PROPOSAL
Oleh:
Uliveira
NIM. 032018001
BAB 1
PENDAHULUAN
Kemampuan bersosialisasi yang baik, tentu tidak begitu saja di terima oleh
anak. Janganlah kita mengira kemampuan ini bawaan bakat anak dan bukan juga
di wariskan dari orang tuanya. Melainkan suatu aspek dalam diri anak yang dapat
di kembangkan dan dilatih. Jadi, setiap anak punya potensi yang sama untuk
baik., pandai bergaul atau bersosialisasi dan kini hanya tergantung bagaimana dan
sejauh mana cara kita mengasah kemapuan anak ini. Manusia di tuntut untuk
sebagai siswa yang harus dapat menyesuaikan diri dengan semua hal. Pertemanan
dengan teman-teman sebaya dalam masa remaja menjadi hal atau pengaruh yang
lingkungan keluarga. Pertemanan dimulai dengan satu, dua orang dan lambat laun
kelompok sosial remaja (geng) yang dasarnya dilandasi oleh persamaan hobi,
bersosialisasi menurut Hurlock (dalam, Sarwono 2001) yaitu, pola asuh dan teman
sebaya.
perilaku yang di pelajari, yang digunakan oleh individu dalam situssi- situasi
Pada suatu penelitian diketahui Populasi siswa dan siswi SMK Negeri 3
Medan yang berjumlah 1200 siswa. Dan akan diambil sesuai dengan ciri dan
siswi SMK Negeri 3 Medan yang ditunjukan oleh koefisien ( = 0,942 dengan p >
0,05.). Artinya semakin tinggi dukungan sosial teman sebaya individu maka akan
dalam penelitian ini dinyatakan “diterima”. Dari penelitian ini juga diketahui
dengan R Square sebesar 0,887. Angka 0,887 mengandung arti bahwa dalam
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini, antara lain
faktor situsional (kehadiran orang lain, kondisi lingkungan, tekanan waktu), faktor
penolong (kepribadian, suasana hati, rasa bersalah, distress), faktor orang yang
2016 9 disukai, menolong orang yang pantas ditolong). Hal ini ini menunjukkan
bersosialisasi menurut Hurlock (dalam, Sarwono 2001) yaitu, pola asuh dan teman
sebaya. Teman sebaya adalah teman dimana mereka biasanya bermain dan
atau sebaya.
ada tipe individu yangb mudah bergaul dan ada pula sebagian tipe individu yang
susah bergaul. Selain itu, ada juga individu yang tidak memilih kelompok
pertemanannya, dan ada juga yang membatasi dan selektif dalam memilih teman.
Hubungan sosial individu berkembang karena adanya dorongan rasa ingin tahu
(dan merupakan tekanan yang lebih kuat) adalah kebutuhan remaja untuk
dengan apa yang dilakukan oleh teman sebaya berhubungan dekat dengan
penelitian mereka pada siswa sekolah menengah atas di Jerman tentang hubungan
antar teman sebaya bahwa beberapa siswa yang tidak popular (ditolak oleh teman
sebaya) memiliki perilaku agresi atau bullying yang tinggi, menarik diri dan
menahan dimensi- dimensi internal dan eksternal yang ada pada diri mereka.
Disamping itu siswa- siswa yang tidak popular ini selalu berubah-ubah persepsi
dikemukakan oleh Bierman dkk, bahwa siswa laki-laki agresif yang ditolak oleh
mempunyai rasa malu, kaku, dan secara sosial tidak sensitif dibandingkan dengan
siswa yang tidak berperilaku agresi atau bullying. Selain itu menurut Hurlock
bahwa, dukungan sosial teman sebaya pada remaja merupakan salah satu faktor
dimasa ini remaja akan menghadapi berbagai macam persoalan yang tidak
dapat mereka selesaikan sendiri tanpa adanya bimbingan dan dukungan dari
orang- orang terdekatnya, dalam hal ini adalah teman sebayanya. yang
(significant others) yang dekat bagi individu yang membutuhkan bantuan. Banyak
faktor yang mempengaruhi untuk merasakan dukungan sosial, dimana hal tersebut
masyarakat. Hubungan ini dapat berubah tergantung dari jumlah individu yang
bersosialisasi didasari oleh aspek fisik, psikologis, mental, sosial, dan moral.
ada 3 yaitu: Sikap sportif, Kepercayaan, dan Sikap terbuka. Dari uraian tersebut
komunikasi yang aktif dan lancar, kepercayaan serta sikap saling terbuka satu
sama lain. Serta didasari oleh kemampuan, fisik, psikologis, mental, sosial dan
moral.
Selain itu juga Cohan & Mckay (Niven, 2002:137) menampilkan bahwa
seseorang dapat menurunkan atau mencegah stress”. Hal ini didasari pada prinsip-
di atas dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa dukungan sosial adalah
sebuah pemberian bantuan tingkah laku atau materi baik verbal maupun non
verbal yang dapat berasal dari keluarga, teman, masyarakat maupun orang
dicintai.
sangat kurang dikarenakan tidak ada interaksi satu sama lain dan hampir tidak
mengenal satu sama lain dikarenakan siswa lebih banyak meghabiskan waktu
dirumah dikarenakan pembelajaran daring ,Hal ini yang membuat sebagian besar
proposal ini adalah , “Apakah ada hubungan dukungan sosial teman sebaya
Batam.
Batam .
tercapainya sosialisasi yang baik antar sesama siswa dilingkungan sekolahnya selama
pembelajaran daring.
2.bagi sekolah
pada siswa rendah, maka diharapkan kepada pihak sekolah untuk dapat membantu
dengan cara dapat menyediakan wadah kreatif yang positif untuk para siswa agar
3.bagi peneliti
variabel yang lain sehingga dapat memberikan sumbangan dan gambaran faktor-
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
suatu perilaku yang di pelajari, yang digunakan oleh individu dalam situssi-
keluarga budaya dan bangsa. Berdasarkan pendapat yang telah di uraikan oleh
diri, bagaimana cara hidup dan berfikir serta berfungsi dalam kelompoknya.
antara lain: a. Pelakunya lebih dari 2 orang atau lebih. b. Terjadinya komunikasi
2.2.1 Defenisi
sosial adalah perasaan sosial yang dibutuhkan terus menerus dalam interaksi
di terima individu dari orang lain maupun kelompok. Dalam pengertian lain,
disebutkan bahwa dukungan sosial adalah kehadiran orang lain yang dapat
bagian dari kelompok sosial, yaitu keluarga, rekan kerja, dan teman dekatnya.
remaja menerima dukungan social dari kelompok teman sebaya. Oleh karena itu,
dimasa ini remaja akan menghadapi berbagai macam persoalan yang tidak dapat
mereka selesaikan sendiri tanpa adanya bimbingan dan dukungan dari orang-
dapat berasal dari individu-individu penting (significant others) yang dekat bagi
merasakan dukungan sosial, dimana hal tersebut tergantung pada komposisi dan
atau kedekatan hubungan individu dengan individu lain. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa dukungan sosial teman sebaya adalah dukungan sosial yang
bersumber dari teman sebaya dapat memberikan informasi terkait dengan hal apa
selain itu dapat pula memberikan timbal balik atas apa yang remaja lakukan dalam
untuk menguji coba berbagai macam peran dalam menyelesaikan krisis dalam
informasi dari individu lain bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihargai
Menurut Sheridan & Radmacher (dalam Sari, 2011) dukungan sosial adalah
pada individu lain, dimana bantuan itu umunya diperoleh dari orang yang berarti
Menurut Wilis (2010) Teman sebaya adalah kelompok yang terdiri dari anak-
anak yang memiliki usia, kelas dan motivasi bergaul yang sama atau hampir sama.
Hal ini dinamakan peer group atau kelompok teman sebaya dapat membantu
proses penyesuaian diri yang baik. Ditambahkan pula oleh Santrock (2003) teman
sebaya adalah individu yang tingkat kematangan dan umurnya kurang lebih sama.
Dari pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa teman sebaya adalah
individu atau anak-anak yang memiliki tingkat kematangan, usia, kelas dan
motivasi bergaul hampir sama atau sama yang dapat membantu proses
penyesuaian diri. Pengaruh teman sebaya menurut Santosa (1999) ada dua macam
yaitu:
Pengaruh positif :
1.Apabila individu dalam kehidupannya memiliki peer group, maka mereka
akan lebih siap menghadapi kehidupan yang akan datang.
2. Individu dapat mengembangkan rasa solidaritas antar kawan
3. Apabila individu masuk dalam peer group, maka setiap anggota akan dapat
membentuk masyarakat yang akan direncanakan sesuai dengan kebudayaan yang
mereka anggap baik (menyeleksi kebudayaan dari beberapa temannya).
4. Setiap anggota dapat beralih memperoleh pengetahuan, kecakapan, dan
melatih bakatnya.
Pengaruh negatif :
1.. Sulit menerima seseorang yang tidak mempunyai kesamaan.
2.. Tertutup bagi individu lain yang tidak termasuk anggota. c. Menimbulkan
rasa iri pada anggota satu dengan anggota yang lain yang tidak memiliki
kesamaan dengan dirinya.
Kelompok teman sebaya yang memberikan tekanan yang bersifat pasif (dan
merupakan tekanan yang lebih kuat) adalah kebutuhan remaja untukmenyesuaikan
diri dengan apa yang dilakukan oleh temannya. Menyesuaikan dengan apa yang
dilakukan oleh teman sebaya berhubungan dekat dengan keinginan untuk diterima
dan disukai menurut Jersild (Masluchah, 2012).
Rubin, Bukowski, & Parker (Rodkin dkk, 2000) mengungkapkan hasil
penelitian mereka pada siswa sekolah menengah atas di Jerman tentang hubungan
antar teman sebaya bahwa beberapa siswa yang tidak popular (ditolak oleh teman
sebaya) memiliki perilaku agresi atau bullying yang tinggi, menarik diri dan
menahan dimensi- dimensi internal dan eksternal yang ada pada diri mereka.
Disamping itu siswa- siswa yang tidak popular ini selalu berubah-ubah persepsi
variabel yang diteliti maupun tidak diteliti, kerangka konsep membantu peneliti
untuk menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Polit and Beck 2017).
Faktor yang
Faktor yang
mempengaruhi
mempengaruhi
dukungan teman
kemampuan
sebaya:
bersosialisasi :
1. Faktor empati
1.teman sebaya
2. Faktor norma dan
2.orang tua
nilai nilai sosial
3.pola asuh
3. Pertukaran sosial 4.sekolah
DUKUNGAN TEMAN SEBAYA SEBAYA
BERSOSIALISASI
Komponen dukungan Aspek kemampuan
teman sebaya : bersosialisasi:
1. Emotional 1. Kemampuan bahasa
support 2. Kemampuan
2. Instrumental
KEMAMPUAN
komunikasi
support 3. Kepercayaan diri
Aspek kemampuan
bersosialisasi:
Aspek dukungan 4. Kemampuan bahasa
teman sebaya: 5. Kemampuan
1.emosional komunikasi
2.penghargaan 6. Kepercayaan diri
3.intrumental 7. Strategi sosial
4.informasi
5.jaringan sosial Skor:
1. Normal (0-24)
Skor: 2. Ringan (25-50)
1. Rendah (25-50) 3. Sedang (51-75)
2. Sedang (51-75) 4. Berat (76-100)
3. Tinggi (76-100) 5. Sangat Berat (101-125)
Keterangan:
: Berhubungan
dengan diteliti. Hipotesis dengan kata lain merupakan predikasi hasil yang
sipeneliti. Hipotesis yaitu prediksi tentang hubungan antara dua variabel atau lebih
BAB 4
METODE PENELITIAN
pertanyaan yang sedang dipelajari dan untuk menangani berbagai kesulitan yang
sosial teman sebaya dengan kemampuan bersosialisasi pada siswa di Sma Negri
16 Batam.
4.2.1. Populasi
beberapa kesamaan karakteristik (Polit & Beck, 2017). Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa di Sma Negri 16 Batam dengan jumlah 1200 siswa Dan
akan diambil sesuai dengan ciri dan karakteristik untuk pengambilan sampel.
4.2.1. Populasi
beberapa kesamaan karakteristik (Polit & Beck, 2017). Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa di Sma Negri 16 Batam dengan jumlah 1200 orang Dan
akan diambil sesuai dengan ciri dan karakteristik untuk pengambilan sampel.
4.2.2. Sampel
mewakili seluruh populasi (Polit & Beck, 2017). Pada penggambilan sampel
sampel ini digunakan penulis dengan alasan, penulis ingin mengambil sampel
sesuai dengan ciri dan karakteristik untuk pengambilan sampel yang digunakan
1. Variabel independen
(Creswell 2009). Variabel ini juga dikenal dengan nama variabel bebas,
artinya bebas dalam menjelaskan atau mepengaruhi variabel lain (Polit &
teman sebaya.
2. Variabel dependen.
variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi (Polit & Beck, 2017). Variabel
siswa.
menunjukkan adanya atau tingkat eksistensi suatu variabel (Polit & Beck, 2017).
data penelitian agar penelitian tersebut dapat berjalan dengan lancar dan baik
(Polit & Beck, 2017). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
umur.
dari 25 pernyataan, dimana terdapat empat aspek, yaitu aspek afeksi yang
negatif (3, 6, 8), aspek kognisi yang terdiri dari empat pernyataan postif (9,
11, 13, 14) dan tiga pernyataan negatif (10, 12, 15), aspek motivasi yang
terdiri dari satu pernyataan positif (18) dan tiga pernyataan negatif (16, 17,
19), aspek selesksi yang terdiri dari dua pernyataan positif (21, 22) dan
empat pernyataan negatif (20, 23, 24, 25). Kuesioner tersebut terbagi
menjadi 4 pilihan jawaban (sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, sangat tidak
sesuai). Untuk pernyataan positif pilihan jawaban sangat sesuai diberi skor
4, sesuai diberi skor 3, tidak sesuai diberi skor 2, sangat tidak sesuai diberi
diberi skor 1, sesuai diberi skor 2, tidak sesuai diberi skor 3, sangat tidak
Banyak Kelas
P = (25 x 4 ) – (25 x 1)
P = 100 - 25 = 25