Anda di halaman 1dari 11

PERAN POLA ASUH ORANG TUA (OTORITER, DEMOKRATIS, DAN

PERMISIF) TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK SEKOLAH

MINGGU DI GITJ GILIMULYO

Dosen Pendamping : Teguh Karyanto, S.Si, M.Th

OLEH:

LINDA RIA AGIS TIASSARI

PAK. 21. 343

SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN WIYATA WACANA

PATI
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Keterampilan sosial merupakan bagian penting dari suatu perkembangan anak,

karena dari keterampilan sosial ini tentu akan mempengaruhi cara anak dalam

berinteraksi dengan orang lain, serta membangun hubungan untuk beradaptasi dengan

orang lain di lingkungan mereka. Keterampilan sosial adalah suatu keahlian untuk

membangun dan memelihara hubungan yang baik terhadap orang lain. Keterampilan

sosial juga merupakan suatu pengetahuan terhadap perilaku seseorang tentang apa

yang dikatakan dan dilakukan, untuk berkomunikasi dengan baik kepada orang lain.

Keterampilan sosial erat hubungannya dengan kemampuan lain seperti

membangun hubungan kerja sama dengan suatu kelompok dan berinteraksi dengan

teman sebaya, menjalin hubungan pertemanan baru atau bahkan memecahkan

masalah. Pada dasarnya sosial ini digunakan secara bebas sehingga dalam sehari-hari

istilah ini sulit untuk mengetahui dengan pasti yang dimaksud dengan istilah tersebut.

kata sosial ini dapat dipahami sebagai suatu upaya pengenalan anak terhadap

lingkungan atau orang lain yang ada di luar dirinya serta lingkungannya. Sosial ini

juga berpengaruh pada hubungan timbal balik dari berbagai sisi kehidupan dengan

orang lain, baik itu perorangan atau kelompok.1

Keterampilan sosial yang dimiliki anak tentunya akan menentukan perilaku di

dalam masyarakat baik saat masih anak-anak ataupun saat dewasa nanti, perilaku

penyesuaian dirinya terhadap lingkungan sosial di sekitarnya. Jika keterampilan sosial

yang dimilikinya cukup baik sejak dini maka ia akan dengan mudah menyesuaikan

1
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2011), 134.
1
dirinya dengan baik pula dalam lingkungannya. Keterampilan sosial ini akan

mempengaruhi sikap anak, artinya jika keterampilan ini cukup baik maka ia akan

terampil dalam bergaul dengan orang lain saat dewasa kelak. Keterampilan yang

dimiliki anak ini pula akan mempengaruhi pada keaktifan anak dalam berpartisipasi

dalam masyarakat.2

Dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial ini adalah kemampuan untuk

bersosialisasi, berkomunikasi, bekerja sama, dan beradaptasi di lingkungan

sekitarnya. Keterampilan sosial ini adalah suatu bagian yang penting dalam kehidupan

manusia, tanpa seseorang memiliki keterampilan sosial maka ia akan sulit untuk

beradaptasi, berinteraksi dengan orang lain dilingkungannya.

Terdapat berbagai dampak jika keterampilan sosial yang dimiliki anak rendah,

salah satunya adalah memiliki sedikit teman dan cenderung kesepian. Jika

keterampilan sosialnya kurang baik maka ia akan kesulitan dalam menyesuaikan diri

dalam lingkungannya. Penting diketahui bahwa anak memiliki usia emas dimana

dalam usia itu ia akan menerima stimulus yang akan terus diingatnya dan akan

dilakukan ketika ia tumbuh dewasa. Terkadang orang tua sering mengabaikan masa-

masa ini dengan alasan anak mereka masih terlalu kecil untuk menerima pendidikan

atau stimulus serta berpikir bahwa stimulus ini tidak akan bisa terima anak. Padahal

perkembangan sosial anak ini sangat penting karena anak akan mempersiapkan diri di

lingkungannya serta mengembangkan potensinya sejak ia kecil. Jika perkembangan

keterampilan sosial ini tidak diperhatikan dengan baik maka anak mungkin anak

menjadi orang yang tidak memiliki kepekaan kepada sesamanya, kurang memiliki

rasa empati dengan orang lain, maka keterampilan sosial ini perlu dilakukan dan

orang tua wajib memberikan pendidikan sedini mungkin.

2
Novi Mulyani, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini,( Yogyakarta : Kalimedia,
2016), 113.
2
Pentingnya keterampilan sosial pada anak ini karena keterampilan sosial akan

menjadi bekalnya untuk bergaul dengan orang di lingkungan lama ataupun saat ia

berada di lingkungan yang baru saat ia dewasa nanti. Usia dini ini merupakan usia

emas atau golden agedan keluarga merupakan suatu lembaga sosialisasi pertama kali

bagi anak. Melalui keluarga, anak akan mendapatkan dasar dari pembentukan

perilaku, watak, dan moral anak serta akan mendapatkan pendidikan untuk ia dapat

menyesuaikan diri dalam kehidupannya. Keluarga merupakan tempat pendidikan

pertama dan utama bagi seseorang. Pendidikan di dalam keluarga mempunyai peran

penting dalam mengembangkan watak, karakter, serta kepribadian seseorang.

Pengaruh keluarga sangat penting dalam membentuk fondasi kepribadian anak, dalam

kitab Ulangan 12:28, “Dengarkanlah baik-baik segala yang kuperintahkan kepadamu,

supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu, apabila engkau melakukan apa

yang baik dan benar dimata Tuhan Allahmu” dari ayat tersebut ada pesan bahwa

supaya setiap orangtua hendaklah mendidik anak-anaknya secara baik dan benar

menurut kehendak Allah, mengajarkan hal-hal baik pada anak dimanapun dan

kapanpun itu.Karena rentang usia golden age ini terbatas maka perlu dioptimalkan

agar tidak ada fase yang terlewat untuk memberikan pendidikan dalam bersosialisasi. 3

Hal terpenting dari pembentukan keterampilan sosial ini adalah dari keluarga.

Pola asuh orang tua dalam keluarga juga mempengaruhi kecerdasan sosial anak, pola

asuh yang tepat akan membentuk anak memiliki keterampilan sosial yang baik. Orang

tua mempunyai tanggung jawab dan peran yang besar untuk anaknya tumbuh dan

berkembang sesuai dengan usianya. Kunci pokok keterampilan sosial anak di sini

adalah orang tua. Karena orang tua adalah pendidik pertama bagi anak, pendidikan

bagi anak dapat terlaksana ketika orang tua mengasuh anak, pola asuh ini akan

3
Martinus & Jamilah, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2010), 12.
3
menentukan sikap anak. Pola asuh merupakan suatu cara untuk mengasuh anak untuk

membimbing apa yang dilakukan anak yang berkaitan dengan kepentingan

hidupnya.4Pola asuh diberikan orang tua kepada anaknya, atau dapat juga dimaknai

dengan metode orang tua dalam membimbing anak dan membantunya dalam proses

belajar dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena pola asuh sangat

berpengaruh bagi anak maka penting bagi orang tua dalam memberikan pola asuh

yang tepat bagi anak agar perkembangannya dapat terstimulus dengan baik.

Terdapat berbagai tipe pola asuh yang umum dilakukan orang tua pada anak

yang dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe yaitu, pola asuh demokratis, otoriter dan

permisif.5 Pola asuh demokratis ini merupakan pola asuh yang mengutamakan

kepentingan anak, namun orang tua masih tetap dapat mengontrol anak, pola asuh

otoriter merupakan pola asuh yang bersifat kaku dan keras kepada anak, sedangkan

pola asuh permisif merupakan pola asuh yang membebaskan anak melakukan

keinginannya dan memenuhi segala keinginan anak. Berbagai macam pola asuh

tentunya memiliki karakteristik yang berbeda. Keterampilan orang tua dalam

berinteraksi dan berkomunikasi dengan anak akan membentuk kepribadian anak

tersebut. Dalam Hal ini orang tua tentunya harus mampu untuk berinteraksi dan

berkomunikasi yang baik serta mendengarkan pendapatnya supaya anak dapat

percaya diri dan mengembangkan kemandiriannya.

Orang tua yang menerapkan pola asuh yang tidak tepat akan berdampak pada

anak, contohnya anak akan menjadi penakut, cengeng atau mengalami kecemasan

sehingga anak kurang dapat berinteraksi dengan sesamanya. Dalam proses

perkembangan anak, tentunya orang tua menginginkan anaknya menjadi anak yang

baik dalam keterampilan sosialnya sehingga anak tidak kesepian dan dapat
4
Fredericksen Victoranto Amseke, Pola Asuh, Temperamen dan Perkembangan
Sosial Emosional Anak Usia Dini, (Cilacap: PT. Media Pustaka Indo, 2023), 55
5
Papalia, Olds, & Feldman, Human Development, (Jakarta: Kenaca, 2008), 395.
4
menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. Harapan ini sering kali kandas dan

tidak terwujud karena anak kurang terampil dalam bersosial yang akibatnya kesulitan

untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Dengan macam-macam pola asuh, maka tentunya pola asuh ini akan memiliki

pengaruh yang berbeda. Pola asuh orang tua memiliki dampak yang signifikan pada

perkembangan anak untuk belajar mengelola emosinya, menyelesaikan masalah dan

berinteraksi dengan orang lain. Dari uraian di atas orang tua harus mempersiapkan

pola asuh yang tepat, karena pengaruh pola asuh orang tua sangat menentukan

kepribadian anak dalam bersosialisasi. Anak dapatdiarahkan dan belajar dalam

mencapai keterampilan sosial yang baik.

Melihat kondisi bahwa keterampilan sosial sangat berpengaruh dalam

pergaulan dan pertemanan anak. Pada pengamatan peneliti bahwa saat ibadah sekolah

minggu di GITJ Gilimulyo, beberapa anak terlihat sulit untuk lepas dari orang tuanya,

cenderung marah dan menangis jika anak tersebut dipaksa untuk bergabung dengan

teman-temannya. Rasa kurang percaya diri dalam bergaul ini akan memberikan

dampak bagi anak dalam ia bersosialisasi dengan lingkungan dan teman sebayanya.

Seharusnya orang tua menerapkan pola asuh yang tepat sehingga dapat mengarahkan

anak dan mendidik anak agar ia dapat menyesuaikan dirinya dengan baik.

Berdasarkan pengamatan tersebut maka, peneliti mengangkat judul Peran Pola

Asuh Orang Tua (Otoriter, Demokratis, dan Permisif) terhadap Keterampilan Sosial

Anak Sekolah Minggu Di GITJ Gilimulyo.

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang di uraikan di atas, maka

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

5
1. Peran orang tua dalam membentuk keterampilan sosial anak.

2. Penerapan pola asuh yang kurang tepat sehingga berpengaruh pada

kepercayaan diri anak dalam bersosialisasi.

C Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis memberi batasan penulisan. Untuk membatasi

ruang lingkup pembahasan oleh penulis dalam penelitian ini, penulis hanya berfokus

pada keterampilan sosial anak sekolah minggu GITJ Gilimulyo. Kemudian peneliti

akan membahas tentang pola asuh orang tua dan memaparkan pengaruhnya terhadap

keterampilan sosial anak sekolah minggu GITJ Gilimulyo.

D Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang sudah penulis uraikan di atas,

maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Apa bentuk pola asuh orang tua yang diterapkan di GITJ Gilimulyo?

2. Apakah pola asuh orang tua (Otoriter, demokratis, dan permitif) berperan dalam

perkembangan keterampilan sosial anak sekolah minggu di GITJ Gilimulyo?

E Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis yang hendak dicapai dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bentuk pola asuh orang tua yang diterapkan di GITJ Gilimulyo.

2. Mengetahui perkembangan keterampilan sosial anak sekolah minggu di GITJ

Gilimulyo.

F Manfaat Penelitian

6
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Di tinjau dari segi ilmiah, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah

wawasan ilmu pengetahuan, teori-teori mengenai pola asuh orang tua secara

efektif dalam hubungannya dengan keterampilan sosial anak sebagai bekal di

masa depan.

2. Bagi anak sekolah minggu GITJ Gilimulyo

Dengan penerapan pola asuh orang tua yang tepat, di harapkan anak dapat

menjadi pribadi yang mudah bergaul dan bersosialisasi dengan lingkungan di

sekitarnya, menjadi anak yang lebih percaya diri.

3. Bagi orang tua

Orang tua dapat memahami dan melakukan tanggung jawabnya dalam mendidik

anak untuk mengembangkan keterampilannya dalam bersosialisasi dengan

lingkungan sekitarnya. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat

memberikan informasi serta wawasan bagi orang tua dalam menerapkan pola

asuh.

4. Bagi Gereja

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam

mengambil kebijakan mengenai pola asuh orang tua terhadap anak, sehingga dari

hasil penelitian ini dapat dijadikan umpan balik dalam membangun dan

mengembangkan keterampilan sosial anak.

G Sistematika Penulisan

7
Untuk memperoleh sebuah pembahasan yang sistematis, peneliti menyusun

sistematika penulisan supaya penulisan dalam karya ilmiah ini menjadi runtut dan lebih

sistematis serta dapat menunjukkan hasil penelitian yang mudah pahami. Adapun sistematika

penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Penelitimenguraikanmengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, pentingnya penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian,

sistematika penulisan.

2. BAB II LANDASAN TEORI

Penulisan membahas landasan teori mengenai pengertian pola asuh orang

tua yaitu; otoriter, demokratis, dan permisif, dipandang secara umum, pengaruh,

manfaat dan dampak. Kemudian akan dijelaskan juga mengenai korelasi pola asuh

orang tua terhadap keterampilan sosial anak.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Membahas mengenai metodologi penelitianmeliputi tempat dan waktu

penelitian, metode penelitian (deskriptif kualitatif), populasi dan sampel, teknik

pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisa data dan penghitungan

kepada orang tua di GITJ Gilimulyo dengan wawancara secara langsung.

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penulis membahas mengenai peran pola asuh orang tua (otoriter,

demokratis, permisif) di GITJ Gilimulyo, paparan data dan temuan hasil peneliti di

GITJ Gilimulyo. Dengan cara mengamati data dalam dokumen, wawancara dan

menguraikan hasil temuan peneliti.

5. BAB V KESIMPULAN

8
Berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan peneliti yang diteliti, dan saran

bagi peneliti lain untuk menyempurnakan penelitian ini. Kesimpulan ini akan

menjawab rumusan masalah penelitian.

9
BAB II Landasan Teori

A.

B.

C.

BAB III Metodologi Penelitian

BAB IV Pemaparan Hasil Penelitian

BAB V Penutup

Daftar Pustaka

Amseke, Fredericksen Victoranto. Pola Asuh, Temperamen dan Perkembangan Sosial

Emosional Anak Usia Dini. Cilacap: PT. Media Pustaka Indo, 2023.

Jamilah, Martinus &. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Ciputat: Gaung Persada Press,

2010.

Mulyani, Novi. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta : Kalimedia, 2016.

Papalia, Olds, & Feldman. Human Development. Jakarta: Kenaca, 2008.

Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,

2011.

10

Anda mungkin juga menyukai