Anda di halaman 1dari 6

KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA YANG DI KAJI BERDASARKAN

TUGAS INDIVIDU

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang dibimbing Oleh
Ibu Arbin Janu Setyowati, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :

Dara Norisha (160341606096)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

S1 PENDIDIKAN BIOLOGI

Mei 2018
Menurut Sunarto dan Hartono (2006) lingkungan sosial memberikan banyak pengaruh
terhadap pembentukan berbagai aspek kehidupan, terutama kehidupan sosio- psikologis. Manusia
sebagai makhluk sosial senantiasa berhubungan dengan sesama manusia. Bersosialisasi pada
dasarnya merupakan proses penyesuaian diri terhadap kehidupan lingkungan sosial dan bagaimana
seharusnya seseorang hidup dalam kelompoknya, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok
masyarakat luas.

Proses yang sangat berarti dalam fase remaja yang juga akan mempengaruhi fase
perkembangan berikutnya adalah terjadinya interaksi sosial dengan individu lain Harlock (2000).
Proses tersebut merupakan hal terpenting dari setiap tugas masa perkembangan karena dengan
melakukan interaksi sosial, individu akan belajar toleransi, belajar mengenal dan memahami
persamaan ataupun perbedaan yang ada dalam kehidupan. Perkembangan Sosial merupakan proses
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga dikatakan sebagai proses belajar
untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral (agama). Pencarian
jati diri remaja dapat ditemukan remaja dalam proses interaksi sosial.

Proses interaksi sosial yang sering berlangsung pada siswa biasanya terjadi pada
lingkungan tempat belajarnya atau sekolah. Sekolah merupakan tempat yang baik bagi siswa untuk
belajar berinteraksi. Pada lingkungan ini, siswa sebagai bagian dari remaja mulai mengenal norma
dan nilai yang dianut, perbedaan kebudayaan, sikap toleransi, dan berbagai hal yang berkaitan
dengan aspek sosialisasi kehidupan. Namun sering kali siswa mengalami kesulitan atau
permasalahan dalam melakukan interaksi sosial yang disebabkan karena ketidaktahuan dan
kurangnya persiapan dalam melakukan interaksi sosial yang baik. Oleh karena itu interaksi sosial
sangat lah penting bagi siswa agar siswa dapat diterima di lingkungan mereka dan mempermudah
siswa dalam bersosialisasi. Ketika siswa dapat bersosialisasi dengan baik maka siswa tersebut
dapat lebih diterima oleh teman-teman nya disekolah dan hal tersebut juga dapat mempengaruhi
prestasi akademiknya.

Menurut Hurlock (2000) salah satu tugas perkembangan remaja yang berkaitan dengan
interaksi sosial adalah bagaimana siswa dapat mencapai hubungan yang lebih matang dengan
teman sebaya. Interaksi sosial ini akan meningkat seiring dengan pertambahan usia. Menurut
Piaget dalam Sunarto dan Hartono (2006) interaksi sosial anak pada tahun pertama sangat terbatas,
terutama hanya dengan ibunya. Hampir keseluruhan perilaku pada anak usia tersebut berpusat
pada dirinya. Kebutuhan bergaul dan berhubungan dengan orang lain ini telah dirasakan sejak anak
berumur enam bulan. Pada usia tersebut anak telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu
dan anggota keluarganya. Semakin dewasa atau sekitar usia sekolah dasar, anak dapat berinteraksi
dengan sebayanya dan akan belajar tentang bagaimana bergabung dengan kelompok, menjalin
pertemanan baru, menangani konflik, dan belajar bekerja sama.

Menurut Muijs dan Reynolds (2008) hubungan sebaya sangat penting bagi perkembangan
anak. Teman dapat memberikan dukungan yang memungkinkan anak untuk mengambil bagian di
dalam kegiatan-kegiatan sosial-rekreasional yang tidak dapat dilakukan sendiri, yang penting bagi
perkembangan keterampilan sosial anak . Pendidikan kemampuan interaksi sosial yang baik tentu
akan memberi sumbangan yang baik pula pada semua bidang pertumbuhan individu.

Dari hasil observasi yang dilakukan pada siswa SMP Negeri 4 Malang kelas 8B salah satu
permasalahan yang dialami oleh siswa yaitu kesulitan dalam bergaul baik dengan teman sekelas
maupun dengan teman antar kelas. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat beberapa siswa yang
mengalami kesulitan dalam melakukan interaksi sosial. Menurut Browne (1985) terganggunya
proses interaksi social pada anak dapat disebakan oleh beberapa faktor,yaitu :

1. Faktor Keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial anak. Diantara
faktor yang terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap perkembangan
sosial anak adalah hal-hal yang berkaitan dengan status sosial ekonomi keluarga, keutuhan
keluarga, dan Sikap serta kebiasaan orang tua.
2. Faktor Lingkungan Luar Keluarga
Pengalaman sosial awal diluar rumah melengkapi pengalaman didalam rumah dan
merupakan penentu yang penting bagi sikap sosial dan pola perilaku anak. Sedangkan
menurut Hurlock (2000) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak,
yaitu faktor pengalaman awal yang diterima anak yang sangat menentukan perilaku
kepribadian selanjutnya.
Contoh dari faktor lingkungan luar kluarga yaitu
a. Faktor teman sebaya
Semakin bertambahnya umur anak, maka ia akan memperoleh kesempatan yang lebih
luas untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman sebayanya. Namun
hal ini tidak selalu terjadi karena dalam kenyataannya perbedaan-perbedaan umur yang
relatif besar tidak menjadi akibat tidak adanya kemungkinan melakukan hubungan-
hubungan dalam suasana bermain.
b. Keragaman budaya
Keragaman budaya sangat besar pengaruhnya bagi mental dan moral anak didik. Pada
masa-masa perkembangan, seorang anak didik akan sangat mudah dipengaruhi oleh
budaya-budaya yang berkembang di masyarakat, baik budaya yang membawa ke arah
perilaku yang positif maupun budaya yang akan membawa ke arah prilaku yang
negative.
c. Media Massa
Media massa merupakan faktor lingkungan yang dapat merubah atau mempengaruhi
perilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa juga sangat besar
pengaruhnya bagi perkembangan seseorang. Dengan adanya media massa, seorang
anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Media
massa dapat merubah perilaku seseorang ke arah positif dan negatif.

Lingkungan sosial memberikan banyak pengaruh terhadap pembentukan berbagai aspek


kehidupan. Sehingga apabila interaksi social pada siswa SMPN 4 Malang kelas 8B terganggu
maka dapat pula mengganggu keadaan psikologinya maupun kemampuan kognitifnya. Apabila
seorang siswa tidak dapat melakukan proses interaksi social, ia akan cenderung menyendiri dan
tidak memiliki teman. Keadaan tersebut dapat mengganggu psikologinya karena ia akan merasa
tertekan dengan keadaan di sekolah karena tidak ada teman untuk berbagi keluh kesah karena ia
hanya memendamnya sendiri. Keterampilan berkomunikasi sangat berperan dalam mempengaruhi
perkembangan sosial anak.

Kecerdasan mengutarakan pikiran dan perasaan melalui kata kata, serta menerima dan
menanggapi pendapat orang lain, sangat besar perannya dalam menentukan keberhasilan
pergaulan seorang anak. Mereka cenderung mampu dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan
yang baru dikenalnya. Lingkungan barunya pun demikian, akan cenderung merespon dengan baik
ketika berhadapan dengan anak yang mudah bergaul seperti ini. Sebaliknya apabila anak tidak
mempunyai komunikasi yang baik, ia lebih mudah merasa terasing. Tempramen (pembawaan)
anak cenderung tertutup, mengalami kesulitan menghadapi situasi baru atau situasi tidak ia kenal
dengan baik. Dia juga mudah merasa tidak aman, perasaan seperti ini terlihat cukup menonjol,
sehingga anak selalu membutuhkan dukungan dari orang lain terutama orang tua, saudara, atau
teman yang sudah lama ia kenal.

Karena kondisi psikologinya terganggu, hal tersebut juga akan mempengaruhi


kemampuan kognitifnya. Ia akan menjadi tidak fokus saat kegiatan pembelajaran berlangsung
sehingga dapat mempengaruhi nilai yang ia dapatkan dan prestasinya akan menurun.

Kemampuan bersosialisasi pada anak harus terus diasah karena kemampuan bersosialisasi
pada anak akan membuat anak memiliki banyak relasi sehingga anak dapat meniti kesuksesannya.
Banyaknya teman membuat anak tidak mudah stress karena anak dapat lebih leluasa untuk
bercerita. Bersosialisasi pada dasarnya merupakan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan
kehidupan sosial. Kemampuan berhubungan sosial, bekerja dalam kelompok teman sebaya dan
belajar menjadi pribadi yang mandiri merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus
dicapai oleh anak siswa sekolah dasar. Untuk menangani permasalahan interaksi sosial yang di
alami oleh anak usia SMP, maka sebaiknya perlu dilakukan peningkatan kemampuan interaksi
social pada anak dengan cara kegiatan kerja kelompok yang dapat mengasah kerjasama dengan
orang lain, melatih tanggung jawab. Selain itu sebaiknya saat di dalam kelas pasangan teman
sebangku anak diganti-ganti setiap harinya agar setiap anak mampu melakukan interaksi dengan
orang yang berbeda-beda sehingga dapat meningkatkan kemampuan interaksi sosialnya.
DAFTAR PUSTAKA

Browne, Gordon. (1985). Membangun hubungan sosial Anak. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Hurlock, Elizabeth, B. 2000. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Sunarto, A. & Agung Hartono. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Muijs dan Reynolds. 2008. Effective Teaching (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta : Pustaka
Belajar.

Anda mungkin juga menyukai