Anda di halaman 1dari 13

Nama : Annisa Nabilah

NIM : G1C121068
Kelas : R-001
Mata kuliah : Psikologi Dasar

Dosen pengampu : Dessy Pramudiani, S.Psi, M.Psi, Psikolog


Yun Nina Ekawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Marlita Andhika Rahman, S.Psi., M.Psi. Psikolog


TUGAS PSIKOLOGI DASAR

MERANGKUM YANG BERKAITAN DENGAN KESADARAN’ BERDASARKAN 3


REFERENSI DAN MENJAWAB PERTANYAAN

RANGKUMAN

Kesadaran (consciousness) telah menjadi satu topik terpenting kajian psikologi dan ilmu
pengetahuan lain dewasa ini. Kesadaran manusia adalah salah satu keajaiban dunia, bagaimana
potongan-potongan fisik tak bernyawa seperti proton,neutron, dan elektron bergabung dan
berorganisasi sehingga memungkinkan pengalaman sadar tetap menjadi salah satu misteri yang
paling tak tergoyahkan dalam permahaman ilmiah tentang alam semesta. Istilah ‘kesadaran’
(consciousness) digunakan dalam beberapa cara untuk mendreskripsikan seseorang atau mahluk
hidup lain bahwa mereka sadar akan sesuatu dan untuk merujuk pada sifat keadaan mental,
seperti persepsi,perasaan, dan pemikiran yang membedakan keadaan tersebut dari keadaan
bawah sadar.

Kesadaran memang telah menjadi satu konsep yang sering digunakan psikologi, namun
kesadaran merupakan konsep yang membingungkan dalam ilmu pengetahuan mengenai pikiran
(Chalmers, 1995a). Salah satu penyebabnya adalah karena pengertian kesadaran sangat
bervariasi sehingga tidak ada satu pengertian umum yang dapat diterima semua pihak (Bielecky
et.al, 2001; Natsoulas, 1978; Pawlik, 1998; Richardson, 1999; Zeman, 2001). Zeman (2001)
menguraikan bahwa kata consciousness berasal dari bahasa Latin conscio yang dibentuk dari
kata cum yang berarti with (dengan) dan scio yang berarti know (tahu). Kata menyadari sesuatu
(to be conscious of something) dalam bahasa Latin pengertian aslinya adalah membagi
pengetahuan tentang sesuatu itu dengan orang lain atau diri sendiri. Kata conscious (sadar) dan
consciousness (kesadaran) pertama kali muncul dalam bahasa Inggris awal abad 17 (Lewis, 1960
seperti dikutip Zeman, 2001)

Pandangan bahwa kesadaran menikmati penuh kontrol atas perilaku terutama memiliki daya
tarik intuitif akhir-akhir ini. Beberapa peneliti serius mendukungnya, karena kasus penyebab
perilaku yang tidak disadari sangat banyak. Bertahun-tahun yang lalu, Freud (1933/1965)
membuat argumen persuasif dan ekstensif untuk posisi bahwa orang tidak sepenuhnya
menyadari banyak penyebab perilaku mereka, termasuk yang berasal dari pikiran bawah sadar
mereka sendiri. Psikologi sosial modern telah berulang kali menunjukkan bahwa orang tidak
menyadari banyak isyarat dan rangsangan situasional yang dapat mempengaruhi perilaku.
Nisbett dan Wilson (1977) menunjukkan bahwa introspeksi seringkali tidak dapat memberikan
penjelasan yang akurat tentang penyebab perilaku

Ada enam arti kesadaran yang dilengkapi dengan referensinya menurut OED (Oxford English
Dictionary) yakni :

(a) pengetahuan bersama

(b) pengetahuan atau keyakinan internal


(c) keadaan mental yang sedang menyadari sesuatu (awareness),
(d) mengenali tindakan atau perasaan sendiri (direct awareness)
(e) kesatuan pribadi yaitu totalitas impresi, pikiran, perasaan yang membentuk perasaan sadar
(f) keadaan bangun/terjaga secara normal

Konsep kesadaran

istilah 'kesadaran' digunakan untuk tiga perbedaan fenomena. Meskipun terkait dalam berbagai
cara, fenomena ini berbeda, dan membedakannya adalah penting baik secara konseptual maupun
secara teoretis.

1. Istilah 'sadar' paling sering digunakan untuk mengacu pada kondisi manusia dan makhluk
lainnya ketika mereka terjaga dan responsif terhadap sensorik stimulasi. Makhluk tidak memiliki
kesadaran dalam hal ini indra pertama ketika tertidur, dibius, koma, dan lain sebagainya.
Perhatian utama dengan jenis kesadaran ini adalah untuk menjelaskan kesadaran dan
ketidaksadaran secara biologis

2. Fenomena penting kedua yang kita sebut kesadaran adalah makhluk yang sadar, atau
sadar,dari sesuatu. Ada dua cara makhluk itu sadar akan hal-hal. Seseorang atau hewan lain sadar
akan suatu objek dengan melihat, mendengar, atau menyentuhnya, atau merasakannya dengan
cara lain. Tetapi seseorang juga sadar akan sesuatu, bahkan tanpa merasakan hal itu, jika
seseorang memikirkannya sebagai hadir untuk satu, yaitu, pikiran yang mewakili hal itu sebagai
berada di lingkungan terdekat seseorang. Karena kita menggambarkan fenomena ini dengan
mengacu pada objek tata bahasa, kita dapat menyebutnya itu kesadaran transitif. Menjelaskan
kesadaran transitif terdiri ialah menjelaskan untuk apa sebuah pemikiran tentang sesuatu dan
untuk apa itu persepsi atau sensasi menjadi sesuatu
3. Fenomena ketiga lebih kontroversial di alam, dan merupakan subyek dari banyak literatur
ilmiah dan filosofis baru-baru ini. Kita sadar akan berbagai hal karena kita memiliki persepsi
atau pemikiran tentang mereka. Tetapi persepsi dan pikiran itu sendiri dapat disadari atau tidak
disadari. Persepsi bawah sadar adalah contoh persepsi bawah sadar, dan diterima secara luas
bahwa banyak pikiran juga muncul secara tidak sadar, yaitu, di luar arus kesadaran kita. Karena
fenomena ini adalah sifat dari kondisi mental, dan bukan dari makhluk yang berada dalam
kondisi tersebut, maka akan lebih mudah untuk menyebutnya kesadaran kondisi.
Keadaan mental, seperti pikiran, persepsi, dan perasaan, sampai bagian akhir abad
kesembilan belas jarang digambarkan sebagai sadar atau tidak sadar. Para ahli teori sebelum
waktu itu cenderung menganggap kondisi mental sebagai sesuatu yang selalu ada sadar; jadi
tidak ada gunanya menandai perbedaan antara keadaan mental yang sadar dan yang tidak. Jadi
Descartes berpendapat bahwa '' kita tidak dapat memiliki pemikiran yang bukan kita sadar pada
saat itu ada di dalam kita'' (fourth replies ), menggemakan klaim Aristoteles bahwa '' jika kita
mempersepsikan, kita merasakan bahwa kita merasakan, dan jika kita berpikir, bahwa kita
berpikir '' (Nichomachean Ethics 1170a32).

Teori Kesadaran

Sejumlah teori dari berbagai bidang berusaha menjelaskan hakekat kesadaran misalnya:

 Baars (1997; 2003) mengkaji kesadaran secara psikologis dengan mempopulerkan analisis
kontrastif untuk membandingkan kesadaran dengan ketidaksadaran. Kesadaran itu bersifat
lambat sebab terkait dengan keterbatasan kapasitas baik dalam memori, perhatian selektif
maupun sistem serial. Sedangkan ketaksadaran bersifat cepat dan paralel. Hal ini merupakan
teka-teki sebab kesadaran dan ketaksadaran keduanya merupakan aspek otak. Menurut Baars
teka-teki tersebut dapat dijawab dengan menyatakan bahwa kesadaran merupakan pintu
gerbang kedalam sumber pengetahuan yang tidak disadari (Baars, 1997, h. 298) . Kesadaran
dianalogikan sebagai tombol perintah Global Search pada sebuah komputer sebab dengan
menekan tombol itu maka dokumen apapun dapat ditemukan. Analoginya, kesadaran
mempunyai kemampuan untuk menciptakan akses global dalam otak. Baars menggunakan
teater sebagai metapora untuk membuktikan bahwa kesadaran berfungsi menciptakan akses
global. Sebuah teater menggabungkan antara sedikit peristiwa yang terjadi di panggung dengan
banyak sekali penonton; begitu juga kesadaran akan mencakup sedikit informasi yang
menciptakan akses kedalam banyak sumber pengetahuan tak sadar. Kesadaran merupakan
organ publisitas otak: kesadaran merupakan fasilitas untuk mengakses, menyebarluaskan dan
saling menukarkan informasi serta melakukan koordinasi dan kontrol secara global (Baars,
1997, h. 299).
 Crick dan Koch (2003) mengemukakan sebuah kerangka kerja (framework) tentang kesadaran
dari sisi neurobiologi. Teorinya dinamakan neural correlate of consciousness (NCC) yang
didasarkan pada indera penglihatan. Ada 10 poin yang diuraikan dalam tulisan Crick & Koch
yang dipublikasikan tahun 2003 itu, namun tidak semua akan dipaparkan disini. Sistem
penglihatan berlandaskan pada kerja sistem korteks didalamnya termasuk cerebral cortex,
thalamus, claustrum, basal ganglia dan cerebellum. Korteks berupa jaringan syaraf yang sangat
saling berhubungan serta terdapat koalisi maupun kompetisi antar neuron. Neuron dalam
sebuah koalisi akan saling mendukung dan meningkatkan aktivitas anggota lain. Koalisi neuron
yang menang akan dipertahankan dan menciptakan apa yang disadari seseorang pada saat
tertentu. Pengalaman sadar kemungkinan terbentuk dari sejumlah koalisi neuron yang menang.
NCC berasumsi bahwa manusia memiliki neuron-neuron eksplisit yang mampu mempersepsi
fitur-fitur tertentu dari sebuah objek. Neuron eksplisit tersebut mendeteksi fitur-fitur sebuah
objek tanpa membutuhkan lebih lanjut pemrosesan syaraf yang kompleks. Seandainya orang
tidak mempunyai neuron-neuron eksplisit itu maka orang tersebut tidak akan mampu secara
sadar mempersepsi fitur-fitur objek secara langsung (Crick & Koch, 2003, h.121)

 Wilber (1997) mengajukan sebuah teori integratif tentang kesadaran yang memadukan kekuatan-
kekuatan dari dua belas perspektif lain, yaitu ilmu pengetahuan kognitif, introspeksionisme,
neuropsikologi, psikoterapi individual, psikologi sosial, psikiatri klinis, psikologi
perkembangan, kedokteran psikosomatik, keadaan kesadaran khusus, tradisi Timur dan
kontemplatif, kesadaran menurut pendekatan kuantum serta tenaga dalam. Wilber (1997)
menyimpulkan bahwa eksistensi itu terbentuk dari 4 (empat) kuadran, yaitu intensional,
keperilakuan, kultural dan sosial.

dapat dijelaskan bahwa :

 (a) kuadran keperilakuan ada dibagian sebelah kanan atas dan merupakan kuadran
individual- eksterior
 (b) kuadran sosial ada disebelah kanan bawah dan bersifat kolektif-eksterior
 (c) kuadran intensional terletak disebelah kiri atas dan bersifat individual-interior, dan
 (d)kuadran kultural terletak di kuadran kiri bawah dan bersifat kolektif-interior

Teori kesadaran menurut Wilber (1997) haruslah mencakup “semua kuadran, semua-level”.
Kesadaran bukan berlokasi dalam diri organisme, namun kesadaran adalah sebuah peristiwa
menyangkut empat kuadran. Kesadaran terdistribusi kedalam semua kuadran, baik kuadran
keperilakuan, sosial, intensional dan kultural. Jika kita menghapus satu kuadran saja, maka
semuanya akan menghilang, sebab masing-masing kuadran secara intrinsik perlu untuk
keberadaan kuadran yang lain.

 Teori orde pertama (first-order theory)


  Pada teori orde pertama, keadaan sadar adalah keberadaannya dalam keadaan kesadaran
transitif, keadaan sedemikian rupa sehingga keberadaan seseorang dalam keadaan itu
merupakan kesadaran akan sesuatu
 bahwa tidak ada keadaan mental tingkat tinggi(high-order) yang dapat mengakibatkan
seseorang menjadi sadar akan keadaan tingkat pertama kecuali keadaan tingkat tinggi itu
sendiri sadar. Itu secara tegas akan melemahkan pendekatan tingkat tinggi, karena itu
akan menghasilkan kemunduran yang kejam dari kesadaran tingkat tinggi; setiap
kesadaran tingkat tinggi, untuk menjadi sadar itu sendiri, akan membutuhkan kesadaran
tingkat tinggi tentangnya argumen itu mengandaikan pandangan orde pertama bahwa
suatu kondisi membuat seseorang sadar secara transitif atas sesuatu bertepatan dengan
keadaannya yang sadar. Persepsi bawah sadar akan hal-hal mengakibatkan seseorang
menjadi sadar akan hal-hal itu jika tidak, persepsi seperti itu tidak akan mempengaruhi
fungsi mental seseorang.
 Teori orde pertama, dengan menyatakan bahwa suatu keadaan sadar jika itu adalah
keadaan sadar akan sesuatu, tampaknya tidak meninggalkan ruang untuk persepsi bawah
sadar dan pemikiran bawah sadar. Dretske juga membahas masalah ini. Menyempurnakan
pandangan orde pertamanya, Dretske menambahkan sebagai kondisi untuk
mempersepsikan kesadaran bahwa individu dapat mengutip fakta yang dirasakan sebagai
alasan pembenaran untuk melakukan sesuatu

 Teori Tingkat Tinggi I ( High-order Theory I )

Alternatif untuk pendekatan tingkat pertama adalah teori tingkat tinggi yang sesuai dengan TP, di
mana keadaan sadar terdiri dari keadaan di mana seseorang sadar. Sebagaimana dicatat dalam bagian
'Konsep dan teori', pendekatan ini mendominasi diskusi tradisional tentang kesadaran dari Aristoteles
melalui Descartes dan Locke hingga Brentano. Teori tingkat tinggi yang paling sering dikembangkan
adalah teori indera batin, yang dikembangkan oleh Armstrong dan Lycan, di mana kita menyadari
keadaan sadar kita dengan merasakan atau mempersepsikan keadaan tersebut.

Cara Penerapan TP ini memiliki beberapa keunggulan yaitu :

1. kita paling sering menyadari hal-hal dengan merasakan dan mempersepsikannya. Kita juga sadar
akan sesuatu jika kita memikirkannya sebagai sesuatu yang hadir; tetapi penginderaan dan persepsi
adalah apa yang pertama kali muncul dalam pikiran sehubungan dengan kesadaran akan berbagai
hal. Memang, sangat mungkin dengan analogi dengan penginderaan kita menganggap memiliki
pemikiran tentang sesuatu sebagai sadar akan hal itu hanya jika pikiran itu mewakilinya sebagai
hadir untuk satu

2. indra batin mengundang berkaitan dengan kesadaran kualitatif. Jika keadaan kualitatif sadar
berdasarkan persepsi kita, itu dapat membantu menjelaskan kesadaran kualitatif, karena persepsi
itu sendiri bersifat kualitatif. Secara khusus, kualitas mental yang kita sadari berbeda dalam
berbagai cara yang halus, tampaknya melampaui kemampuan konsep untuk menangkap perbedaan
tersebut. Jadi mungkin perbedaan dalam kebaikan yang kita sadari dari keadaan kualitatif kita
hanya dapat ditangkap oleh kesadaran persepsi tingkat tinggi, yang dengan sendirinya melibatkan
kualitas mental

 Teori Tingkat Tinggi (II)


Aristoteles memegang teori campuran tingkat tinggi, di mana kesadaran tingkat tinggi kita
adalah persepsi untuk persepsi sadar, tetapi terdiri dari pemikiran tingkat tinggi untuk
pemikiran sadar. Menurut teori indra batin, kesadaran tingkat tinggi adalah perseptual untuk
semua keadaan sadar kita, baik kualitatif maupun disengaja. Tetapi mungkin keadaan tingkat
tinggi yang murni disengaja akan bekerja setidaknya dengan baik untuk keadaan disengaja
dan kualitatif yang sama

Kesadaran sebagai sistem navigasi

kesadaran tidak diperlukan untuk memahami dan memahami lingkungan langsung, juga
tidak bertanggung jawab atas pelaksanaan tindakan secara langsung. Tetapi (antara lain)
kesadaran dapat secara mental mensimulasikan berbagai kemungkinan tindakan dan
kemungkinan konsekuensinya yang diantisipasi. Alam bawah sadar dapat menggunakan simulasi
ini dalam memutuskan apa yang harus dilakukan dan dalam melaksanakan rencana tindakan ini.
Hasilnya mungkin menjadi hasil yang superior yang lebih adaptif dan sukses dari apa yang akan
terjadi jika orang tersebut secara tidak sadar menanggapi situasi tersebut, tanpa secara sadar
membayangkan berbagai tindakan.

Bagaimana perilaku berasal?

 Pertanyaan tentang bagaimana perilaku dimulai telah menjadi bugaboo abadi untuk teori
tindakan (lihat Morsella, 2009). Kebanyakan ahli teori saat ini menerima bahwa kognisi dapat
menyebabkan perilaku, tetapi banyak kognisi terjadi tanpa memulai perilaku apapun, sehingga
langkah dari berpikir untuk melakukan tetap sulit untuk dijelaskan. (Dan pikiran, juga, mungkin
hanya merupakan langkah perantara antara penyebab asli dan perilaku.) Pendekatan yang
ditekankan oleh Bargh dan rekan-rekannya adalah melihat asal-usul perilaku saat terjadi dalam
situasi sosial. Isyarat eksternal dapat mengaktifkan proses otomatis, seringkali tidak disadari yang
menghasilkan respons perilaku, misalnya, dalam kecenderungan otomatis untuk meniru atau
meniru apa yang dilakukan orang lain dalam situasi itu (Chartrand & Bargh, 1999). Jika seseorang
tidak memiliki motivasi yang relevan jika seseorang benar-benar tidak mempedulikan sebuah arah
maka situasi atau peristiwa itu tidak mungkin memicu tindakan. Sejauh situasi relevan dengan
tujuan, nilai, ketakutan, dan keinginan individu, itu akan merangsang respons perilaku. Dengan
demikian, pemikiran sadar internal lahir dari komunikasi sosial, mengambil diri sendiri sebagai
objek atau target komunikasi, bukan orang lain. Implikasi filogenetiknya transparan,
menunjukkan lagi bahwa proses pemikiran sadar muncul sebagai hasil fungsional dari
kemampuan anggota spesies kita untuk berkomunikasi (terutama secara verbal) satu sama lain.

Bagaimana dengan kehendak bebas?

Salah satu pemahaman tradisional tentang kehendak bebas adalah pengecualian dari
kausalitas. Tak satupun dari kami berpikir bahwa pandangan itu menjanjikan, terutama untuk teori
ilmiah. Memang, teori ilmiah adalah teori kausal. Oleh karena itu, kami berdua berasumsi bahwa
semua perilaku disebabkan. Bargh berpikir dengan cara yang sama, bahwa kehendak itu
disebabkan dan tidak “bebas” dari sebab-akibat. Bargh percaya bahwa proses sadar sama
penyebabnya seperti proses bawah sadar (lihat terutama Bargh & Ferguson, 2000), jadi keduanya
sama-sama "bebas" atau "tidak bebas" tergantung pada bagaimana seseorang mendefinisikan
kebebasan; namun psikolog tidak benar-benar tertarik pada pertanyaan "kebebasan" seperti halnya
mereka tertarik pada pertanyaan apakah keadaan sadar itu sendiri adalah kausal (lihat Bargh,
2013).

Bagi Baumeister, masalah kehendak bebas adalah apakah manusia benar-benar membuat
pilihan di antara banyak pilihan yang benar-benar mungkin, yang dikesampingkan oleh
determinisme Laplacian yang ketat. (Laplace bersikeras bahwa hanya ada satu kemungkinan masa
depan, yang persis sama dengan apa yang sebenarnya akan terjadi, sehingga tidak mungkin ada
beberapa alternatif kemungkinan.) Bagi Bargh, yang percaya bahwa pilihan ini, serta kehendak itu
sendiri (tujuan pengejaran), didorong terutama oleh proses yang beroperasi secara tidak sadar,
rasa tertentu dari "kehendak bebas" yang penting bagi psikolog dan orang awam (tetapi
tampaknya tidak bagi para filsuf) adalah apakah pilihan dan perilaku dipengaruhi oleh apa yang "
sekarang bermain” di teater pikiran Cartesian yang sadar.

Produksi tindakan pada manusia berbeda dalam beberapa hal mendasar dari produksi
aksi di lain animal. Tindakan manusia memperhitungkan banyak faktor, seperti hukum buatan
manusia, prinsip moral, simbolisme, makna ekspresif, dan faktor lain yang umumnya dianggap
tidak ada dalam penyebab perilaku hewan. Manusia dalam cara yang penting mampu
mengkonseptualisasikan alternatif untuk realitas saat ini dan skenario alternatif di mana berbagai
kemungkinan tindakan mereka sendiri mengarah pada konsekuensi yang berbeda (dan menarik
secara berbeda), dan menggunakan simulasi sadar ini untuk menginformasikan perilaku mereka
sendiri. Tantangan bagi psikologi adalah untuk menjelaskan proses yang menghasilkan tindakan
tersebut.

Apakah Kesadaran menyebabkan perilaku?

Seperti yang telah kami katakan, pandangan dominan psikologi tentang bagaimana
pikiran sadar mempengaruhi perilaku telah berkisar dan terombang-ambing secara luas. Di
beberapa titik, asumsi yang berlaku adalah bahwa pikiran sadar menikmati kontrol yang luas atas
perilaku, dan pikiran tidak sadar memiliki efek tidak langsung terbaik yang bergantung pada
mempengaruhi pikiran sadar. Di titik lain, pemikiran sadar telah dianggap sebagai efek samping
yang meragukan dari proses lain, kurang kelayakan ilmiah dan kemanjuran pragmatis.

Ketika orang secara sadar membayangkan tindakan di masa depan, mereka menjadi lebih
mungkin untuk melakukannya. Mempraktikkan tindakan yang sulit atau terampil secara mental
meningkatkan kualitas kinerja selanjutnya. Membuat rencana spesifik meningkatkan
kemungkinan dan kemanjuran perilaku. Melatih, merenungkan, atau menafsirkan kembali
peristiwa baru-baru ini mengubah cara seseorang merespons selanjutnya. Kinerja pada tes
penalaran logis sangat bergantung pada pemikiran sadar. Mengambil perspektif orang lain dan
berempati dengan perasaan atau keinginan mereka mengubah cara seseorang memperlakukan
mereka, seperti halnya membayangkan batasan, tekanan, dan stereotip yang mungkin menimpa
perilaku mereka. Mencoba mengesampingkan respons otomatis atau kebiasaan tertentu terkadang
efektif dalam mengubah perilaku. Mengubah pandangan diri dapat mengubah bagaimana
seseorang bereaksi terhadap tantangan dan peluang berikutnya. Menetapkan tujuan tertentu atau
secara interpretatif membingkai masalah dengan cara tertentu dapat mengubah cara seseorang
menghadapinya.
pikiran sadar sangat berguna dalam mengoordinasikan masa lalu, masa kini, dan masa
depan, seperti ketika perenungan tujuan masa depan memengaruhi pemilihan tindakan saat ini
(Trope & Liberman, 2003), atau ketika interpretasi atau reinterpretasi peristiwa masa lalu
mengubah cara seseorang akan menanggapi situasi serupa di masa depan.

Fungsi kesadaran pada orang yang didukung secara otomatis

Sejauh ini kami telah berargumentasi bahwa otomatis, proses bawah sadar adalah
penyebab langsung dan asli dari sebagian besar tindakan namun pikiran sadar memang
memainkan peran kausal. Jika perilaku dimulai dengan impuls yang berasal dari alam bawah
sadar, dan jika perilaku itu dijalankan oleh proses bawah sadar yang mengontrol gerakan, apa
yang dilakukan kesadaran? Jawabannya menunjukkan bahwa pikiran sadar bekerja sama dengan
pikiran bawah sadar untuk menghasilkan hasil perilaku yang optimal.

Pikiran sadar dapat memfasilitasi pengambilan keputusan dalam beberapa cara. Pikiran sadar
adalah simulasi yang dibangun secara mental, dan dengan demikian mereka dapat
mensimulasikan berbagai tindakan dan kemungkinan hasil mereka. Peristiwa masa depan yang
dibayangkan ini dibangun dengan bantuan pekerjaan bawah sadar yang luas, termasuk
pengambilan pengetahuan yang relevan dari pengalaman masa lalu yang serupa, Orang-orang
belajar dari pengalaman sebagian dengan memiliki respons emosional terhadap bagaimana hal-hal
berubah, dan ini meninggalkan jejak emosional yang diaktifkan ketika mereka bertemu atau
membayangkan pengalaman serupa nanti (lihat Damasio, 1994, tentang penanda somatik; juga
lihat Baumeister, Vohs, DeWall , & Zhang, 2007, tentang bagaimana emosi memandu perilaku).

Kontrol diri biasanya dipahami sebagai proses sadar, meskipun tidak diragukan lagi ada beberapa
bentuk pengaturan diri yang tidak disadari (misalnya, untuk mempertahankan homeostasis tubuh
dan bahkan sosial dan emosional; lihat Bargh & Shalev, 2012, dan, tentu saja, kami terus berpikir
dan bersikeras bahwa proses sadar itu sendiri dibangun oleh proses bawah sadar.Salah satu cara
agar kesadaran dapat menguntungkan pengendalian diri adalah dengan mensimulasikan hasil
jangka panjang, yang kemudian dapat mengerahkan daya tarik motivasi untuk bersaing dengan
stimulus yang lebih cepat menggoda untuk jangka pendek. Untuk mengaktifkan dorongan yang
lebih tinggi untuk menang, akan sangat membantu untuk membayangkan hasil di masa depan
yang akan digagalkan oleh kepuasan sesaat. Pikiran sadar yang jelas tentang hasil yang
diinginkan ini dapat memperkuat keinginan lemah untuk melakukan hal yang benar.

Berpikir sadar adalah untuk berbicara

Salah satu fungsi penting dari pemikiran sadar manusia mungkin untuk berkomunikasi
(lihat juga Dennett, 1991) Asumsi bahwa komunikasi adalah salah satu tujuan utama dari
pemikiran sadar menawarkan solusi yang berguna untuk beberapa dilema pelik. Pertanyaan
tentang mengapa manusia mengembangkan kemampuan berpikir sadar mereka yang lebih maju
adalah menjengkelkan jika seseorang berusaha menggunakannya untuk menjelaskan kontrol yang
lebih baik atas perilaku. Seperti yang telah kami katakan, kami berdua berpikir bahwa proses
otomatis dan tidak sadar melakukan pekerjaan yang baik dalam menjalankan hampir semua
perilaku. Tidak ada bukti bahwa kesadaran dapat menghilangkan proses bawah sadar dalam
tindakan. Tidak ada alasan untuk berpikir bahwa seleksi alam akan lebih menyukai manusia purba
yang mampu lebih sadar akan tindakan mereka sendiri daripada para pesaing mereka.

Sebaliknya, manfaat adaptif dari komunikasi tampaknya tidak kontroversial. Berbagi


informasi adalah sesuatu yang manusia lakukan secara ekstensif dan sengaja, jauh lebih sering,
lebih ekstensif, dan lebih efektif daripada spesies lainnya. Kelompok-kelompok berbasis
kekerabatan manusia purba yang dapat berkomunikasi lebih baik daripada yang lain dapat
menikmati keuntungan besar, sehingga seleksi alam mungkin secara relatif cepat menyukai
kemampuan komunikatif. Gagasan bahwa komunikasi adalah sifat dasar manusia yang membuat
nenek moyang kita memiliki masa lalu evolusi manusia yang unik dapat mengintegrasikan banyak
dari apa yang diketahui. Ini termasuk fakta bahwa postur tegak (membebaskan tangan untuk
komunikasi gestural, yang mendahului ucapan) mendahului peningkatan ukuran otak,
bertentangan dengan pandangan awal bahwa munculnya otak besar adalah dasar asli untuk
evolusi manusia yang khas. Nenek moyang kita mulai berbagi informasi dengan isyarat, dan
peningkatan bertahap namun besar dalam informasi yang tersedia di lingkungan sosial pasti akan
menciptakan faktor seleksi yang mendukung peningkatan kecerdasan dan ukuran otak.

Kesimpulan

Apa pun yang mungkin kita pikirkan dan sepertinya katakan di masa lalu, saat ini kita
berdua berpikir bahwa sebagian besar perilaku manusia berasal dari perpaduan proses sadar dan
tidak sadar yang bekerja bersama untuk memenuhi kebutuhan kritis seseorang dan memfasilitasi
pengejaran tujuan yang penting. Survei literatur Baumeister et al. (2011) tidak menghasilkan bukti
yang meyakinkan bahwa tindakan apa pun disebabkan sepenuhnya oleh proses sadar, dan
diragukan bahwa ini mungkin terjadi. Pada prinsipnya, beberapa perilaku dapat dihasilkan
sepenuhnya secara independen dari kesadaran, dan pelaksanaan langsung perilaku mungkin
merupakan hasil dari proses tidak sadar dan otomatis, tetapi dalam banyak kasus, kesadaran
mungkin memiliki beberapa pendapat dalam masalah ini, terutama yang berkaitan dengan
pengaruh hulu seperti perencanaan, penalaran logis, interpretasi, dan komunikasi. bahwa proses
sadar dan tidak sadar penting dalam hak mereka sendiri dan dalam domain mereka sendiri, tetapi
lebih dari itu, mereka saling membutuhkan untuk bekerja sama sekali. Baik proses sadar maupun
tidak sadar tidak dapat melakukan semuanya sendiri: Mereka harus bergantung satu sama lain
dengan cara yang sama seperti yang dilakukan manusia secara individu.
Jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Apa yang dimaksud dengan kesadaran, pra-sadar dan ketidaksadaran?

Sadar (Conscious)

Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut
Freud hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan, dan
ingatan) yang masuk ke kesadaran (consciousness).

Prasadar (Preconscious)

Prasadar disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang
menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar. Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian,
semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan ditekan pindah ke daerah
prasadar.

Taksadar (Unconscious)

Taksadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud
merupakan bagian terpenting dri jiwa manusia. Secara khusus Freud membuktikan bahwa
ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu adalah kenyataan empirik.
Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls, dan drives yang dibawa dari lahir, dan
pengalam-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh
kesadaran dipindah ke daerah tak sadar.

2. Apa yang membedakan diantara ketiganya, silahkan ditambahkan dengan 3 perilaku pada
masing-masin g poin tersebut?
(a) Alam sadar (kesadaran adalah alam yang ditandai dengan adanya proses sensoris dan
adanya proses motoris dalam diri manusia, yang terjadi karena adanya stimulus dan
merespon sampai terjadi gerakan-gerakan. Contoh : seseorang yang melakukan aktivitas
seperti memasak,mandi,mencuci piring dan belajar,dll.

(b) Alam ambang sadar (pra-sadar) yaitu alam yang mempengaruhi perilaku manusia
dengan ciri menurunya kesadaran karena baik pada proses sensoris maupun motoris
berprosesnya lamban atau tidak seperti pada kondisi alam sadar didalam menerima
stimulus dan merespon proses sensoris dan motorisnya lamban Contoh :
mengantuk,melamun,ketindihan,bloking, dll.

(c) Alam tak sadar ( ketidaksadaran), yakni berhentinya proses menerima stimulus dan
merespon walaupun pusat saraf dan jantung manusia masih bekerja atau proses sensoris
dan motoris tidak ada. Contoh : koma,pingsan,tidur, dll

3. Jelaskan orang yang mengalami lupa berdasarkan pada kajian kesadaran!

Secara sederhana, lupa merupakan hilangnya kemampuan untuk untuk mengungkapkan


kembali informasi yang telah diterima. Hal ini mungkin disebabkan karena informasi
tidak disimpan dengan baik. Lupa dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya karena
gangguan yang bersifat kejiwaan. Selain itu, dapat pula disebabkan karena kejadian atau
gangguan tertentu di dalam jiwa manusia.[1] Fenomena lupa dapat terjadi pada siapapun
juga baik anak-anak, remaja, orang tua, guru, pejabat, profesor, petani dan sebagainya.
Sebagian ahli psikologi kognitif mempercayai bahwa lupa terjadi karena interferensi atau
terhalang oleh informasi yang lain.

Lupa pada sisi lain merupakan suatu hal yang dapat membantu individu untuk
menghilangkan ingatan-ingatan negatif yang menghambat perkembangan dirinya.[2]
Lupa terhadap kejadian buruk atau traumatis misalnya, dapat membantu seorang individu
berkembang lebih baik. Dengan demikian, lupa tidak hanya dapat diartikan secara negatif
saja sebagai bentuk hilangnya ingatan seseorang dalam menemukan kembali memori
dalam otaknya, tetapi juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang positif sebagai upaya
untuk menghilangkan memori tentang peristiwa yang dapat menghambat perkembangan
seorang manusia.

4. Bagaimana teori kesadaran menguraikan tentang kejadian mimpi dan tidur?

Pengembangan konsep teori mimpi yang diajukan Freud tidak terlepas dari perjalanan
personal yang dialaminya. Beberapa di antaranya seperti pengalaman pribadi,
pengalaman rekan, kolega maupun kliennya. Ketertarikannya pada literatur klasik seperti
Shakespeare, Charcot dan Mesmer juga turut berpengaruh terhadap teori yang dia ajukan.
Tidak jarang istilah-istilah, seperti Komplek Oedipus, turut muncul di dalam tulisan
Freud (Zaviera, 2016).

Sebelum dapat memahami tentang konsep mimpi, Freud turut menyampaikan teori tiga
tingkatan kesadaran, yakni Sadar (Conscious), Pra Sadar (Preconscious) dan Tak Sadar
(Unconscious). Berdasarkan tingkatan tersebut, masih dijelaskan kembali mengenai
prinsip Id, Ego dan Superego. Secara singkat, Id adalah bagian dari diri manusia yang
berisi insting-insting primitif yang tidak mengenal norma dan aturan. Superego adalah
segala tuntutan dan aturan normatif yang berkaitan dengan harapan masyarakat agar
seseorang berperilaku tertentu. Sementara Ego adalah jembatan kesadaran serta hakim
dari perilaku yang diarahkan ke dunia luar dari perdebatan internal Id dan Superego.

Pada saat manusia bermimpi, letak kesadaran manusia berada di tingkat pra sadar. Di
mana Id dan Superego lebih banyak berperan dibanding dengan Ego. Tidak jarang
bahkan keinginan terpendam dapat muncul melalui mimpi. Dalam bukunya,
Interpretation of Dream (1914), Freud menjelaskan bahwa mimpi merupakan jembatan
antara dunia eksternal dengan perasaan, kesan maupun keinginan terpendam (terepresi).
Mimpi adalah pemenuh keinginan dari apa yang tidak mampu terwujudkan di dunia
ekternal. Mimpi merupakan proses somatik ketika tidur yang berfungsi menjaga mental
dari ketegangan.

Anda mungkin juga menyukai