OLEH:
PATI
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
karena dari keterampilan sosial ini tentu akan mempengaruhi cara anak dalam
berinteraksi dengan orang lain, serta membangun hubungan untuk beradaptasi dengan
orang lain di lingkungan mereka. Keterampilan sosial adalah suatu keahlian untuk
membangun dan memelihara hubungan yang baik terhadap orang lain. Keterampilan
sosial juga merupakan suatu pengetahuan terhadap perilaku seseorang tentang apa
yang dikatakan dan dilakukan, untuk berkomunikasi dengan baik kepada orang lain.
membangun hubungan kerja sama dengan suatu kelompok dan berinteraksi dengan
masalah. Pada dasarnya sosial ini digunakan secara bebas sehingga dalam sehari-hari
istilah ini sulit untuk mengetahui dengan pasti yang dimaksud dengan istilah tersebut.
kata sosial ini dapat dipahami sebagai suatu upaya pengenalan anak terhadap
lingkungan atau orang lain yang ada di luar dirinya serta lingkungannya. Sosial ini
juga berpengaruh pada hubungan timbal balik dari berbagai sisi kehidupan dengan
dalam masyarakat baik saat masih anak-anak ataupun saat dewasa nanti, perilaku
yang dimilikinya cukup baik sejak dini maka ia akan dengan mudah menyesuaikan
1
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2011), 134.
1
dirinya dengan baik pula dalam lingkungannya. Keterampilan sosial ini akan
mempengaruhi sikap anak, artinya jika keterampilan ini cukup baik maka ia akan
terampil dalam bergaul dengan orang lain saat dewasa kelak. Keterampilan yang
dimiliki anak ini pula akan mempengaruhi pada keaktifan anak dalam berpartisipasi
dalam masyarakat.2
sekitarnya. Keterampilan sosial ini adalah suatu bagian yang penting dalam kehidupan
manusia, tanpa seseorang memiliki keterampilan sosial maka ia akan sulit untuk
Terdapat berbagai dampak jika keterampilan sosial yang dimiliki anak rendah,
salah satunya adalah memiliki sedikit teman dan cenderung kesepian. Jika
keterampilan sosialnya kurang baik maka ia akan kesulitan dalam menyesuaikan diri
dalam lingkungannya. Penting diketahui bahwa anak memiliki usia emas dimana
dalam usia itu ia akan menerima stimulus yang akan terus diingatnya dan akan
dilakukan ketika ia tumbuh dewasa. Terkadang orang tua sering mengabaikan masa-
masa ini dengan alasan anak mereka masih terlalu kecil untuk menerima pendidikan
atau stimulus serta berpikir bahwa stimulus ini tidak akan bisa terima anak. Padahal
perkembangan sosial anak ini sangat penting karena anak akan mempersiapkan diri di
keterampilan sosial ini tidak diperhatikan dengan baik maka anak mungkin anak
menjadi orang yang tidak memiliki kepekaan kepada sesamanya, kurang memiliki
rasa empati dengan orang lain, maka keterampilan sosial ini perlu dilakukan dan
2
Novi Mulyani, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini,( Yogyakarta : Kalimedia,
2016), 113.
2
Pentingnya keterampilan sosial pada anak ini karena keterampilan sosial akan
menjadi bekalnya untuk bergaul dengan orang di lingkungan lama ataupun saat ia
berada di lingkungan yang baru saat ia dewasa nanti. Usia dini ini merupakan usia
emas atau golden agedan keluarga merupakan suatu lembaga sosialisasi pertama kali
bagi anak. Melalui keluarga, anak akan mendapatkan dasar dari pembentukan
perilaku, watak, dan moral anak serta akan mendapatkan pendidikan untuk ia dapat
pertama dan utama bagi seseorang. Pendidikan di dalam keluarga mempunyai peran
Pengaruh keluarga sangat penting dalam membentuk fondasi kepribadian anak, dalam
supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu, apabila engkau melakukan apa
yang baik dan benar dimata Tuhan Allahmu” dari ayat tersebut ada pesan bahwa
supaya setiap orangtua hendaklah mendidik anak-anaknya secara baik dan benar
menurut kehendak Allah, mengajarkan hal-hal baik pada anak dimanapun dan
kapanpun itu.Karena rentang usia golden age ini terbatas maka perlu dioptimalkan
agar tidak ada fase yang terlewat untuk memberikan pendidikan dalam bersosialisasi. 3
Hal terpenting dari pembentukan keterampilan sosial ini adalah dari keluarga.
Pola asuh orang tua dalam keluarga juga mempengaruhi kecerdasan sosial anak, pola
asuh yang tepat akan membentuk anak memiliki keterampilan sosial yang baik. Orang
tua mempunyai tanggung jawab dan peran yang besar untuk anaknya tumbuh dan
berkembang sesuai dengan usianya. Kunci pokok keterampilan sosial anak di sini
adalah orang tua. Karena orang tua adalah pendidik pertama bagi anak, pendidikan
bagi anak dapat terlaksana ketika orang tua mengasuh anak, pola asuh ini akan
3
Martinus & Jamilah, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2010), 12.
3
menentukan sikap anak. Pola asuh merupakan suatu cara untuk mengasuh anak untuk
hidupnya.4Pola asuh diberikan orang tua kepada anaknya, atau dapat juga dimaknai
dengan metode orang tua dalam membimbing anak dan membantunya dalam proses
belajar dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena pola asuh sangat
berpengaruh bagi anak maka penting bagi orang tua dalam memberikan pola asuh
yang tepat bagi anak agar perkembangannya dapat terstimulus dengan baik.
Terdapat berbagai tipe pola asuh yang umum dilakukan orang tua pada anak
yang dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe yaitu, pola asuh demokratis, otoriter dan
permisif.5 Pola asuh demokratis ini merupakan pola asuh yang mengutamakan
kepentingan anak, namun orang tua masih tetap dapat mengontrol anak, pola asuh
otoriter merupakan pola asuh yang bersifat kaku dan keras kepada anak, sedangkan
pola asuh permisif merupakan pola asuh yang membebaskan anak melakukan
keinginannya dan memenuhi segala keinginan anak. Berbagai macam pola asuh
tersebut. Dalam Hal ini orang tua tentunya harus mampu untuk berinteraksi dan
Orang tua yang menerapkan pola asuh yang tidak tepat akan berdampak pada
anak, contohnya anak akan menjadi penakut, cengeng atau mengalami kecemasan
perkembangan anak, tentunya orang tua menginginkan anaknya menjadi anak yang
baik dalam keterampilan sosialnya sehingga anak tidak kesepian dan dapat
4
Fredericksen Victoranto Amseke, Pola Asuh, Temperamen dan Perkembangan
Sosial Emosional Anak Usia Dini, (Cilacap: PT. Media Pustaka Indo, 2023), 55
5
Papalia, Olds, & Feldman, Human Development, (Jakarta: Kenaca, 2008), 395.
4
menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. Harapan ini sering kali kandas dan
tidak terwujud karena anak kurang terampil dalam bersosial yang akibatnya kesulitan
Dengan macam-macam pola asuh, maka tentunya pola asuh ini akan memiliki
pengaruh yang berbeda. Pola asuh orang tua memiliki dampak yang signifikan pada
berinteraksi dengan orang lain. Dari uraian di atas orang tua harus mempersiapkan
pola asuh yang tepat, karena pengaruh pola asuh orang tua sangat menentukan
pergaulan dan pertemanan anak. Pada pengamatan peneliti bahwa saat ibadah sekolah
minggu di GITJ Gilimulyo, beberapa anak terlihat sulit untuk lepas dari orang tuanya,
cenderung marah dan menangis jika anak tersebut dipaksa untuk bergabung dengan
teman-temannya. Rasa kurang percaya diri dalam bergaul ini akan memberikan
dampak bagi anak dalam ia bersosialisasi dengan lingkungan dan teman sebayanya.
Seharusnya orang tua menerapkan pola asuh yang tepat sehingga dapat mengarahkan
anak dan mendidik anak agar ia dapat menyesuaikan dirinya dengan baik.
Asuh Orang Tua (Otoriter, Demokratis, dan Permisif) terhadap Keterampilan Sosial
B Identifikasi Masalah
5
1. Peran orang tua dalam membentuk keterampilan sosial anak.
C Batasan Masalah
ruang lingkup pembahasan oleh penulis dalam penelitian ini, penulis hanya berfokus
pada keterampilan sosial anak sekolah minggu GITJ Gilimulyo. Kemudian peneliti
akan membahas tentang pola asuh orang tua dan memaparkan pengaruhnya terhadap
D Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang sudah penulis uraikan di atas,
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Apa bentuk pola asuh orang tua yang diterapkan di GITJ Gilimulyo?
2. Apakah pola asuh orang tua (Otoriter, demokratis, dan permitif) berperan dalam
E Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis yang hendak dicapai dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bentuk pola asuh orang tua yang diterapkan di GITJ Gilimulyo.
Gilimulyo.
F Manfaat Penelitian
6
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
1. Bagi peneliti
Di tinjau dari segi ilmiah, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan, teori-teori mengenai pola asuh orang tua secara
masa depan.
Dengan penerapan pola asuh orang tua yang tepat, di harapkan anak dapat
Orang tua dapat memahami dan melakukan tanggung jawabnya dalam mendidik
memberikan informasi serta wawasan bagi orang tua dalam menerapkan pola
asuh.
4. Bagi Gereja
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam
mengambil kebijakan mengenai pola asuh orang tua terhadap anak, sehingga dari
hasil penelitian ini dapat dijadikan umpan balik dalam membangun dan
G Sistematika Penulisan
7
Untuk memperoleh sebuah pembahasan yang sistematis, peneliti menyusun
sistematika penulisan supaya penulisan dalam karya ilmiah ini menjadi runtut dan lebih
sistematis serta dapat menunjukkan hasil penelitian yang mudah pahami. Adapun sistematika
1. BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
tua yaitu; otoriter, demokratis, dan permisif, dipandang secara umum, pengaruh,
manfaat dan dampak. Kemudian akan dijelaskan juga mengenai korelasi pola asuh
demokratis, permisif) di GITJ Gilimulyo, paparan data dan temuan hasil peneliti di
GITJ Gilimulyo. Dengan cara mengamati data dalam dokumen, wawancara dan
5. BAB V KESIMPULAN
8
Berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan peneliti yang diteliti, dan saran
bagi peneliti lain untuk menyempurnakan penelitian ini. Kesimpulan ini akan
9
BAB II Landasan Teori
A.
B.
C.
BAB V Penutup
Daftar Pustaka
Emosional Anak Usia Dini. Cilacap: PT. Media Pustaka Indo, 2023.
Jamilah, Martinus &. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Ciputat: Gaung Persada Press,
2010.
Mulyani, Novi. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta : Kalimedia, 2016.
Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2011.
10