Anda di halaman 1dari 4

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu:

Afri Mardicko, M.pd

Disusun Oleh:

Lufiana Sifa Auralia

2023406405045

PROGRAM STUDI PGSD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

T.A 2023/2024
BAB IV
KECERDASAN EMOSIONAL SEBAGAI HASIL BELAJAR

A. PENGERTIAN KECERDASAN EMOSIONAL


Emosi adalah salah satu respon individu terhadap sesuatu yang
ditunjukkan melalui reaksi-reaksi psikologis. Emosi sangat penting bagi
kehidupan, maka dari itu kita harus memiliki kecerdasan emosional.
Pengetahuan yang mendalam tentang emosi menjadi salah satu cara untuk
meningkatkan dan mengembangkan kematangan emosi di diri seseorang.
Salovey dan Meyer mula-mula mendefinisikan kecerdasan emosional
sebagai “himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan
kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun
pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi ini
untuk membimbing pikiran dan tindakan”.

Tingkat kecerdasan emosi tidak terikat dengan faktor genetis, tidak juga
hanya dapat berkembang pada masa kanak-kanak. Tingkat kecerdasan emosi
bisa dilihat dari aktivitas individu dalam melatih fungsi emosional diri
sendiri. Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan
kecerdasan emosi, salah satunya yaitu mengembangkan keterampilan
memecahkan masalah. Dengan demikian individu dapat menggunakan
emosi untuk memandu proses berpikir, mengelola emosi sehingga
menunjang pertumbuhan emosional.

B. CIRI-CIRI KECERDASAN EMOSIONAL


Goleman menggambarkan beberapa ciri kecerdasan emosional yang
terdapat pada diri seseorang. Pertama : kemampuan memotivasi diri sendiri;
kedua: ketahanan menghadapi frustasi; ketiga: kemampuan mengendalikan
dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; keempat:
kemampuan menjaga suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak
melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa. Dengan
kemampuan-kemampuan tersebut dapat memberikan manfaat terhadap diri
seseorang. Seseorang menjadi mampu untuk mengatasi masalah, mengelola
stres, dan dapat memberikan pengaruh baik terhadap orang lain.

C. EMOSI DAN KEGUNAANNYA


Para ahli sosiologi menyatakan keunggulan perasaan dibandingkan nalar,
sehingga pada saat-saat tertentu emosi ditempatkan sebagai titik pusat jiwa
manusia. Individu bebas mengekspresikan emosi secara tepat, bertindak
lugas, spontan, memiliki rasa humor, dan mampu mengatasi stres. Memiliki
kecerdasan emosional akan memungkinkan kita untuk mengenali dan
mengatasi situasi sulit. Dengan demikian seseorang akan terhindar dari
kerentanan terhadap penyakit, seperti stres, kecemasan, dan depresi yang
mempengaruhi kekebalan tubuh.

D. KECAKAPAN-KECAKAPAN EMOSIONAL
Ada berbagai macam penyebab penyakit mental. Salah satu pemicunya
adalah pergaulan sosial yang terjadi di lingkungan keluarga, pertemanan
maupun organisasi yang bersifat negatif. Misalnya, seseorang mendapatkan
tindak kekerasan verbal seperti dihina dan dilecehkan. Cara yang paling
terbaik untuk mencegah terjadinya berbagai tindakan kekerasan,
penyalahgunaan obat terlarang seperti dampak dari depresi adalah dengan
mengembangkan keterampilan emosional melalui penemuan ketahanan diri
pada anak.

E. PENERAPAN KECERDASAN EMOSIONAL


1. Mengembangkan Empati dan Kepedulian
Empati adalah sesuatu yang dapat diamati menggunakan panca indera
dan dapat dirasakan secara emosional. Keberhasilan pengembangan
empati dapat dilihat dari proses interaksi anak, pengelolaan emosinya,
dan cara anak memahami hal disekitarnya. Poin penting dari upaya
mengembangkan karakter empati pada anak adalah memberi contoh.
Anak-anak yang memiliki empati kuat cenderung tidak begitu agresif dan
rela terlibat di dalam kegiatan sosial, misalnya menolong orang lain dan
bersedia berbagi.
2. Mengajarkan Kejujuran dan Integritas
Berbohong mengikis kedekatan dan keakraban. Berbohong adalah
membicarakan sesuatu yang berbeda dengan keyataannya. Seseorang
yang memiliki kebiasaan berbohong akan sulit dipercaya oleh orang lain.
Kebiasaan berbohong dapat menimbulkan rasa ketidakpercayaan,
akibatnya bisa dijauhi oleh teman, dijauhi saudara, dan menimbulkan
perasaan tidak nyaman.

3. Mengajarkan Memecahkan Masalah


Pertumbuhan intelektual dan emosional anak didorong oleh proses
pemecahan masalah. Anak dengan keterampilan memecahkan masalah
yang baik cenderung akan tumbuh menjadi anak yang mandiri, kreatif,
serta memiliki mental yang sehat. Dengan memiliki kemampuan ini dapat
membantu anak untuk tetap tenang dan berpikir jernih dalam menghadapi
peristiwa serta terlatih membuat keputusan yang efektif. Selain itu, ada
beberapa aktivitas pendorong yang dapat mengasah kemampuan problem
solving pada anak, contohnya dengan permainan seperti puzzle atau lego,
hal ini penting untuk membantu pemecahan masalah yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai