Disusun oleh:
Annas Waldin
TEBING TINGGI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
TUJUAN .......................................................................................................
PEDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaan dengan hasil yang
sangat gemilang, yaitu melahirkan peradaban yunani. Menurut pandangan sejarah
filsafat, dikemukakan bahwa peradaban Yunani merupaka titik tolak peradaban
manusia di dunia. Maka pandangan sejarah filasafat dikemukan manusia di dunia.
Maka pandangan sejarah filsafat dikemukakan bahwa peradaban Yunai
merupakan titik tolak peradaban mausia di dunia. Giliran selanjutnya adalah
warisan peradaban Yunani jatuh ketangan kekuasaan Romawi. Kekuasaan
Romawi memperlihatkan kebesaran dan kekuasaan hingga daratan Eropa
(Britania), tidak ketinggalan pula pemikiran Filsafat Yunani juga ikut
terbawa. Kaesar Augustus yang menciptakan masa keemasan kesusastraan Latin,
kesenian, dan arsitektur Romawi.
PEMBAHASAN
Filsafat Abad Pertengahan adalah filsafat yang berkembang antara abad ke-5
hingga awal Renaissance pada abad ke-13. Pemikiran filsafat yang berkembang
pada masa ini sangat dipengaruhi oleh gereja, di mana filsafat dilandasi pada
agama dan untuk alat pembenaran agama.
.
Pemikiran yang pada zaman kuno berorientasi pada hukum alam, mengalami
perubahan motivasi, yakni menjadi sesuai dengan kehendak ilahi. Oleh karena itu,
filsafat di Abad Pertengahan disebut juga filsafat divinitas (teologi), yang
dicirikan dengan adaya hubungan erat antara agama Kristen dan filsafat. Pemikir
filsafat pada era ini kebanyakan berasal dari komunitas rohaniwan dalam Gereja
Katolik, misalnya uskup, imam, pimpinan biara, yang minat dan perhatiannya
tercurah pada ajaran Kristen. Merekalah yang memelajari dan menerjemahkan
teks-teks Yunani Kuno ke dalam bahasa Latin.
Masa Patristik
Istilah Patristik berasal dari kata Latin pater atau Bapak, yang artinya para
pemimpin gereja ini dipilih dari golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir
inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikiranya. Mereka ada yang menolak
filsafat Yunani dan ada yang menerimanya.
Bagi mereka yang menolak, alasanya karena beranggapan bahwa sudah
mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, dan tidak dibenarkan apabila
mencari sumber kebenarannya yang lain seperti dari filsafat Yunani. Bagi mereka
yang menerima sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun telah ada sumber
kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat
Yunani hanya diambil metodosnya saja (tata cara berfikir). Juga, walaupun filsafat
Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga sebagai ciptaan tuhan.
Jadi, memakai/menerima filsfat Yunani diperbolehkan selama hal-hal tertentu
tidak bertentangan dengan agama.
Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang yang
menerima filsafat Yunani menuduh bahwa mereka (orang kristen yang menolak
filsafat Yunani) itu munafik.
Akibatnya, muncul paya untuk membela agama Kristen, yaitu para
apologis pembela iman Kristen dari serapan filsafat Yunani. Para pembela iman
Kristen tersebut adalah Justinus Martir, Irenaeus, Klemens, Origenes, Gregorius
Nissa, Tertullianus, Diosios Arepagos, Au-relius Augustinus.
1. Justinus Martir
Nama aslinya Justinus, kemudian nama Martir diambil dari istilah “ orang-
orang yang rela mati hanya untuk kepercayaannya”.
Menurut pendapatnya, agama Kristen bukan agama baru karena Kristen
lebih tua dari filsafat Yunani, dan Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan
Kristen. Padahal, Musa hidup sebelum Socrates dan Plato. Selanjutnya dikatakan
bahwa filsafat Yunani itu mengembil dari kitab Yahudi. Pandangan ini didasarkan
bahwa Kristus adalah logos. Dalam mengembangkan aspek logosnya, yaitu
pencerahan sehingga orang-orang Yunani dapat dikatakan menyimpang dari
ajaran murni. Jadi, agama Kristen lebih bermutu dibantu dengan filsafat Yunani.
Demikian pembelaan Justinus Martir.
2. Klemens ( 150 – 215 )
Ia juga termasuk pembela kristen, tetapi ia tidak membenci filsafat Yunani.
Pokok-pokok pikirannya adalah sebagai berikut :
Memberikan batasan-batasan terhadap ajaran Kristen utuk mempertahankan diri
dari otoritas filsafat Yunani
Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan menggunakan
filsafat Yunani;
Bagi orang Kristen. Filsafat dapat dipakai untuk membela iman Kristen,
dan memikirkan secara mendalam.
3. Tertullianus (160-222)
Ia dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, tetapi setelah melaksanakan
pertobatan ia menjadi gigih membela Kristen secara fanatik. Ia menolak kehadirat
filsafat Yunani karena filsafat dianggap sesuatu yang tidak perlu. Baginya
berpendapat, bahwa wahyu Tuhan sudahlah cukup. Tidak ada hubungan antara
teologi dengan filsafat, tidak ada hubungan antara yerussalem (pusat agama)
dengan Yunani (pusat filsafat), tidak ada hubungan antara Kristen dengan
penemuan baru.
Akan tetapi lama kelamaan, Tertullianus akhirnya menerima juga filsafat
Yunani sebagai cara berfikir yang rasional. Alasannya, bagaimanapun juga yang
rasional diperlukan sekali. Pada saat itu, karena pemikiran filsafat yang
diharapkan tidak dibakukan, saat itu filsafat hanya megajarkan pemikiran-
pemikiran ahli pikir Yunani saja, sehingga, akhirnya melihat filsafat hanya
dimensi praktisnya saja, dan ia menerima filsafat sebagai cara atau metode
berfikir untuk memikirkan kebenaran keberadaan Tuhan beserta sifat-sifatnya.
4. Augustinus ( 354-430 )
Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-macam aliran filsafat,
antara lain Platonisme dan Skeptisisma, ia telah diakui keberhasilannya dalam
filsafat abad pertengahan sehingga ia dijuluki sebagai guru skolastik yang sejati.
Menurut pendapatnya, daya pemikiran manusia ada batasnya, tetapi
pikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan kepastian yang tidak ada
batasannya, yang bersifat kekal abadi. Artinya, akal pikir manusia dapat
berhubungan dengan sesuatu kenyataan yang lebih tinggi.
Akhirnya, ajaran Augustinus berhasil menguasai sepuluh abad, dan
mempengaruhi pemikiran eropa. Perlu diperhatikan bahwa para pemikir Patristik
itu sebagai pelopor pemikiran skolastik.
B. Masa Skolastik
Istilah skolasti adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti
sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah.
Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai berikut.
a. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mepunyai corak semata-mata agama.
Skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad pertengahan yang religius.
b. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat
yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berfikir, sifat ada,
kejasmanian, baik buruk. Dari rumusan tersebut kemudian mucul istilah skolastik
Yahudi, skolasti Arab dan lain-lainnya.
c. Filsafat skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran
pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan kedalam bentuk sintesis yang lebih
tinggi antara kepercayaan dan akal.
d. Filsafat skolastik adalah filsafat nasrani karena banyak dipengaruhi oleh
ajaran-ajaran gereja.
Filsafat skolastik ini dapat berkembang dan tumbuh karena beberapa
faktor berikut.
Faktor religius
Faktor religius dapat mempengaruhi corak pemikiran filsafatnya. Yang
dimaksud dengan faktor religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang
berkeperikehidupan religius.
Faktor Ilmu pegetahuan
Pada saat itu telah banyak didirikan lembaga pengajaran yang diupayakan
oleh biara-biara, gereja. Ataupu dari keluarga istana. Kepustakaannya diambil dari
para penulis latin. Arab ( islam ). Dan Yunani.
Masa skolastik terbagi menjadi tiga periode, yaitu :
1. Skolastik Awal. berlangsung dari tahun 800-1200;
2. Skolastik puncak, berlangsung dari tahun 1200-1300;
3. Skolastik akhir, berlangsung dari tahun 1300-1450.
1. Skolastik Awal
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat patristik mulai
merosot. Terlebih lagi pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad kacau.
Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada dibawah Karel Agung (
742- 814) dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik,
kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termasuk kehidupan manusia serta pemikiran
filsafat yang semanya menampakkan muali adanya kebangkitan.
Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya di biara Italia Selatan
dan akhirnya sampai berpengaruh ke Jerman dan Belanda.
Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau artes liberaes,
meliputi tata bahasa, retorika, dialetika (seni berdiskusi), ilmu hitung, ilmu ukur,
ilmu perbintangan, dan musik.
Diantara tokoh-tokohnya adalah Aquinas (735-805), Johannes Scotes
Eriugena (815-870), Peter Lombard (1100-1160), John Salisbury (1115-1180),
Peter Abaelardus ( 1079-1180).
Peter Abaelardus ( 1079 – 1180 )
Ia dilahirkan di Le Pallet, Prancis. Ia mempunyai kepribadian yang keras
dan pandagannya sangat tajam sehingga sering kali bertengkar dengan para ahli
pikir dan pejabat gereja. Ia termasuk orang konseptualisme dan sarjana terkenal
dalam sastra romantik, sekaligus sebagai rasionalistik, artinya peranan akal dapat
menundukkan kekuatan iman.
Berbeda dengan Anselmus yang mengatakan bahwa berfikir harus sejalan
dengan iman, Abaelardus memberikan alasan bahwa berfikir itu berada diluar
iman (diluar kepercayaan). Hal ini sesuai dengan metode dialektika yang tanpa
ragu-ragu ditunjukkan dalam teologi, yaitu bahwa teologi harus memberikan
tempat bagi semua bukti-bukti.
2. Skolastik Puncak
Masa ini merupaka kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun 1200 –
1300 dan masa ini juga disebut masa berbunga.
Berikut ini beberapa faktor mengapa masa skolastik mencapai pada puncaknya.
a. Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak abad ke-12
sehingga sampai abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
b. Tahun 1200 didirikan universitas Almamater di Prancis. Universitas ini
merupakan gabungan dari beberapa sekolah. Almamater inilah sebagai awal
(embrio) berdirinya Universitas di Paris, di Oxford, Di Mont Pellier, di
Cambridge dan lain-lainnya.
c. Berdirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya
perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan
yang kuat nutuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan
berpengaruh terhadap kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh-tokohnya
memegang peran dibidang filsafat dan teologi, seperti Albertus de Grote, Thomas
Aquinas, Binaventura, J.D.Scotus, william Ocham.
Upaya Kristenisasi Ajaran Aristoteles
Pada mulanya hanya sebagian ahli pikir yang membawa dan meneruskan
ajaran Aristoteles, akan tetapi upaya ini mendapatkan perlawanan dari
Augustinus. Hal ini disebabkan oleh adanya satu anggapan bahwa ajaran
Aristoteles yang muali dikenal pada abad ke-12 telah diolah dan tercemar oleh
ahli fikir Arab (islam). Hal ini dianggap sangat membahayakan ajaran Kristen.
Untuk menghindari adanya pencemaran tersebut di atas (dari ahli pikir
Arab atau Islam), Albertus Magnus dan Thomas Aquinas sengaja menghilangkan
unsur-unsur atau selipan dari Ibnu Rusyd, dengan menerjemahkan langsung dari
bahasa Latinnya. Juga, bagian-bagian ajaran aristoteles yang bertentangan dengan
ajaran Kristen diganti dengan teori-teori baru yang bersumber pada ajaran
Aristoteles dan diselaraskan dengan ajaran Kristen.
Albertus Magnus (1203 – 1280)
Disamping sebagai biarawan, Albertus Magnus juga dikenal sebagai
cendikiawan abad pertengahan. Ia lahir di Bollstadt yang juga dikenal sebagai
“doktor universitas” dan “doktor magnus”, kemudian bernama Albertus Magnus
(Albert the Great). Ia mempunyai kepandaian luar biasa. Di Universitas Padua ia
belajar artes liberales, ilmu-ilmu pengetahuan alam, kedokteran, filsafat
Aristoteles, belajar teologi di Bulogna, dan masuk Ordo Dominican tahun 1223,
kemudian masuk ke Koln menjadi dosen filsafat dan teologi.
Thomas Aquinas (1225 – 1274)
Nama sebenarnya adalah Santo Thomas Aquinas, yang artinya Thomas
yang suci dari Aquinas. Disamping sebagai ahli pikir, ia juga seorang dokter
gereja bangsa Italia. Ia lahir di Rocca Secca, Napoli, Italia. Ia merupakan tokoh
terbesar Skolatisme. Salah seorang suci gereja katolik Romawi dan pendiri aliran
yang dinyatakan menjadi filsafat resmi gereja Katolik. Tahun 1245 belajar pada
Albertus Magnus. Pada tahun 1250 ia menjadi guru besar dalam ilmu agama di
Prancis dan tahun 1259 menjadi guru besar dan penasihat Istana Paus.
Menurut pendapatnya, semua kebenaran asalnya dari Tuhan. Kebenaran
diungkapkan dengan jalan yang berbeda-beda, sedangkan iman berjalan diluar
jangkauan pemikiran.
Thomas telah menafsirkan pandangan bahwa Tuhan sebagai Tukang
Boyong yang tidak berubah dan yang berhubungan dengan atau tidak mempnyai
pengetahuan tentang kejahatan-kejahatan di dunia. Tuhan tidak pernah mencipta
dunia, tetapi zat dan pemikirannya tetap abadi.
3. Skolastik Akhir
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jem terhadap segala macam
pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi (
kemandekan ). Diantara tokoh-tokohnya adalah William ockham ( 1285-1349 ),
Nocolas Cusasus ( 1401-1464 ).
KESIMPULAN