TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Emotional Intelligence
sendiri, dan kemampuan mengelola emosi yang baik pada diri sendiri dan
bertingkah laku.
untuk menilai emosi dalam diri sendiri dan orang lain, memahami makna
Sementara itu, Khanifar, et. al. (2012) dalam Kartono (2017: 29)
15
16
untuk berperilaku yang baik yang unik yang ada pada diri individu serta
1) Pertama, kesadaran diri adalah mengenali emosi diri sendiri pada saat
3) Ketiga, integritas yaitu bekerja secara total, sepenuh hati, dan dengan
267-282), yaitu:
1) Lingkungan keluarga
emosi. Peran serta orang tua sangat dibutuhkan karena orang tua
Kecerdasan emosi ini dapat diajarkan pada saat anak masih bayi
yang lainnya.
manusia.
merupakan faktor lanjutan dari apa yang telah diperoleh anak dari
1) Kesadaran diri
perasaan diri sendiri maupun perasaan orang lain, dan mampu untuk
2) Pengaturan diri
mereka akan tetap memiliki hubungan yang baik dengan orang lain.
3) Motivasi
4) Empati
Mayer dan Salovey (1997) dalam Lopez dan Snyder (2011: 241)
dinyatakan oleh Salovey dan Mayer adalah mengenali emosi diri sendiri,
kerja sosial.
22
manage konflik.
57) yang meliputi self awareness, self regulation, self motivation, social
,
2. Kesadaran Diri (Self Awareness)
lain.
lebih, tidak hanya membantu diri melakukan pilihan yang lebih baik,
sedang kita rasakan dan mengapa hal tersebut bisa kitarasakan dan
yang membuat orang bisa menilai orang tersebut bisa berbeda dengan
yang lainnya.
ditekankan untuk bisa mengenali dirinya dan harus bisa berpikir jauh
tentang dirinya di mata orang lain, karyawan dalam hal ini lebih
banyak belajar dari sekitarnya, dan lebih penting karyawan harus bisa
orang lain lewat sebuah komunikasi yang baik agar karyawan bisa
sendiri.
sendiri.
ke hal yang eksternal atau pun yang internal. Self awareness dapat
adalah peristiwa dari dalam diri individu pada saat pelaksanaan tugas
berlangsung.
setiap hari. Pada saat seseorang tertidur dan bangun keesokan harinya
apabila karyawan memiliki waktu istirahat yang cukup. Hal ini dapat
ilmu yang ada pada diri dan lingkungan sekitarnya. Karyawan dapat
sebelumnya.
bidang pekerjaannya.
keyakinan
Friedman dan Schustack (2008: 248) regulasi diri adalah proses di mana
tingkah laku dan menjalankan tingkah laku tersebut sebagai strategi yang
Peplau, dan Sears, 2012: 134) regulasi diri merupakan usaha sadar dan
seseorang.
aspek lain.
regulasi diri pada tahapan ini adalah sesuatu yang biasanya terjadi.
masalah selanjutnya.
31
bernilai dan yang menjadi arah dan sasaran perilaku kita. Memenuhi
kita harus sadar tentang seberapa baik yang sedang kita lakukan. Dan
ketika kita melihat diri kita sendiri membuat kemajuan ke arah tujuan-
mereka.
3) Evaluasi Diri
Evaluasi diri terdiri dari penilaian diri atas kinerja terkini dengan
Kegagalan
sendiri.
33
2) Kompleksitas Diri
Beberapa orang memandang diri mereka dengan satu atau dua cara
memandang dirinya hanya dalam satu peran saja, namun yang lainya
5) Kesadaran Diri
memenuhi standar.
Schunk (2012: 547) menyebutkan ada tiga sub proses dari self
regulation, yaitu:
tidak akan bisa mengatur tindakan mereka, jika mereka tidak sadar
1) Self efficacy
tugas akan lebih siap untuk berpartisipasi, bekerja keras. Lebih ulet
2) Motivasi
agar terus bergerak. Motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang
36
meraih prestasi yang baik. Motivasi ini akan lebih stabil dila
tidak penting. Kedua jenis motivasi ini sangat berperan dalam proses
keberhasilan.
3) Tujuan (goal)
kemajuan mereka dalam belajar. Goal memiliki dua fungsi dalam self
usahanya dalam arah yang spesifik. Selain itu, goal juga merupakan
Zimmerman dan Pons (dalam Ghufron dan Risnawita, 2017: 63), yaitu:
1) Individu (diri)
meregulasi diri.
diri individu.
37
regulasi diri.
2) Perilaku
diantaranya:
1) Self observation
2) Self Judgment
kekurangan performansinya.
38
3) Self reaction
3) Lingkungan
sosial dan pengalaman pada fungsi manusia. Hal ini bergantung pada
yaitu: (1) standar dan tujuan yang ditetapkan sendiri, (2) memonitor diri
dapat pula diartikan sebagai hal atau keadaan menjadi motif. Menurut
untuk dirinya dan mencapai tujuannya (Syukur dan Usman, 2012: 125).
Dimana motivasi itu sendiri bukanlah hal yang dapat diamati, akan tetapi
hal yang bisa di simpulkan karena sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap
bisa di sebut dengan motif. Motif itu sendiri memiliki cabang. Macam-
1) Motif bawaan, adalah motif yang dibawa sejak lahir dan tanpa adanya
b. Peran Motivasi
harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak
c. Ciri-ciri Motivasi
memperhitungkan resikonya.
Djaali (2014: 105) bahwa motivasi seseorang ditentukan oleh dua faktor,
yaitu harapan terhadap suatu subjek dan nilai dari objek itu. Semakin
besar harapan seseorang terhadap suatu objek dan makin tinggi nilai
objek itu bagi orang tersebut, berarti makin besar motivasinya. Lebih
ada dua tahapan yang disepakati para pakar sebagai faktor penentu perlu
menjadi dua golongan, yaitu: (a) hygiene factors, yang meliputi status,
insentif lainnya.
dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil
atau pekerjaannya.
lebih baik.
persahabatan.
motivation) dalam penelitian ini adalah: (1) memilih tujuan yang realistis,
(4) kebutuhan untuk menguasai sesuatu pekerjaan, dan (5) tidak tergugah
46
mencari prestasi.
atau situasi sosial dimana kita sedang berada. Hal ini seperti yang
dan Guilion adalah representasi jiwa seseorang akan dirinya dan orang
sendiri dan orang lain, sehingga individu dapat menjadi tahu dan
berikut ini:
tanda-tanda nonverbal).
tiga dimensi, yaitu tacit awareness (perspektif diri sendiri dan perspektif
orang lain), focal awareness (diri sendiri sebagai objek dan orang lain
merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan dapat diilustrasikan
dengan pikiran “Saya juga akan merasa malu jika menjadi dia.”
Bentuk kesadaran sosial ini dapat terjadi ketika kita menyangkal hak
Bentuk kesadaran sosial ini dapat terjadi ketika kita menyadari adanya
dibatasi pada: (1) pengalaman diri dilihat dari perspektif diri sendiri, (2)
pengalaman orang lain dilihat dari perspektif dirinya, dan (3) pengalaman
temannya.
2012: 21). Individu dengan individu yang lain dalam suatu kelompok
masing.
51
yang hendak dicapai pada orang lain dengan cara yang dapat diterima
seseorang. Sedangkan menurut Cary dan Peter yang dikutip oleh Yusuf
cara-cara yang khusus yang dapat diterima secara sosial maupun nilai
dan disaat yang sama berguna bagi dirinya dan orang lain.
lain dengan cukup lancar, peka membaca reaksi dan perasaan orang,
baik secara verbal maupun non verbal, dan pola pikir yang positif
sensitivitas, dan kontrol dan pola pikir yang positif dalam berinteraksi
Hasil studi Davis dan Forsythe yang dikutip oleh Thalib (2013:
1) Keluarga
kandungan. Hal yang paling penting untuk diperhatikan oleh orang tua
2) Lingkungan
3) Kepribadian
aku yang sebenarnya). Dalam hal ini amatlah penting bagi individu
dikucilkan.
4) Rekreasi
kesegaran baik fisik maupun psikis, sehingga terlepas dari rasa capai,
6) Pendidikan
8) Lapangan Kerja
1) Pengaruh
2) Komunikasi
mitra kerja mereka itu komunikator yang afektif. Ciri-ciri orang yang
3) Kepemimpinan
memandu kelompok dan orang lain. Orang yang terampil dalam seni
teladan.
57
4) Katalisator Perubahan
5) Manajemen Konflik
solution).
meliputi:
sesama.
antara satu dengan yang lainnya, saling bertukar pikiran dan pengalaman
kelompok tersebut.
interpersonal yang dapat terjadi antara dua orang atau lebih dengan
1) Komunikasi Verbal
berbincang-bincang.
3) Proses Kognisi
Michelson, et. al. yang meliputi: (1) komunikasi verbal, (2) komunikasi
non verbal, dan (3) proses kognisi, karena lebih lengkap dan terperinci
mengadakan hubungan dan pemberian respon serta pola pikir yang baik
7. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
mencapai tujuan atau yang disebut juga dengan standar pekerjaan (job
standard).
61
makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk
ekonomi.
Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
2017: 9).
sebagai berikut:
62
rekan kerja.
4) System factors, ditunjukan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang
diberikan organisasi.
kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
tindakan.
penaksiran atau penentuan nilai, kualitas, atau status dari beberapa objek,
maupun langkah kedepan bagi perusahaan. Tsui, et. al. dalam Hasibuan
sempurna.
3) Efisiensi karyawan
oleh karyawan.
4) Usaha karyawan
6) Kemampuan karyawan
pekerjaannya.
7) Ketepatan karyawan
8. Debt Collector
debitor dalam hal penagihan kredit. Hal ini tercantum dalam Surat
pihak lain tersebut sesuai dengan tata cara, mekanisme, prosedur, dan
(debt collector).
yang menjual jasa untuk menagih hutang seseorang atau lembaga yang
memiliki tingkatan dan cara kerja yang berbeda-beda pula. Cara kerja
dan cara kerja debt collector secara umum menurut Oktavinoarti (2016:
1) Desk Collector
Level ini merupakan level pertama dari dunia collector, dan cara kerja
tanggal jatuh tempo dari cicilan debitur dan dilakukan dengan media
2) Juru Tagih
1) Servicing
2) Locating
(visit customer).
3) Contacting
4) Selling
2016: 5):
denganSARA.
B. Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Berpikir
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting. Kerangka
pemikiran yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel
yang diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel yang
diteliti.
Karyawan yang baik akan membuat sistem kerja berjalan dengan baik.
itu, keberadaan debt collector pada BPR-BPR yang ada di Kabupaten Madiun
dalam mengatasi pembayaran angsuran kredit pada nasabah yang tidak lancar
intelligence yang meliputi kesadaran diri (self awareness), regulasi diri (self
awareness), dan keterampilan sosial (social skill) yang ada pada diri masing-
H6
D. Hipotesis Penelitian
yang ada, hubungan antar variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:
Collector
apa yang dirasakan pada suatu saat yang menggunakannya untuk memandu
menetapkan tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan
dihargai hak-haknya. Pada nasabah yang mendapat perlakuan yang baik dari
seorang debt collector yang memiliki self awareness tinggi, akan segera
Madiun.
Collector
pribadinya dan keinginan serta konsep masa depan individu sendiri akan
Seorang debt collector yang melakukan regulasi diri dengan baik tidak
hanya menetapkan tujuan, akan tetapi ia juga tahu perilaku apa yang harus
memilki tujuan, dan tujuan dari sebuah penagihan kepada nasabah adalah
78
menuju tujuan yang ingin dicapai, yaitu keberhasilan dalam penagihan atas
berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati, dan
dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi. Jika seorang debt collector
menyelesaikan kewajibannya.
variabel kinerja karyawan. Pada penelitian yang dilakukan Noor Ali, dkk.
Madiun.
Collector
suatu hal baru. Di dunia lembaga keuangan, penggunaan jasa debt collector
merupakan hal yang biasa dilakukan, baik di dalam negeri maupun di luar
menangani penagihan pada nsabah kredit yang bermasalah. Adanya gaji dan
Keberadaan motivasi diri pada debt collector tidak terlepas dari kecerdasan
untuk mengenal perasaan diri dan orang lain untuk memotivasi diri sendiri
dan mengelola emosi dengan baik. Meskipun adanya gaji dan komisi dari
motivasi diri maka seorang debt collector tidak akan mampu melakukan
yang ada pada nasabah. Debt collector tidak boleh mendasarkan keputusan
variabel kinerja karyawan. Pada penelitian yang dilakukan Noor Ali, dkk.
Madiun.
Collector
individu itu sendiri sadar dan paham betul dengan apa yang terjadi, dan apa
yang akan terjadi. Kesadaran sosial adalah bentuk kesadaran diri mengenali
dengan penuh rasa empati. Bentuk kesadaran sosial ini dapat terjadi ketika
81
seorang debt collector berusaha merasakan apa yang dirasakan oleh nasabah
maka empati yang dimilikinya akan direspon secara positif oleh nasabah,
Kabupaten Madiun.
Collector
keterampilan sosial dapat memberi kesan yang lebih baik, dan memperbaiki
collector mampu memiliki keterampilan sosial (social skill) yang baik, akan
Madiun.
Debt Collector
kesadaran diri (self awareness), regulasi diri (self regulation), motivasi diri
di Kabupaten Madiun.