Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NOPA

NIM : F1221221017

HARI/ TANGGAL : KAMIS/06,OKTOBER 2022

PRODI : PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

UJIAN TENGAH SEMESTER PENGANTAR ILMU SOSIAL

KEBERHASILAN MEMBENTUK KARAKTER ANAK TERGANTUNG POLA ASUH IBU

Usia dini merupakan masa dimana seseorang anak senang bermain untuk menumbuhkan daya
kreativitasnya. Namun akhir-akhir ini seseorang anak cenderung lebih mengenal gadged dari pada
bermain dengan teman sebayanya. Dalam hal ini orang tua memerlukan pola asuh yang tepat untuk
anaknya. Misalnya menggunakan pola asuh demokrasi yang dapat menimbulkan kreativitas anak
namun tetap dalam pengawasan orang tua. Anak yang sehat adalah anak yang tumbuh dan
berkembang dengan baik sehingga menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dimasa yang
akan datng. Untuk mendukung tumbuh kembang anak diperlukan beberapa kondisi yaitu keturunan,
perilaku ibu atau pola asuh ibu terhadap anak dan pengaruh lingkungan.
Pola asuh ibu ini berdampak besar terhdap perkembangan anak serta berpengaruh dalam
pembentukan karakter anak. Yang di mana dibahas dalam artikel yang berjudul “Selectiv Exposure
Media Sosial Pada Ibu Dan Perilaku Anak Anti Sosial Anak” bahwasannya terbentuknya karakter
anak yang anti sosial di karenakan pola asuh ibu yang kurang dan kurangnya interaksi ibu dan anak.
Penelitian dari artikel ini menunjukkan bahwa pengaruh selective exposure media sosial pada ibu
terhadap perilaku antisosial anak. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
kuat antara keduanya. Bahwa kecenderungan terpaan media sosial yang tinggi pada ibu dapat
menimbulkan perilaku anti sosial pada anak. Ibu menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini,
dikarenakan hingga saat ini di Indonesia ibu memegang kendali atas urusan pengasuhan terhadap
anak. Tumbuh kembang mental dan tubuh anak bergantung dari pola asuh yang diberikan ibu
kepada anaknya. Intervensi media sosial yang saat ini masuk dalam kehidupan ibu menjadikan faktor
pengaruh yang dapat mengubah kebiasaan pola asuh ibu. Waktu untuk mencurahkan perhatian yang
dimiliki oleh ibu menjadi berkurang, terlebih bagi ibu yang memiliki pekerjaan di luar rumah dan
harus berpisah secara fisik dari anaknya. Dari penelitian ini sebagian besar telah dijelaskan bahwa
ibu rumah tangga menjadi responden dalam penelitian ini. Meskipun mereka secara jarak dekat,
namun interaksi dan komunikasi jarang dilakukan. Hal ini di sebabkan, ibu lebih banyak
menggunakan waktunya untuk berinteraksi dengan media sosial.
Dibuktikan juga di dalam artikel yang berjudul “Pengaruh Pola asuh Ibu Terhadap Kecerdasan
Sosial Anak Usia Dini Di TK Kenanga Kabupaten Bandung Barat” bahwa berdasarkan hasil penelitian
di lapangan, pengaruh dari pola asuh yang diterapkan oleh ibu terhadap anaknya sangat
berpengaruh terhadap kecerdasan sosial dan emosional, hal ini terlihat dari hasil observasi di TK
Kenanga Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan hasil observasi terhadap 5 (lima) anak usia dini
terlihat bahwa sosial emosional anak sering berubah, terlihat ketika tiba di sekolah. Emosi yang
muncul adalah cemberut, menangis, bahkan ingin pulang kembali ke rumah. Dari hasil wawancara
peneliti terhadap 5 (lima) responden, dari 5 (lima) responden memberikan penjelasan peneliti
menemukan jawaban bahwa ibu telah menunjukkan pola asuh yang baik terhadap anak. Namun
perubahan sosial anak yang terjadi sesampainya disekolah disebabkan oleh dampak pola asuh ibu
yang membiasakan keinginan anak yang selalu dituruti. Sehingga sewaktu ibu tidak dapat memenuhi
keinginan anak, maka terjadilah perubahan emosi dan sosial yang menyebabkan anak tidak ingin ke
sekolah.
Dapat kita lihat juga di artikel yang berjudul “Pentingnya Kelekatan Orang Tua Dalam Internal
Working Model Untuk Pembentukan Karakter Anak” hasilnya membuktikan bahwa Hubungan anak
dengan orang tua merupakan sumber emosional dan kognitif bagi anak. Hubungan tersebut
memberi kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi lingkungan maupun kehidupan sosial.
Hubungan anak pada masa-masa awal dapat menjadi model dalam hubungan-hubungan
selanjutnya. Berdasarkan kualitas hubungan anak dengan orang tua dan pengasuh, maka anak akan
mengembangkan konstruksi mental atau internal working model mengenai diri dan orang lain yang
akan menjadi mekanisme penilaian terhadap penerimaan lingkungan. Ibu sebagai pengasuh utama
anak memegang peranan penting dalam penentuan status kelekatan anak, apakah anak akan
membentuk kelekatan aman atau sebaliknya. Status kelekatan ini berhubungan dengan gangguan
kelekatan dan perkembangan anak di masa selanjutnya. Pengasuhan anak dalam keluarga sangat
erat hubungannya dengan tingkah laku lekat antara pengasuh ( dalam hal ini orang tua sebagai
primer dan pengasuh lainnya sebagai sekunder) dengan anak yang diasuhnya sehingga didalamnya
pengasuhannya sehari-hari sangat mengedepankan nilai-nilai positif yang dianutnya baik
berlandaskan agama, kepercayaan dan kebudayaan sehingga membekali anak mempunyai karakter
yang kuat dalam dirinya.
Dan dapat pula kita lihat juga di dalam artike yang berjudul “Kelekatan Orang Tua Untuk
Pembentukan Karakter Anak” penelitian ini menghasilkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan
kehangatan dan afeksi yang diberikan ibu pada anak akan berpengaruh pada perkembangan anak
selanjutnya. Kehangatan dan afeksi yang diberikan ibu selanjutnya disebut kualitas hubungan
orangtua dan anak. Kualitas hubungan ini jauh lebih penting dibandingkan dengan kuantitas atau
lamanya waktu yang dihabiskan ibu bersama anak. Ibu yang menghabiskan waktu lebih banyak
namun dengan perilaku yang buruk tidak akan membantu anak berkembang secara optimal.
Kelekatan inilah yang berdampak pada kelekatan pada masa-masa mendatang. Kelekatan dimulai
pada masa fase awal di tahun pertama kehidupan. Menurut Ainsworth hubungan kelekatan
berkembang melalui pengalaman bayi dengan pengasuh ditahun-tahun awal kehidupannya. Intinya
adalah kepekaan ibu dalam memberikan respon atas sinyal yang diberikan bayi, sesegera mungkin
atau menunda, respon yang diberikan tepat atau tidak.
Serta dibuktikan juga di artikel terakhir ini yang berjudul “Optimalisasi Peranan Ibu Dalam
Mendidik Karakter Anak Usia Dini Pada Zaman Now” bahwa peran Keluarga memegang sangat
penting dalam membentuk karakter anak usia dini. Hal ini sejalan dengan temuan para pakar
pendidikan bahwa kualitas interaksi antara anak dengan orang tua (khususnya ibu) dan komitmen
relijius ibu menentukan berlangsungnya transmisi norma-norma dan nilai-nilai orang tua kepada
anak. Semakin baik kualitas interaksi akan mempermudah transmisi nilai-nilai dan moral. Semuanya
menuntut perhatian ekstra dari orang tua khususnya kaum ibu yang sedari awal telah mendampingi
mereka. Di sinilah, semakin dibutuhkan kesadaran baru akan parenting (pengasuhan) dengan teknik-
teknik yang
baru untuk merespon tantangan baru di era merebaknya teknologi informasi dan perubahan
zaman. Tulisan ini menggarisbawahi bahwa sejatinya peran ibu lebih utama dan dominan daripada
peran ayah. Hal ini perlu dipahami karena ibu orang yang lebih banyak menyertai anak-anaknya
sejak seorang anak itu lahir, ibulah di sampingnya bahkan dikatakan bahwa pengaruh ibu terhadap
anaknya dimulai sejak dalam kandungan. Dalam sebuah keluarga ibu sebagai figur sentral yang
dicontoh dan diteladani. Maka dari itu peran ibu sangat penting dalam keberhasilan membenuk
karakter anak.

Anda mungkin juga menyukai