Anda di halaman 1dari 6

Kecerdasan Emosional (EQ), juga dikenal sebagai kecerdasan emosional, adalah

kemampuan individu untuk mengenali, memahami, mengelola, dan merespons emosi,


baik emosi mereka sendiri maupun emosi orang lain, dengan cara yang efektif.
Kecerdasan Emosional melibatkan sejumlah keterampilan dan kompetensi yang
penting dalam hubungan interpersonal, kepemimpinan, dan keberhasilan dalam
berbagai aspek kehidupan. Ini juga berperan dalam pengambilan keputusan yang baik,
manajemen stres, dan kesejahteraan emosional (Daniel Goleman,1995)
Ada empat cabang kecerdasan emosional menurut model Salovey dan Mayer dengan
sangat baik. Ini adalah model yang lebih awal dalam pengembangan konsep kecerdasan
emosional.
1. Memahami Emosi:
 Kemampuan untuk mengidentifikasi emosi dalam kondisi fisik dan
psikologis seseorang.
 Kemampuan untuk mengidentifikasi emosi pada orang lain.
 Kemampuan untuk mengekspresikan emosi secara akurat dan
mengungkapkan kebutuhan yang terkait dengan emosi tersebut.
 Kemampuan untuk membedakan antara emosi yang otentik dan tidak
otentik.
2. Menggunakan Emosi untuk Memfasilitasi Pemikiran:
 Kemampuan untuk mengarahkan dan memprioritaskan pemikiran
berdasarkan perasaan yang terkait.
 Kemampuan untuk menghasilkan emosi untuk memfasilitasi penilaian
dan ingatan.
 Kemampuan untuk memanfaatkan perubahan suasana hati untuk
menghargai berbagai sudut pandang.
 Kemampuan untuk menggunakan kondisi emosional untuk memfasilitasi
pemecahan masalah dan kreativitas.

Secara sederhana, orang yang cerdas secara emosional memanfaatkan


emosi dan bekerja dengan emosi untuk meningkatkan pemecahan
masalah dan meningkatkan kreativitas. Umpan balik fisiologis dari
pengalaman emosional digunakan untuk memprioritaskan tuntutan pada
sistem kognitif kita dan mengarahkan perhatian pada hal yang paling
penting (Easterbrook, 1959; Mandler, 1975).

3. Memahami Emosi:
 Kemampuan untuk memahami hubungan di antara berbagai emosi.
 Kemampuan untuk memahami sebab dan akibat dari emosi.
 Kemampuan untuk memahami perasaan yang kompleks, campuran
emosi, dan keadaan yang kontradiktif.
 Kemampuan untuk memahami transisi di antara berbagai emosi.
4. Mengelola Emosi:
 Kemampuan untuk terbuka terhadap perasaan, baik yang
menyenangkan maupun tidak menyenangkan.
 Kemampuan untuk memantau dan merefleksikan emosi.
 Kemampuan untuk terlibat, memperpanjang, atau melepaskan diri dari
keadaan emosional.
 Kemampuan untuk mengelola emosi dalam diri sendiri dan orang lain.

Cabang 1 dari model ini melibatkan keterampilanyang dibutuhkan untuk memahami


dan mengekspresikan perasaan. Secara lebih spesifik, persepsi emosi membutuhkan
menangkap isyarat emosi yang halus yang mungkin diekspresikan dalam wajah atau suara
seseorang. Misalnya, ketika mengobrol dengan seorang teman tentang topik politik yang
penuh emosi, seseorang yang terampil dalam memahami emosi dapat menentukan aspek
diskusi yang aman atau wilayah yang aman atau tidak aman berdasarkan perilaku nonverbal
teman tersebut. Keterampilan dalam mempersepsikan ini dapat dianggap sebagai kompetensi
ambang batas yang perlu dimiliki agar ketiga kompetensi kecerdasan emosional lainnya dapat
dikembangkan.
Cabang 2 dari model kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan emosi dan
pemahaman emosional untuk memfasilitasi pemikiran. Secara sederhana, orang yang
cerdas secara emosional memanfaatkan emosi dan bekerja dengan emosi untuk meningkatkan
pemecahan masalah dan meningkatkan kreativitas. Fisiologis dari pengalaman emosional
digunakan untuk memprioritaskan tuntutan pada kognitif kita dan untuk mengarahkan
perhatian pada hal yang paling penting (Easterbrook, 1959; Mandler, 1975). Semakin banyak
emosi yang digunakan dalam upaya membuat keputusan yang baik, semakin besar pula
peningkatan kecerdasan emosional
Cabang 3 dari kecerdasan emosional menyoroti keterampilan yang dibutuhkan untuk
menumbuhkan pemahaman emosi yang kompleks, hubungan antar emosi, dan
konsekuensi perilaku. Seseorang yang menunjukkan tingkat kecerdasan emosional dan
pemahaman emosional yang tinggi akan mengetahui bahwa harapan adalah penangkal rasa
takut dan bahwa kesedihan dan sikap apatis adalah respons yang lebih tepat untuk kehilangan
cinta daripada membenci. Orang-orang yang memiliki keterampilan-keterampilan ini
memahami bahwa emosi seperti cemburu dan iri hati bersifat destruktif dengan sendirinya
(karena dampak fisiologis dan psikologisnya) dan bahwa mereka memicu perilaku-perilaku
interpersonal yang mungkin mengakibatkan berkembangnya emosi negatif. Menghargai
hubungan dinamis antara emosi dan perilaku memberikan orang yang cerdas secara
emosional merasa bahwa mereka dapat "membaca" seseorang atau situasi dengan lebih baik
dan bertindak dengan tepat, sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Cabang 4, melibatkan banyak keterampilan pengaturan suasana hati. Keterampilan ini
sulit untuk dikuasai karena pengaturan adalah sebuah usaha menyeimbangkan.
Dengan terlalu banyak peraturan, seseorang dapat menjadi tertekan secara emosional.
Dengan terlalu sedikit peratuan, kehidupan emosional seseorang menjadi overwhelmed /
kewalahan. Orang yang menjadi sangat baik dalam mengatur suasana hati mereka juga dapat
berbagi keterampilan ini dengan orang lain. Sering kali orang tua yang terbaik, guru, pelatih,
pemimpin, atasan, atau panutan terbaik dapat mengelola emosi mereka dan pada saat yang
sama sekaligus menanamkan kepercayaan diri pada orang lain untuk terbuka terhadap
perasaan dan mengelolanya dengan tepat.
.
Kecerdasan emosional melibatkan pengembangan keterampilan dalam keempat cabang
ini untuk membantu individu lebih baik dalam mengelola emosi mereka sendiri,
berinteraksi dengan orang lain, dan membuat keputusan yang lebih baik dalam
berbagai situasi. Dengan kesadaran diri dan latihan, seseorang dapat meningkatkan
kecerdasan emosional mereka, yang dapat membawa manfaat besar dalam kehidupan
pribadi mereka.
Menurut Salovey dan Mayer, 1999 (handbook Emotional Intelligence training, prime
consulting, p.11) kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk merasakan emosi, menerima
dan membangun emosi dengan baik, memahami emosi dan pengetahuan emosional sehingga
dapat meningkatkan perkembangan emosi dan intelektual.
Salovey juga memberikan definisi dasar tentang kecerdasan emosi dalam lima bidang utama
yaitu, kemampuan mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi diri sendiri, memotivasi
diri sendiri, dan mengenali emosi orang lain, serta kemampuan membina hubungan dengan
orang lain.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali diri sendiri dan orang lain, kemampuan
memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan hubungannya
dengan orang lain ( Goleman, 2001 ).

Menurut Goleman (2003) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional terbagi ke dalam


lima wilayah utama, yaitu kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi diri,
memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan kemampuan membina hubungan
dengan orang lain. Secara jelas hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Self Awareness adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang dirasakan dalam
dirinya dan menggunakannya untuk membantu pengambilan keputusan diri sendiri,
memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri sendiri dan kepercayaan diri
yang kuat.
2. Pengaturan Diri (Self Management)
Self Management adalah kemampuan seseorang dalam mengontrol dan mengelola
emosinya sendiri sedemikian rupa sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas,
memiliki kepekaan terhadap persepsinya, mampu menunda kegembiraan sebelum
mencapai tujuan dan memungkinkan pulih kembali dari tekanan emosional.
3. Motivasi (Self Motivation)
Motivasi diri merupakan keinginan terdalam untuk maju dan mengerahkan diri
menuju tujuan, yang membantu seseorang untuk bersikap inisiatif dan bertindak
dengan sangat efektif, dan mampu untuk bertahan dan bangkit dari kegagalan dan
kekecewaan.
4. Empati (Empathy/Social awareness)
Empathy merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakakan orang lain,
mampu memahami perspektif orang lain dan menumbuhkan hubungan saling percaya,
serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe hubungan.
5. Ketrampilan Sosial (Relationship Management)
Relationship Management adalah kemampuan untuk menangani emosi dengan baik
ketika berhubungan sosial dengan orang lain, mampu membaca situasi dan jaringan
sosial secara cermat,
berinteraksi dengan lancar, menggunakan ketrampilan ini untuk mempengaruhi,
memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, serta bekerja sama dalam
tim.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi


a. Faktor Internal. Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu yang
mempengaruhi kecerdasan emosinya. Faktor internal ini memiliki dua sumber yaitu
segi jasmani dan segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor fisik dan kesehatan
individu, apabila fisik dan kesehatan seseorang dapat terganggu dapat dimungkinkan
mempengaruhi proses kecerdasan emosinya. Segi psikologis mencakup didalamnya
pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir dan motivasi.
b. Faktor Eksternal. Faktor ekstemal adalah stimulus dan lingkungan dimana
kecerdasan emosi berlangsung. Faktor ekstemal meliputi: 1) Stimulus itu sendiri,
kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
seseorang dalam memperlakukan kecerdasan emosi tanpa distorsi dan 2) Lingkungan
atau situasi khususnya yang melatarbelakangi proses kecerdasan emosi. Objek
lingkungan yang melatarbelakangi merupakan kebulatan yang sangat sulit dipisahkan.

Ciri-ciri Kecerdasan Emosi Tinggi dan Rendah Goleman (1995) mengemukakan


karakteristik individu yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi dan rendah sebagai
berikut:
(a) Kecerdasan emosi tinggi yaitu mampu mengendalikan perasaan marah, tidak
agresif dan memiliki kesabaran, memikirkan akibat sebelum bertindak, berusaha dan
mempunyai daya tahan untuk mencapai tujuan hidupnya, menyadari perasaan diri
sendiri dan orang lain, dapat berempati pada orang lain, dapat mengendalikan mood
atau perasaan negatif, memiliki konsep diri yang positif, mudah menjalin persahabatan
dengan orang lain, mahir dalam berkomunikasi, dan dapat menyelesaikan konflik
sosial dengan cara damai.
(b) Kecerdasan emosi rendah yaitu bertindak mengikuti perasaan tanpa memikirkan
akibatnya, pemarah, bertindak agresif dan tidak sabar, memiliki tujuan hidup dan cita-
cita yang tidak jelas, mudah putus asa, kurang peka terhadap perasaan diri sendiri dan
orang lain, tidak dapat mengendalikan perasaan dan mood yang negatif, mudah
terpengaruh oleh perasaan negatif, memiliki konsep diri yang negatif, tidak mampu
menjalin persahabatan yang baik dengan orang lain, tidak mampu berkomunikasi
dengan baik, dan menyelesaikan konflik sosial dengan kekerasan.

Cara Meningkatkan Kecerdasan


1. Membaca situasi
Dengan memperhatikan situasi sekitar, kita akan mengetahui apa yang harus
dilakukan.
2. Mendengarkan dan menyimak lawan bicara
Dengarkan dan simak pembicaraan dan maksud dari lawan bicara, agar tidak
terjadi salah paham serta dapat menjaga hubungan baik.
3. Siap berkomunikasi
Jika terjadi suatu masalah, bicarakanlah agar tidak terjadi salah paham.
4 . Tak usah takut ditolak
Setiap usaha terdapat dua kemungkinan, diterima atau ditolak, jadi siapkan diri dan
jangan takut ditolak.
5. Mencoba berempati
EQ tinggi biasanya didapati pada orang-orang yang mampu berempati atau bisa
mengerti situasi yang dihadapi orang lain.
6. Pandai memilih prioritas
Ini perlu agar bisa memilih pekerjaan apa yang mendesak, dan apa yang bisa
ditunda.
7. Siap mental
Situasi apa pun yang akan dihadapi, kita harus menyiapkan mental sebelumnya.
8. Ungkapkan lewat kata-kata
Katakan maksud dan keinginan dengan jelas dan baik, agar dapat salaing mengerti.
9. Bersikap rasional
Kecerdasan emosi berhubungan dengan perasaan, namun tetap berpikir rasional.
10. Fokus
Konsentrasikan diri pada suatu masalah yang perlu mendapat perhatian. Jangan
memaksa diri melakukannya dalam 4-5 masalah secara bersamaan.

Referensi :
Rahmasari, L. (2012). Pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan
kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan. Majalah Ilmiah Informatika, 3(1).
Psikologi Universitas Medan Area (2018). Kecerdasan emosi.
https://psikologi.uma.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/KECERDASAN-EMOSI.pdf

Anda mungkin juga menyukai