Anda di halaman 1dari 12

Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam

e-ISSN: 2775-2933
Volume 4, Issue. 2, 2023, pp. 297-306

Hubungan Kecerdasan Emosional, Dukungan Orang Tua, dan Dukungan Teman


Sebaya dengan Kematangan Sosial Siswa Sekolah Menengah Pertama.
Shanti Karlina Yuniarti First Author*1, Dr. M. Ramli, M.A*2, Prof. Dr. IM. Hambali,
M.Pd3
1
universitas negeri Malang
Shantikarlina94@gmail.com

Submitted: 02-01-2023 Revised : 22-02-2023 Accepted: 27-04-2023

ABSTRACT..
Pada proses perkembangan terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi kematangan organ
mulai dari aspek fisik, intelektual, dan emosional. Masa kini siswa mulai memahami dalam
mengembangkan emosional bersosial adalah hal yang penting. hubungan antar pribadi (teman
sebaya) yang sejenis maupun dengan lawan jenis dan pencapaian prestasi. Kematangan sosial
itu sendiri adalah istilah yang umum dengan mengacu pada perilaku yang sesuai dengan
standar dan harapan dari orang dewasa dengan mengacu pada pada perilaku yang sesuai
dengan umur individu dimana secara internal terkait secara langsung dengan kecerdasan
emosional siswa dan secara internal ditentukan oleh dukungan orang tua dan dukungan teman
sebaya. Sehingga dapat memberikan upaya dalam meningkatkan kematangan sosial peserta
didik di sekolah, melalui layanan konseling individu dan bimbingan kelompok. Adapun
variabel-variabel yang diduga determinan dengan kematangan sosial diantaranya: kecerdasan
emosional, dukungan orang tua dan dukungan teman sebaya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan variabel kecerdasan emosional. (X1) dengan kematangan sosial (Y),
dukungan orang tua (X2) dengan kematangan sosial (Y), dan dukungan teman sebaya (X3)
dengan kematangan sosial (Y). Penelitian ini menggunkan metode ex post facto. Pengambilan
sampel menggunakan simple random sampling sebanyak 52 siswa SMP Al Hidayah Malang.
menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara kecerdasan emosional (X1) dengan
kematangan sosial (Y) nilai P-value 0.010 dan nilai r=0.341 bahwa memiliki korelasi cukup,
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua (X2) dengan kematangan sosial
(Y) nilai P-value 0.043 < 0.05 dan r = 0.201 bahwa memiliki hubungan yang sangat lemah,
terdapat hubungan signifikan antara dukungan teman sebaya (X3) dengan kematangan sosial
(Y) nilai P-value 0.035 < 0.05 dan r = 0.135 bahwa memiliki kekuatan hubungan sangat lemah.
Sehingga secara bersamaan terdapat nilai P-value 0.049 < 0.05 dan r = 0.133 yang berarti
hubungan yang signifikan antara hubungan kecerdasan emosional, dukungan orang tua dan
teman sebaya secara bersamaan dengan kematangan sosial
Keywords: Hubungan Kecerdasan Emosional Kematangan Siswa

INTRODUCTION
SMP Al Hidayah Malang diperlukan mengetahui capaian kematangan sosial siswanya.
Sehingga dapat memberikan upaya dalam meningkatkan kematangan sosial peserta didik di
sekolah, melalui layanan konseling individu dan bimbingan kelompok Pada proses
perkembangan terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi kematangan organ mulai dari aspek
fisik, intelektual, dan emosional, kematangan sosial merupakan salah satu aspek kematangan
yang harus dimiliki remaja dalam tahap perkembangan
Shanti Karlina Yuniarti First Author*1, Dr. M. Ramli, M.A*2, Prof. Dr. IM. Hambali, M.Pd3

METHOD
Siswa dalam tahap perkembangan bisa digolongkan pada masa remaja awal. Pada masa
ini siswa mulai memahami dan menginterprestasikan gejala-gejala sosial dan budaya dalam
kepentingan yang berbeda. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat menunjukkan sikap yang
sesuai dengan umurnya, Kematangan sosial pada dasarnya merupakan suatu hal yang penting,
dengan kematangan sosial orang-orang akan berusaha menyesuaikan diri dengan harapan
masyarakat, lingkungannya, dan tanpa kematangan sosial seseorang akan sulit bertahan di
lingkungannya Pentingnya analisis terhadap kematangan sosial siswa adalah dapat digunakan
untuk mengukur kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya
Pentingnya analisis terhadap kematangan sosial siswa adalah dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan mampu
mengelola emosinya dengan baik ketika ia pada suatu lingkungan tertentu, serta kemampuan
dalam mengerjakan atau menguasai tugas-tugas perkembangannya dengan baik Permasalahan
eksternal yaitu masalah yang terdapat diluar diri siswa sepeti masalah yang terkait dengan
permasalahan misalnya adanya beberapa anak yang menjadi bahan ejekan teman sebayanya.
Layanan bimbingan dan Konseling merupakan salah satu aspek dari program pendidikan yang
berfungsi mengarahkan peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
dihadapi saat ini serta dapat merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan
dan kebutuhan sosial. Peranan guru BK adalah sebagai pendorong, pengarah dan penggerak
bagi siswa untuk bertingkah laku atau berbuat sesuai dengan nilai-nilai moral. Selain itu guru
BK juga adalah motivator, pembimbing dan sahabat bagi siswa dalam dalam mengembangkan
sikap dan dan tingkah laku siswa terutama dalam pengembangan kematangan emosi siswa,
Kematangan sosial dipengaruhi oleh kecerdasan emosional yang dimiliki oleh siswa.
mengungkapkan kecerdasan emosi terdiri dari lima aspek atau komponen utama yaitu : 1)
mengenali emosi diri, suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu
terjadi, 2) mengelola emosi, kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat
terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu, 3)
memotivasi diri, kemampuan untuk bertahan dan terus menerus berusaha menemukan banyak
cara demi mencapai tujuan, 4) mengenali emosi orang lain, kemampuan seseorang untuk
mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang, peka terhadap
perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain. 5) membina hubungan
dengan orang lain, individu mampu menangani emosi orang lain. Gejolak emosi yang terjadi
pada siswa akibat perubahan-perubahan yang dialami, apabila tidak dapat dikendalikan. Jadi
kematangan sosial secara sosial dianggap penting karena setiap orang berusaha untuk
menyesuaikan diri secara aktif dengan lingkungannya,
Siswa yang dapat dikatakan emosinya telah matang apabila siswa telah mampu
bertoleransi dengan sesama, luwes dalam bergaul, dapat mengontrol diri sendiri baik itu dari
rasa marah yang berlebih dan perilaku yang kurang baik, dapat menerima diri dan orang lain
dimana mampu mencintai diri sendiri, menerima kekurangan dan kelebihan diri dengan penuh
rasa bangga, mampu menyatakan emosi, mampu berfikir realistis tidak mudah terpengaruh
oleh orang lain dan mampu mengemban tanggung jawab dengan bai. metode ex post peristiwa
yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang
dapat menimbulkan kejadian, mengamati variabel terikat (kematangan sosial siswa Sekolah
Menengah Pertama

2 Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 4, Issue. 2, 2023, pp. 297-306
Hubungan Kecerdasan Emosional, Dukungan Orang Tua, dan Dukungan Teman Sebaya dengan Kematangan
Sosial Siswa Sekolah Menengah Pertama.

RESULT AND DISCUSSION


Result
kecerdasan emosi dalam susunan pengetahuan, kemampuan emosional dan sosial yang
mempengaruhi kemampuan untuk mengatasi tuntutan lingkungan, meliputi:
a. Kemampuan untuk mengekspresikan diri,
b. Kemampuan berhubungan dengan orang lain,
c. Kemampuan untuk menghadapi emosi dan mengendalikan dorongan seseorang,
d. Kemampuan beradaptasi dengan perubahan untuk memecahkan masalah yang bersifat
pribadi atau sosial.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan emosi adalah
kemampuan individu dalam mengelola emosi meliputi kemampuan mengendalikan dorongan
diri dan keinginan, mengontrol sikap dan perilaku

kecerdasan emosional
(X1)

Dukungan orang tua Kematangan sosial


(X2) siswa (Y)

Dukungan teman
sebaya (X3)

Perencanaan metode yang di gunakan

 teknik simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang


memberikan kesempatan yang sama kepada populasi untuk dijadikan sampel, siswa SMP
Al-Hidayah Malang yaitu sebanyak 108 siswa, dengan perincian yaitu untuk kelas VII
yaitu sebanyak 30 siswa, kelas VIII sebanyak 28 siswa dan sebanyak 50 siswa untuk kelas
IX. menggunakan rumus Slovin, adalah sebagai berikut:
N
 n= 2
1+ Na
 Keterangan :
 n = besar sampel
 N = besarnya populasi

Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 4, Issue. 2, 2023, pp. 297-306 3
Shanti Karlina Yuniarti First Author*1, Dr. M. Ramli, M.A*2, Prof. Dr. IM. Hambali, M.Pd3

 α= Marginof Error Maximum, yaitu tingkat kesalahan maksimum yang


masih bisa ditolerir (ditentukan 10%). Dengan populasi sebanyak 108 siswa maka jumlah
sampel penelitian ini yaitu sebanyak 52 siswa. Data yang dihasilkan dari penyebaran angket
untuk kecerdasan emosional, dukungan orang tua dan dukungan teman sebaya dan variabel
terikat adalah kematangan sosial siswa Sekolah Menengah Pertama terdiri dari pernyataan
atau pertanyaan dengan 5 (lima) jawaban alternatif dimana responden dipersilahkan untuk
memilih satu jawaban yang telah disediakan pada masing-masing item. Model pengukuran
yang digunakan adalah Skala Likert dengan
Skor untuk
N Pernyataan
Alternatif Jawaban
o. Positif Negat
if
1 Sangat setuju (SS) 5 1
2 Setuju (S) 4 2
3 Netral (N) 3 3
4 Tidak setuju (TS) 2 4
5 Sangat tidak setuju (STS) 1 5

Instrumen Kematangan Sosial Siswa Sekolah Menengah Pertama disusun mengacu


pada teori kematangan

Varia Sub Indikator No Item


bel Variabel Posi Nega
tif tif
Kema Kema Keinginan 1 2
tangan ndirian mendapat bantuan
Sosial (Desy Keinginan bergaul 3 4
Yasmita, secara luas
2019) Partis Mampu berperilaku 5, 6
ipasi sosial yang dapat diterima
Mampu 7 8, 9
menyesuaikan dalam
kelompok teman
Peng Kemampuan 10,1 12,
ontrol emosi mengendalikan perasaan 1 13,14

Mampu menilai 15 16,1


dirinya 7
Peny Mampu menjalin 18, 21
esuaian hubungan dengan orang 19,20
sosial lain
Mampu menerima 22 23
pandangan orang lain.

4 Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 4, Issue. 2, 2023, pp. 297-306
Hubungan Kecerdasan Emosional, Dukungan Orang Tua, dan Dukungan Teman Sebaya dengan Kematangan
Sosial Siswa Sekolah Menengah Pertama.

Instrumen dukungan orangtua disusun mengacu pada teori dukungan orangtua yang
diadaptasi dari pengembangan instumen oleh Friedman (2018) dengan kisi-kisi sebagai
berikut:
Vari Aspek Indikator No Juml
abel variabel item ah
Duk Dukung 1.Nasihat 1,2, 8
ungan an informasi 2.Petunjuk 3, 4,5,6, 7,8
orangtua 3.Saran
(Friedman, 4.Umpan balik
2018) Dukung 1. Perhatian 9,12 4
an emosional 2. Empati 13,14
3. Rasa percaya
Dukung 1. Bantuan langsung 10,1 7
an instrument berupa tindakan 1, 15,16,
2. Bantuan langsung 17,18, 19
berupa materil
Dukung 1. Penghargaan positif 20,2 3
an penghargaan 2. Persetujuan 1, 22,23

Teknik dengan mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total sebagai kriterium.
Uji validitas instrumen rumus r Product Moment yang dianalisis melalui aplikasi Program
SPSS. Kaidah keputusan berdasarkan hasil validasi kecerdasanan emosional dan dukungan
orang tua, teman sebaya, kematangan sosial
 Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Kuisioner Kecerdasan Emosional
Nil Nil
No ai No ai
Hasil Hasil
mor Item Koefisien mor Item Koefisien
r r
1 0.4 Valid 13 0.7 Valid
17 23
2 0.8 Valid 14 0.8 Valid
19 19
3 0.7 Valid 15 0.6 Valid
70 54
4 0.4 Valid 16 0.7 Valid
00 72
5 0.5 Valid 17 0.5 Valid
21 21
6 0.7 Valid 18 0.6 Valid
39 29
7 0.7 Valid 19 0.7 Valid
23 23
8 0.8 Valid 20 0.5 Valid
19 78
9 0.6 Valid 21 0.2 Tida
89 07 k Valid
10 0.7 Valid 22 0.5 Valid
78 21
11 0.5 Valid 23 0.5 Valid
96 27
12 0.8 Valid
19

Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 4, Issue. 2, 2023, pp. 297-306 5
Shanti Karlina Yuniarti First Author*1, Dr. M. Ramli, M.A*2, Prof. Dr. IM. Hambali, M.Pd3

 Analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang


dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, Sum,
range, kurtosis dan skeweness (kemencengan distribusi). Parameter statistik yang sering
dipakai adalah (1) tendensi sentral, seperti rata-rata, nilai tengah dan modus, serta (2)
dispersi, seperti deviasi dan varians.
 Sedangkan analisis uji korelasi berganda. Uji prasyarat analisis diperlukan
untuk mengetahui apakah data yang telah diperoleh memenuhi syarat untuk dianalisis
 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Berikut rumus korelasi sebagai
berikut:
a. Jika nilai R = 0 maka tidak ada korelasi
b. Jika nilai R > 0 - 0,25 maka korelasi sangat lemah
c. Jika nilai R > 0,25 - 0,5 maka korelasi cukup
d. Jika nilai R > 0,5 - 0,75 maka korelasi kuat
e. Jika nilai R > 0,75 - 0,99 maka korelasi sangat kuat
f. Jika nilai R = 1 maka korelasi sempurna

Hasil (Result)
analisis hubungan kecerdasan emosional, dukungan orang tua dan dukungan teman sebaya
dengan kematangan sosial siswa

6 Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 4, Issue. 2, 2023, pp. 297-306
Hubungan Kecerdasan Emosional, Dukungan Orang Tua, dan Dukungan Teman Sebaya dengan Kematangan
Sosial Siswa Sekolah Menengah Pertama.

Dan hubungan antara kecerdasan emosional dukungan orang tua teman sebaya secara
bersamaan didan kematangan sosial

Diskusi/ Discussion
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, maupun dokumentasi, diperoleh hasil bahwa
teman sebaya memiliki berbagai peran bagi siswa di sekolah. Pertama, teman sebaya berperan
untuk memberikan dukungan sosial, moral, dan emosional bagi siswa. Santrock Hubungan
kecerdasan emosional, dukungan orang tua dan dukungan teman sebaya dengan kematangan
sosial siswa sekolah menengah pertama di SMP Al-Hidayah Malang yang dilakukan pada
bulan Februari 2023 sampai bulan Mei 2023. Sebelum melakukan penyebaran kuisioner, d
survei pendahuluan pada 30 siswa SMP Al-Hidayah Malang terhadap kondisi kecerdasan
emosional, dukungan orang tua dan dukungan teman sebaya dengan kematangan sosial siswa.
kecerdasan emosional kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif daya dan
kepekaan emosi sebagai sumber energy, dalam berinteraksi dengan orang lain. perkembangan
sosial anak pada prinsipnya dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat:
(1) Keluarga, bahwa hubungan pribadi lingkungan keluarga memepunyai pengaruh yang
sangat kuat terhadap perkembangan sosial anak. sangat berpengaruh terhadap sikap
dan perilaku anak, utamanya pada tahun kehidupan.

Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 4, Issue. 2, 2023, pp. 297-306 7
Shanti Karlina Yuniarti First Author*1, Dr. M. Ramli, M.A*2, Prof. Dr. IM. Hambali, M.Pd3

(2) Sekolah, guru mulai memasukan pengaruh terhadap sosialisasi mereka, meskipun
pengaruh teman sebaya biasanya lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh guru dan
orang tua.
(3) Masyarakat, sekolah, anak memasuki usia geng, kesadaran sosial kehidupan gang turut
mempengaruhi perkembangan perilku sosial. Pengaruh gang, disamping membantu
anak-anak menjadi pribadi yang mampu bermasyarakat,sebaliknya kehidupan geng
menopan perkembangan kualitas perilaku sosial mendasari adanya perkembangan
sosial yang sehat.

Diskusi/ Discussion
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, maupun dokumentasi, diperoleh hasil bahwa
teman sebaya memiliki berbagai peran bagi siswa di sekolah. Pertama, teman sebaya berperan
untuk memberikan dukungan sosial, moral, dan emosional bagi siswa. Santrock Hubungan
kecerdasan emosional, dukungan orang tua dan dukungan teman sebaya dengan kematangan
sosial siswa sekolah menengah pertama di SMP Al-Hidayah Malang yang dilakukan pada
bulan Februari 2023 sampai bulan Mei 2023. Sebelum melakukan penyebaran kuisioner, d
survei pendahuluan pada 30 siswa SMP Al-Hidayah Malang terhadap kondisi kecerdasan
emosional, dukungan orang tua dan dukungan teman sebaya dengan kematangan sosial siswa.
kecerdasan emosional kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif daya dan
kepekaan emosi sebagai sumber energy, dalam berinteraksi dengan orang lain. perkembangan
sosial anak pada prinsipnya dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat:
(4) Keluarga, bahwa hubungan pribadi lingkungan keluarga memepunyai pengaruh yang
sangat kuat terhadap perkembangan sosial anak. sangat berpengaruh terhadap sikap
dan perilaku anak, utamanya pada tahun kehidupan.
(5) Sekolah, guru mulai memasukan pengaruh terhadap sosialisasi mereka, meskipun
pengaruh teman sebaya biasanya lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh guru dan
orang tua.
(6) Masyarakat, sekolah, anak memasuki usia geng, kesadaran sosial kehidupan gang turut
mempengaruhi perkembangan perilku sosial. Pengaruh gang, disamping membantu
anak-anak menjadi pribadi yang mampu bermasyarakat,sebaliknya kehidupan geng
menopan perkembangan kualitas perilaku sosial mendasari adanya perkembangan
sosial yang sehat.
.

8 Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 4, Issue. 2, 2023, pp. 297-306
Hubungan Kecerdasan Emosional, Dukungan Orang Tua, dan Dukungan Teman Sebaya dengan Kematangan
Sosial Siswa Sekolah Menengah Pertama.

CONCLUSION
Berdsarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulan
1. Terdapat hubungan yang bermakna antara kecerdasan emosional dengan kematangan
sosial siswa dan memiliki korelasi yang cukup.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua dengan kematangan
sosial siswa dan memiliki hubungan yang sangat lemah.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan teman sebaya dengan
kematangan sosial siswa dan memiliki kekuatan hubungan sangat lemah
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan antara kecerdasan emosional,
dukungan orang tua dan teman sebaya secara bersamaan dengan kematangan sosial
siswa.
.

ACKNOWLEDGMENT

nilai p-value 0.043 < 0.05 dan r = 0.201 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara dukungan orang tua dengan kematangan sosial siswa. artinya, apabila
semakin tinggi tingkat dukungan orang tua makin tinggi pula kematangan sosial siswa. begitu
sebaliknya, semakin rendah dukungan orang tua, maka makin rendah pula kematangan sosisal
pada siswa di smp alhidayah malang. mampu mempersiapkan serta dapat merencanakan masa
yang datang merupakan tanda bahwa setiap siswa memiliki sebuah kematangan dalam
bersosial, hubungan antara dukungan teman sebaya dengan kematangan sosial siswa
menggunakan korelasi pearson dan didapatkan nilai p-value 0.035 < 0.05 dan r = 0.135 yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan teman sebaya
dengan kematangan sosial siswa. Teman sebaya adalah individu yang memiliki kedudukan,
usia, status, dan pola pikir yang hampir sama lingkungan teman di sekolah juga memiliki
peran tersendiri bagi siswa di sekolah tersebut sebagian besar siswa mengatakan bahwa
mereka merasa nyaman dengan teman kelompoknya, nyaman untuk saling bercerita,
mencurahkan isi hati (curhat), atau cerita berbagai masalah yang berkaitan dengan kehidupan
pribadi. kedua, teman sebaya berperan untuk mengajarkan berbagai ketrampilan sosial bagi
siswa. desmita (2009) menyatakan bahwa salah satu peran teman sebaya adalah meningkatkan
ketrampilan untuk meningkatkan kematangan sosial. kerjasama dan hobi tercermin ketika
anak-anak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, seperti olahraga. dalam kegiatan tersebut,
siswa akan belajar untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam satu tim, untuk mencapai
tujuan yang sama. selain dalam kegiatan di sekolah, siswa juga sering menyalurkan hobi
bersama di luar orang tua termasuk dalam panutan atau role model yang cukup berpengaruh
pada pengalaman masa kecil setiap siswa

BIBLIOGRAPHY
Abidin, Yusuf. 2009. Guru dan Pembelajaran Bermutu. Bandung: Rizqi Press.
Adam, Sumitro. 2019. Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Problem Focused Cping
Mahasiswa di Ma’had Putra Sunan Ampel Al Ali UIN Maliki Malang. Skripsi.
Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang

Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 4, Issue. 2, 2023, pp. 297-306 9
Shanti Karlina Yuniarti First Author*1, Dr. M. Ramli, M.A*2, Prof. Dr. IM. Hambali, M.Pd3

Ahmadi, A. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta


Amir, Hamzah. 2019. Metode Penelitian & Pengembangan R&D. Yogyakarta: Literasi
Nusantara. Akbar.
Anni, Catharina Tri dan Achmad Rifa'i. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES
Press.
Artha, W. I., & Supriyadi. (2013). Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Self Efficacy
dalam Pemecahan Masalah Penyesuaian Diri Remaja Awal. Psikologi Udayana, I(1),
190-202.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Aristya, D., & Rahayu, A. 2018. Hubungan Dukungan Sosial dan Konsep Diri dengan
Penyesuaian Diri Remaja Kelas X SMA Angkasa I Jakarta. Sosial dan Humaniora
‘Aziz, H. 2016. Guru Sebagai Role Model Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Perspektif
Pendidikan Islam dan Ki Hajar Dewantara. GOLDEN AGE : Jurnal Ilmiah Tumbuh
Kembang Anak Usia Dini, I(2), 1-14.
Azwar, S. 2012. Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
B Hurlock, Elizabeth. 2013. Perkembangan Anak. Erlangga, Jakarta.
Baron, Robert, A., & Byrne, D. 2019. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
Bandura, Albert, 1986. Social Foundatioan of Thouhgt and Action: a Social. Cognitive
Theory. New Jersey: Prentice_Hall, Inc.
Bart, Smet. 1994. Psikologi Kesehatan. PT. Gramedia Widiasarna Indonesia : Jakarta.
Blazevic, Ines. 2016. Family, Peer and School Influence on Children ' s Social. Development.
(March 2016). doi: 10.5430/wje.v6n2p42.
Calvo. A.A., Eleonora P., & Yves Zenou. 2008. Peer Effects And Social Networks In
Education. Centre For Research And Analiysis Of Migration (CReAM) discussion pappe.
No 14/8, November 15.
Chaplin, J.P. 2014. Kamus Lengkap Psikologi. Depok: Rajawali Pers.
Cherniss, C. & Goleman, D. 2017.The Emotionally Intelligent Workplace. San. Francisco :
Jossey Bass.
Cutrona, C. E. & Russell, D. 2016. The Provisions Of Social Relationships And Adaptation
To Stress. In W. H. Jones & D. Perlman (Eds.) Advances in personal relationships (Vol.
1, pp. 37-67).
Cutrono, W. dan. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi Baru Lahir.
Fisiologis dan Patologis (S. Wibowo, Ed.).
Cooper, Robert K dan Ayman Sawaf. 2002. Executive EQ: Kecerdasan Emosional dalam
Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Desmita. 2019. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Dewi K. Soedarsono. 2017. Sistem Manajemen Komunikasi Teori, Model dan Aplikasi.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Dewi, Wulandari., & Nasywa, N. 2019. Faktor-faktor yang mempengaruhi subjective well-
being. Jurnal Psikologi Terapan Dan Pendidikan, 1(1), 54–62.
Fitria, Soraya dan Hartanti. 2017. Islam dan Tanggung Jawab Sosial : Studi Perbandingan
Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social
Reporting Indeks. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto
Friedman, Bowden, & Jones. 2018. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan
Praktik, Edisi 5. EGC : Jakarta
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Yogyakarta: Universitas Diponegoro.
Goleman, Daniel. 2015. Kecerdasaan Emosional. Jakarta : PT Gramedia.

10 Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 4, Issue. 2, 2023, pp. 297-306
Hubungan Kecerdasan Emosional, Dukungan Orang Tua, dan Dukungan Teman Sebaya dengan Kematangan
Sosial Siswa Sekolah Menengah Pertama.

Goleman, D. 2018. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia.


Hafid, A., & Muhid, A. 2014. Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua dan Religiusitas
dengan Agresivitas Remaja Anggota Perguruan Pencak Silat di Bojonegoro. Persona,
Jurnal Psikologi Indonesia. 3 (03) 205-212.
Hasbullah. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hidayati, N. 2011. Dukungan Sosial bagi Keluarga Anak Berkebutuhan Khusus. Insan. Vol.
13. No. 1 (12-20).
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan. Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta : Gramedia.
Hendriyati, Lolita. 2018. Hubungan Antara Intensitas Komunikasi Interpersonal Dalam
Keluarga dan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Kegiatan Belajar Pada Siswa Kelas II
SMU 4 Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan UNY.
Jonathan Sarwono. 2017. Mengenal Prosedur-Prosedur Populer dalam SPSS 23. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Johnson, D. W., & Johnson, F. P. (2017). Joining Together Group Theory And Group Skills
4th Edition. New Jersey: Prentice Hall.
K.M. Purohit. 2017. Synthesis Of Nano-Crystaline Hydroxyapatite From Dead Snail Shells
For Biological Implantation. Biomaterials Indian Journal. 25(3):101-106
Kharismawati, Dewa Ayu Putu, and I. Gusti Ayu Manuati Dewi. 2016. Pengaruh Komitmen
Organisasional, Dukungan Sosial, Dan Iklim Etika Terhadap Turnover Intention. Diss.
Udayana University.
Kiuru, N. 2008. The Role Of Adolescents Peer Groups In The School Context. Academic
Dissertation. Jyvaskyla: University of Jyvaskyla.
Lestari, Tri. 2016. Hubungan Pola Tingkah laku Anak Dengan Pengawasan Orang Tua Di
Desa Tanah Abang Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara. Skripsi
Program S1 Prodi PPKn. Lampung: Universitas Lampung
Lestari, S. 2019. Bullying or Body Shaming? Young Women in Patient Body Dysmorphic
Disorder. Journal of Psychology.
Mindo, Risma Rosa. 2008. Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Prestasi Belajar pada
Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
Merton, R. K. 2007. The Role-Set: Problems In Sociological Theory. The British Journal of
Sociology, Vol. 8, No. 2, pp. 106-120.
Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (4th ed). Jakarta : Salemba
Medika.
Papalia, Diane E, Sally Wendkos Olds & Ruth Duskin Feldman. 2018. Human Development:
Perkembangan Manusia. Edisi 10, Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.
Pardede, J. A. 2020. Ekspresi Emosi Keluarga Yang Merawat Pasien. Skizofrenia. Jurnal
Ilmiah Keperawatan Imelda, 6(2), 117-122.
Purworahayu, Dwi dan Diana Rusmawati. 2018. Hubungan Antara Self confidence dengan
Kematangan Karir Siswa SMA Negeri 1 Kemangkon Di Kabupaten Purbalingga. Jurnal
Empati, Volume 7, Nomor 2.
Ramli, dkk. 2018. Kontribusi Pola Asuh Orang Tua Demokratis, Kontrol Diri, Konsep Diri
Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Petier
Rahmawati, Adelina E. P. 2013. Hubungan Antara Efikasi Diri dengan.
Penyesuaian Diri Santri Baru. Jurnal Ilmiah Pesantren, 172-180.
Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: ALFABETA
Ridwan, Engkos, Achmad Kuncoro. 2013. Cara Menggunakan dan Memaknai Path. Analysis.
Alfabeta: Bandung.
Rifa’I, Ahmad, Nana Sudjana. 2017. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 4, Issue. 2, 2023, pp. 297-306 11
Shanti Karlina Yuniarti First Author*1, Dr. M. Ramli, M.A*2, Prof. Dr. IM. Hambali, M.Pd3

Ristianti, A. 2016. Hubungan Antara Dukungan Sebaya Dengan Identitas Diri pada Remaja di
SMA Pusaka 1 jakarta. Universitas Gunadarma Fakultas Psikologi. Skripsi: Jakarta.
Santrock, J.W. 2005. Adolescence, Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Santrock. 2007. Perkembangan Anak. Jilid 1 Edisi kesebelas. Jakarta : PT. Erlangga.
Santrock, J. W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kecana. Saptoto
Santrock, J. W. 2019. Life-Span Development 17th edition. New York: McGrawHill.
Sagita. N. 2018. Analisis Self Efficacy (Efikasi Diri) Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pranap
Dalam Pembelajaran Biologi Thun Ajaran 2017/2018. Universitas Islam Riau.
Sarafino, E. P., Timothy W. Smith. 2011. Health Psychology: Biopsychosocial Interactions,
7th edition. Amerika Serikat: John Wiley
Sarason, E. P. 2018. Health Psychology: Biopsychosocial Interaction Second Edition.
Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Sarma A Das, Mallick AR, Ghosh A. 2018. Free Radicals and Their Role in Different
Clinical Conditions: An Overview. Int J Pharma Sci Res; 1(3):185–192.
Saptoto, R. 2016. Hubungan kecerdasan emosi dengan kemampuan coping adaptif. Jurnal
Psikologi. 37.1.13-22
Schneider, B.H. 2000. International Texts In Developmental Psychology (1st ed). Routledge.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Fajar.

12 Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 4, Issue. 2, 2023, pp. 297-306

Anda mungkin juga menyukai