, orang tua menuruti
kehidupan anak mereka. Anak – anak dengan
segala kemauan anak.
orang tua neglectful mungkin merasa bahwa
3) Pola Asuh demokratis ada hal lain dalam kehidupan orang tua
Kedudukan antara anak dan orang tua dibandingkan dengan diri mereka.
sejajar. Suatu keputusan diambil bersama
4. Pola Asuh Indulgent
dengan mempertimbangkan kedua belah
Pola asuh indulgent merupakan gaya
pihak. Anak diberi kebebasan yang
pola asuh di mana orang tua terlibat dengan
bertanggung jawab, artinya apa yang
anak mereka namun hanya memberikan hanya
dilakukan oleh anak tetap harus di bawah
sedikit batasan pada mereka. Orang tua yang
pengawasan orang tua dan dapat
demikian membiarkan anakanak mereka
dipertanggungjawabkan secara moral.
melakukan apa yang diinginkan.
4) Pola Asuh Situasional
Orang tua yang menerapkan pola asuh
Interaksi Antara Orang Tua Dan Anak
ini, tidak berdasarkan pada pola asuh tertentu,
Adanya interaksi antara anggota
tetapi semua tipe tersebut diterapkan secara
keluarga yang satu dengan yang lain
85
Nama Penulis Judul Artikel
menyebabkan seorang anak menyadari dirinya Pendekatan interaksi orang tua dan
sebagai individu dan mahluk sosial. Sebagai anak memfokuskan pada hubungan dua pihak
mahluk sosial, dalam keluarga anak akan (dyadic) dan memandang hubungan tersebut
belajar disiplin dan menyesuaikan diri dengan sebagai bagian dari suatu keseluruhan. Prang
kehidupan bersama, yaitu sikap saling tolong tua dan anak sama – sama dianggap
menolong dan mempelajari peraturan yang mempunyai konstribusi terhadap proses
ada di dalam masyarakat. pengasuhan.

Semua hal itu akan dimiliki oleh anak, Bentuk – bentuk Interaksi
setelah diperkenalkan oleh orang tuanya. Saleh (2013: 33) menyatakan, bentuk
Sehingga perkembangan anak di dalam – bentuk interaksi dapat dibedakan menjadi
keluarga juga ditentukan oleh kondisi situasi lima macam meliputi:
a. Mutualisme (kerjasama) merupakan
keluarga dan pengalaman – pengalaman yang
bentuk interaksi yang saling
dimiliki oleh orang tuanya. Contoh interaksi menguntungkan kedua belah pihak.
dalam keluarga antara lain: makan bersama, b. Parasitisme, merupakan interaksi yang
bermain bersama, mendampingi anak belajar, menguntungkan salah satu pihak saja.
mengobrol bersama, dan membaca buku c. Persaingan (kompetisi), merupakan
cerita atau dongeng sebelum tidur. suatu proses ketika suatu individu atau
sekelompok berusaha dan berebut
Interaksi adalah kontak dan untuk mencapai suatu keuntungan
komunikasi yang diartikan sebagai pengaruh dalam waktu bersamaan.
timbal balik antara berbagai segi kehidupan d. Konflik/pertentangan, merupakan
suatu proses ketika suatu individu atau
bersama (Ibrahim dalam Saleh, 2013: 33).
kelompok berusaha memenuhi
Sedangkan menurut Walgito (2003: 65), tujuannya dengan jalan menentang
interaksi adalah suatu hubungan antara pihak lawan melalui ancaman atau
individu satu dengan individu yang lain, kekerasan.
individu satu dapat memengaruhi individu e. Akomodasi/persesuaian, usaha –
yang lain atau sebaliknya. Jadi terdapat usaha suatu individu atau kelompok
adanya suatu hubungan saling timbal balik. untuk meredakan atau menghindari
suatu pertentangan, yaitu usaha –
Danziger (1976:62-63) mengatakan usaha untuk mencapai kestabilan.
bahwa ada dua fungsi pokok dalam proses
Bentuk – bentuk interaksi antara orang tua
interaksi orang tua dan anak, yaitu fungsi dan anak adalah mutualisme atau kerja sama.
tuntutan (demand) dan dukungan (support). Dengan kerja sama yang baik, maka orang tua
Tuntutan merupakan harapan untuk dan anak dapat saling memberi stimulasi dan
melakukan atau tidak melakukan suatu menerima respon dengan baik. Hal ini
perbuatan dan dukungan merupakan respon tentunya orang tua akan lebih mudah dalam
menanamkan kedisiplinan pada anak. Contoh
positif terhadap terpenuhinya harapan.
kerja sama antara orang tua dan anak antara
Tuntutan dapat bersifat positif dan negatif. lain : membersihkan rumah bersama,
Bersifat positif apabila tuntutan itu akan memasak bersama, menggambar dan
memberi dorongan, menstimulasi, mengontrol mewarnai bersama, dan berkebun bersama.
perilaku anak, dan bersifat negatif bilamana
tuntutan tersebut membatasi ruang gerak Interaksi akan berhasil dengan baik
apabila disekitar ibu dan anak timbul saling
anak.
pengertian, yaitu jika kedua belah pihak
antara ibu dan anak sama – sama memahami
86
Nama Penulis Judul Artikel
setiap gagasan yang muncul, karena dalam anak bersikap “manis” maka orang tua akan
keadaan yang seperti inilah baru dapat dapat bersikap halus. Akan tetapi, bila anak
dikatakan bahwa interaksi yang terjalin antara berperilaku “tidak manis” maka akan menjadi
ibu dan anak dapat berjalan dengan baik. penyebab orang tua menjadi bersikap kurang
baik.
Orang tua yang memberikan kebebasan
berinteraksi kepada anak, akan membuat anak Pengaruh Interaksi Orang Tua Dan Anak
merasa nyaman, sehingga anak dapat terbuka 1. Terhadap kepribadian anak
kepada ibunya dengan mengungkapkan Para ahli sosiologi, psikologi,
perasaan, pikiran, dan keluh – kesahnya. Dari
sependapat bahwa keluarga memegang
hal di atas, maka anak dapat merasakan
betapa pentingnya situasi dan kondisi peranan yang cukup penting dalam
kehidupan dalam keluarga yang dihayati oleh pengembangan kepribadian anak. Di dalam
semua anggotanya. Anak merasa tenang dan keluargalah dasar – dasar kepribadian itu
tentram ketika hidup dalam keluarga. dibentuk.

Interaksi merupakan suatu jenis tindakan Pengaruh orang tua terhadap


atau sanksi yang terjadi sewaktu dua atau perkembangan kepribadian anak tergantung
lebih objek memengaruhi atau memiliki efek
dua faktor, yaitu tuntutan orang tua
satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting
dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari terhadap anak dan keberhasilan orang tua di
hubungan satu arah pada sebab akibat. dalam memuaskan tuntutan anak. Hal ini
Kombinasi dari interaksi – interaksi sederhana sejalan dengan hasil penelitian yang
dapat menentun pada satu fenomena baru dilakukan oleh Baumrind (Watson,
yang mengejutkan. Dalam berbagai bidang 1979:346-352). Dalam penelitiannya,
ilmu, interaksi memiliki makna yang berbeda. Baumrind melihat latar belakang interaksi
Interaksi akan berhasil dengan baik orang tua - anak dalam kaitannya dengan
apabila disekitar ibu dan anak timbul saling perkembangan kepribadian anak.
pengertian, yaitu jika kedua belah pihak
antara ibu dan anak sama – sama memahami Ada empat variabel yang menjadi
setiap gagasan yang muncul, karena dalam perhatiannya, yaitu: (1) Kontrol orang tua
keadaan yang seperti inilah baru dapat terhadap perilaku anak, yaitu penerimaan
dikatakan bahwa interaksi yang terjalin antara orang tua tanpa mengalah dalam konflik
ibu dan anak dapat berjalan dengan baik. dengan anak, tanpa mengganggu anak,
Terdapat pandangan yang berbeda penggunaan insentif dan penguatan dan
mengenai interaksi antara orang tua dan anak. berlangsung terus untuk mendapatkan hasil.
Sebagian memandang bahwa sikap orang tua (2) Tuntutan berperilaku dewasa, yaitu
yang memengaruhi perilaku anak (parent penghargaan orang tua terhadap keputusan
effect model). Dalam interaksi ini karakteristik anak, membantu kemandirian dan
orang tua menentukan bagaimana orang tua
keterlibatan orang tua dalam latihan
memperlakukan anak, yang selanjutnya
membentuk karakter anak. kemandirian melalui situasi terkontrol
maupun tidak. (3) Komunikasi orang tua
Sementara pendapat lain menyatakan dan anak, yaitu penggunaan alasan orang
bahwa sikap orang tua tergantung pada tua untuk mendapat kerelaan, dorongan
perilaku anak (child effect model). Dalam saling memberi dan menerima. (4) Asuhan
interaksi ini, orang tua dipandang lebih
orang tua, yaitu pemuasan dan dukungan
adaptif dan perilakunya kepada anak
merupakan reaksi terhadap perilaku anak. Bila
87
Nama Penulis Judul Artikel
orang tua terhadap anak dan penggunaan interaksi antara anak dan orang tua baik
hadiah serta penguatan yang positi£. sesuai dengan pola asuhnya, maka sifat
kemandirian anak jug akan baik.
Dalam penelitian tersebut Baumrind Contohnya, ketika orang tua pandai
menyimpulkan bahwa anak yang memiliki dalam pola asuhnya, yaitu pola asuh yang
kepercayaan diri (self reliance) mendapat murni. Pola asuh yang murni terjadi
cinta dan kontrol yang lembut dari orang spontan berdasarkan keadaan dan waktu.
tua. Orang tua menuntut anak berperilaku Jika orang tua tidak mengekang anak, dan
dewasa dan terlibat dalam komunikasi juga tidak terlalu memberi kebebasan
untuk membuat tuntutan tersebut menjadi kepada anak, serta menggunakan interaksi
jelas. Sedangkan anak yang belum dewasa yang baik dengan anak, berkomunikasi
(the immature child) mendapat sedikit dengan bahasa yang logis dan bisa diterima
kontrol dan tuntutan berperilaku dewasa. anak, maka hal tersebut akan
Anak yang cemas (the anxious child) mempengaruhi kemandirian pada anak.
mendapat kontrol dan tuntutan berperilaku Contoh khususnya dalam ham
dewasa yang cukup, orang tua sedikit membersihkan rumah.
berinteraksi dengan anak dan kurang
dukungan (support). 3. Terhadap prestasi anak
Menurut Gunarsa (1995) dorongan
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa berprestasi yang berhubungan erat dengan
anak yang mudah menyesuaikan diri (well aspek kepribadian perlu dibina sejak lahir
adjusted child) mendapat segala sesuatu khususnya dalam keluarga. Keluarga dan
secara memadai dan anak yang belum suasana keluarga menjadi lading yang subur
dewasa (the immature child) dan anak untuk menanamkan dan mengembangkan
cemas (the anxious child) kurang memadai. dorongan berprestasi. Bagaimana cara
orang tua bertindak dan berinteraksi sebagai
Frank berpendapat bahwa keluarga
orang yang melakukan atau menerapkan
adalah agen yang penting dalam
pola asuh terhadap anak memegang peranan
memelihara, sosialisasi dan
penting dalam menanamkan dan membina
memperkenalkan anak kebudayaan
dorongan berprestasi pada anak.
masyarakatnya. Oleh karena itu,
pengalaman dalam keluarga ikut 4. Terhadap kedisiplinan anak
membentuk struktur karakter kebudayaan Ibu yang memiliki interaksi lebih
dan kepribadian anak. Peranan utama terhadap anak perlu memberikan hubungan
keluarga dalam masyarakat adalah yang akrab dengan membangun suasana
memberikan persahabatan, cinta, keamanan, keluarga yang harmonis dengan
hubungan interpersonal antarindividu dan menumbuhkan kebiasaan – kebiasaan yang
membangun pondasi bagi perkembangan positif. Salah satunya adalah kebiasaan
kepribadian anak (Havigurst, 1964:97). untuk berperilaku disiplin sesuai dengan
norma – norma yang ada di lingkungan.
2. Terhadap kemandirian anak
Misalnya, dengan pembiasaan –
Kemandirian pada anak tergantung pada
pembiasaan serta aturan yang sudah
pola asuh yang digunakan oleh orang
ditetapkan dirumah, sehingga dapat dibawa
tuanya. Didalam pola asuh, orang tua
oleh anak ketika berada di lingkungan
menggunakan interaksi kepada anak. Jika
sosialnya.
88
Nama Penulis Judul Artikel
Dodson dalam Wantah (2005: 180) (Barlow, Coren, & Stewart-Brown, 2002;
terdapat lima faktor yang dapat Moran, Ghate, & van der Merwe, 2004).
memperangaruhi disiplin anak usia dini,
salah satunya adalah sikap dan karakter Penelitian terdahulu dan teori
orang tua. Faktor ini sangat memengaruhi sangtifikasi (sanctification theory)
cara – cara orang tua khususnya ibu dalam menegaskan bahwa para ibu dan ayah yang
menanamkan disiplin kepada anaknya. memandang pengasuhan sebagai perkara
Setiap ibu mempunyai watak yang berbeda suci/sakral akan menginvestasikan lebih
– beda. Maka setiap anak juga akan banyak usaha dan lebih berkomitmen untuk
dilakukan penanaman disiplin yang berbeda menggunakan teknik – teknik yang efektif
pula oleh ibu yang memiliki pola asuh dalam memunculkan perilaku moral dari anak
otoriter, demokratis, dan permisif. – anak mereka (Mahoney dkk, 2003;
Pargament & Mahoney, 2005).
Disfungsi Interaksi Orang Tua Dan
Orang tua yang percaya bahwa mereka
Anak
memiliki kewajiban spiritual untuk bersabar
Intervensi berupa pendidikan
dan menyayangi, kemungkinan besar
pengasuhan versi pendekatan spiritual
mengungkapkan persetujuan untuk perilaku -
berpengaruh terhadap meningkatnya interaksi
perilaku yang pantas dan lebih konsisten
positif orang tua dengan anak – anak mereka.
dengan cara memberikan pujian atas perilaku
Studi Murray-Swank, Mahoney, & Pargament
– perilaku yang dikehendaki. Sebaliknya,
(2006) menemukan para orang tua yang
mereka kecil kemungkinan melakukan
memandang pengasuhan sebagai panggilan
perilaku yang mempermalukan atau
ibadah menunjukkan interaksi positif anak
mengancam anak hanya demi anak – anak
dan lebih hangat terhadap anak – anak
menampilkan perilaku yang pantas.
mereka.

Dollahite, Marks, dan Olson juga


SIMPULAN
menemukan bahwa keyakinan agama
Konsep dan pola asuh orang tua untuk
menyediakan sumber motivasi dan dukungan anaknya harus mempunyai jiwa yang bisa
yang unik bagi ayah untuk mendedikasikan merawat, membantu, mendidik, membimbing
waktu dan usaha pengasuhan. Keyakinan dan melatih anak agar menjadi anak yang
religius mampu memfasilitasi pengasuhan tumbuh kembang secara kreatif, baik dan
adaptif dan kesejahteraan pribadi bagi ibu – patuh, bisa menjadikan anak merasa
ibu yang menghadapi kesulitan (misalnya mempunyai tanggung jawab serta percaya diri
dan dapat menerima pahit manisnya kehidpan
pengasuhan tunggal, kemiskinan).
ketika dewasa kelak. Untuk orang tua agar
Temuan penelitian ini juga sejalan bisa menjadi orang tua yang positif, kreatif
dan aktif dalam tumbuh kembang anak.
dengan penelitian terdahulu yang
memperlihatkan bahwa pendidikan
pengasuhan efektif dalam membantu orang Dari sekian banyak jenis pola asuh,
yang paling penting dari pengasuhan orang
tua berkomunikasi dengan lebih baik kepada tua terhadap anaknya adalah sikap saling
anak-anaknya dan berdampak positif untuk menghormati, saling perhatian, pengertian,
perkembangan emosi dan sosial anak – anak dan memiliki kerjasama yang baik untuk
tujuan yang sama. Karena keluarga adalah
pondasi utama bagi anak. Keluarga adalah
89
Nama Penulis Judul Artikel
harta yang sangat berharga, pembelajaran Riati, I. K., Nenden, S., & Ita, R. R. (2016).
dalam keluarga merupakan pembelajaran dini Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap
bagi anak untuk mempersiapkan pembelajaran Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Infantia,
yang lainnya di lingkungan, baik itu disekolah UPI Serang, (2).
maupun di masyarakat. Pola pengasuhan
dalam keluarga sangat berpengaruh dalam Adawiah, R. (2017). Pola Asuh Orang Tua
kehidupan anak. Jagalah interaksi antara dan Implikasinya terhadap Pendidikan Anak:
orang tua dan anak. Studi pada Masyarakat Dayak di Kecamatan
Halong Kabupaten Balangan. Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan, 7(1), 33-48.
DAFTAR PUSTAKA
Pramawaty, N., & Hartati, E. (2012). Garliah, L., & Nasution, F. K. S. (2005).
Hubungan pola asuh orang tua dengan konsep Peran pola asuh orang tua dalam motivasi
diri anak usia sekolah (10-12 tahun). Jurnal berprestasi.
Keperawatan Diponegoro, 1(1), 87-92.
Sunarty, K. (2016). Hubungan Pola Asuh
Kurniawan, I. N., & Uyun, Q. (2013). Orangtua Dan Kemandirian Anak. Journal of
Penurunan stres pengasuhan orang tua dan Educational Science and Technology
disfungsi interaksi orang tua-anak melalui (EST), 2(3), 152-160.
pendidikan pengasuhan versi pendekatan
spiritual (PP-VPS). JIP (Jurnal Intervensi Jannah, H. (2012). Bentuk pola asuh orang
Psikologi, 5(1), 111-130. tua dalam menanamkan perilaku moral pada
anak usia di kecamatan ampek angkek. Jurnal
Pamungkas, H. W., Sos, S., & Si, M. (2014). Ilmiah Pesona PAUD, 1(2).
Interaksi Orang Tua Dengan Anak Dalam
Menghadapi Teknologi Komunikasi Internet. Krisnatuti, D., & Putri, H. A. (2012). Gaya
Jurnal Tesis PMIS Untan. pengasuhan orang tua, interaksi serta
kelekatan ayah-remaja, dan kepuasan
Sugito, S. (1994). Interaksi dalam keluarga ayah. Jurnal Ilmu Keluarga &
sebagai dasar pengembangan kepribadian Konsumen, 5(2), 101-109.
anak. Cakrawala Pendidikan, 85490.
Wardati, N. (2016). Pengaruh gaya
Novita, D., & Budiman, M. H. (2013). pengasuhan orang tua terhadap integritas
Pengaruh Pola Pengasuhan Orangtua Dan moral pada remaja (Doctoral dissertation,
Proses Pembelajaran Di Sekolah Terhadap University of Muhammadiyah Malang).
Tingkat Kreativitas Anak Prasekolah.
http://repository.upi.edu/12418/5/S_PEA_100
Fitriastuti, F. (2013). Pengaruh Interaksi 5816_Chapter2.pdf
Sosial dalam Keluarga dan Minat Belajar
Siswa terhadap Prestasi Belajar https://www.kompasiana.com/usfitriyah/57e7
Siswa. Oikonomia: Jurnal Pendidikan
bd19bb22bd44068b4580/konsep-dan-pola-
Ekonomi, 2(3), 27835.
pengasuhan-pada-anak-usia-dini
Vinayastri, A. (2015). Pengaruh pola asuh
(parenting) orang-tua terhadap perkembangan Suryadi, B., Soriha, E., & Rahmawati, Y.
otak anak usia dini. Jurnal Ilmiah (2018). Pengaruh Gaya Pengasuhan Orang
WIDYA, 1(1). Tua, Konsep Diri, Dan Regulasi Diri
Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa. Jurnal
Simanjuntak, M. (2017). Pengaruh Pola Asuh
Orang Tua Terhadap Pembentukan Karakter Ilmu Pendidikan, 23(2).
Anak. Semnastafis unimed, 1, 286-291.

90
Nama Penulis Judul Artikel
Lestari, S. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta :
Prenadamedia

Thalib, S. B., & Si, M. (2017). Psikologi


pendidikan berbasis analisis empiris aplikatif.
Prenada Media.

91
Nama Penulis Judul Artikel

Anda mungkin juga menyukai