MAKALAH
KHALILULLAH
NIM: 15780025
2015
KATA PENGANTAR
dan
salam
penulis
haturkan
pada
baginda
ini
diharapkan
mampu
memberikan
sumbangsih
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................. ii
BAB I
: PENDAHULUAN
: PEMBAHASAN
3. Dialog
.......................................................................................
15
a. Pra
anggapan
dan
pertanyaan
batas
..................................................................................
16
b. Kesejajaran
metodologis
dan
konseptualis
..................................................................................
17
4. Integrasi
.......................................................................................
18
a. Natural
teologi
..................................................................................
18
b. Teologi
of
nature
..................................................................................
19
c. Sintesis
sistematis
..................................................................................
20
BAB III
: ANALISIS
: PENUTUP
A. Kesimpulan
...........................................................................................
24
B. Kritik
dan
saran
...........................................................................................
26
BAB I
PENDAHULUAN
mengajukan
teori
sebaliknya
berdasarkan
teori
ilmu
pengetahuan bahwa matahari merupakan pusat dari planetplanet yang ada sehungga matahari dikelilingi bumi dan planetplanet yang lain (helio sentris).
Salah satu sebab digelarnya pengadilan atas Galeleo G.
adalah
otoritas
ilmiah
Aristoteles
yang
mendukung
teori
12. Sebab yang lain adalah otoritas kitab suci kaum gereja yang
meyakini
Disamping
bahwa
itu
bumi
yang
merupakan
merupakan
pusat
sebab
alam
semesta.
terpenting
adalah
B. Tujuan Pembahasan
Adapun
tujuan
ditulisnya
makalah
ini
adalah
agar
dalam
islam
yang
merupakan
agama
yang
sehingga
tercipta
kesadaran
bahwa
antara
ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
pula
dengan
runtutan
teori
yang
menjelaskannya.
jawaban
bagi
segala
permasalahan.
Sebab,
modern
dalam
dalam
hampir
segala
bidang
awal
dan
dipertanyakannya
runtuhnya
implikasi
tatapan
fisika
filosofis
klasik
sains
tentang
enam
asumsi
yaitu:
Pertama,
subjektivisme-
secra
alamiyah.
Keempat,
reduksionesme-atomestik:
sains
dan
teknologi
yang
memudahkan
agama.
Misalkan
dalam
teori
terciptanya
alam
semesta, teori sains dalam menyigapi hal ini dari du teori yang
dikemukakan yakni teori kontinu dan teori singularitas. Teori
kontinu mengatakan bahawa alam semesta tercipta secara terus
Titik
Balik
Peradaban
menerus
dengan
asumsi
kebolehjadian
(pangkal
terbentuknya
materi.
bahwa
ruang
terbentuknya
Sedangkan
menjadi
penyebab
alam
semesta)
teori
singularitas
B. Relasi
Sains
dan
Agama
dari
Tipologi
Konflik,
dari
Alkitab.
Kaum
gerejani
memandang
dan
dengan
teori
sains.
Namun
sebagian
kalangan
berpendapat sebaliknya.6
Para ilmuan yang berpendapat bahwa agama dan sains
dapat didamaikan memunculkan tiga isu utama; pertama:
tantangan literalisme biblikal, teori evolusi yang dikemukakan
Darwin yang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk
dengan oroses yang sangat lama dihadpakan dengan tujuh hari
proses penciptaan yang terdapat dalam Alkita kejadian. Ebagian
kecil teolog yang hidup semasa dengan Darwin menolak teori
evolusi dan membela literalisme biblikal, dan sebagian teolog
yang lain menerima tafsir simbolis atas kitab kejadian namun
6Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan: Antara sains dan Agama
(Bandung: Mizan, 2002), hlm.50.
semesta.
Darwin
mengatakan
bahwa
perubahan
variasi-variasi
diantara
masing-masing
anggota
namun
tidak
mendesain
bentuk-bentuk
organisme
hari
penciptaan
dalam
kitab
kejadian,
akan
tetapi
dapat
1. Konflik
Pandangan konflik antara sains dan agama menegemuka
pada abad ke-19 melalui dua buku yang berpengaruh, yakni
History of the Conflik between Religion and cience karya J. W.
Departa, dan History of the warfare of Science with Teologi in
Christendom karya A.D. White. Kemudian perang sains dan
agama dipertajam melalu media karena kontroversi antara
materialisme dan literalisme biblikal jauh lebih diminati khalayak
dari pada moderat.
Pandangan konflik ini di perankan oleh dualisme besar
yakni
naturalisme
(termasuk
materialisme),
panteisme,
ilmiah
fundamintalis). Kedua
dan
literalisme
ekstrim
biblikal)
ini
sangat
bahwa
sains
dan
agama
memberikan
pernyataan
yang
ada
jenis
materialisme
yang
disebut
reduksionisme.
b. Literalisme biblikal
Paham ini berkeyakinan bahwa Alkitab merupakan sutu
kesaksian manusia atas wahyu yang terjadi dalam kehidupan
nabi-nabi, khususnya kehidupan yesus dan para pengikutnya.
Paham ini juga meyakini bahwa Alkitab terbebas dari kesalahan
(maksum) sehingga apa yang disampaikan Alkitab itu merupakan
kebenaran yang absolut. Paham ini mengklaim bahwa teori
evolusi melambungkan filsafat materialisme dan merendahkan
perintah moral Tuhan. Pada tahun 1980-an kaum fundamintalis
mengalami
kemajuan
(pertumbuhan)
sehingga
paham
ini
keruntuhan
moral
yakni;
terjadinya
seks
bebas,
teori
evolusi
di
sekolah-sekolah
tingkat
SMU
dipertanggung
jawabkan.
Ia
menyimpulkan
bahwa
fundamentalis
beranggapan
bahwa
paham
menurut
klaim
paham
tersebut
kebenaran
Alkitab
2. Independensi
pernyataan
Landon
Gilkey,
bahwa
perbedaan
objektif.
eksperimen
sedangkan
agama
otoritas
eksperimen
sedangkan
agama
harus
yang
menganut
pola
independensi
ini
yang
berpegang
bahasa
keagamaan
untuk
menemukan
keteraturan
dalam
suatu
kedua
(Independensi)
ini
Ian
Barbour
3. Dialog
Dialog menawarkan konsep yang berbeda dengan konfik
dan independensi dengan memandang bahwa antara sains dan
agama terdapat hubungan yang lebih konstrktif. Diaolog muncul
dengan mempertimbangkan pra aggapan dalam upaya ilmiah,
atau mengekplorasi kesejajaran metode antara sains dan agama.
Dalam membandingkan sains dan agama dialog menkankan
pada kemiripan konsep, metode dan pra aggapan.
a. Pra anggapan dan pertanyaan-pertanyaan batas
Anggapan yang muncul dikalangan para sejarahwan
bahwa sains modern lahir di barat Judio Kristiani karena menurut
mereka dokrin penciptaan telah merangsang kegiatan ilmiah.
Sdangkan anggapan filosof yunani dan biblikal, alam ini teratur
dan dapat dipahami serta keteraturan itu merupakan suatu
keniscayaan sehingga orang dapat menurunkan prinsip alam
semesta dari perinsip pertamanya. Anggapan biblikal bahwa
alam ini terbentuk dari materi yang tidak semerta-merta
terbentuk
langsung
pengaturannya
hanya
seperti
bisa
sekarang
diketahui
ini
dan
melalui
ditail-ditai
pengamatan.
Menurut paham biblikal, meskipun alam ini riil dan baik dalam
pandangan alkitab tetapi alam ini tidak dengan sendrinya
berwatak ilahiyah sebagaiaman dianut oleh paham kebudayaan
kuno,
sehingga
karena
sebab
itu
manusia
diperbolehkan
dapat
diuji.
Dalam
dialog
ini
kemudian
ditawarkan
yang
dklaim
subjektif,
tidak
dapat
diuji
serta
itu dibantah oleh ahli sejarah, filosof sain dan teolog yang
mendukung tipologi ini.
4. Integrasi
Tipologi dalam pandangan ini adalah melahirkan suatu
hubungan yang lebih erat dibandingkan dengan pola dialog.
Tipologi ini mencari titik temu antara sains dan agama. Sains dan
doktrin keagamaan sama-sama dianggap valid dan menjadi
sumber koheren dalam pandangan dunia. Bahkan, pemahaman
tentang dunia yang diperoleh melalui temuan sains diharapkan
memperkaya
pemahaman
keagamaan
orang-orang
yang
beriman.
Kerangka integrasi ini berusaha mewujudkan kesatuan
konseptual saind dan agama sehingga menyebabkan kemestian
antara adanya perumusan ulang atas penafsiran teologis agama.
Dalam upaya integrasi agama dan sains, menurut Barbour
terdapat tiga versi berbeda dalam integrasi yaitu; (1) natural
teologi
yang
mengklaim
bahwa
eksistensi
Tuhan
dapat
doktrin-doktrin
tertentu,
terutama
doktrin
tentang
a. Natural teologi
Dalam natural teologi ini, tata tertib, desain alam,
keindahan alam dan kompleksittas alam menyiratkan dan
mendukung adanya grand desainer dibalik semua hala yang
melekat pada alam. Atau dalam bahasa yang lebih sederhana,
terdapat kekuasaan Tuhan dalam desain awal hukum fisika.
Terlebih lagi, ketika munculnya penjelasan mengenai bagaiman
munculnya fitur antropis akan alam semesta yang merupakan
konsep penyesuaian diri secara sempurna untuk pengembangan
hidup. Natural teologi, mempunyai daya tarik yang kuat di dunia
multi agama karena berangkat dari data ilmiah yang berpotensi
untuk mencapai kesepakatan diantara berbagai budaya dan
keagamaan. Selain itu ia konsisten dengan kekaguman dan
keterpesonaan personal yang dirasakan para saintis dalam kerja
mereka.22
b. Teologi of nature
Versi teologi of nature ini menyatakan bahwa doktrin
agama direformasi untuk dimasukkan ke dalam pemahaman
ilmiah yang sudah mapan, seperti gagasan bahwa sifat adalah
sebuah
operasi
proses
dinamis
melalui
hukum
dan
penyesuaian
dan
modifikasi
yang
lebih
besar
dari
tentatif,
namun
merumuskan
doktrinnya
dalam
c. Sintesis sistematis
Versi sistematis sintesis ini memuat kerangka upaya yang
dapat memberikan kontribusi lebih pada sains dan agama.
Keduanya saling berhubungan pandangan dunia sesuai disiplin
masing-masing
elaboratif
yang
hingga
bisa
konferhensif.
ditemukan
Sains
sebuah
maupun
metafisika
agama
pada
BAB III
ANALISIS
tersebut
dalam
empat
tipologi
yang
memeliki
yang
antara
kedua
paham
(materialisme
dan
anggapan
dan
pertanyaan-pertanyaa
batas,
serta
(2)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam upaya menghubungkan antara sains dan agama
Ian G. Barbour menawarkan empat tipologi yang dapat dijadikan
sebagai kunci mencapai integritas agama dan sains dengan
melihat domain, masalah, otoritas, persamaan, perbedaan dan
variasi antara sain dan agama, tipologi yang ditawarkan oleh
barbour adalah konflik, independensi, dialog dan integritas itu
sendri.
Menurut
Barbour
tidak
adanya
relasi
dan
saling
bumi
sebagai
pusat
planet-planet
yang
dianggap
antara
keduanya
yank
disebut
dengan
tidak
terpisah.
Namun
pada
tipologo
ini
tidak
dan
kelebihan
masing-masing
sehingga
pada
olek
doktrin-doktrin
keagamaan
dan
begitu
juga
pentingnya
intelektual
yang
karya
ilmiah
berpendidikan,
(tulisan)
saya
bagi
sangat
DAFTAR RUJUKAN
Point;
Titik
Balik
Peradaban.
Pengetahuan:
gagasan
dan
Ilmu
Pengetahuan.
Jakarta: