Anda di halaman 1dari 24

Nama : Putri Nidia Aulia

Kelas : Akuntansi C Malam

NIM : 21620044

Mata Kuliah : Bahasa indonesia

Tugas Pembuatan BAB 1 Pendahuluan


“Pengaruh Interaksi Sosial Keluarga Dengan Kepribadian Anak-Anaknya di

Lingkungan RT 10 Tanjung Redeb”

BAB 1

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik berupa tindakan yang saling

memengaruhi antar individu, individu dengan kelompok, dan antar kelompok.

Keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama dalam perkembangan

seorang individu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pembentukan

kepribadian seorang anak akan bermula dari lingkungan keluarga itu sendiri.

Salah satu bentuk tanggung jawab orang tua terhadap anaknya ialah untuk

mendidik anak-anaknya. Cara pola asuh dan kebiasaan orang tua akan

memberikan pengalaman bagi anaknya dalam kehidupan, sehingga anak tersebut

dapat memiliki banyak informasi untuk berfikir. Dengan memberikan kesempatan

kepada anak untuk mewujudkan ide gagasannya, menghargai ide gagasan

tersebut, serta dapat memuaskan rasa keingin tahuannya.

Dalam kehidupan sosial, seorang individu perlu berinteraksi dengan orang lain

dan ketika berinteraksi tersebut seseorang harus menemukan dan memahami

hakikat dirinya sebagai makhluk sosial yang tentunya saling membutuhkan. Tugas
orang tua disini yaitu untuk mengasah dan mendidik anak-anaknya agar selalu

bisa bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik. Karena pada zaman yang

semakin maju ini tidak jarang ditemukan kabar bahwa banyak orang tua yang

mengabaikan anaknya dengan alasan sibuk sehingga tidak ada kata perhatian dan

kepeduliannya kepada anaknya.

Keluarga menjadi alih fungsi sebagai rumah yang dimana memiliki banyak

arti dan bukan hanya sebagai tempat berlindung saja. Tetapi, juga menjadi sarana

ketika ada suatu permasalahan serta menyediakan wadah untuk solusinya dan juga

menjadi pegangan utama seorang anak untuk mencapai keberhasilannya.

Interaksi yang terjadi dalam lingkungan keluarga akan menentukan sikap

seorang anak dalam menghadapi interaksi dalam lingkungan masyarakat.Ketika

perhatian orang tua dan interaksi dengan anak kurang baik maka dampak yang

akan terjadi ialah dimana sikap anak ini akan lebih cenderung anarkis, terutama

dalam pergaulan sosial dengan masyarakat dan bahkan dalam menjalin hubungan

dengan keluarga. Dilihat dari kondisi tersebut apabila dari pihak keluarga kurang

mendukung dan kurang kondusif dalam berkomunikasi yang kurang baik alias

menjadi pemicu dalam timbulnya penyimpangan perilaku dan perbuatan-

perbuatan negatif seorang anak.

Diakui atau tidak keluarga merupakan bagian awal pembentuk jiwa anak

secara sosial. Oleh karena itu secara berkesinambungan anak-anak memerlukan

pembinaan untuk bisa menjalani kehidupannya. Pembinaan itu bukan sekedar

dalam hal pendidikannya melainkan orang tua berkewajiban mengambil peran


untuk membentuk anak sesuai dengan tabiat, pertumbuhan pemikiran, dan

kreativitas anak.

Keluarga menjadi kelompok sosial yang utama sebagai tempat anak belajar

menjadi manusia yang dapat bersosialisasi, rumah tangga menjadi tempat pertama

dari dimulai nya perkembangan segi-segi sosialnya dan dalam berinteraksi dengan

orang tuanya secara wajar. Anak pun seharusnya memiliki pembekalan yang

memungkinkannya untuk menjadi bagian dari anggota keluarga yang berharga

kelak, namun apabila hubungannya dengan orang tua kurang baik, maka besar

kemungkinan juga interaksi sosial dengan masyarakat lain akan berjalan kurang

baik sehingga kepribadian anak tersebut pun akan berbeda dari yang semestinya.

Dengan adanya kehadiran seorang anak dalam keluarga, maka adanya

komunikasi menjadi suatu hal yang penting dan intensitasnya harus selalu

meningkat, artinya dalam keluarga itu sendiri perlu ada komunikasi yang baik dan

sesering mungkin dilakukan antara orang tua dan anak.

Pada saat ini sudah banyak persoalan yang timbul di masyarakat karena tidak

adanya komunikasi yang baik dalam keluarga. Hubungan yang terjadi dalam

keluarga biasanya dilakukan dengan kontak sosial dan komunikasi. Kedua hal ini

merupakan syarat terjadinya pembentukan kepribadian seorang anak berdasarkan

interaksi sosial keluarganya yang akan saling mempengaruhi satu sama lain dan

saling memberikan respon sehingga pembentukan kepribadian untuk berinteraksi

dengan masyarakat dapat tercapai. Dengan interaksi anak dan orang tua akan
memberikan gambaran tertentu pada anak sehingga akan terbentuk sikap tertentu

dari masing-masing pihak.

Namun dalam kenyataannya, proses interaksi anak dengan orang tua tidak

selalu berjalan dengan baik dan tidak selalu sesuai dengan apa yang kita harapkan

serta tidak sesederhana apa yang kita bayangkan dan kita katakan. Pengasuhan

seorang anak sering dibumbui oleh berbagai hal yang tidak mendukung bagi

kemandirian anak, antara lain : sikap dan perilaku orang tua yang tidak dapat

menjadi contoh bagi anak-anaknya, suasana emosional anggota rumah tangga

sehari-hari yang kurang kondusif, serta interaksi anggota keluarga lainnya yang

tidak baik. Dengan situasi seperti itu, maka tidak semua interaksi keluarga itu

dinilai efektif terhadap perkembangan seorang anak, akibatnya akan merujuk pada

sifat dan perilaku serta kemandirian anak dimana semua itu tercakup dalam

bentuk kepribadiannya.

Faktor lingkungan seperti kemajuan teknologi yang berkembang pesat di

zaman sekarang itu sangat mempengaruhi nilai dan norma yang berlaku dalam

individu, keluarga maupun masyarakat. Hal ini dapat berakibat timbulnya

berbagai permasalahan sosial pada anak diantaranya adalah adanya penimpangan

perilaku baik pada anak maupun pada orang dewasa, seperti tindak kekerasan,

pencurian, pelecehan seksual, tawuran dan lain-lainnya dimana hal itu semua

terkandung dalam bentuk kepribadian seorang individu yang menyebabkannya

dapat bertentangan langsung dengan hukum yang berlaku.


Kenakalan pada era globalisasi ini bukan merupakan permasalahan yang

sederhana lagi melainkan sudah menjadi isu yang sangat mengkhawatirkan dalam

perkembangan kepribadian seorang anak. Perilaku menyimpang yang biasanya

disebut dengan penyimpangan sosial tersebut sangat menganggu ketertiban orang

lain atau dalam masyarakat, merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-

nilai kesusilaan atau kemanusiaan, baik dalam sudut pandang agama ataupun

secara individual maupun masyarakat. Akibatnya, anak-anak yang berperilaku

menyimpang tersebut akan memiliki kepribadian yang disebut masyarakat dengan

sebutan “ anak nakal “ atau jika dalam suatu norma berarti seorang anak yang

berhadapan dengan hukum.

Manusia dalam hidup bermasyarakat,akan saling berhubungan dan saling

membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat disebut dengan

interaksi sosial, kata interaksi secara umum dapat diartikan saling berhubungan

atau saling bereaksi dan terjadi pada dua orang individu ataupun lebih.

Bentuk interaksi sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih itu akan

berdampak pada sifat seorang individu yang dapat mempengaruhi perubahan

kepribadiannya dalam diri seseorang. Artinya dalam interaksi sosial ini terdapat

hubungan yang dilakukan manusia baik secara individu maupun kelompok, yang

merupakan hubungan yang dilakukan manusia untuk bertindak terhadap sesuatu

atas dasar makna yang dimiliki oleh manusia itu berasal dari interaksi antara

seseorang dengan sesamanya.


Interaksi sosial dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari termasuk kita sendiri,

yang kita ketahui, bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan dalam intelektual

individu. Karena manusia itu sendiri senantiasa melakukan hubungan interaksi

dalam kehidupan sehari-hari dengan individu maupun kelompok lain yang saling

memberikan hubungan timbal balik. Bahkan seorang manusia itu harus

berinteraksi sosial dikarenakan mereka membutuhkan bantuan orang lain dan

tidak bisa jika hanya dilakukan oleh seorang individu saja.

Anak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat

ini. Anak juga merupakan makhluk sosial yang tentunya memerlukan interaksi

sosial dengan orang lain dimulai dengan berinteraksi dengan lingkungan

keluarganya itu sendiri lalu dilanjutkan dengan lingkungan masyarakatnya. Anak

memerlukan orang lain untuk dapat mengembangkan segala kemampuannya,

karena seorang anak lahir ke dunia ini dengan segala kelemahan sehingga tanpa

campur tangan orang lain maka anak tidak akan bisa mencapai taraf kemanusiaan

yang normal. Normal disini merupakan sesuatu yang berarti bahwa sudah sesuai

dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dan tentunya harus

dipahami serta dilaksanakan oleh seorang individu yang tergabung di dalam

lingkungan masyrakat itu sendiri.

Anak mempunyai hak-hak yang secara spesifik berbeda dengan manusia

dewasa karena perbedaan kondisi fisik dan mental mereka yang belum stabil.

Dalam banyak hal, anak memerlukan perlakuan dan perlindungan khusus.

Terutama terhadap perbuatan yang bisa merugikan perkembangannya sendiri

maupun merugikan masyarakat lain. Anak membutuhkan pihak lain seperti


keluarga dalam perkembangan awalnya untuk mendukung tumbuh kembang anak

secara wajar.

Kesejahteraan dan perlindungan anak merupakan persoalan yang serius karena

terkait dengan kelangsungan hidup sebuah masyarakat dan kemajuan masa depan

negara. Dalam bekerja sama dengan anak, seorang individu harus memahami

bagaimana proses perkembangannya, apa yang mereka butuhkan dalam

lingkungan sekitarnya, dan bagaimana mereka bereaksi jika kebutuhannya tidak

dapat mereka peroleh.

Kepribadian merupakan hasil sosialisasi. Proses pembentukan kepribadian

melalui sosialisasi dapat dibedakan dalam beberapa hal yaitu : sosialisasi yang

dilakukan dengan sengaja melalu proses jalannya pendidikan dan pengajaran serta

sosialisasi yang dilakukan tanpa ada kesengajaan melalui proses interaksi sosial

sehari-hari dalam lingkungan mayarakatnya.

Proses interaksi sosial tersebut berjalan sepanjang kehidupan manusia dimulai

dari dalam lingkungan keluarganya, kelompok, sampai berlanjut ke kehidupan

masyarakat yang lebih luas. Melalui serangkaian proses panjang inilah, seorang

individu dapat belajar meresapi, menghayati, kemudian melakukan pendalaman

mengenai nilai, norma, pola-pola tingkah laku sosial ke dalam mentalnya. Dari

berbagai hal pendalaman itulah seseorang akan berperilaku menurut pola-pola

tertentu yang memberi ciri watak khas sebagai identitas diri seseorang dan

terbentuklah kepribadian.
Masyarakat sebagai lingkungan tempat mereka tinggal, secara sengaja atau

tidak, selalu berusaha untuk mengarahkan dan mempengaruhi anggota-

anggotanya untuk selalu mematuhi nilai dan norma hingga kebiasaan mereka

sehingga individu akan berperilaku sesuai dengan harapan kelompoknya. Jadi,

sesungguhnya sosialisasi itu merupakan aktivitas dua pihak, yaitu pihak yang

disosialisasi dan pihak yang mensosialisasi. Dari proses tersebut, terbentuklah

kepribadian yang berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat

lainnya. Misalnya, kepribadian orang Jawa berbeda dengan kepribadian orang

Banjar. Hal ini sesuai dengan perbedaan nilai dan norma yang ada dalam

lingkungan masyarakat itu sendiri.

Pengalaman sosialisasi yang dilakukan masing-masing individu bisa saja

berbeda. Kepribadian yang tumbuh pada individu tidak mungkin persis sama

dengan individu lainnya walaupun memiliki lingkungan yang sama. Oleh karena

itu, seseorang dapat melihat berbagai ragam bentuk kepribadian yang ditampilkan

tiap individu dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Misalnya ada pribadi

individu yang memiliki sifat yang pendiam, pemarah, penyabar, egois ataupun

bentuk lainnya. Semuanya itu tergantung pada penyerapan serta pemahamannya

mengenai nilai dan norma yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan

masyarakatnya.

Adanya perbedaan kepribadian setiap individu sangatlah bergantung pada

faktor-faktor yang memengaruhinya dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Kepribadian terbentuk, berkembang, dan berubah seiring dengan proses sosialisasi

yang dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, kebudayaan maupun faktor


geografis yang ada dalam lingkungan masyarakatnya melalui proses interaksi

sosial sehari-hari.

Keluarga berfungsi membentuk aturan dan komunikasi bagi anggotanya, salah

satu hal penting yang dipelajari dalam keluarga yaitu tentang bagaimana

memegang peranan sebagai makhluk sosial yang memiliki norma-norma tertentu

dalam pergaulannya untuk membentuk hubungan sosial dengan orang lain. Orang

tua yang terdiri dari ayah dan ibu akan membawa kepribadian, pemikiran dan juga

perilaku yang berbeda-beda. Hal ini yang akan digunakan serta ditunjukkan saat

orang tua mengasuh dan mengajari anak. Sehingga akan banyak ditemukan

seorang anak memiliki perilaku dan sifat mirip seperti orang tua mereka. Begitu

pula kemampuan dasar pada manusia yang salah satunya adalah kemampuan

interaksi sosial dengan lingkungan sekitarnya baik dalam lingkungan keluarga

maupun di luar keluarga, mereka cenderung akan mengikuti interaksi yang

dilakukan oleh orang tua mereka dan tentunya sudah mereka pahami dan terapkan

dalam kepribadiannya di lingkungan sehari-hari.

Orang tua memiliki perbedaan dalam kepribadiannya akan memilih gaya

pengasuhan yang mereka anggap tepat dalam mendidik anak-anak mereka.

Pengasuhan yang sudah diterapkan oleh orang tua tersebutlah yang akan

mempengaruhi cara hidup anak, dan akan menjadi salah satu faktor dalam

pembentukkan kepribadian anak di masa yang akan datang.

Pengasuhan orang tua yang dipilih untuk mendidik dan mengasuh anak kelak

akan membentuk anak sesuai dengan harapan dan keinginan dari orang tuanya.
Cara orang tua mengasuh anak akan mempengaruhi sikap orang tua

memperlakukan anak mereka sendiri. Hal itu akan mempengaruhi sikap anak

terhadap orang tua dan perilaku mereka terhadap orang tua. Orang tua harusnya

bersikap positif jika ingin anaknya tumbuh dengan baik. Kehidupan keluarga

merupakan sekolah yang pertama untuk anak mempelajari emosi mereka. Dari

keluarga anak dapat belajar cara mengekspresikan emosinya. Anak dapat

mencontoh bagaimana orang tua atau anggota keluarga lainnya mengekspresikan

reaksi ketidaknyamanan atau kenyamanan yang dirasakan.

Anak yang memiliki perkembangan sosial yang baik akan ditunjukkan melalui

proses sosial yang baik. Salah satu proses sosial yang dapat dilihat yaitu anak

mudah menaati peraturan yang ada di lingkungan sosialnya, baik di lingkungan

sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat. Anak akan mengalami perubahan

perkembangan yang disesuaikan dengan keadaan kondisi masyaraka saat itu,

sehingga dapat berbaur dalam masyarakat secara baik. Dalam keluarga anak

seharusnya mendapatkan pendidikan yang tepat, dimana dalam keluarga

memberikan nilai yang seharusnya didapatkan anak. Otomatis anak nanti akan

bisa menyelesaikan masalahnya sendiri di masa yang akan datang. Anak yang

mendapatkan dukungan positif dari keluarga nya akan lebih berhasil memecahkan

masalahnya.

Di dalam perkembangan anak, maka keluarga merupakan lingkungan sosial

yang pertama dikenalkan kepada anak atau dapat dikatakan bahwa seorang anak

mengenal kehidupan sosial itu pertama-tama di dalam lingkungan keluarga. Dan

juga peranan keluarga terhadap perkembangan anak tidak hanya sebatas kepada
situasi sosial ekonominya atau kebutuhan struktur dan interaksinya tetapi juga

cara dan sikap dalam pergaulannya memegang peranan penting di dalam

perkembangan sosial anak.

Dengan demikian, orang tua mempunyai tanggung jawab untuk

merperkenalkan nilai-nilai sosial pada diri anak serta mengajarkan sikap dalam

pergaulan. Karena anak mengenal lingkungan sosial yang pertama adalah

lingkungan keluarga. Konteksnya dengan tanggung jawab orang tua dalam

pendidikan anak., orang tua adalah pendidik pertama dan utama. Orang tua adalah

model yang harus ditiru dan diteladani. Karena memberikan contoh yang terbaik

bagi anak dalam bersikap dan perilaku orang tua harus mencerminkan akhlak

yang mulia.

Orang tua harus benar-benar memberikan tauladan dan contoh yang baik

kepada anaknya, agar anak dapat mencontoh kepribadian orang tuanya. Jika

keteladanan dari orang tuanya kurang baik, maka anak akan mencari figur lain

yang memberikan ketenangan serta kepuasaan tersendiri bagi anaknya.

Interaksi sosial yang berlangsung dalam keluarga tidak terjadi dengan

sendirinya tetapi karena ada tujuan atau kebutuhan bersama antara ayah, ibu dan

anak. Seorang anak mengenal kehidupan sosial pertama-tama di dalam

lingkungan keluarga.

Adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya itu

menyebabkan bahwa “ seorang anak akan menyadari akan dirinya bahwa ia

berfungsi sebagai individu dan juga sebagai makhluk sosial “.


Tetapi pada kenyataannya ada beberapa anak yang tidak melakukan interaksi

sosial dengan baik di dalam kelurganya sendiri, bahkan anak tersebut tidak

menyadari bahwa ia adalah sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain

dalam hidupnya.

Kelakuan manusia pada hakikatnya hampir seluruhnya bersifat sosial, yakni

dipelajari dalam interaksi dengan manusia lainnya. Hampir segala sesuatu yang

dipelajari merupakan hasil hubungan dengan orang lain di rumah, sekolah, tempat

bermain, pekerjaan, dan lainnya. Tiap masyarakat harus meneruskan

kebudayaannya dengan beberapa perubahan kepada generasi selanjutnya melalui

pendidikan dan interaksi sosial.

Ada dampak negatif yang diakibatkan dari kurang baiknya interaksi sosial

orang tua dengan anaknya. Salah satunya adalah anak akan terjerumus ke dalam

pergaulan bebas dan anak akan cenderung melakukan penyimpangan sosial.

Misalnya anak akan bertindak menjadi seorang yang suka berbohong,

membangkang dan hal negatif lainnya.

Dalam kehidupan bermasyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan

atau norma yang berperilaku sesuai dengan yang dijumpai di masyarakat. Namun

di tengah kehidupan masyarakat itu kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-

tindakan yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku pada

masyarakat, bentuk dari tindakan itu antara lain menghindari pergaulan dengan

orang lain, tidak mau berteman, menggunakan narkotika, mabuk-mabukkan dan

masih banyak hal lain.


Karena banyaknya anak yang bertindak tidak sesuai aturan atau norma, maka

di sini lah tugas orang tua untuk membimbing dan memperhatikan perkembangan

anak ketika berada di luar rumah. Apapun yang dilakukan oleh anak harus benar-

benar memperhatikan norma yang berlaku di dalam masyarakat itu sendiri.

Pemeliharaan terhadap anak dari segi pemenuhan sandang dan pangan tidak

cukup untuk menjadikan generasi penerus yang sehat. Tetapi ada hal lain yang

paling utama dilakukan orang tua untuk menempa kepribadian anak, yaitu

pendidikan dan pembinaan dalam berbagai aspek kehidupannya.

Masalah sosialitas atau kesosialan artinya segala sesuatu mengenai

masyarakat, kemasyarakatan atau suka memperhatikan kepentingan umum, suka

menolong terhadap sesama, dan sebagainya.

Dari uraian di atas dapat kita pahami bahwa sosialitas itu adalah tingkah laku

atau kepribadian seseorang dengan lingkungannya, sosialitas itu berupa perilaku

atau sikap kepribadian seseorang yang telah menjadi wataknya, seperti suka

memberikan pertolongan atau berbuat kebaikan untuk kepentingan orang lain

yang membutuhkannya.

Sebagai institusi sosial keluarga memiliki fungsi sosial untuk menghidupkan

nilai-nilai sosial dalam setiap interaksi antar anggota keluarga. Nilai-nilai sosial

yang positif sebaiknya ditradisikan dalam keluarga untuk membina perilaku sosial

anak.

Tiap masyarakat mempunyai sistem nilai yang senantiasa terjalin nilai-nilai

kebudayaan nasional dengan nilai-nilai lokal yang unik. Dalam nilai-nilai itu
terdapat jenjang prioritas, ada yang dianggap lebih tinggi daripada yang lain yang

dapat berbeda menurut pendirian individual.

Pada era saat ini banyak orang tua yang merasa kesulitan dalam memahami

perilaku anak-anaknya yang sering kali terlihat tidak logis dan tidak sesuai dengan

akal sehat, maka untuk memahami anak, membina perkembangan, kecerdasan,

dan emosionalnya. Orang tua dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang

perilaku anak. Karena di sinilah dasar perilaku anak terbentuk. Dan fakta pun

menunjukkan bahwa karena adanya kesibukan atau banyaknya masalah yang

dihadapi orang tua, sehingga perhatian terhadap anaknya menjadi berkurang dan

menyebabkan komunikasi orang tua dan anak menjadi sedikit terhambat pula.

Dalam kehidupan sehari-hari orang tua terkadang secara tidak sadar

memberikan contoh yang kurang baik terhadap anaknya, misalnya orang tua tidak

mau mendengarkan cerita anaknya, berbicara kasar kepada anaknya, terlalu

mementingkan dirinya sendiri dan hal lainnya.

Dari beberapa hal di atas dapat kita ketahui bahwa sikap orang tua dapat

berpengaruh negatif terhadap sang anak terutama dalam perkembangan pola pikir

dan kepribadiannya. Karena anak belum bisa memilih mana yang baik dan mana

yang buruk untuk dicontoh mereka, maka apa yang sudah orang tuanya berikan

contoh secara sengaja maupun tidak sengaja akan dipelajari sang anak dari sikap

orang tua tersebut.

Dari uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa keluarga mempunyai

fungsi sosial, dimana orang tua mempunyai tanggung jawab untuk menghidupkan
nilai-nilai sosial yang baik kepada anggota keluarganya, dengan cara memberikan

teladan yang baik melalui proses interaksi sosial antara orang tua dengan anak

maupun orang lain agar anak dapat meniru hal-hal yang positif dimana menjadi

suatu harapan dari orang tua agar anaknya dapat berperilaku baik dalam menjalani

kehidupan sehari-harinya. Selain itu orang tua juga harus memperkenalkan nilai-

nilai sosial yang ada di lingkungan sekitarnya yaitu pada lingkungan

masyarakatnya sehinggan anak tidak melanggar nilai dan norma-norma yang

berlaku di masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di Lingkungan RT

10 Tanjung Redeb, ditemukan bahwa kepribadian seorang anak dalam keluarga

itu terpengaruh dari proses interaksi sosial antara anak dengan orang tuanya.

Dari hal tersebut maka peniliti tertarik untuk melakukan penelitian di lokasi

tersebut untuk mengetahui bagaimana bisa kepribadian seorang anak itu bisa

terpengaruh dari proses interaksi sosial dari kedua orang tuanya di Lingkungan

RT 10 Tanjung Redeb.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diangkat penelitian

dengan judul Pengaruh Interaksi Sosial Keluarga dengan Kepribadian Anak-

anaknya di Lingkungan RT 10 Tanjung Redeb.


2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka pertanyaan penelitian dari masalah

ini adalah :

1. Mengapa interaksi sosial orang tua terhadap anak dapat mempengaruhi

kepribadiannya di lingkungan RT 10 Tanjung Redeb?

2. Bagaimana bentuk interaksi sosial keluarga di lingkungan RT 10 Tanjung

Redeb?

3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaruh interaksi sosial terhadap kepribadian anak di

lingkungan RT 10 Tanjung Redeb.

2. Mendeskripsikan bentuk interaksi sosial keluarga di lingkungan RT 10

Tanjung Redeb.

4. Lokasi Penelitian

Penelitian yang berjudul Pengaruh Interaksi Sosial Keluarga dengan

Kepribadian Anak-anaknya ini akan dilakukan di Lingkungan RT 10 yang terletak

di Jln. Mardatillah Tanjung Redeb, Berau.


5. Kajian Pustaka

1. Interaksi Sosial

interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut

hubungan antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan

kelompok. Tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan

bersama. Proses sosial adalah suatu hubungan timbal balik atau saling

mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya di dalam

masyarakat.

a. Definisi Interaksi Sosial

ahmadi (2002: 54) menyatakan interaksi sosial adalah suatu

hubungan antara dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang

satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang

lain atau sebaliknya.

Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial kaarena

tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama. Pergaulan

hidup terjadi apabila orang atau kelompok manusia bekerja sama. Saling

bicara dan seterusnya untuk mencapai tujuan bersama ( Anagoro dan

Widiyanti, 1990: 24)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial

adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki

kelakuan individu yang lain, ataupun sebaliknya.

b. Aspek-aspek Interaksi Sosial

Menurut Sarwono (2010: 185), ada beberapa aspek yang mendasari

interaksi sosial yaitu :

1) Komunikasi

Komunikasi adalah proses pengiriman berita atau informasi

dari seseorang kepada orang lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari

kita melihat komunikasi ini dalam berbagai bentuk, misalnya bergaul

dengan teman, percakapan antara dua orang, berita yang dibacakan

oleh penyiar, pidato, dan sebagainya.

2) Sikap

Sikap (attitude) adalah istilah yang mencerminkan rasa senang,

tidak senang atau peraasaan biasa-biasa saja (netral) dari seseorang

terhadap sesuatu. Sesuatu itu bisa benda, kejadian, situasi, orang-orang,

atau kelompok.

3) Tingkah Kelompok

Teori yang pertama dikemukakan oleh tokoh-tokoh psikologi

dari aliran klasik, yaitu bahwa tingkah laku kelompok merupakan

sekumpulan individu dan tingkah laku kelompok adalah gabungan

dari tingkah laku individu-individu secara bersama-sama.


Teori yang kedua dikemukakan oleh Gustave Le Bon, bahwa

tingkah laku kelompok yaitu bahwa bila dua orang atau lebih

berkumpul di suatu tempat tertentu, mereka akan menampilkan

perilaku yang sama sekali berbeda daripada ciri-ciri tingkah laku

individu-individu itu masing-masing.

Aspek tingkah laku kelompok ini indikatornya adalah : tingkah

laku secara bersama-sama dan berkumpul dengan orang yang lebih

dari satu di suatu tempat.

4) Adanya Kontak Sosial

Dalam aspek kontak sosial ini indikatornya adalah : hubungan

dengan pihak lain secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut Gerungan (2010: 78) aspek interaksi sosial yaitu situasi

sosial. Situasi sosial merupakan setiap situasi dimana terdapat saling

hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya.

2. Kepribadian

a) Definisi Kepribadian

Kepribadian merupakan kebiasaan, sikap, sifat yang dimiliki

seseorang yang berkembang ketika seseorang berhubungan dengan

orang lain, menurut Koswara (2005: 35) menegaskan bahwa definisi

kepribadian (personality) adalah suatu istilah yang mengacu pada

gambaran-gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari


kelompoknya atau masyarakat, kemudian individu tersebut

diharapkan bertingkah laku berdasarkan dengan gambaran sosial

(peran) yang diterimanya itu. Kepribadian juga sering diartikan atau

dihubungkan dengan ciri tertentu yang menonjol pada diri individu.

Oleh karena itu, definisi kepribadian menurut pengertian sehari-hari

menunjuk pada bagaimana individu tampil atau menimbulkan kesan

bagi individu-individu lainnya.

Secara umum, kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang

terdiri dari corak kekuatan, opini, dorongan, dan sikap yang melekat

pada seseorang jika berhubungan dengan orang lain atau menanggapi

suatu keadaan. Istilah kepribadian adalah konsep yang luas sehingga

mungkin membuat definisi berlaku untuk semua orang. Kepribadian

merupakan latar belakang corak perilaku seseorang.

b) Perubahan Kepribadian

Perubahan itu terjadi dipengaruhi oleh faktor gangguan fisik dan

lingkungan. Perubahan kepribadian, menurut Sjarkawi (2008: 19)

faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan kepribadian

diantaranya sebagai berikut.

a. Faktor fisik, seperti mengkonsumsi minuman keras atau obat-

obatan terlarang, gangguan otak, kurang gizi, sakit atau

kecelakaan dan sebagainya.


b. Faktor lingkungan dan sosial budaya, seperti krisis ekonomi,

politik, dan keamanan yang menyebabkan terjadinya masalah

pribadi (stres, depresi) dan masalah sosial (pengangguran,

kriminalitas).

c. Faktor diri sendiri, seperti adanya tekanan emosional (frustasi

yang berkepanjangan), dan identifikasi terhadap orang lain

yang berkepribadian menyimpang.

c) Karakteristik Kepribadian

Hurlock ( 1986: 65) mengemukakan bahwa karakteristik penyesuaian

yang sehat atau kepribadian yang sehat (healthy personality). Kepribadian

yang sehat selalu ditandai dengan, mampu menilai diri secara realistik.

Individu yang kepribadiannya sehat mampu menilai diri apa adanya, baik

kelebihan maupun kelemahannya, menyangkut fisik (postur tubuh, wajah,

kesehatan) dan (kemampuan kecerdasan dan keterampilan).

Kelainan kepribadian itu berkembang pada umumnya disebabkan oleh

faktor lingkungan yang kurang baik, maka sebagai usaha pencegahan,

seharusnya pihak keluarga (orang tua), sekolah, dan pemerintah perlu

senantiasa bekerja sama dalam lingkungan yang memberikan kemudahan

kepada anak untuk mengembangkan potensi perkembangannya secara

optimal, baik menyangkut dalam hal fisik, psikis, moral, dan sosial.

Anda mungkin juga menyukai