Dosen Pengampu:
Salamah Eka Susanti, M.Si.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Sejarah Filsafat Pada Abad Pertengahan....................................................
B. Tokoh-tokoh Filsafat Abad Pertengahan....................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah filsafat Abad Pertengahan dimulai kira-kira pada abad ke-5
sampai awal abad ke-17. Para sejarawan umumnya menentukan tahun 476,
yakni masa berakhirnya Kerajaan Romawi Barat yang berpusat di kota Roma
dan munculnya Kerajaan Romawi Timur yang kelak berpusat di
Konstantinopel (sekarang Istambul), sebagai data awal zaman Abad
Pertengahan dan tahun 1492 (penemuan benua Amerika oleh Columbus)
sebagai data akhirnya.Masa ini diawali dengan lahirnya filsafat Eropa.
Sebagaimana halnya dengan filsafat Yunani yang dipengaruhi oleh
kepercayaan, maka filsafat atau pemikiran pada Abad Pertengahan pun
dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Artinya, pemikiran filsafat Abad
Pertengahan didominasi oleh agama. Pemecahan semua persoalan selalu
didasarkan atas dogma agama, sehingga corak pemikiran kefilsafatannya
bersifat teosentris.
Adapun istilah Abad Pertengahan sendiri (yang baru muncul pada abad
ke-17) sesungguhnya hanya berfungsi membantu kita untuk memahami zaman
ini sebagai zaman peralihan (masa transisi) atau zaman tengah antara dua
zaman penting sesudah dan sebelumnya, yakni Zaman Kuno (Yunani dan
Romawi) dan Zaman Modern yang diawali dengan masa Renaissans pada
abad ke-17.Dengan demikian, bentangan waktu seribu tahun sejarah filsafat
Barat Kuno (Yunani dan Romawi) yang sudah kita bahas dilanjutkan dengan
masa seribu tahun sejarah filsafat Abad Pertengahan yang akan kita bahas
dalam makalah ini.
Periode abad pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok
dengan abad sebelumnya. Perbedaan ini terletak pada dominasi agama.
Timbulnya agama kristen pada permulaan abad masehi membawa perubahan
besar terhadap kepercayaan agama. Zaman pertengahan adalah zaman
keemasan bagi kekristenan[2]. Disinalah yang menjadi persoalannya, karena
agama kristen itu mengajarkan bahwa wahyu tuhanlah yang merupakan
1
kebenaran sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan yunani kuno mengatakan
bahwa kebanaran dapat di capai oleh kemampuan akal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mengeluarkan undang-undang yang melarang pengajaran filsafat apapun
di Athena.
2. Augustinus3
Sejak masa mudanya ia mempelajari berbagai aliran filsafat,
termasuk Platonisme dan Skeptisisme. Ia diakui sebagai seorang skolastik
sejati karena membentuk filsafat Kristen, yang berdampak besar pada
filsafat abad pertengahan. Dia adalah orang yang hebat dalam teologi dan
filsafat
Setelah dia mempelajari skeptisisme, dia tidak setuju atau
menyukainya karena ada konflik batin di dalamnya. Seorang pria dapat
meragukan segalanya, tetapi dia tidak dapat meragukan bahwa dia
meragukan. Orang yang ragu sebenarnya berpikir, dan orang yang berpikir
benar-benar ada. Dalam pandangannya, kemampuanberpikir manusia
terbatas, tetapi pemikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan
kepastian yang tidak terbatas dan abadi. Artinya, pikiran manusia dapat
terhubung dengan realitas yang lebih tinggi
Pada akhirnya, ajaran Agustinus berhasil menguasai dan
mempengaruhi pemikiran Eropa selama sepuluh abad. Perlu dicatat bahwa
para pemikir patristic adalah cikal bakal pemikiran skolastik. Alasan
mengapa doktrin Agustinus sebagai akar filsafat skolastik dapat
mendominasi selama hampir sepuluh abad adalah karena doktrinnya
bukanlah sistem melainkan metode, sehingga doktrinnya dapat menembus
ke era skolastik.
3. Anselmus4
Sesudah Boethius, Eropa mulai mengalami depresi besar-besaran.
Menurunnyakebudayaan latin, tumbuhnya materialisme agama,
munculnya feodalisme, invasi besar besaran,munculnya supranaturalisme
baru, semuanya merupakan faktor yang dapat menghasilkankekosongan
intelektual.
3
Muzairi,Filsafat Umum,(Yogyakarta:Teras,Mei 2009) cet 1 hal 90-91
4
Tafsir ahmad,filsafat umum:akal dan hati sejak thales sampai capra, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, juni 2013)cet 20 hal 95-96
4
Asal istilah abad kegelapan adalah penggunaan untuk menunjukan periode
pemikiranpada tahun 1000-an, yaitu antara masa jatuhnya imperium
Romawi dan Renaissance abad ke-15.Seorang tokoh yang terkenal abad
ini adalah St. Anselmus dialah yang mengeluarkan pernyataancredo ut
intelligam (saya percaya agar saya mengerti) artinya dengan percaya orang
mendapat pemahaman lebih tentang Allah. Aselmus memberikan buktinya
adanya Allah melalui Arugem Ontologis. Pernyataannya inilah yang dapat
dianggap sebagai ciri utama abad pertengahan. Pernyataan itu
menggambarkan bahwa ia mendahulukan iman daripada akal. Iapun
mengatakan wahyu harus diterima dulu sebelum kita mulai berpikir.
Kesimpulannya akal hanyalah pembantu wahyu. Sekalipun pada umumnya
filosof abad pertengahan berpendapat seperti itu (mengenai hubungan akal
dan iman), Anselmulah yang diketahui mengeluarkan pernyataan itu.
Ia berasal dari keluarga bangsawan di Aosta, italia. Yang lahir pada tahun
1033. Seluruh kehidupannya di penuhi oleh kepatuhan kepada gereja. Pada
tahun 1093 ia menjadi uskup agung Canterbury dan ikut ambil bagian
dalam perselisihan antara golongan pendeta dan orang-orang sekular.
Dalam seluruh hidupnya ia berusaha meningkatkan kondisi moral orang-
orang suci. Dalam dirinya mengalir arus mistisisme, dan iman merupakan
masalah utama baginya. Ada tiga karyanya, yaitu : Monologium (yang
membicarakan keadaan Tuhan), Proslogium (yang membahas tentang
adanya dalil-dalil adanya Tuhan), dan Cur Deus Homo (Why God Became
Man) yang berisi ajaran tentang tobat dan petunjuk tentang cara
penyelamatan melalui Kristus. Pendapat Anselmus, di dalam filsafat
Anselmus kelihatan iman merupakan tema sentral
pemikirannya. Iman kepada Kristus adalah yang paling penting sebelum
yang lain. Dari sini dapatlah kita memahami pernyataan,credro ut
intelligam.Dalam membuktikan adanya tuhan,Anselmus menjelaskan lebih
dulu bahwa semua konsep adalah relatif.Iapun sering mengatakan bahwa
ia tidak perlu tahu tentang tuhan,ia telah beriman kepada tuhan(I believe
that unless I believe,I should not understand).
5
4. Thomas Aquinas5
Ia lahir dari keluarga bangasawan, pada tahun 1225 Roccasecca, Italia.
Pada masa mudanya dia hidup besama pamannya yang menjadi pimpinan
ordo do Monte Casino. Ia berada disana pada tahun 1230-1239. Pada tahun
1239-1244 ia belajar di Universitas Napoli, tahun 1245-1248 di
Universitas Paris di bawah bimbingan Albertus Magnus (St. Albert The
Great). Sampai tahun 1252 ia dan Albertus tetap berada di cologne. Tahun
1256 ia di beri ijazah (licentia Docendi) dalam bidang teologi, dan ia
mengajar disana sampai tahun 1259. Tahun 1269-1272 ia kembali ke
Universitas Paris untuk menyusun tantangan kepada Ibn Rusyd. Sejak
tahun 1272 ia mulai mengajar di Universitas Napoli. Ia meninggal pada
tahun 1274 di Lyons. Dan karyanya yang paling penting ialah Suma
Contra Gentiles (1258-1264) dan Suma Theologica (1266-1273).
Pemikiran Aquinas tentang teologi, Ia mengajukan lima dalil (argumen)
untuk membuktikan bahwa eksistensi Tuhan dapat diketahui dengan akal,
seperti sebagai berikut ini
a. Argumen gerak Diangkat dari sifat alam yang selalu bergerak. Setiap
yang bergerak pasti di gerakan oleh yang lain, sebab tidak mungkin
suatu perubahan dari potensialitas ke aktualitas bergerak tanpa ada
penyebabnya, dari sini dapat dibuktikan bahwa Tuhan itu ada.
b. Sebab yang mencukupi (efficient cause) Sebab pasti menghasilkan
musabab, tidak ada sesuatu yang mempunyai sebab pada dirinya
sendiri sebab. Itu berarti membuang sebab sama dengan membuang
musabab, olehkarena itu dapat disimpulkan bahwa Tuhanlah yang
menjadi penyebab dari semua musabab.
c. Kemunginan dan keharusan (possibility and necessity)
d. Memperhatikan tingkatan yang terdapat pada alam ini Isi alam ini
masing-masing berkelebihan dan berkekurangan, misalnya ada yang
indah, lebih indah dan terindah. Dengan demikian sebab tertinggi
menjadi sebab tingkatan di bawahnya. Maha sempurna, Maha Benar
adalah Tuhan sebagai tingkatan tertinggi
5
Tafsir ahmad,filsafat umum:akal dan hati sejak thales sampai capra, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, juni 2013)cet 20 hal 97-112
6
e. Keteraturan alam Kita saksikan isi alam dari jenis yang tidak berakal
bergerak atau bertindak menuju tujuan tertentu,dan pada umumnya
berhasil menuju tujuan itu, sedangkan ia tidak mempunyai
pengetahuan tentang tujuan itu. Dari situ kita mengetahui bahwa
benda-benda itu diatur oleh sesuatu yang berakal dan berpengetahuan
dalam bertindak mencapai tujuannya, itulah Tuhan. Menurutnya
Aquinas, hukum itu ada empat :
1) Hukum abadi yaitu suatu rencana (blue print) yang menatur
penciptaan dan pengaturaan alam semesta. Esensi hukum ini tidak
dapat dipahami oleh manusia.
2) Hukum alam yaitu hukum yang menyebabkan semua makhluk
mendapatkan kesempurnaanya, mencari kebaikan dan menghindari
kejahatan. Juga menyediakan kehidupan bagi manusia dengan
segala haknya seperti hak untuk berketurunan dan hak untuk hidup
didalam masyarakat.
3) Hukum Tuhan yaitu hukum Kristen yang mempunyai kedudukan
hukum yang istimewa. Hukum ini dikenal melalui wahyu Tuhan
yang diberikan karena kemurahan-NYA.
4) Hukum manusia dibagi menjadi jus gentium dan jus civile. Di
dalam hukum manusia terdapat hukum alam dalam kasus-kasus
tertentu. Misalnya, menurut hukum alam membunuh adalah salah,
tapi terserah pada hukum manusia untuk menjatuhkan hukuman
apa yang sesuai untuk pelanggar
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akal pada Abad Pertengahan ini benar benar kalah.Hal itu kelihatan
dengan jelas pada filsafat Plotinus.Agustemus,Anselmus.Pada Aquinas
penghargaan terhadap akalmuncul kembali,dan karna itu filsafatnya banyak
pendapat kritik.Sebagaimana telah dikatakan,Abad Pertengahan merupakan
pembalasan terhadap dominasi akal yang hampir seratus persen pada zaman
Yunani sebelumnya,terutama pada zaman Sofis
8
DAFTAR PUSTAKA
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/05/sejarah-perkembangan-ilmu-
pada-masa-abad-pertengahan-3/