Anda di halaman 1dari 11

ISSN : 2580 – 4197 (Print)

2685 – 0281 (Online)


E-mail : prodipaudumj@gmail.com

KELEKATAN ANTARA ANAK DAN ORANG TUA


DENGAN KEMAMPUAN SOSIAL
Sriyanti Rahmatunnisa
PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. KH. Ahmad Dahlan, Cireundeu-Ciputat, Kode Pos 15419

Sriyanti_rachmatunnisa@yahoo.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kelekatan antara anak
dan orang tua dengan kemampuan sosial pada anak usia dini usia 8 tahun. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian adalah
anak usia 8 tahun. Sampel penelitian sebanyak 56 anak yang dipilih secara acak (random
sampling).Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen angket. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kelekatan (X) mempunyai hubungan yang positif dengan
kemampuan sosial (Y). Kesimpulan dari penelitian ini adalah, kelekatan antara anak dengan
orang tua, memiliki peran penting terhadap kemampuan social anak. Penelitian memberikan
rekomendasi kepada orang tua agar menjalin kelekatan dengan anak sehingga dapat
menghadirkan diri di hadapan anak sebagai sosok yang dapat diteladani yang pada akhirnya
anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dimana anak berada.

Kata Kunci : Kelekatan, Kemampuan sosial, Anak Usia 8 Tahun

PENDAHULUAN menyeluruh, terintegrasi, dan


NAEYC (National Association for The berkesinambungan (Direktorat PAUD,
Education of Young Children berpendapat 2018). Upaya ini sejalan dengan ide,
bahwa anak usia dini adalah anak dalam wacana atau gagasan tentang generasi emas
rentang usia 0-8 tahun. Usia dini sebagai 2045, dimana pada tahun 2045 Indonesia
masa penting sekaligus genting dalam akan menghadapi bonus demografi yaitu
rentang kehidupan manusia. Peraturan 70% dari jumlah penduduk Indonesia
Presiden No 60 Tahun 2003 tentang merupakan usia produktif. Pemerintah
pengembangan anak usia dini holistik melalui dokumen Masterplan Percepatan
integratif menyatakan bahwa kualitas dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
sumber daya manusia untuk tumbuh Indonesia (MP3EI) yang disusun oleh
kembang optimal sangat ditentukan oleh Menko Perekonomian, mencanangkan
kualitas perkembangan selama periode usia bahwa pada tahun 2025 Indonesia
dini. Untuk dapat berkembang optimal diharapkan menjadi negara maju, mandiri,
diperlukan upaya peningkatan kesehatan, makmur, dan adil dengan pendapatan per
gizi, perawatan, pengasuhan, perlindungan, kapita sekitar USD15000 serta diharapkan
kesejahteraan, rangsangan pendidikan yang bisa menjadi kekuatan ekonomi 12 besar
dilakukan secara simultan, sistematis, dunia. Pada tahun 2045, Indonesia

DOI: dx.doi.org/10.24853/ yby.3.1.98-107


Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 3 No. 2 November 2019

diproyeksikan menjadi salah satu dari 7 mulai berkurang, karenanya tidak


kekuatan ekonomi terbesar di dunia dengan mengherankan jika banyak anak yang lari
pendapat per kapita sebesar USD 47000. dari keluarga untuk mencari jati dirinya,
Sukses tidaknya menghadapi fenomena ini, yang pada akhirnya tidak tertutup
sangat tergantung bagaimana sikap semua kemungkinan anak bersentuhan dengan hal-
pihak dalam menyiapkan generasi muda hal negatif yang membahayakan masa
Indonesia, karena Generasi emas 2045 depan mereka, juga merugikan orang lain.
adalah visi mulia yang menjadi tanggung Anak-anak yang gagal dalam
jawab seluruh elemen masyarakat. Keluarga mengembangkan kemampuan sosial, akan
yang merupakan unit terkecil dari mengalami banyak hambatan dalam
masyarakat memegang peran dan tanggung kehidupan sosialnya, akibatnya mereka
jawab sangat penting dalam menyiapkan akan tersisih secara sosial, bahkan perilaku
generasi emas ini. Melalui keluarga, anak cenderung berlawanan dengan norma-
diharapkan muncul generasi masa depan norma yang berlaku, yang jika tidak
Indonesia yang memiliki kecerdasan yang ditangani dengan serius, bisa menjadi
komprehensif, yakni kreatif, inovatif, pelaku kriminal. Pada saat ini tingkat
produktif, memiliki karakter yang baik, kriminalitas sebagai gambaran perilaku
serta memiliki kemampuan untuk antisosial, yang melibatkan anak-anak, baik
bersosialisasi. sebagai pelaku atau korban semakin tinggi.
Peran keluarga tidak hanya menyangkut Hampir setiap hari, televisi dan koran
pemenuhan segala kebutuhan yang bersifat menyajikan berita-berita mengejutkan yang
biologis saja, tapi juga kebutuhan melibatkan anak-anak dan remaja, mereka
psikologis dan sosiologis yang wujud dengan mudah menampilkan perilaku
nyatanya adalah terjalinnya kelekatan yang antisosial. Orang bisa dengan mudah
aman antara anak dengan orang tua. menghina, menganiaya, menipu, mencuri,
Pengalaman sehari-hari yang merampok, menculik, memperkosa, bahkan
menyenangkan dengan orang tua dan membunuh, seolah-olah hubungan antar
bagaimana orang tua menanamkan nilai- manusia di muka bumi ini sudah tidak
nilai dalam diri anak, menghadirkan diri memiliki sifat-sifat kemanusiaan lagi.
dihadapan anak sebagai sosok yang dapat Munculnya kasus kriminal dengan subjek
diteladani, merupakan pilar-pilar terpenting maupun objek anak-anak memang perlu
bagi pembinaan mental emosional dan mendapatkan perhatian dan kajian khusus,
mental intelektual anak. Perilaku yang baik dari orang tua, guru, para ahli, maupun
berpijak pada nilai-nilai moral akan para pengambil kebijakan, apa sebenarnya
membantu anak untuk mengembangkan yang melatarbelakangi munculnya kasus
kemampuan sosial, sehingga anak dapat kriminal tersebut dan bagaimana
menyesuaikan diri dengan aturan-aturan dinamikanya, serta bagaimana solusinya.
dan norma yang berlaku di masyarakat, Berdasarkan paparan di atas, terlihat
membangun kebiasaan untuk menjadi adanya keterkaitan tentang kelekatan antara
individu yang mandiri, membangun rasa anak dengan orang tua dengan kemampuan
percaya terhadap orang lain, menerima dan sosial anak, sehingga peneliti tertarik untuk
dapat menyesuaikan diri terhadap melakukan penelitian mengenai kelekatan
perbedaan, mengekspresikan emosi secara antara anak dengan orang tua yang
tepat dan positif, serta dapat menampilkan dikorelasikan dengan kemampuan sosial
sikap sopan, santun. anak usia 8 tahun.
Kenyataan saat ini, peran orang tua
sebagai pendidik pertama dan utama mulai IDENTIFIKASI MASALAH
terabaikan, kedekatan hubungan antara 1. Bagaimanakan kelekatan antara anak
anak dengan orang tua ada kecenderungan dengan orang tua?

98
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 3 No. 2 November 2019

2. Mengapa kemampuan sosial Berdasarkan pendapat para ahli di atas,


merupakan hal penting untuk dapat disimpulkan bahwa kelekatan (adalah
diperhatikan ? ikatan kuat yang diwarnai dengan perilaku
3. Apakah jika anak memiliki kelekatan cinta kasih yang menuntun anak untuk
positif dengan orang tua akan merasakan kesenangan ketika berinteraksi
memiliki kemampuan sosial yang juga dengan orang tua. Dimensi kelekatan:
positif ? ikatan emosional, interaksi positif antara
anak dengan orang tua, dan terpenuhi
PEMBATASAN MASALAH kebutuhan fisik dan psikososial, dengan
Kajian utama dalam penelitian ini dibatasi indikator: anak dapat secara terbuka
pada kelekatan antara anak dengan orang mengungkapkan pikiran dan perasaannya
tua dengan kemampuan sosial anak usia 8 pada orang tua, anak dapat berinteraksi dan
tahun. berkomunikasi secara baik dengan orang
tua, dan anak dapat merasakan perhatian,
RUMUSAN MASALAH kasih sayang, dan rasa aman.
Apakah ada hubungan antara kelekatan
dengan kemampuan sosial anak? Periode Kelekatan Anak Dengan Orang
Tua
KAJIAN TEORI Periode pralahir merupakan periode
Hakikat Kelekatan perkembangan pertama dalam rentang
Pengertian Kelekatan kehidupan manusia. Pada periode ini telah
Kelekatan adalah ikatan emosional terjalin kelekatan antara ibu dengan janin,
bertimbal balik antara anak dan orang tua, kelekatan disini bukan saja kelekatan secara
yang masing-masing berkontribusi terhadap biologis, tapi juga kelekatan secara
kualitas hubungan kedua pihak tersebut. psikologis, karena kondisi fisik dan psikis
Kelekatan memiliki nilai adaptif bagi anak, ibu akan berpengaruh terhadap kondisi fisik
yang memberi kepastian bahwa kebutuhan janin, bentuk temperamen dan kehidupan
fisik, psikologis dan sosial anak akan psikis bayi yang akan dilahirkan. Setelah
terpenuhi (Papalia, Olds, Feldman, 2009). bayi lahir, kelekatan tetap sangat
Kelekatan adalah ikatan interpersonal dibutuhkan agar bayi merasa diterima,
antara anak dengan orang tua yang diwarnai merasa aman dan nyaman. Kelekatan
dengan kasih sayang (Baron, Byrne, 2009). pertama dan utama setelah bayi lahir adalah
Kelekatan adalah ikatan kasih sayang yang dengan inisiasi dini, yaitu kegiatan awal
kuat antara anak dengan orang tua, yang menyusui. Selanjutnya kelekatan tetap
membuat anak dapat merasakan dijalin dengan pemberian ASI eksklusif.
kebahagiaan, ketika anak berinteraksi Untuk menjamin pemberian ASI ekslusif,
dengan orang tua (Berk, 2007). Kelekatan pemerintah memberlakukan larangan
merupakan relasi antara dua orang yang penayangan iklan susu formula di televisi
ditandai dengan perasaan kuat satu sama terhitung sejak tahun 2011, hal ini
lain dan melakukan banyak hal bersama dimaksudkan agar bayi disamping
untuk mempererat relasi itu (Santrock, mendapatkan haknya atas ASI sebagai
2002) makanan pertama dan utama, juga agar
Kelekatan adalah interaksi orang tua terjalin kelekatan yang aman antara ibu
dengan anak secara langsung yang diwarnai dengan bayi.
dengan cinta kasih dan keterlibatan kedua Berdasarkan teori Psikoseksual Freud,
pihak dalam kegiatan bersama yang manusia berkembang melewati beberapa
memungkinkan terjadinya stimulasi fase psikoseksual, salah satu fasenya adalah
kognitif, emosional dan sosial fase oral. Pada fase ini sumber kenikmatan
(Atmodiwiryo, 2008) bayi mencakup berbagai aktivitas yang

99
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 3 No. 2 November 2019

berorientasi pada mulut.pengalaman anak membuat anak bersifat sensitif dan


dipusatkan pada pengalaman oral yang juga responsif.
sebagai sumber kenikmatan. Secara natural
bayi mendapatkan kenikmatan tersebut dari Pengaruh Kelekatan Terhadap
ibu disaat bayi menghisap susu dari Kompetensi Emosional, Sosial dan
payudara ibu atau bayi mendapatkan kognitif.
stimulasi oral dari ibu. Proses ini menjadi Menurut teori kelekatan Van Ijzendoorn
penyimpanan energi libido bayi, dan ibu dan Sagi, rasa aman dari kelekatan akan
selanjutnya menjadi objek cinta pertama mempengaruhi kompetensi emosional,
seorang bayi (Papalia, Old, Feldman, 2009) sosial, dan kognitif. Makin aman kelekatan
Mengenai kelekatan antara bayi dengan seorang anak dengan orang dewasa yang
ibunya, Berk mengungkapkan ketika ibu berperan sebagai pengasuh, akan makin
menghampirinya, biasanya bayi akan mudah bagi anak untuk mengembangkan
tersenyum bahagia, lalu ketika ibu hubungan yang baik dengan orang lain
menggendong, menatap dan menepuk (Papalia, Old, Feldman, 2009). Arend,
wajahnya serta membelai rambutnya, secara Gove, dan sroufe mengatakan, anak dengan
otomatis bayi akan merapatkan tubuhnya ke kelekatan aman tumbuh lebih ingin tahu,
tubuh ibunya. Demikian pula ketika bayi kompeten, empati, ulet, dan percaya diri,
merasa cemas, ia akan merangkak lebih akur dengan anak lain, dan menjalin
kepangkuan ibunya dan menempel erat persahabatan yang erat dari pada anak
(Berk, 2007) dengan kelekatan tak aman ketika (Papalia,
Model kerja tentang kelekatan Old, Feldman, 2009). Youngblade dan
berhubungan dengan konsep basic truts Belsky, kelekatan, membuat anak
Erikson. Kelekatan aman mencerminkan berinteraksi lebih positif dengan orang tua,
rasa percaya, kelekatan tak aman guru, dan teman sebaya, serta lebih mampu
mencerminkan rasa tidak percaya. Anak menyelesaikan konflik.(Papalia, Old,
dengan kelekatan aman belajar untuk Feldman, 2009). Hasil studi Papini,
menaruh rasa percaya tidak hanya pada Roggman dan Anderson, kelekatan yang
orang tuanya, tetapi juga pada kemampuan kokoh antara anak dengan orang tua
mereka sendiri dalam mendapatkan apa meningkatkan relasi teman sebaya yang
yang mereka butuhkan (Papalia, Old, kompeten dan relasi erat yang positif di luar
Feldman, 2009). Ainsworth berpendapat, keluarga (Santrock, 2002).
para ibu dari bayi dan anak dengan Berdasarkan pendapat para ahli di atas,
kelekatan aman cenderung bersifat sensitif dapat disimpulkan bahwa kelekatan yang
dan responsif (Papalia, Old, Feldman, aman antara anak dengan orang tua
2009) memiliki pengaruh terhadap kompetensi
Menurut Braungart, hubungan emosional, sosial, dan kognitif anak.
timbal balik, stimulasi, sikap positif, Sehingga anak dapat mengembangkan
kehangatan dan penerimaan serta dukungan hubungan yang baik dengan orang lain.
emosional merupakan hal penting dari
kelekatan (Papalia, Old, Feldman, 2009) Pengaruh Kelekatan Terhadap
Berdasarkan pendapat ahli, dapat Kemampuan Sosial Anak
disimpulkan bahwa periode kelekatan Menurut Bowlby, konsep kelekatan
adalah fase-fase kelekatan yang terjalin berasal dari penelitian tentang interaksi
antara anak dengan orang tua. Kelekatan antara anak dengan orang tua. Pada saat
akan sangat mempengaruhi kondisi berlangsungnya interaksi tersebut, anak
jasmaniah, bentuk temperamen dan membentuk kognisi yang terpusat pada dua
kehidupan psikis anak serta cenderung sikap yang sangat penting (workingmodel).
Sikap dasar pertama adalah evaluasi

100
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 3 No. 2 November 2019

terhadap diri sendiri, disebut sebagai self Sepanjang rentang kehidupan manusia pasti
esteem (harga diri). Perilaku dan reaksi dimulai di dalam keluarga, kasih sayang
emosional dari orang tua memberikan selama beberapa tahun pertama kehidupan
informasi pada anak bahwa ia dihargai, anak, merupakan ramuan kunci dalam
penting, individu yang dicintai, atau pada perkembangan sosial anak, meningkatkan
ujung ekstrim lainnya, relatif tidak kemungkinan anak akan berkompeten
berharga, tidak penting, atau tidak dicintai. secara sosial dan menyesuaikan diri dengan
Sikap dasar kedua yang diperoleh anak baik pada tahun-tahun prasekolah dan
adalah aspek sosial self yang terdiri dari sesudahnya
kepercayaan dan harapan mengenai orang Santoso berpendapat bahwa lingkungan
lain ( interpersonal trust). (Baron, Byrne, keluarga merupakan lingkungan pendidikan
2009). yang pertama dan utama. Dikatakan
Menurut Miklincer, anak yang memiliki pertama karena sejak anak dalam
kelekatan aman dengan orang tua, memiliki kandungan dan sejak kelahirannya, berada
self esteem (harga diri) yang tinggi dan dalam keluarga. Dikatakan utama karena
positif terhadap orang lain, memiliki keluarga merupakan lingkungan yang
kedekatan interpersonal dan merasa sangat penting dalam proses pendidikan
nyaman dalam suatu hubungan serta dapat untuk membentuk corak kepribadian anak.
bekerjasama untuk menyelesaikan masalah. (Santoso, 2004). Orang tua mempunyai
Masih menurut Miklincer dengan maksud peran penting dalam pengasuhan dan
menguatkan pendapatnya terdahulu, anak pembinaan perilaku anak. Dalam
yang memiliki kehangatan dan kelekatan perkembangan anak, orang tua berperan
aman dengan orang tua cenderung tidak sebagai pemuas kebutuhan anak, sebagai
mudah marah, lebih tidak mengatribusikan pembentuk konsep diri, sebagai tokoh
keinginan bermusuhan pada orang lain, dan peniruan (model) bagi anak dan sebagai
mengharapkan hasil yang positif dan stimulator tumbuh kembang anak
konstruktif dari konflik (Baron, Byrne, (Atmowiryo, 2008). Menurut Hamner dan
2009).Shaver dan Brennan, anak yang Turner, pada masa bayi orang tua
memiliki kelekatan yang aman dengan merupakan perawat (caregiver), pada masa
orang tua mampu membentuk hubungan kanak-kanak sebagai pelindung (protector),
yang berlangsung lama, dengan komitmen, pada usia prasekolah sebagai pengasuh
dan memuaskan (Baron, Byrne, 2009). (nurturer), pada usia sekolah dasar sebagai
Berdasarkan pendapat ahli, dapat pendorong(encourager), dan bila anak
disimpulkan anak yang memiliki kelekatan memasuki pra remaja dan remaja, orang tua
aman dengan orang tua, memiliki self berperan sebagai konselor (counselor).
esteem (harga diri) yang tinggi dan positif Perubahan peran ini perlu terjadi agar
terhadap orang lain, memiliki kedekatan dengan takaran bantuan yang tepat, anak
interpersonal dan merasa nyaman dalam akan mendapatkan rasa percaya, otonomi,
suatu hubungan serta dapat bekerjasama inisistif, semangat, dan identitas diri
untuk menyelesaikan masalah, tidak mudah (Atmowiryo, 2008).
marah, lebih tidak mengatribusikan Berdasarkan pendapat para ahli
keinginan bermusuhan pada orang lain, dan dapat disimpulkan bahwa orang tua adalah
mengharapkan hasil yang positif dan komponen keluarga yang terdiri dari
konstruktif dari konflik, sehingga memiliki ayah/ibu kandung/tiri/adopsi, orang dewasa
mampu membentuk hubungan yang didalam keluarga yang memiliki peranan
berlangsung lama, dengan komitmen, dan penting perawatan, pengasuhan dan
memuaskan. pembinaan perilaku anak.

Pengertian Orang Tua Hakikat Kemampuan Sosial

101
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 3 No. 2 November 2019

Pengertian Kemampuan Sosial sebagai hasil dari interaksi dengan


Anak usia dini diharapkan dapat lingkungan sosial dan mampu menampilkan
menjalin hubungan sosial dan dapat diri sesuai dengan aturan atau norma yang
berperilaku sesuai dengan harapan-harapan berlaku (Fatimah, 2006).
kelompok sosial dimana ia berada. Berdasarkan pendapat para ahli di atas,
Tuntutan sosial yang dimaksud adalah anak maka dapat disimpulkan bahwa
dapat bersosialisasi dengan baik sesuai kemampuan sosial adalah kompetensi
dengan tahap perkembangan dan usianya, individu untuk dapat menyesuaikan diri
dan cenderung menjadi anak yang mudah dengan lingkungan sosial. Dimensi
bergaul, dapat menyesuaikan diri terhadap kemampuan sosial meliputi: dapat
kehidupan sosial dan dapat memenuhi berinteraksi dan berkomunikasi secara
harapan sosial. Anak yang berhasil konstruktif, dapat mematuhi aturan atau
melakukan penyesuaian sosial dengan baik, norma yang berlaku umum, serta aktif
akan mengembangkan sikap sosial yang secara sosial, dengan indikator mau bekerja
menyenangkan. Sedangkan anak yang gagal sama dan berhubungan baik dengan orang
mengembangkan hubungan sosial, akan lain, kesediaan membantu, menunjukkan
mengalami banyak hambatan dalam empati, dapat menerima tanggung jawab,
kehidupan sosialnya, akibatnya mereka berperilaku sesuai aturan dan norma yang
mudah tersisihkan secara sosial. berlaku umum, serta aktif secara sosial.
Hurlock berpendapat bahwa
kemampuan sosial adalah hubungan secara Karakteristik Perkembangan Sosial
diplomatis dengan orang lain baik teman Anak Usia 8 Tahun
maupun orang yang tak dikenal serta Selama masa pertengahan dan akhir
mampu mengembangkan sikap sosial yang masa kanak-kanak, anak-anak banyak
menyenangkan (Hurlock, 2014). Gardner, meluangkan waktunya dalam berinteraksi
kemampuan sosial diartikan sebagai dengan teman sebaya. Dalam sebuah
keterampilan seseorang dalam menciptakan investigasi oleh Barker dan Wright yang
relasi, membangun relasi dan dikutip Santrock, diketahui anak-anak
mempertahankan relasi sosialnya sehingga berinteraksi dengan teman sebaya 10 persen
kedua belah pihak saling menguntungkan dari waktu siang mereka pada usia 2 tahun,
(Safaria, 2005). Goleman menyatakan, 20 persen pada usia 4 tahun, dan lebih dari
bahwa kemampuan sosial merupakan 40 persen antara usia 7 dan 11 tahun
kemampuan mengatur keadaan emosional, (Santrock, 2002).
terampil dalam menenangkan diri bila Menurut Cole, pada masa kanak-kanak
marah, berhubungan lebih baik dengan tengah, anak-anak menyadari budaya
orang lain, lebih cakap memahami orang, mereka “mengatur” ekspresi emosional,
dan memiliki persahabatan yang lebih baik yang dikomunikasikan orang tua melalui
dengan anak lain (Goleman, 2007). reaksi mereka terhadap perasaan yang
Sujiono, kemampuan sosial adalah diperlihatkan anak (Papalia, Old, Feldman,
kemampuan untuk menilai apa yang sedang 2009). Eisenberg, anak-anak mempelajari
terjadi dalam suatu situasi sosial, perbedaan antara memiliki emosi dan
keterampilan untuk merasa dan dengan mengungkapkannya. Mereka mempelajari
tepat menginterpretasikan tindakan dan apa yang membuat mereka marah, takut,
kebutuhan serta kemampuan untuk atau sedih, serta bagaimana orang lain
membayangkan bermacam-macam tindakan bereaksi terhadap emosi yang diperlihatkan,
yang memungkinkan dan memilih salah dan mereka belajar menyesuaikan perilaku
satunya yang paling sesuai (Sujiono, 2009). mereka dengan situasi. Eisenberg, dengan
Kemampuan sosial adalah kemampuan tujuan menguatkan pendapat terdahulu,
mengatasi segala permasalahan yang timbul Pengendalian emosional melibatkan usaha

102
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 3 No. 2 November 2019

untuk mengontrol emosi, perhatian, dan Waldropd dan Halverson, bentuk


perilaku.Anak-anak dengan pengendalian perilaku sosial yang paling penting untuk
yang rendah cenderung mudah marah atau penyesuaian sosial yang berhasil, tampak
frustrasi ketika diganggu atau dicegah dan mulai berkembang pada periode awal
untuk melakukan sesuatu yang mereka masa kanak-kanak, yaitu usia 2 – 6 tahun.
ingin lakukan.Anak-anak dengan Dalam tahun- tahun awal masa kanak-
pengendalian yang tinggi dapat menahan kanak, bentuk penyesuaian sosial ini belum
dorongan untuk menunjukkan emosi negatif sedemikian berkembang, sehingga belum
pada saat yang tidak tepat.Anak-anak memungkinkan anak untuk selalu berhasil
prososial cenderung bertindak sesuai dalam bergaul dengan teman-
dengan situasi sosial, relatif bebas dari temannya.Namun periode ini merupakan
situasi negatif dan mengatasi permasalahan tahap perkembangan yang kritis, karena
secara konstruktif.(Papalia, Old, Feldman, pada masa inilah dasar sikap sosial dan pola
2009). Slavin, pada saat anak-anak perilaku sosial dibentuk. Dalam penelitian
memasuki sekolah dasar, mereka telah longitudinal terhadap sejumlah anak, bahwa
mengembangkan kemampuan pemikiran, anak yang pada usia 2,5 tahun bersikap
tindakan, dan pengaruh sosial yang lebih ramah dan aktif secara sosial, akan terus
rumit. Tahap ini meliputi pertumbuhan bersikap seperti itu sampai usia 7,5 tahun.
tindakan independen, kerjasama dengan Mereka menyimpulkan bahwa sikap sosial
kelompok, dan tampil dengan cara yang pada 7,5 tahun diramalkan oleh sikap pada
dapat diterima secara sosial (Slavin, 2008). usia 2,5 tahun (Hurlock, 2014). Bandura,
Ruble, Eisenberg, dan Higgins, selama manusia belajar perilaku sosial yang sesuai,
masa kanak-kanak pertengahan, anak mulai terutama dengan mengamati dan meniru
mengevaluasi diri lewat perbandingan model. Proses ini dinamakan modeling atau
dengan anak-anak lain (Slavin, 2008). pembelajaran dengan pengamatan
Berdasarkan pendapat para ahli dapat (observational learning). beberapa tahapan
disimpulkan bahwa karakteristik proses modeling, (1). Atensi, yaitu saat
perkembangan sosial dan perilaku prososial seseorang memperhatikan sebuah kejadian
anak usia 8 tahun adalah anak-anak sedang atau perilaku. (2). Retensi, kemampuan
mempelajari perbedaan antara memiliki mengingat seseorang ketika seseorang telah
emosi, mengungkap emosi serta melakukan atensi terhadap sebuah perilaku.
mengendalikan emosi. Anak dengan (3). Respon diri, setelah membandingkan
pengendalian emosi yang rendah cenderung diri dengan standar ukuran tertentu, lalu
mudah marah atau frustrasi ketika diganggu memberikan imbalan respon diri pada diri
atau dicegah saat melakukan sesuatu yang sendiri.(Papalia, Old, Feldman, 2009).
ingin mereka lakukan. Sementara anak Olweus, White dan Kistner, ada tiga
dengan pengendalian yang tinggi cenderung caramengembangkan kemampuan sosia
bersikap sesuai dengan situasi sosial. anak, (1). Memperkuat perilaku sosial yang
tepat, (2).Keteladanan, (3).Pendampingan,
Proses Belajar Sosial Anak Usia Dini strategi ini memperlihatkan urutan langkah-
Memiliki kemampuan sosial yang baik, langkah yang meliputi upaya
bukan merupakan kemampuan yang dibawa memperlihatkan kemampuan-kemampuan
sejak lahir, tetapi diperoleh melalui proses sosial yang positif, menjelaskan mengapa
belajar, baik belajar dari orang tua sebagai kemampuan ini penting, menyediakan
figur yang paling dekat dengan anak, kesempatan untuk mempraktikkannya, dan
maupun belajar dari teman sebaya atau memberi umpan balik tindak lanjutnya
belajar dari lingkungan masyarakat di mana (Slavin, 2008). Berdasarkan paparan para
anak berada. ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
proses belajar sosial adalah proses belajar

103
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 3 No. 2 November 2019

yang dilakukan melalui interaksi dengan meliputi anak dapat secara terbuka
lingkungan sebagai sarana dan media mengungkapkan pikiran dan perasaannya
pembelajaran bagi anak agar dapat pada orang tua, anak dapat berinteraksi dan
memiliki hubungan sosial. berkomunikasi secara baik dengan orang
tua, dan anak dapat merasakan perhatian,
METODE PENELITIAN kasih sayang, dan rasa aman yang disusun
Tujuan Penelitian berdasarkan skala likert, yang mempunyai
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gradasi dari sangat positif sampai sangat
:Hubungan antara kelekatan dengan negatif.
kemampuan sosial anak usia 8 tahun.
Variabel Kemampuan Sosial
Tempat Penelitian Definisi Konseptual
Penelitian ini dilakukan pada anak usia 8 kemampuan sosial adalah kompetensi
tahun di SD Negeri Bekasi Timur individu untuk dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosial. Dimensi
Metode Penelitian kemampuan sosial meliputi: dapat
Penelitian ini menggunakan metode berinteraksi dan berkomunikasi secara
kuantitatif dengan pendekatan korelasional. konstruktif, dapat mematuhi aturan atau
Metode ini digunakan untuk mencari norma yang berlaku umum, serta aktif
hubungan antara variabel terikat (Y) dengan secara sosial, dengan indikator mau bekerja
variabel bebas (X). sama dan berhubungan baik dengan orang
lain, kesediaan membantu, menunjukkan
Teknik Pengumpulan Data empati, dapat menerima tanggung jawab,
Teknik pengumpulan data yang berperilaku sesuai aturan dan norma yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berlaku umum, serta aktif secara sosial.
kuesioner (angket), dalam kuesioner
digunakan skala Likert. Definisi Operasional
Variabel Kelekatan Anak dengan Orang Definisi operasional adalah penilaian
Tua siswa dalam menjawab butir-butir
Definisi Konseptual instrumen kemampuan sosial yang
Kelekatan adalah ikatan emosional meliputi:mau bekerja sama dan
menetap yang bertimbal balik antara anak berhubungan baik dengan orang lain,
dan orang tua, yang masing-masing kesediaan membantu, menunjukkan
berkontribusi terhadap kualitas hubungan empati, dapat menerima tanggung jawab,
tersebut. Dimensi kelekatan: ada interaksi berperilaku sesuai aturan dan norma yang
positif antara anak dengan orang tua, dan berlaku umum, serta aktif secara
terpenuhi kebutuhan fisik dan psikososial sosial,yang disusun berdasarkan skala
anak, dengan indikator anak dapat secara likert, yang mempunyai gradasi dari sangat
terbuka mengungkapkan pikiran dan positif sampai sangat negatif.
perasaannya pada orang tua, anak dapat
berinteraksi dan berkomunikasi secara baik Teknik Analisis Data
dengan orang tua, dan anak dapat Analisis data dalam penelitian ini
merasakan perhatian, kasih sayang, dan rasa dilakukan dengan statistik deskriptif dan
aman. statistik inferensial.
Pengujian Persyaratan Analisis
Definisi Operasional pengujian persyaratan analisis yang
Definisi operasional adalah penilaian digunakan yaitu:
siswa dalam menjawab butir-butir a. Uji normalitas menggunakan liliefor.
instrumen kelekatan (attachment) yang

104
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 3 No. 2 November 2019

b. Uji homogenitas menggunakan uji Hubungan Kelekatan (X) dengan


Bartlett. Kemampuan Sosial (Y)
c. Uji linearitas data keberartian regresi Hipotesis yang diuji adalah;
Ho : y = 0
Pengujian Hipotesis H1 : y> 0
Pengujian hipotesis menggunakan Analisis regresi linier sederhana
analisis regresi dan korelasi. Keberartian antara kelekatan (X) dengan kemampuan
regresi dan korelasi serta keliniearan diuji Sosial (Y) menghasilkan koefisien regresi b
pada taraf-taraf signifikan α=0,05. = 0,81 dan konstanta a = 54,14. Dengan
Hipotesis Statistik demikian hubungan antara Y dan X dapat
Hipotesis : H0 : ρy ≤ 0 ^

H1 : ρy > 0 dinyatakan dalam bentuk persamaan Y =


54,142 + 0,814X.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis varians untuk uji linieritas
Deskripsi Hasil Penelitian regresi menghasilkan Fhitung = 0,05 lebih
Kemampuan Sosial kecil dari harga Ftabel = 1,88 atau (Fh < Ft)
Kemampuan sosial, skor tertinggi 182, pada taraf signifikan α = 0,05, sehingga
skor terendah 130, dengan rentang (range) dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
52, rata-rata skor (mean) 159, modus 162, kelekatan (X) dengan kemampuan sosial
median 159, interval kelas (i) 7, panjang (Y) yang dinyatakan dalam bentuk
^
kelas (k) 8, standar deviasi 11,80 Dari nilai persamaan regresi Y = 54,14 + 0,81 X
rata-rata, median dan modus ternyata adalah linear. Dengan demikian persamaan
mempunyai angka absolut hampir sama, hal regresi tersebut dapat digunakan untuk
ini menyebabkan kurvanya mendekati memprediksi hubungan variabel terikat Y
kurva normal. dengan mempergunakan variabel bebas X.
Persamaan ini mengandung arti bahwa
Kelekatan (X) setiap kenaikan 1 satuan X, akan diikuti
Kelekatan, skor tertinggi 149, skor dengan kenaikan Y sebesar 0,814 pada
terendah 92 dengan rentang (range) 57, konstanta sebesar 54,14.
rata-rata skor (mean) 128,66 modus 135 Analisis varians untuk menguji
median 129, interval kelas (i) 6, panjang keberartian regresi menghasilkan harga F
kelas (k) 10, standar deviasi 10,15 Dari
hitung sebesar 51,92sedangkan Ftabel (1:38)
nilai rata-rata median dan modus ternyata sebesar 4,02 pada taraf signifikan α = 0,05.
mempunyai angka absolut hampir sama, hal Karena harga Fhitung > Ftabelatau Fh= 51,92 >
ini menyebabkan kurvanya mendekati Ft = 4,02, maka dapat disimpulkan bahwa
kurva normal. koefisien arah regresi Y atas X adalah
signifikan.
Uji Persyaratan Analisis Analisis korelasi sederhana dengan
Uji Normalitas menggunakan teknik korelasi product
Berdasarkan uji normalitas, data moment diperoleh harga koefisien korelasi
variabel kemampuan sosial dan kelekatan, yang menunjukkan hubungan antara
berdasarkan uji Liliefors adalah kelekatan dengan kemampuan sosial
berdistribusi normal. sebesar ry = 0,70. dengan taraf signifikansi
0,05. Selanjutnya hasil analisis diuji dengan
Pengujian Hipotesis menggunakan uji-t diperoleh harga thitung =
Pengujian hipotesis yang diajukan 7,20. Harga ttabel dengan dk = 56 dan taraf
dengan korelasi product moment dan signifikan α = 0,05 diperoleh nilai sebesar
kemudian dilanjutkan dengan uji-t untuk 1,979 . Karena thitung = 7,20> ttabel = 1,98
memastikan hubungan murni antar variable. maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak,

105
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 3 No. 2 November 2019

dan H1 diterima. Dengan demikian semakin tinggi kelekatan maka akan


hipotesis penelitian (H1 :y> 0) yang semakin tinggi pula kemampuan sosial.
diajukan, yaitu “Terdapat Hubungan positif Implikasi
antara Kelekatan dengan kemampuan Hasil penelitian memberikan
Sosial” diterima. pengertian bahwa kelekatan antara anak
Koefisien determinasi (r²) dengan orang tua merupakan salah satu
merupakan kuadrat dari koefisien korelasi aspek yang sangat penting untuk
antara X dengan Y sebesar (0,70)2 = menstimulasi kemampuan sosial anak..
0,49atau 49% variasi yang terjadi pada Makin tinggi kelekatan, maka akan tinggi
kemampuan Sosial dapat dijelaskan oleh pula kemampuan sosial anak. Sebaliknya
kelekatan dengan persamaan regresi Ŷ = makin rendah kelekatan, maka akan makin
54,14 + 0,81 X. rendah pula kemampuan sosial seorang
anak.
Pembahasan
Hubungan kelekatan dengan Saran
kemampuan sosial Jalin kelekatan positif antara orang
Hasil penelitian menunjukkan tua dengan anak, sehingga terpenuhi
bahwa koefisien korelasi antara kelekatan kebutuhan biologis, psikologis dan
dengan kemampuan sosial sebesar 0,70, sosiologis, dengan demikian diharapkan
dan koefisien determinasinya sebesar 0,49. anak dapat tumbuh kembang optimal bukan
Hal ini menunjukkan bahwa konstribusi hanya dari segi fisik dan intelektual saja,
kelekatan antara anak dengan orang tua tetapi juga sosial- emosional, dan spriritual.
terhadap kemampuan sosial sebesar Orang tua dapat menghadirkan diri
49%.Angka tersebut merupakan konstribusi di hadapan anak sebagai sosok yang dapat
yang cukup besar sehingga aspek kelekatan diteladani, karena tingkah laku anak
antara anak dengan orang tua termasuk diperoleh dari hasil belajar melalui
aspek yang penting dan tidak boleh pengamatan atas tingkah laku yang
diabaikan dalam kemampuan sosial anak. ditampilkan orang tua sebagai model.
Memberi kesempatan seluas
KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN mungkin pada anak untuk bereksplorasi,
Kesimpulan berlatih untuk meyelesaikan sendiri
Kelekatan (attachment) masalah yang dihadapi, diberi kesempatan
memberikan kontribusi terhadap untuk mengambil keputusan dan
kemampuan sosial sebesar 49 %. Oleh bertanggung jawab terhadap keputusannya,
karena itu, dapat disimpulkan bahwa sehingga anak dapat mengembangkan
kemampuan untuk dapat bersosialisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Atmowiryo, Ediastri Toto. 2008. Optimalisasi Perkembangan Anak. Jakarta: Fakultas


Psikologi UniversitasIndonesia, 2008.

Arikunto, Suharsimi. 2000.Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Berk, Laura E. 2007.Child Development, Seventh Edition. Illinois State University: Pearson.

Baron, Robert A , Donn Byrne. 2009. Psikologi Sosial, Edisi kesepuluh, Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.

106
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 3 No. 2 November 2019

Djaali, Pudji Mulyono, Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan: Jakarta, Grasindo, 2008.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia dini. 2018. Direktorat Jenderal PAUD dan
Dikmas Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.Gizi Untuk AUD.

Goleman, Daniel.2007. Emotional Intelligence, Kecerdasan Emosional, Alih Bahasa T.


Hermaya.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan, Perkembangan Peserta didik. Bandung:


PustakaSetia

Papalia ,E Diane, Olds Sally Wendkos, Feldman Ruth Duskin,. 2009. Human development,
Alih Bahasa, A.K. Anwar. Jakarta: Kencana.

Hurlock,,Elizabeth B. 2014. Developmental Psychology, Psikologi Perkembangan, Alih


Bahasa,Istiwidayanti. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.

Santoso, Soegeng. 2004. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan.

Slavin E.Robert. 2008. Educational Psikology, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Alih
Bahasa,Marianto Samosi. Jakarta: PT. Indeks.

Santrock, John W. 2002. Life Span Development,Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan.Jakarta: Erlangga, 2002

_______________. 2009. Educational Psichology, Psikologi pendidikan. Edisi Ketiga.


Jakarta:Erlangga.

Safaria T. 2005. Interpersonal Intelligence,Metode Pengembangan Kecerdasan


Interpersonal Anak.Yogyakarta: Amara Books.

Sears David, O, Jonathan L. Freedman, L. Anne Peplau. 2005. Social Psychology,


edisi5 jilid 1, Alih Bahasa, Michael Ardiyanto. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.

Sujiono, Yuliani, Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan anak usia Dini. Jakarta: Indeks.

107

Anda mungkin juga menyukai