CLOUDPLATFORM
(Pengantar Emotional Intellegent)
Dosen Pengampu:
Wa Ode Sitti Nurhaliza, S.I.Kom., M.I.Kom
Disusun oleh:
Kelas 5A2
BEKASI
2021
Isi pembahasan jurnal 1
Kecerdasan Emosi Siswa Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Jenjang Kelas
Kecerdasan Emosi adalah istilah yang dipopulerkan Daniel Goleman. Menurut Goleman
(2001) kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya
dengan intelegensi (to ménage our emotional life with intellegenece), menjaga keselarasan
emosi dan pengungkapannya (the appropriatenessof emotion and its expression) melalui
keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati diri dan keterampilan
sosial. Dengan kata lain kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk memahami
dan mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi
orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) baik dengan
orang lain.
Masa remaja juga disebutkan sebagai masa badai dan stress (storm and stress) yaitu
suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan
kelenjar. Meningginya emosi disebabkan karena remaja berada dalam sebuah tekanan yang
menuntutnya untuk menjadi harapan baru yang baik di masa depan. Oleh karena itu dalam
memberikan layanan bantuan kepada siswa, khususnya siswa yang mengalami kesulitan
dalam menyeimbangkan kecerdasan emosional, konselor memerlukan berbagai data tentang
kecerdasan emosi melalui pengumpulan data. Penelitian ini dilakukan merupakan langkah
awal untuk mendeskripsi tingkat kecerdasan emosi siswa sehingga dapat menjadi data awal
untuk menentukan langkah lanjut bagi peningkatan kecerdasan emosi siswa.
faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, yaitu: pengalaman, usia, jenis kelamin
dan jabatan. Berdasarkan hasil peneltian ini dapat dipahami jika perempuan memiliki
kecerdasan emosi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Perempuan cenderung memiliki
sifat keibuan, empati, dan lebih menggunakan perasaan dalam bertindak sehingga kecerdasan
emosinya lebih tinggi . Selain itu siswa perempuan lebih sensitif terhadap lingkungan
sekitarnya, mengenali dan mampu mengelola emosi dibandingkan laki-laki. Jika kita lihat di
lingkungan sekitar kita, persahaban anak-anak perempuan juga lebih intim dan lebih saling
memahami dibandingkan persahabatan anak laki-laki . Hal inilah yang mendasari mengapa
kecerdasan emosi siswa perempuan juga lebih tinggi yang terdapat perbedaan yang
signifikan antara tingkat kecerdasan emosi siswa laki-laki dan perempuan atau terdapat
perbedaan yang signifikan tingkat kecerdasan emosi siswa berdasarkan jenis kelamin,
terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kecerdasan emosi siswa dari jenjang kelas.
(Latifah, 2019)
Konsep jurnal ini membahas tentang kecerdasan emosi pada siswa yang ditinjau dari
jenis kelamin dan jenjang kelas . dimana kecerdasan emosi juga dapat menujang kesuksesan
bagi siswa .
Hubungan antara kecerdasan emosi dengan perilaku agresif remaja dan implikasinya
dalam bimbingan dan konseling
Kecerdasan emosi dapat menempatkan emosi seseorang pada porsi yang tepat, memilah
kepuasan dan mengatur suasana hati. Koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial
yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang
lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan
akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. kecerdasan
emosi merupakan kemampuan emosi yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri,
memiliki daya tahan ketika menghadapi suatu masalah, mampu mengendalikan impuls,
memotivasi diri, mampu mengatur suasana hati, kemampuan berempati dan membina
hubungan dengan orang lain. ciri-ciri kecerdasan emosional dalam diri seseorang dapat
dilihat dari lima wilayah utama sebagai berikut: (1) mengenali emosi sendiri, mengenal diri
sendiri, kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting
bagi pemahaman diri, (2) mengelola emosi, merupakan kemampuan menyeimbangkan emosi,
bahkan menekan emosi, (3) memotivasi diri sendiri, merupakan kecakapan utama, bagaimana
individu mampu secara terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan yang ada dari waktu
ke waktu, (4) mengenal emosi orang lain, dan (5) membina hubungan, menangani emosi
orang lain merupakan seni yang baik untuk menjalin hubungan dengan orang lain. (goleman,
2009)
Perilaku agresif adalah salah satu perilaku yang mengarah pada perilaku negatif.
Remaja yang menampilkan perilaku agresif adalah remaja yang perkembangannya terganggu.
Perilaku agresif yaitu suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja pada individu lain
sehingga mengakibatkan sakit fisik dan psikis pada individu lain. Ditinjau dari aspek
mengenali emosi diri, memotivasi diri sendiri yang juga berada pada kategori sedang,
mengelola emosi diri sendiri berada pada kategori sangat tinggi dan tinggi dan membina
hubungan dengan orang lain berada pada kategori sangat tinggi. Artinya, sebagian besar
remaja memiliki tingkat kecerdasan emosi yang baik. semakin tinggi kecerdasan emosi maka
semakin rendah tingkat perilaku agresif remaja, begitu sebaliknya semakin rendah kecerdasan
emosi maka semakin tinggi tingkat perilaku agresif remaja.
Konsep jurnal ini membahas tentang hubungan antara kecerdasan emosi dengan perilaku
agresif remaja dan implikasinya dalam bimbingan dan konseling dimana perilaku agresif
adalah salah satu perilaku yang mengarah pada perilaku negatif .
Kesimpulan
Sebagai makhluk sosial, manusia tidaklah lepas dari komunikasi. Dengan menyampaikan
pesan dari komunikator ke komunikan terutama dengan menggunakan pesan verbal dan
nonverbal akan mampu mengembangkan sikap yang menentukan tujuan
hidup,superioritas dan kompleksisasi yang lain. Dalam kehidupan, individu tidak lepas
dari pergaulan di antara manusia dalam lingkungan keluarga, sekolah,tempat kerja dan
lain-lain yang memungkinkan mereka saling berbagi informasi, gagasan dan sikap. Dalam
proses interaksi inilah terjadi proses dimana merupakan permulaan dari ikatan psikologi
antar manusia yang memiliki suatu pribadi dan memberikan peluang bakal terbentuknya
pandemi covid ini bukan hanya berdampak pada dunia kesehatan dan ekonomi, tetapi juga
dirasakan oleh dunia pendidikan. Kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah resmi di
hentikan sementara, diganti dengan sekolah dari rumah/online . pembelajaran yang di alokasi
kerumah menimbulkan dampak terhadap kecerdasan emosional peserta didik .ada juga yang
memakai istilah belajar dari rumah (BDR) tidak hanya guru, peserta didik dan orang tua
harus segera beradaptasi dengan sistem pembelajaran baru, yaitu melalui daring,
Keerdasan emosi juga berpengaruh terhadap hasil pembelajaran siswa, kecerdasan emosi juga
penting dalam pembelajaran karena bagaimana upaya penembangan seorang anak agar
memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi . kecerdasan emosional siswa yang paling tingi
adalah tentang saya mudah bergaul dengan teman yang bukan sekelas dengan saya meskipun
jarang bertemu . sedangkan kecerdasan emosional siswa yang kurang baik yaitu bahwa saya
mudah menyerah saat mengerjakan tugas yang sulit dirumah .
Hal ini sangat dipengaruhioleh kondisi pembelajaran dirumah, sehingga diharapkan pihak
sekolah mampu meningkatkan motivasi belajar siswa walaupun belajar dari rumah tetap
dilakukan pada kondisi pandemi .
DAFTAR PUSTAKA
Bariyyah Khairul, Latifah Leny. (2019). Kecerdasan Emosi Siswa Ditinjau dari Jenis
Kelamin dan Jenjang Kelas. Jurnal Guru Penelitian Indonesia. Vol. 4 No 2.
Illahi Ulya, S Neviyarni, Said Azrul , Ardi Zadrian. (2018). Hubungan Antara Kecerdasan
Emosi Dengan Perilaku Agresif Remaja Dan Implikasinya Dalam Bimbingan Dan Konseling.
Jurnal Riset Tindakan Indonesia. Vol. 3 No 2