Anda di halaman 1dari 7

KOMUNIKASI KELOMPOK & MANAJEMEN

CLOUDPLATFORM
(Pengantar Emotional Intellegent)

Dosen Pengampu:
Wa Ode Sitti Nurhaliza, S.I.Kom., M.I.Kom

Disusun oleh:

Septiana Hendiyani 201910415151

Risma Nur Amidah 201910415164

Yunik Findriatin 201910415180

Kelas 5A2

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU KOMUNIKSAI

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

BEKASI

2021
Isi pembahasan jurnal 1

Kecerdasan Emosi Siswa Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Jenjang Kelas

Kecerdasan Emosi adalah istilah yang dipopulerkan Daniel Goleman. Menurut Goleman
(2001) kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya
dengan intelegensi (to ménage our emotional life with intellegenece), menjaga keselarasan
emosi dan pengungkapannya (the appropriatenessof emotion and its expression) melalui
keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati diri dan keterampilan
sosial. Dengan kata lain kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk memahami
dan mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi
orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) baik dengan
orang lain.

Kecerdasan emosi juga menunjang kesuksesan seseorang. kontribusi IQ jika di


prosentasekan dalam menunjang kesuksesan tak lebih dari 20% dan sisanya 80% didukung
oleh factor-faktor lainnya, termasuk kecerdasan emosi (EQ). Dari hasil prosentase yang
sudah dibuktikan bahwa bahwa dalam dunia pendidikan, penilaian untuk mengkur baik
buruknya siswa tidak hanya dengan melihat seberapa besar IQ yang dimiliki siswa namun
juga melihat seberapa besar EQ yang dimiliki siswa tersebut untuk menjadikan siswa tersebut
menjadi siswa yang diharapkan.Dalam belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan.
IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata
pelajaran yang disampaikan di sekolah . Namun biasanya kedua inteligensi itu saling
melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di
sekolah . Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational intelligence
yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja, melainkan juga perlu
mengembangkan emotional intelligence siswa .

Masa remaja juga disebutkan sebagai masa badai dan stress (storm and stress) yaitu
suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan
kelenjar. Meningginya emosi disebabkan karena remaja berada dalam sebuah tekanan yang
menuntutnya untuk menjadi harapan baru yang baik di masa depan. Oleh karena itu dalam
memberikan layanan bantuan kepada siswa, khususnya siswa yang mengalami kesulitan
dalam menyeimbangkan kecerdasan emosional, konselor memerlukan berbagai data tentang
kecerdasan emosi melalui pengumpulan data. Penelitian ini dilakukan merupakan langkah
awal untuk mendeskripsi tingkat kecerdasan emosi siswa sehingga dapat menjadi data awal
untuk menentukan langkah lanjut bagi peningkatan kecerdasan emosi siswa.

faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, yaitu: pengalaman, usia, jenis kelamin
dan jabatan. Berdasarkan hasil peneltian ini dapat dipahami jika perempuan memiliki
kecerdasan emosi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Perempuan cenderung memiliki
sifat keibuan, empati, dan lebih menggunakan perasaan dalam bertindak sehingga kecerdasan
emosinya lebih tinggi . Selain itu siswa perempuan lebih sensitif terhadap lingkungan
sekitarnya, mengenali dan mampu mengelola emosi dibandingkan laki-laki. Jika kita lihat di
lingkungan sekitar kita, persahaban anak-anak perempuan juga lebih intim dan lebih saling
memahami dibandingkan persahabatan anak laki-laki . Hal inilah yang mendasari mengapa
kecerdasan emosi siswa perempuan juga lebih tinggi yang terdapat perbedaan yang
signifikan antara tingkat kecerdasan emosi siswa laki-laki dan perempuan atau terdapat
perbedaan yang signifikan tingkat kecerdasan emosi siswa berdasarkan jenis kelamin,
terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kecerdasan emosi siswa dari jenjang kelas.
(Latifah, 2019)

Konsep jurnal ini

Konsep jurnal ini membahas tentang kecerdasan emosi pada siswa yang ditinjau dari
jenis kelamin dan jenjang kelas . dimana kecerdasan emosi juga dapat menujang kesuksesan
bagi siswa .

Isi Pembahasan Jurnal 2

Hubungan antara kecerdasan emosi dengan perilaku agresif remaja dan implikasinya
dalam bimbingan dan konseling

Kecerdasan emosi dapat menempatkan emosi seseorang pada porsi yang tepat, memilah
kepuasan dan mengatur suasana hati. Koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial
yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang
lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan
akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. kecerdasan
emosi merupakan kemampuan emosi yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri,
memiliki daya tahan ketika menghadapi suatu masalah, mampu mengendalikan impuls,
memotivasi diri, mampu mengatur suasana hati, kemampuan berempati dan membina
hubungan dengan orang lain. ciri-ciri kecerdasan emosional dalam diri seseorang dapat
dilihat dari lima wilayah utama sebagai berikut: (1) mengenali emosi sendiri, mengenal diri
sendiri, kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting
bagi pemahaman diri, (2) mengelola emosi, merupakan kemampuan menyeimbangkan emosi,
bahkan menekan emosi, (3) memotivasi diri sendiri, merupakan kecakapan utama, bagaimana
individu mampu secara terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan yang ada dari waktu
ke waktu, (4) mengenal emosi orang lain, dan (5) membina hubungan, menangani emosi
orang lain merupakan seni yang baik untuk menjalin hubungan dengan orang lain. (goleman,
2009)

Perilaku agresif adalah salah satu perilaku yang mengarah pada perilaku negatif.
Remaja yang menampilkan perilaku agresif adalah remaja yang perkembangannya terganggu.
Perilaku agresif yaitu suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja pada individu lain
sehingga mengakibatkan sakit fisik dan psikis pada individu lain. Ditinjau dari aspek
mengenali emosi diri, memotivasi diri sendiri yang juga berada pada kategori sedang,
mengelola emosi diri sendiri berada pada kategori sangat tinggi dan tinggi dan membina
hubungan dengan orang lain berada pada kategori sangat tinggi. Artinya, sebagian besar
remaja memiliki tingkat kecerdasan emosi yang baik. semakin tinggi kecerdasan emosi maka
semakin rendah tingkat perilaku agresif remaja, begitu sebaliknya semakin rendah kecerdasan
emosi maka semakin tinggi tingkat perilaku agresif remaja.

Konsep Jurnal ini

Konsep jurnal ini membahas tentang hubungan antara kecerdasan emosi dengan perilaku
agresif remaja dan implikasinya dalam bimbingan dan konseling dimana perilaku agresif
adalah salah satu perilaku yang mengarah pada perilaku negatif .

Kesimpulan

Sebagai makhluk sosial, manusia tidaklah lepas dari komunikasi. Dengan menyampaikan
pesan dari komunikator ke komunikan terutama dengan menggunakan pesan verbal dan
nonverbal akan mampu mengembangkan sikap yang menentukan tujuan
hidup,superioritas dan kompleksisasi yang lain. Dalam kehidupan, individu tidak lepas
dari pergaulan di antara manusia dalam lingkungan keluarga, sekolah,tempat kerja dan
lain-lain yang memungkinkan mereka saling berbagi informasi, gagasan dan sikap. Dalam
proses interaksi inilah terjadi proses dimana merupakan permulaan dari ikatan psikologi
antar manusia yang memiliki suatu pribadi dan memberikan peluang bakal terbentuknya

suatu kebersamaan dalam kelompok.


Komunikasi sebagai dasar untuk hubungan manusia dan seluruh kelompok, maka setiap
kelompok harus mengumpulkan, membagi, memberi dan menerima informasi. Melalui
komunikasi, tiap – tiap anggota kelompok dapat memahami satu sama lain, membangun
kepercayaan, mengkoordinasi kekuatan yang akhirnya menyelesaikan, membuat dan
mengambil tindakan melalui komunikasi dari interaksi tiap anggota. Kelompok pergaulan
mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan kecerdasan emosional, bisa meningkat
dan juga bisa memicu motivasi untuk bersikap positif, seperti mengenal emosi orang lain,
dan membina hubungan. Menangani emosi orang lain merupakan seni yang baik untuk
menjalin hubungan dengan orang lain.

Kasus dari kecerdasan emosi


Kasus kami ambil yaitu kecerdasan emosi remaja selama sekolah atau belajar dari
rumah .

pandemi covid ini bukan hanya berdampak pada dunia kesehatan dan ekonomi, tetapi juga
dirasakan oleh dunia pendidikan. Kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah resmi di
hentikan sementara, diganti dengan sekolah dari rumah/online . pembelajaran yang di alokasi
kerumah menimbulkan dampak terhadap kecerdasan emosional peserta didik .ada juga yang
memakai istilah belajar dari rumah (BDR) tidak hanya guru, peserta didik dan orang tua
harus segera beradaptasi dengan sistem pembelajaran baru, yaitu melalui daring,

kementrian pendidikan dan kebudayaan ( kemendibud ) menfasilitasi program dirumah


dengan pendekatan tatap muka virtual . peserta didik dapat mengakses media pembelajaran
berbentuk vidio, audio, teks, dan latihan secara mandiri. Aplikasi tersebut telah disediakan
kemendikbud dan mitra platform digital .fenomena belajar online saat ini memunculkan
keluhan-keluhan . di antara nya suasana rumah yang tidak kondusif untuk belajar dan tanpa
pendamping guru secara fisik, keluarga yang tidak membantu banyak, bahkan ada yang suka
panik dan marh-marah ketika kesulitan mengerjakan soal, kesal karena tidak mengerti.

Penutupan dan pembelajaran yang di alokasikan kerumah menimbukan dampak terhadap


kecerdasan emosional dan spiritual peserta didik seperti motiasi belajar rendah, frustasi,
kebosanan, dan stres . kecerdasan emosional bertumbuk pada hubungan antara perasaan,
watak, dan naluri moral, yang mencakup pengendalian diri, semangat dan ketekunan,
kemampuan menyesuaikan diri, kemampuan memecahkan masalah pribadi, mengendalikan
marah serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri terutama dalam proses pembelajaran .

Keerdasan emosi juga berpengaruh terhadap hasil pembelajaran siswa, kecerdasan emosi juga
penting dalam pembelajaran karena bagaimana upaya penembangan seorang anak agar
memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi . kecerdasan emosional siswa yang paling tingi
adalah tentang saya mudah bergaul dengan teman yang bukan sekelas dengan saya meskipun
jarang bertemu . sedangkan kecerdasan emosional siswa yang kurang baik yaitu bahwa saya
mudah menyerah saat mengerjakan tugas yang sulit dirumah .

Hal ini sangat dipengaruhioleh kondisi pembelajaran dirumah, sehingga diharapkan pihak
sekolah mampu meningkatkan motivasi belajar siswa walaupun belajar dari rumah tetap
dilakukan pada kondisi pandemi .
DAFTAR PUSTAKA
Bariyyah Khairul, Latifah Leny. (2019). Kecerdasan Emosi Siswa Ditinjau dari Jenis
Kelamin dan Jenjang Kelas. Jurnal Guru Penelitian Indonesia. Vol. 4 No 2.

Illahi Ulya, S Neviyarni, Said Azrul , Ardi Zadrian. (2018). Hubungan Antara Kecerdasan
Emosi Dengan Perilaku Agresif Remaja Dan Implikasinya Dalam Bimbingan Dan Konseling.
Jurnal Riset Tindakan Indonesia. Vol. 3 No 2

Anda mungkin juga menyukai