Anda di halaman 1dari 9

FILSAFAT RASIONALISME

Oleh:

QADRY ANNISA NUR
1312042001
Pendidikan fisika












UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem filsafat mulai timbul di Eropa pada abad ke X11I yang mulai di ajarkan
disekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Sedangkan pada abad ke XIV timbullah filsafat yang
merupakan pendahuluan dari filsafat modern. Dimana dari sudut pandang sejarah filsafat
Barat, masa Modern adalah periode di mana berbagai aliran pemikiran baru mulai muncul
dan beradu dalam kancah pemikiran filosofis. Masing-masing aliran tampil dengan gaya dan
argumentasinya yang khas. Di antara aliran filsafat yang muncul pada periode Modern itu
salah satunya adalah aliran rasionalisme.
Zaman Rasionalisme berlangsung dari pertengahan abad ke XVII sampai akhir abad
ke XVIII. Pada zaman ini hal yang khas bagi ilmu pengetahuan adalah penggunaan yang
eksklusif daya akal budi (ratio) untuk menemukan kebenaran. Ternyata, penggunaan akal
budi yang demikian tidak sia-sia, melihat tambahan ilmu pengetahuan yang besar sekali
akibat perkembangan yang pesat dari ilmu-ilmu alam. Maka tidak mengherankan bahwa pada
abad-abad berikut orang-orang yang terpelajar Makin percaya pada akal budi mereka sebagai
sumber kebenaran tentang hidup dan dunia. Hal ini menjadi menampak lagi pada bagian
kedua abad ke XVII dan lebih lagi selama abad XVIII antara lain karena pandangan baru
terhadap dunia yang diberikan oleh Isaac Newton (1643 -1727). Berkat sarjana geniaal Fisika
Inggris ini yaitu menurutnya Fisika itu terdiri dari bagian-bagian kecil (atom) yang
berhubungan satu sama lain menurut hukum sebab akibat. Semua gejala alam harus
diterangkan menurut jalan mekanis ini. Harus diakui bahwa Newton sendiri memiliki suatu
keinsyafan yang mendalam tentang batas akal budi dalam mengejar kebenaran melalui ilmu
pengetahuan. Berdasarkan kepercayaan yang makin kuat akan kekuasaan akal budi lama
kelamaan orang-orang abad itu berpandangan dalam kegelapan. Baru dalam abad XVIII
mereka menaikkan obor terang yang menciptakan manusia dan masyarakat modern yang
telah dirindukan, karena kepercayaan itu pada abad XVIII disebut juga zaman Aufklarung
(pencerahan).



B. Rumusan Masalah
1. Pengetian Rasionalisme ?
2. Pendiri Aliran Filsafat Rasionalisme?
3. Siapa Tokoh-Tokoh Aliran Rasionalisme?
4. Apa Saja Kelemahan Aliran Rasionalisme ?
























BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Rasionalisme
Secara etimologis rasionalisme berasal dari kata bahasa Inggris rationalism. Kata ini
berakar dari kata dalam bahasa latin ratio yang berarti akal. Menurut A.R. lacey
berdasarkan akar katanya rasionalisme adalah : sebuah pandangan yang berpegangan bahwa
akal merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran. Rasionalisme adalah merupakan
faham atau aliran atau ajaran yang berdasarkan ratio, ide-ide yang masuk akal. Selain itu
tidak ada sumber kebenaran hakiki.
Sementara itu, secara terminologis aliran ini dipandang sebagai aliran yang berpegang
pada prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalam penjelasan. ia menekankan akal
budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului dan bebas dari pengamatan
indrawi. Hanya pengetahuan yang diperoleh melalui akal yang memenuhi semua syarat
pengetahuan ilmiah alat terpenting dalam memperoleh pengatahun dan mengetes
pengetahuan. Pengalaman hanya dipakai untuk mempertegas pengetahuan yang diperoleh
akal.

2 . Pendiri Filsafat Rasionalisme
Rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650) yang disebut sebagai bapak
filsafat modern. Ia ahli dalam ilmu alam, ilmu hukum, dan ilmu kedokteran. Ia menyatakan,
bahwa ilmu pengetahuan harus satu, tanpa bandinganya, harus disusun oleh satu orang,
sebagai bangunan yang berdiri sendiri menurut satu metode yang umum. Yang harus
dipandang sebagai hal yang benar adalah apa yang jelas dan terpilah-pilah (clear and
distinctively). Ilmu pengetahuan harus mengikuti langkah ilmu pasti, karena ilmu pasti dapat
dijadikan model cara mengenal secara dinamis.
Rene Descartes yang mendirikan aliran rasionalisme berpendapat, bahwa sumber
pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal. Hanya pengetahuan yang diperoleh lewat
akallah yang memenuhi syarat yang dituntut oleh semua ilmu pengetahuan ilmiah. Dengan
akal dapat diperoleh kebenaran dengan metode deduktif, seperti yang dicontohkan dalam
ilmu pasti.
Latar belakang munculnya rasionalisme adalah keinginan untuk membebaskan diri dari
segala pemikiran tradisional(skolastik), yang pernah diterima tetapi ternyata tidak mampu
menangani hasil-hasil ilmu pengetahuan yang dihadapi. Apa yang ditanam Aristoteles dalam
pemikiran saat itu juga masih dipengaruhi oleh khayalan-khayalan.
Descartes menginginkan cara yang baru dalam berpikir, maka diperlikan titik tolak
pemikiran yang pasti yang dapat ditemukan dalam keragu-raguan, Cogito ergo sum (saya
berfikir maka saya ada). Cogito (kesadaran-diri) adalah hasil dari metode kesangsian
Descartes. Cogito itu sendiri merupakan kebenaran dan kepastian yang tak tergoyahkan,
karena aku mengertinya secara jelas dan terpilah-pilah (clear and distinct). Cogito tidak
ditemukan melalui Kitab Suci, prasangka, dongeng, atau pendapat orang, melainkan
ditemukan lewat pikiran kita sendiri, sesuatu yang dikenali melalui dirinya sendiri. Cogito ini
yang selanjutnya dijadikan Descartes sebagai landasan filsafatnya. Dengan inklinasi ini
Descartes

mengawali pemikiran rasionalisme (Modern).
Selain Descartes, tokoh rasionalisme lainnya yakni Spinoza dan Leibniz. Para pemikir
rasionalisme ini, secara isi pemikiran mereka memiliki isi pemikiran yang berbeda satu sama
lain. Misalnya asumsi mereka tentang substansi. Descartes percaya bahwa substansi itu ada
tiga (res cogitans, res extensa, Allah) , sementara Spinoza menyatakan substansi itu hanya
ada satu (Allah)
beda lagi dengan Leibniz, Leibniz menyatakan bahwa ada banyak substansi yang ia sebut
dengan monad. Namun, meski secara isi pemikiran berbeda, secara prinsip epistemologis
ketiga tokoh rasionalisme ini sama-sama berdiri di atas batu asumsi yang sama, yakni bahwa
rasio manusia mampu mengenal dan menjelaskan kenyataan. Dengan kata lain, bagi mereka
pengetahuan manusia berdasarkan atau bersumber pada rasio (bersifat a priori).

3. Tokoh-Tokoh Rasionalisme
Tokoh-tokoh terpenting aliran rasionalisme adalah:
1. Rene Descrates
2. Blaise Pascal
3. Nicholas Melbrenche
4. Beruch De Spinoza
5. G.W.Leibniz



4. Kelemahan Aliran Rasionalisme
Kelemahan dari Aliran Rasionalisme yakni diantaranya :
1) Pertama, pengetahuan yang diperoleh manusia tidak pernah lepas dari
jejaring pengalaman, entah itu pengalaman yang bersifat indrawi maupun
spiritual. Dengan kata lain, pengetahuan yang diperoleh manusia tidak-lah
pernah absolut bersifat a priori (mendahului pengalaman), melainkan
membentuk dan dibentuk bersama hadirnya jalinan-jalinan pengalaman yang
ada. Eksistensi rasio di sini, tentu bukan diletakkan atau diartikan
menempatkan posisi sekunder; pun sebaliknya, pengalaman di sini juga tidak
harus diartikan lebih primer daripada rasiomelainkan kedua-duanya saling
mengandaikan. Pengalaman tanpa rasio adalah hampa, rasio tanpa pengalaman
adalah kosong.
2) Kedua, kemampuan rasio untuk menangkap dan menjelaskan realitas, begitu
saja diterima oleh rasionalisme. Rasionalisme luput melakukan terlebih dahulu
pengujian atas sejauh mana kemampuan rasio bisa dijadikan pegangan.
Bukan berarti hendak mengatakan, bahwa kita harus membatasi kerja rasio,
melainkan hendak melakukan pemeriksaan terhadap rasio sejauh mana rasio
mampu guna menangkap dan menjelaskan kenyataan (sebelum rasio atau akal
budi itu melakukan penyelidikannya).














BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1) Rasionalisme adalah paham yang mengangap bahwa pikiran dan akal
merupakan dasar satu-satunya untuk memecahkan kebenaran lepas dari
jangkauan indra
2) Tokoh-tokoh aliran Rasionalisme yakni diantaranya Rene Descrates, Blaise
Pascal, Nicholas Melbrenche, Beruch De Spinoza,G.W.Leibniz.
3) Kelemahan dari aliran rasionalisme yakni pengetahuan yang diperoleh
manusia tidak pernah lepas dari jejaring pengalaman. Dimana pengalaman
tanpa rasio adalah hampa, rasio tanpa pengalaman adalah kosong dan
rasionalisme luput melakukan terlebih dahulu pengujian atas sejauh mana
kemampuan rasio bisa dijadikan sebagai sebuah pegangan.










DAFTAR PUSTAKA

Dinda,Anggi.2013. Filsafat Rasionalisme. (http://anggidindafib13.web.unair.ac.id
/artikel_detail-9479 0-Filsafat-RASIONALISME.html) Diakses Pada Tanggal 20
September 2014
Surajiyo, 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Jakarta, PT Bumi Aksara
Tafsir,Ahmad.2012, Filsafat Umum.Bandung. PT Remaja Rosdakarya,
Web Blog Filsafat UGM (http://ilmu.filsafat.ugm.ac.id/ ) Diakses Pada Tanggal 20
September 2014


















# Skeptis
Mengapa air dalam kemasan bisa kadaluarsa???

Hipotesis
Menurut pengamatan saya sebenarnya air dalam kemasan bukan kadaluarsa namun tidak
layak atau kemurnian airnya diragukan sehingga tidak layak untuk dikonsumsi . Adapun yang
kadaluarsa adalah botol tempat penyimpanan air yang memiliki waktu atau batas penggunaan yang
jika botol itu sudah tidak baik digunakan dapat membuat air dalam botol tidak steril lagi dari bakteri
yang terdapat di udara. Sehingga kata kadaluarsa disini lebih ditekankan pada kemurnian dan ke
sterilan air di dalam kemasan botol.

Anda mungkin juga menyukai