Anda di halaman 1dari 13

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Elektronik Universitas Cenderawasih

Jurnal MAPENDIK–Magister Manajemen Pendidikan Uncen

POLA ASUH OTORITER ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK


PADA ANAK KELOMPOK B DI TK YPPK BINTANG KECIL ABEPURA JAYAPURA

AGUSTINUS TANDILO MAMMA


PGPAUD FKIP Universitas Cenderawasih
Corresponding Author email : agus_papua09@yahoo.com

Abstrak

Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Pola Asuh Otoriter Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial
Anak Kelompok B Di TK YPPK Bintang Kecil Abepura Jayapura. Pola asuh otoriter adalah suatu jenis bentuk
pola asuh yang menuntut agar anak patuh dan tunduk terhadap semua perintah serta aturan yang dibuat
oleh orang tua tanpa ada kebebasan untuk bertanya atau mengemukakan pendapat sendiri. Dampak pola
asuh otoriter adalah anak menjadi susah bergaul dengan anak lain akibat terlalu banyaknya perintah atau
tuntutan dari tuntutan dari orang tua mereka. Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pola asuh
otoriter orang tua terhadap perilaku sosial anak, untuk mengetahui besarnya pengaruh pola asuh otoriter
orang tua terhadap perilaku sosial anak kelompok B di TK YPPK Bintang Kecil Abepura. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana, dan
mengoperasikan perhitungan menggunakan program SPSS 21. Penelitian ini dilaksanakan di TK YPPK
Bintang kecil Abepura, dengan mengambil populasi sebanyak 120 orang, dengan mengambil sampel 32
orang menggunakan rumus slovin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: keadaan pola asuh otoriter orang
tua di TK YPPK Bintang Kecil Abepura termasuk keadaan kategori cukup baik (2,7), perilaku sosial berada
pada kategori cukup baik (2,8), terhadap pengaruh signifikan, pengaruh pola asuh otoriter oran tua
terhadap perilaku sosial anak dengan koefisien determinasi 0,897 atau 89,7%. Kesimpulan penelitian ini
adalah terbukti ada pengaruh yang signifikan antara pola asuh otoriter terhadap perilaku sosial anak
kelompok B di TK YPPK Bintang Kecil Abepura.

Kata Kunci: Pola Asuh Otoriter Orang Tua, Perilaku Sosial Anak

A. Pendahuluan tua dikatakan pendidik pertama karena dari


Keluarga merupakan lembaga merekalah anak mendapatkan pendidikan
pertama dalam kehidupan anak, tempat ia untuk pertama kalinya. Dan dikatakan
belajar sebagai makhluk sosial. Dalam pendidik utama karena pendidikan dari
keluarga umumnya anak ada interaksi yang orang tua menjadi dasar perkembangan dan
intim dengan orang tuanya. Keluarga kehidupan anak dikemudianhari. Oleh
memberikan dasar pembentukan tingkah karena itu dibutuhkan pola asuh yang tepat
laku, watak, moral dan pendidikan anak. agar anak tumbuh berkembang optimal.
Orang tua merupakan pendidik utama Anak lahir dalam pemeliharaan orang
dan pertama bagi anak-anak mereka, karena tua dan dibesarkan dalam keluarga. Orang
merekalah pertama kali mendapatkan tua bertugas sebagai pengasuh,
pendidikan.Bentuk pertama dari pendidikan pembimbing, pemelihara dan sebagai
terdapat dalam kehidupan keluarga. Orang pendidik terhadap anak-anaknya.Setiap

Agustinus Tandilo Mamma Vol. 04. No. 02 Oktober 2017 107


ISSN 2580 – 6718 (print)
Jurnal MAPENDIK–Magister Manajemen Pendidikan Uncen

orang tua pasti menginginkan anak-anaknya dan menyakitkan bagi anak. Ada tiga pola
menjadi manusia yang pandai, cerdas dan asuh dalam mendidik anak yaitu, pola asuh
berakhlak. Akan tetapi jika anak otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh
diperlakukan secara otoriter anak tersebut permisif.
akan merasa terkekang, merasa dibatasi Pola asuh otoriter adalah suatu jenis
kebebasannya, bahkan ada yang merasa bentuk pola asuh yang menuntut agar anak
tidak disayangi orang tuanya. Sikap orang patuh dan tunduk terhadap semua perintah
tua yang otoriter seperti ini yang dapat serta aturan yang dibuat oleh orang tua
mempengaruhi sikap, cara berpikir bahkan tanpa ada kebebasan untuk bertanya atau
kecerdasan mereka. mengemukakan pendapat sendiri.
Pola asuh merupakan sikap orang tua (Yunuarita, 2014:87)
dalam berinteraksi, membimbing, membina Dampak pola asuh otoriter adalah
dan mendidik anak-anaknya dalam anak menjadi susah bergaul dengan anak
kehidupan sehari-hari dengan harapan lain akibat terlalu banyaknya perintah atau
menjadikan anak yang sukses dalam tuntutan dari tuntutan dari orang tua
menjalani kehidupan.Interaksi ini mereka.
memungkinkan orang untuk melindungi, Hurlock menjelaskan bahwa
mendisiplinkan, mengekspresikan sikap- penerapan pola asuh otoriter sebagai disiplin
sikap atau perilaku, nilai-nilai, minat dan orang tua secara otoriter yang bersifat
harapan-harapan sehingga memungkinkan disiplin. Dalam disiplin yang otoriter orang
anak untuk mencapai tugas-tugas tua menetapkan bahwa iya harus memenuhi
perkembangannya. peraturan tersebut. Anak tidak diberi
Pola asuh orang tua adalah suatu penjelasan mengapa harus patuh dan tidak
metode disiplin yang diterapkan orang tua diberi kesempatan mengemukakan
terhadap anak. Metode disiplin itu meliputi pendapat meskipun peraturan yang
dua konsep yaitu konsep positif dan konsep ditetapkan tidak masuk akal (dalam Nurmala
negatif. Dari konsep positif dijelaskan bahwa Aliu, dkk, 2015:3)
disiplin berarti pendidikan dan bimbingan Dampak pola asuh otoriter adalah
yang lebih menekankan pada disiplin diri dan anak menjadi susah bergaul dengan anak
pengendalian diri. Sedangkan konsep negatif lain akibat terlalu banyaknya perintah atau
dijelaskan bahwa disiplin dalam diri berarti tuntutan dari tuntutan dari orang tua
pengendalian dengan kekuatan dari luar diri, mereka. Anak-anak dalam usia 6-12 tahun
hal ini merupakan suatu bentuk masih senang dengan bermain serta
pengekangan melalui cara yang tidak disukai menemukan hal-hal baru. Mereka akan

Agustinus Tandilo Mamma Vol. 04. No. 02 Oktober 2017 108


ISSN 2580 – 6718 (print)
Jurnal MAPENDIK–Magister Manajemen Pendidikan Uncen

mencoba melakukan pekerjaan rumah tipe pengasuhan yang ditetapkan oleh orang
tangga, bermain setiap olah raga, membaca- tua.Santrock (dalam Nurmala Aliu, Dkk,
baca buku, dan mencari tahu tentang 2015:7) mengemukakan bahwa anak-anak
apapun yang mereka temukan. Namun, hal dari orang tua otoriter sering tidak bahagia,
tersebut banyak yang dirasakan oleh anak- takut dan ingin membandingkan dirinya
anaknya karena orang tua yang banyak dengan orang lain, gagal untuk memulai
memaksa anaknya untuk melakukan setiap aktivitas dan memiliki komunikasi yang
perintah yang ia katakan. Mereka tidak lemah, berprilaku agresif.
segan-segan untuk menghukum anaknya jika Berdasarkan latar belakang di atas
tidak menjalani setiap perintahnya. Masih maka penulis tertarik melakukan penelitian
banyak orang tua yang salah dalam dengan judul “Pengaruh Pola Asuh Otoriter
mengasuh anaknya, mereka lebih cenderung Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial Anak”.
otoriter terhadap anaknya tanpa
memberikan kehangatan. Orang tua B. Tujuan penelitian
menggunakan kontrol, kekuasaan dan Adapun tujuan penelitian yang
peraturan-peraturan yang dibuat serta dilakukan yaitu untuk mengetahui :
memaksa anaknya untuk menuruti semua 1. Deskripsi pola asuh otoriter orang tua
yang di katakan (dalam Nurmala Aliu, pada anak kelompok B di TK YPPK
Dkk,2015). Bintang Kecil Abepura.
Chanderin saputra (dalam Nurmala 2. Deskripsi perilaku sosial anak pada anak
Aliu, Dkk, 2015:4), mengemukakan bahwa kelompok B di TK YPPK Bintang Kecil
apabila cara orang tua mendidik anaknya di Abepura.
rumah dengan baik, maka di sekolah atau di 3. Deskrisi tanggapan orang tua mengenai
lingkungan masyarakat anak itupun akan pola asuh otoriter anak kelompok B di Tk
berprilaku baik. Tetapi sebaliknya, apabila YPPK Bintang Kecil Abepura.
cara orang tua mendidik anaknya di rumah 4. Deskripsi tanggapan responden
dengan kurang baik seperti lebih banyak mengenai kuesioner perilaku sosial anak
santai, bermain, dimanjakan, maka di kelompok B di TK YPPK Bintang Kecil
sekolah atau di lingkungan masyarakat yang Abepura.
kondisinya berbeda di lingkungan 5. Pengaruh pola asuh otoriter orang tua
keluarganya maka anak tersebut akan terhadap perilaku sosial anak pada anak
menjadinakal, dan kurang sopan. kelompok B di TK YPPK Bintang Kecil
Hubungan orang tua dengan anak Abepura
menjadi aspek yang sangat penting melalui

Agustinus Tandilo Mamma Vol. 04. No. 02 Oktober 2017 109


ISSN 2580 – 6718 (print)
Jurnal MAPENDIK–Magister Manajemen Pendidikan Uncen

C. Metode Penelitian pengolahan data dilakukan menggunakan


Dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 21.
penekatan penelitian kuantitatif jenis
peneltian statistik deskriptif. Statistik D. Hasil Penelitian
deskriptif merupakan statistik yang Dari hasil penelitian dan pengolahan
berkenaan dengan bagaiman cara data dengan SPSS 21 di dapati hasil sebagai
mendiskripsikan, menggambarkan, berikut.
menjabarkan, atau menguraikan data agar 1. Pola asuh otoriter orang tua pada anak
muda dipahami (Siregar, 2017:15). Jenis kelompok B di TK YPPK Bintang Kecil
pendekatan yang digunakan dalam Abepura
penelitian ini adalah jenis pendekatan Berdasarkan dari jawaban responden
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif mengenai perilaku sosial anak berada pada
mementingkan adanya variabel-variabel kategori cukup baik (2.7). Hal ini
sebagai objek penelitian, dan variabel- menunjukkan bahwa responden
variabel tersebut harus didefinisikan dalam memberikan jawaban yang cukup baik
dalam bentuk operasionalisasi dari terhadap pola asuh otoriter orang tua pada
masingmasing variabel. H.R Partino anak kelompok B di TK YPPK Bintang Kecil
(2007:129), menjelaskan bahwa analisis data Abepura.
dapat dibedakan ke dalam dua cara, “analisis Seperti yang kita ketahui bahwa pola
kualititaf dan analisis kuantitatif”. Teknik asuh otoriter orang tua merupakan suatu
kuantitatif atau disebut juga analisis statistic. jenis bentuk pola asuh yang menuntut agar
Sebelum data semuanya dihimpun, peneliti anak patuh dan tunduk terhadap semua
juga melakukan uji coba validasi dan perintah serta aturan yang dibuat oleh orang
reabilitas dari alat pengumpul data terlebih tua tanpa ada kebebasan untuk bertanya
dahulu. atau mengemukakan pendapat sendiri,
Disamping itu peneliti juga (dalam Franc. Andri, 2014:47).
menggunakan uji regresi untuk mengetahui 2. Perilaku sosial anak pada anak
pengaruh variabel pola asuh otoriter orang kelompok B di TK YPPK Bintang Kecil
tua (Variabel X) dan perilaku sosial anak Abepura
kelompok B (Variabel Y). Instrumen yang Berdasarkan paparan dari responden
digunakan dalam penelitian ini adalah mengenai perilaku sosial anak pada anak
instrumen angket (kuisioner). Untuk kelompok B di TK YPPK Bintang Kecil
mengujinya penulis menggunakan teknik Abepura berada pada kategori cukup baik
(2.8). Hal ini menunjukkan bahwa responden

Agustinus Tandilo Mamma Vol. 04. No. 02 Oktober 2017 110


ISSN 2580 – 6718 (print)
Jurnal MAPENDIK–Magister Manajemen Pendidikan Uncen

memberikan nilai yang sesuai terhadap kehendak, karena merasa lebih mengetahui
perilaku sosial anak. mana yang terbaik untuk anaknya tanpa
3. Tanggapan orang tua mengenai pola merundingkan terlebih dahulu. Berada pada
asuh otoriter anak kelompok B di Tk kategori cukup baik dengan nilai rata-rata
YPPK Bintang Kecil Abepura 2,9.
a. Jika anak melakukan kesalahan orang e. Anak Bapak/Ibu sering melanggar
tua menganggap wajar karena anak-anak aturan-aturan yang sudah dibuat
dianggap tidak mengerti apa-apa Berdasarkan jawaban dari responden
Berdasarkan jawaban dari responden mengenai Anak Bapak/Ibu sering melanggar
mengenai Jika anak melakukan kesalahan aturan-aturan yang sudah dibuat. Berada
orang tua menganggap wajar karena anak- pada kategori cukup baik dengan nilai rata-
anak dianggap tidak mengerti apa-apa. rata 2,9.
Berada pada kategori cukup baik dengan f. Orang tua sering menganggap semua
nilai rata-rata 2,9 keputusan tentang anak berada ditangan
b. Orang tua sering mendengarkan keluh orang tua
kesah anak Berdasarkan jawaban dari responden
Berdasarkan jawaban dari responden mengenai Orang tua sering menganggap
mengenai Orang tua sering mendengarkan semua keputusan tentang anak berada
keluh kesa anak. Berada pada kategori cukup ditangan orang tua. Berada pada kategori
baik dengan nilai rata-rata 3,1 cukup baik dengan nilai rata-rata 2,8.
c. Memberikan disiplin ketat pada jam g. Orang tua tidak suka mendengar
belajar anak sangat baik masalah yang terjadi pada anak karena
Berdasarkan jawaban dari responden merasa anak tidak mengerti apa-apa
mengenai memberikan disiplin ketat pada Berdasarkan jawaban dari responden
jam belajar anak sangat baik. Berada pada mengenai Orang tua tidak suka mendengar
kategori cukup baik dengan nilai rata-rata masalah yang terjadi pada anak karena
2,10 merasa anak tidak mengerti apa-apa. Berada
d. Orang tua sering memaksakan pada kategori cukup baik dengan nilai rata-
kehendak, karena merasa lebih rata 2,9.
mengetahui mana yang terbaik untuk g. Orang tua mengharuskan anak belajar
anaknya tanpa merundingkan terlebih setiap hari meski anak tidak
dahulu menginginkannya
Berdasarkan jawaban dari responden Berdasarkan jawaban dari responden
mengenai Orang tua sering memaksakan mengenai Orang tua mengharuskan anak

Agustinus Tandilo Mamma Vol. 04. No. 02 Oktober 2017 111


ISSN 2580 – 6718 (print)
Jurnal MAPENDIK–Magister Manajemen Pendidikan Uncen

belajar setiap hari meski anak tidak berkehendak sesuka hati, Berada pada
menginginkannya. Berada pada kategori kategori cukup baik dengan nilai rata-rata
cukup baik dengan nilai rata-rata 2,8 2,8.
h. Orang tua mengkritik anak supaya dia l. Memarahi anak bahkan memukul anak
memperbaiki tingkah lakunya sesuai adalah hal yang wajar dilakukan orang
dengan keinginan orang tua tua jika melakukan kesalahan
Berdasarkan jawaban dari responden Berdasarkan jawaban dari responden
mengenai Orang tua mengkritik anak mengenai Memarahi anak bahkan memukul
supaya dia memperbaiki tingkah lakunya anak adalah hal yang wajar dilakukan orang
sesuai dengan keinginan orang tua, Berada tua jika melakukan kesalahan. Berada pada
pada kategori cukup baik dengan nilai rata- kategori cukup baik dengan nilai rata-rata
rata 3,0. 2,7.
i. Orang tua sering menghukum anak jika m. Orang tua seharusnya memberikan
anak melanggar aturan yang sudah kesempatan kepada anak untuk
dibuat bercerita tentang masalahnya dan
Berdasarkan jawaban dari responden memberikan solusi
mengenai Orang tua sering menghukum Berdasarkan jawaban dari responden
anak jika anak melanggar aturan yang sudah mengenai Orang tua seharusnya
dibuat. Berada pada kategori cukup baik memberikan kesempatan kepada anak untuk
dengan nilai rata-rata 2,7. bercerita tentang masalahnya dan
j. Jika anak melakukan kesalahan, orang memberikan solusi. Berada pada kategori
tua tindak menegur karena dianggap cukup baik dengan nilai rata-rata 3,3.
masih anak-anak n. Anak tidak boleh tidur sebelum belajar
Berdasarkan jawaban dari responden Berdasarkan jawaban dari responden
jika anak melakukan kesalahan, orang tua mengenai Anak tidak boleh tidur sebelum
tindak menegur karena dianggap masih belajar. Berada pada kategori cukup baik
anak-anak. Berada pada kategori cukup baik dengan nilai rata-rata 3,1.
dengan nilai rata-rata 2,9. o. Anak tidak boleh bermain di luar rumah
k. Jika anak ingin bermain ke rumah tanpa sepengetahuan orang tua
temannya orang tua membiarkan anak Berdasarkan jawaban dari responden
berkehendak sesuka hati mengenai Anak tidak boleh bermain di luar
Berdasarkan jawaban dari responden rumah tanpa sepengetahuan orang tua.
mengenai Jika anak ingin bermain ke rumah Berada pada kategori cukup baik dengan
temannya orang tua membiarkan anak nilai rata-rata 2,7

Agustinus Tandilo Mamma Vol. 04. No. 02 Oktober 2017 112


ISSN 2580 – 6718 (print)
Jurnal MAPENDIK–Magister Manajemen Pendidikan Uncen

4. Tanggapan responden mengenai Berdasarkan jawaban dari responden


kuesioner perilaku sosial anak mengenai Orang tua melihat anak lebih
a. Anak Bapak/Ibu sering menolak banyak bermain sendiri dari pada bermain
melakukan hal baru dengan temannya. Berada pada kategori
Berdasarkan jawaban dari responden cukup baik dengan nilai rata-rata 2,8.
mengenai Anak Bapak/Ibu sering menolak f. Anak Bapak/Ibu lebih banyak
melakukan hal baru. Berada pada kategori mengurung diri di rumah dari pada
cukup baik dengan nilai rata-rata 2,9. keluar
b. Anak Bapak/Ibu kurang percaya diri saat Berdasarkan jawaban dari responden
berinteraksi dengan orang lain mengenai Anak Bapak/Ibu lebih banyak
Berdasarkan jawaban dari responden mengurung diri di rumah dari pada keluar.
mengenai Anak Bapak/Ibu kurang percaya Berada pada kategori cukup baik dengan
diri saat berinteraksi dengan orang lain. nilai rata-rata 2,9.
Berada pada kategori cukup baik dengan g. Anak Bapak/Ibu tidak suka berbicara
nilai rata-rata 2,8. ketika ada masalah
c. Anak Bapak/Ibu jarang menceritakan Berdasarkan jawaban dari responden
kegiatan yang dilakukannya mengenai Anak Bapak/Ibu tidak suka
Berdasarkan jawaban dari responden berbicara ketika ada masalah. Berada pada
mengenai Anak Bapak/Ibu jarang kategori cukup baik dengan nilai rata-rata
menceritakan kegiatan yang dilakukannya 2,7.
Berada pada kategori cukup baik dengan h. Anak Bapak/Ibu sulit berinteraksi
nilai rata-rata 2,8. dengan orang lain
d. Anak Bapak/Ibu sering melakukan Berdasarkan jawaban dari responden
kegiatan hanya dengan teman dekatnya mengenai Anak Bapak/Ibu sulit berinteraksi
saja dengan orang lain. Berada pada kategori
Berdasarkan jawaban dari responden cukup baik dengan nilai rata-rata 2,7.
mengenai Anak Bapak/Ibu sering melakukan i. Anak Bapak/Ibu merasa tertekan
kegiatan hanya dengan teman dekatnya saja. berada di lingkungan baru
Berada pada kategori cukup baik dengan Berdasarkan jawaban dari responden
nilai rata-rata 3,3. mengenai Anak Bapak/Ibu merasa tertekan
e. Orang tua melihat anak lebih banyak berada di lingkungan baru. Berada pada
bermain sendiri dari pada bermain kategori cukup baik dengan nilai rata-rata
dengan temannya 3,3.

Agustinus Tandilo Mamma Vol. 04. No. 02 Oktober 2017 113


ISSN 2580 – 6718 (print)
Jurnal MAPENDIK–Magister Manajemen Pendidikan Uncen

j. Orang tua sering mengajak anak untuk ruang yang cukup untuk anak berinteraksi
mau belajar berinteraksi dengan orang dengan teman sebayanya. Berada pada
lain kategori cukup baik dengan nilai rata-rata
Berdasarkan jawaban dari responden 2,9.
mengenai Orang tua sering mengajak anak o. Anak Bapak/Ibu lebih senang
untuk mau belajar berinteraksi dengan orang menyendiri
lain. Berada pada kategori cukup baik Berdasarkan jawaban dari responden
dengan nilai rata-rata 2,7. mengenai Anak Bapak/Ibu lebih senang
k. Anak Bapak/Ibu cenderung minder menyendiri. Berada pada kategori cukup
dengan teman sebaya baik dengan nilai rata-rata 2,8.
Berdasarkan jawaban dari responden p. Anak Bapak/Ibu cenderung sulit
mengenai Anak Bapak/Ibu cenderung berkomunikasi dengan teman sebaya
minder dengan teman sebaya. Berada pada Berdasarkan jawaban dari responden
kategori cukup baik dengan nilai rata-rata mengenai Anak Bapak/Ibu cenderung sulit
2,7. berkomunikasi dengan teman sebaya.
l. Anak Bapak/Ibu kurang nyaman berada Berada pada kategori cukup baik dengan
dalam keramaian nilai rata-rata 2,7.
Berdasarkan jawaban dari responden q. Anak Bapak/Ibu sering berkelahi dengan
mengenai Anak Bapak/Ibu kurang nyaman temannya
berada dalam keramaian. Berada pada Berdasarkan jawaban dari responden
kategori cukup baik dengan nilai rata-rata mengenai Anak Bapak/Ibu sering berkelahi
2,8. dengan temannya. Berada pada kategori
m. Anak Bapak/Ibu cenderung melamun cukup baik dengan nilai rata-rata 2,6
tanpa alasan 5. Pengaruh pola asuh otoriter orang tua
Berdasarkan jawaban dari responden terhadap perilaku sosial anak pada anak
mengenai Anak Bapak/Ibu cenderung kelompok B di TK YPPK Bintang Kecil
melamun tanpa alasan. Berada pada Abepura
kategori cukup baik dengan nilai rata-rata Berdasarkan hasil analisis data yang
2,7. telah dilakukan menunjukkan bahwa
n. Orang tua sering memberikan ruang terdapat pengaruh signifikan antara pola
yang cukup untuk anak berinteraksi asuh otoriter terhadap perilaku sosial anak
dengan teman sebayanya kelompok B di TK YPPK Bintang Kecil
Berdasarkan jawaban dari responden Abepura. Pernyataan ini dibuktikan dengan
mengenai Orang tua sering memberikan hasil perhitungan uji t yang menghasilkan t

Agustinus Tandilo Mamma Vol. 04. No. 02 Oktober 2017 114


ISSN 2580 – 6718 (print)
Jurnal MAPENDIK–Magister Manajemen Pendidikan Uncen

hitung sebesar 2,178 dan signifikan 0,037. patuh dan tidak diberi kesempatan
Besarnya pengaruh yang dapat dilihat dari R mengemukakan pendapat meskipun
Square sebesar 89,7% dan 10,3 dipengaruhi peraturan yang ditetapkan tidak masuk akal.
oleh faktor lain dari X. Persamaan regresi Y= Hubungan orang tua dengan anak
4,632+0,839X. menjadi aspek yang sangat penting melalui
tipe pengasuhan yang diterapkan oleh orang
E. Pembahasan Hasil Penelitian tua. Santrock (2011) mengemukakan bahwa
1. Deskripsi Pola asuh otoriter orang tua anak-anak dari orang tua otoriter sering
dan perilaku sosial anak pada kelompok tidak bahagia, takut dan ingin
B di TK YPPK Bintang Kecil Abepura. membandingkan dirinya dengan orang lain,
Pola asuh orang tua merupakan salah gagal untuk memulai aktivitas dan memiliki
satu indikasi bagi anak dalam mengontrol komunikasi yang lemah, berperilaku agresif.
perilakunya di dalam kehidupan Yusuf (2006) menjelaskan bahwa sikap
bermasyarakat. Orang tua memiliki otoriter orang tua akan berpengaruh pada
pengaruh yang sangat besar dalam profil perilaku anak. Perilaku anak yang
membentuk perilaku anak. Tiga bentuk pola mendapatkan pengasuhan otoriter
asuh Kohn Mengklasifikasikan tiga bentuk cenderung bersikap mudah tersinggung,
pola asuh yang digunakan orang tua dalam penakut, pemurung, tidak bahagia, mudah
menanamkan nilai-nilai dan norma pada terpengaruh, mudah stress, tidak
anak antara lain otoriter, demokratis dan mempunyai arah masa depan yang jelas dan
permisif (dalam Kastutik, 2013:2). tidak bersahabat. Perlakuan Rejection
Menurut Santrock (2011) pola asuh (penolakan) dengan bersikap masa bodoh,
otoriter adalah gaya membatasi dan menerapkan aturan kaku, kurang
menghukum ketika orang tua memaksa memperhatikan kesejahteraan anak,
anak-anak untuk mengikuti arahan mereka mendominasi anak maka akan berakibat
dan menghormati pekerjaan serta upaya anak menjadi agresif (mudah marah, tidak
mereka. Hurlock (1980) menjelaskan bahwa patuh, keras kepala), submissive (mudah
penerapan pola asuh otoriter sebagai disiplin tersinggung, pemalu, penakut, suka
orang tua secara otoriter yang bersifat mengasingkan diri), sulit bergaul, pendiam
disiplin tradisional. Dalam disiplin yang dan sadis. Peraturan yang kaku dan memberi
otoriter orang tua menetapkan peraturan- hukuman berakibat pada profil anak yang
peraturan dan memberitahukan anak bahwa impulsif (selalu menuruti kata hati), tidak
ia harus mematuhi peraturan tersebut. Anak dapat mengambil keputusan, sikap
tidak diberikan penjelasan mengapa harus bermusuhan dan agresif.

Agustinus Tandilo Mamma Vol. 04. No. 02 Oktober 2017 115


ISSN 2580 – 6718 (print)
Jurnal MAPENDIK–Magister Manajemen Pendidikan Uncen

Perilaku sosial dilatarbelakangi oleh 2. Pengaruh pola asuh otoriter orang tua
sifat manusia sebagai mahluk sossial yang terhadap perilaku sosial anak pada anak
terkadang perlu saling membantu guna kelompok B di TK YPPK Bintang Kecil
memperoleh sebuah tujuan bersama. Abepura
Kerjasama dipelajari oleh sebagian anak Berdasarkan hasil analisis data yang
sampai berumur 4 tahun. Semakin banyak telah dilakukan menunjukkan bahwa
kesempatan yang akan dimiliki untuk terdapat pengaruh signifikan antara pola
melakukan sesuatu bersama-sama, semakin asuh otoriter terhadap perilaku sosial anak
cepat anak belajar melakukannya dengan kelompok B di TK YPPK Bintang Kecil
cara bekerjasama, (Hurlock 1987:262). Abepura. Pernyataan ini dibuktikan dengan
Berdasarkan pengamatan yang hasil perhitungan uji t yang menghasilkan t
dilakukan oleh peneliti menemukan bahwa hitung sebesar 2,178 dan signifikan 0,037.
sebagian anak yang mau bekerjasama dalam Besarnya pengaruh yang dapat dilihat dari R
melakukan kegiatan seperti anak mau Square sebesar 89,7% dan 10,3 dipengaruhi
mengerjakan tugas bersama-sama, anak oleh faktor lain dari X. Persamaan regresi Y=
mau membersihkan kelas maupun luar kelas, 4,632+0,839X.
dalam kegiatan bermain pada saat jam Dari hasil analisis tersebut di dapati
istrahat anak-anak bermain bersama secara bahwa perilaku otoriter orang tua
bergantian. Selain anak yang bermain diluar berpengaruh secara signifakan terhadap
kelas ada pula yang bermain di dalam kelas perilaku sosial anak pada kelompok B TK
setelah jam istrahat selesai tanpa YPPK Bintang kecil Abepura . Teori pola asuh
diperintahkan guru anak-anak merapikan menurut Hurlock (1996:111), gaya
mainannya. pengasuhan secara otortiter cenderung
Namun tidak sama anak dari jumlah menetapkan standar yang mutlak harus
20 orang tersebut mau bersama-sama dituruti, biasanya dengan
dengan temannya, ada beberapa anak yang ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini
tidak mau bermain bersama dengan semua cenderung memaksa, memerintah, dan
teman-temannya, anak tersebut hanya mau menghukum. Gaya pengasuhan demokrasi
bermain dengan satu anak saja yang merupakan orang tua dengan pola
memang dekat dengannya. Selain itu ada asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari
pula anak yang mau melakukan sesuatu tindakannya pada rasio atau pemikiran-
harus dengan perintah guru misalnya mau pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap
membersihkan kelas jika guru menyuruhnya. realistis terhadap kemampuan anak,
tidak berharap yang berlebihan yang

Agustinus Tandilo Mamma Vol. 04. No. 02 Oktober 2017 116


ISSN 2580 – 6718 (print)
Jurnal MAPENDIK–Magister Manajemen Pendidikan Uncen

melampaui kemampuan anak. Orang tua semata-mata karena ketakutan pada


tipe ini juga memberikan kebebasan kepada orangtuanya.
anak untuk memilih dan melakukan suatu Untuk itu orang tua harus pandai-
tindakan, dan pendekatannya kepada anak pandai dalam mendidik anak usia dini,
bersifat hangat. jangan sampai pemaksaan dan pemberian
Dalam pelaksanaannya pola asuh hukuman pada pola asuh otoriter
otoriter memiliki kelebihan dan juga memberikan dampak negatif dalam
kekurangan. Pola asuh satu ini menekankan perkembangan psikologi anak usia dini.
pada disiplin dan kepatuhan anak terhadap
orangtua. Gaya satu ini lebih banyak F. Kesimpulan
menerapkan aturan-aturan yang ketat dan Berdasarkan hasil pembahasan pada
kaku, serta mengedepankan hukuman ketika bagian sebelumnya dapat disimpulkan
ada aturan yang dilanggar. sebagai berikut:
Pola asuh satu ini biasanya 1. Pola asuh otoriter orang tua berada
menerapkan prinsip memberikan hukuman pada kategori cukup baik. Hal ini
ketika anak melanggar aturan. Hukuman menunjukkan bahwa responden
yang diberikan lebih bersifat aversif, bisa memberikan nilai yang cukup baik
berupa dipukul, dikurung di dalam kamar, terhada pola asuh otoriter orang tua
kekerasan, dan hukuman lain yang banyak pada anak kelompok B di TK YPPK
mengarah kepada hukuman fisik. Bintang Kecil Abepura.
Kelebihan pola asuh otoriter antara 2. Pola perilaku sosial anak berada pada
lain, anak cenderung patuh terhadap aturan, kategori cukup baik. Hal ini
lebih kecil kemungkinan bagi anak menunjukkan bahwa responden
untuk membangkang pada orangtua, disiplin memberikan nilai yang positif terhadap
pada anak meningkat, serta pola hidup anak perilaku sosial anak pada anak kelompok
cenderung tersusun dan terjadwal. B di TK YPPK Bintang Kecil Abepura.
Di sisi lain, kekurangan pola asuh Penelitian ini membuktikan bahwa
otoriter antara lain kemungkinan anak variabel pola asuh otoriter orang tua
berbuat kekerasan di luar lingkungan terhadap perilaku sosial anak.
keluarga meningkat, kemudian anak merasa
takut terhadap figur orangtua, serta anak G. Saran-saran
tumbuh menjadi individu yang rigid dan Berdasarkan kesimpulan yang telah
kaku. Kalaupun ia menurut, bisa jadi muncul diuraikan di atas, maka dapat disarankan
hal-hal berikut:

Agustinus Tandilo Mamma Vol. 04. No. 02 Oktober 2017 117


ISSN 2580 – 6718 (print)
Jurnal MAPENDIK–Magister Manajemen Pendidikan Uncen

1. Bagi orang tua Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Diharapkan dari hasil penelitian ini
Jakarta: PT Rineka Cipta.
orang tua dapat memahami betapa
Dariyo Agoes. 2014. Psikologi Perkembangan
pentingnya pola asuh dalam keluarga dalam
Remaja. Bojongkerta :Ghalia
membangun perilaku sosial anak yang baik. Indonesia. Cetakan pertama: April
2014.
Sebaiknya orang tua menyesuaikan pola
asuh yang diterapkan dalam keluarga Danar Santi. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini
(Antara Teori dan Praktik).
dengan menerapkan pola asuh demokratis
dalam membangun perilaku sosial anak Hurloc B. Elizabeth. 1978. Perkembangan
Anak. Gelora Aksara Pratama.
dengan baik.
Erlangga.
2. Bagi sekolah
Mulyani Novi, 2016. Dasar-Dasar Pendidikan
Hendaknya para guru dan terutama
Anak Usia Dini. Yogyakarta:
guru kelas dapat membimbing dan kalimedia.Cetakan, 1. 2016.
merangkul anak agar terbiasa melakukan
Mataputun Yulius. 2013. pendidikan anak
kegiatan bersama-sama secara baik, agar dalam keluarga. Jayapura:FKIP.
anak yang tergolong kedalam pola asuh
Martinus Yamin. dkk, 2013. Panduan Paud
otoriter merasa nyaman (Pendidikan Anak Usia Dini).
3. Bagi peneliti selanjutnya
Partino, H.R. 2007. Metodologi Penelitian
Bagi peneliti yang berminat untuk Kuantitatif. Jogjakarta: Pustaka
Mahasiswa. Cetakan kedua 2007.
mengkaji lebih dalam tentang perilaku sosial
anak usia dini dipersilakan untuk meneliti Susanto Ahmad. 2017. Pendidikan Anak Usia
Dini (Konsep Dan Teori). Jakarta :Bumi
lebih lanjut tentang faktor-faktor lain yang
Aksara. Cetakan, 1 2017.
memberikan pengarug terhadap perilaku
Supranto.J.2001. Statistik Teori dan Aplikasi,
sosial anak usia dini di samping pola asuh
Edisi 6 Cetakan 1, Erlangga Jakarta.
yang menjadi fokus studi ini. Faktor-faktor Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
yang mepengaruhi perilaku sosial anak
Bandung: Alfabeta.
antara lain: lingkungan keluarga, sosial
............... 2012. Metode Penelitian
budaya, lingkungan masyarakat
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
kemungkinan patut dipertimbangkan untuk Bandung: Alfabeta.
diteliti lebi lanjut untuk memperkaya
Sujiono Nurani Yuliani.2009. Konsep Dasar
wawasan tentang perilaku sosial anak. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Indeks cetakan 1.

H. Daftar Pustaka Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:


PT Bumi Aksara.

Agustinus Tandilo Mamma Vol. 04. No. 02 Oktober 2017 118


ISSN 2580 – 6718 (print)
Jurnal MAPENDIK–Magister Manajemen Pendidikan Uncen

Siregar, Syofian. 2017. Statiktik Parametrik Yanuarita Andri Franc. 2014. Rahasia Otak
Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: dan Kecerdasan Anak. yogyakarta:
Bumi Aksara. Cetakan, 5 2017 Teranova Books.

Surbakti. 2012. Parenting Anak-anak. Yamin Martinis, dkk. 2013. Panduan


Jakarta: Gramedia. Cetakan 1 Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :
gaung persada Press Group. Cetakan,
1 2013

Agustinus Tandilo Mamma Vol. 04. No. 02 Oktober 2017 119


ISSN 2580 – 6718 (print)

Anda mungkin juga menyukai