Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, ampun serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat membuat makalah yang berjudul Hukum Islam Periode
Kebangkitan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, yakni
Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dan memberikan keteladanan kepada umat
manusia tentang cara menempuh dan mengarungi hidup dan kehiduapan ini secara baik dan
benar sesuai dengan yang dikendaki Allah SWT.
Penyusunan makalah ini didasari terhadap pemenuhan tugas mata kuliah Sejarah
Perkembangan Hukum Islam. Sejarah Perkembangan Hukum Islam meruapakan mata kuliah
yang menjadi dasar bagi para mahasiswa di Fakultas Syariah dalam memahami materi hukum
islam lainnya. Sehingga kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan
kontribusi wawasan untuk kalangan akademik.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami
deskripsikan dengan sempurna pula. Namun, kami telah melakukannya dengan semaksimal
mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Sehingga kami ingin meminta maaf yang
sebesar-besarnya apabila masih terdapat banyak kesalahan di dalam makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terlepas dari kehidupan umat
manusia, begitu pula dengan sejarah perkembangan hukum islam. Hukum islam memiliki
perjalanan panjang dalam perkembangannya sebagai sejarah. Mulai dari hukum islam
pada periode rosul hingga mencapai periode keemasan dan munculah pergeseran yang
mengakibatkan kemunduran hukum islam. Periode-periode perkembangan hukum islam
sendiri telah diakui sebagai kiblat upaya mengembalikan hukum islam pada keadaan
semula.
Pada abad ke-19 merupakan bukti nyata bahwa hukum islam mengalami
perkembangan. Pada abad itu disebutkan bahwa hukum islam mengalami periode
kebangkitan. Kebangkitan ini timbul sebagai reaksi terhadap sikap taqlid yang membawa
kemunduran dunia Islam secara keseluruhan. Taqlid yaitu mengikuti pendapat orang lain
tanpa mengetahui sumber atau alasannya, dimana hal itu sangat bertentangan dengan
hukum islam. Salah satu faktor penyebab taqlid adalah fanatisme dan ditutupnya pintu
ijtihad. Maka, dalam makalah ini kami ingin menjelaskan bagaimana perjalanan hukum
islam pada periode taqlid hingga berada pada periode kebangkitan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimna Peranan Ulama dalam Kebangkitan Hukum Islam?
2. Apa saja Kegiatan-kegiatan Pembangunan Fiqh Modern?
3. Bagaimana Transformasi Fiqh melalui Peraturan Perundang-undangan?
4. Bagaimana Perkembangan Fiqh secara Maqaran?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peranan Ulama dalam Kebangkitasn Hukum Islam
Sebagai reaksi terhadap sikap taqlid, sesungguhnya pada periode kemunduran telah
muncul beberapa ahli yang ingin tetap melakukan ijtihad, untuk menampung dan
mengatasi persoalan-persoalan dan perkembangan masyarakat. Para ulama membuat
terobosan-terobosan atau langkah-langkah untuk melakukan ijtihad sebagai solusi
penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi umat Islam. Dengan ijtihad, Islam menjadi
luwes, dinamis, fleksibel sesuai dengan dinamika zaman. Dengan ijtihad pula, syariat
Islam menjadi “tidak bisu” dalam menghadapi problematika kehidupan yang semakin
kompleks. Ijtihad merupakan upaya untuk menggali suatu hukum yang sudah ada pada
zaman Rasulullah Saw. Hingga dalam perkembangannya, ijtihad dilakukan oleh para
sahabat, tabi’in serta masa-masa selanjutnya sampai sekarang ini. Meskipun pada periode
tertentu apa yang kita kenal dengan masa taklid, ijtihad tidak diperbolehkan, tetapi pada
masa periode tertentu (kebangkitan atau pembaruan), ijtihad mulai dibuka kembali.
Karena tidak dipungkiri, ijtihad adalah suatu keharusan, untuk menanggapi tantangan
kehidupan yang semakin kompleks. Adapun mujtihad itu ialah ahli fiqih yang
menghabiskan atau mengerahkan seluruh kemampuannya untuk memperoleh persangkaan
kuat terhadap sesuatu hukum agama. Pada abad ke-14 telah timbul seorang mujtahid besar
yang menghembuskan udara barudan segar dalam dunia pemikiran agama dan hukum.
Namanya Ibnu Taimiyah (1263-1328) dan muridnya Ibnu Qayyim al-Jauziah (1292-1356).
Kemudian banyak tokoh-tokoh yang mengikuti jejak para pendahulunya untuk
membangkitkan kembali semangat ijtihad dan menolak taqlid, diantaranya :
Abd Wahab adalah seorang faqih yang bermazhab Hambali, belajar agama ke Basrah
(4 tahun), Bagdad (5 tahun), Kurdistan, Namdan, dan Isfahan. Di kota terakhir
ia belajar filsafat dan tasawuf. Abd Wahab merupakan seorang pelopor berdirinya
gerakan wahabiah. Gerakan wahabiah ini lahir bukan karena kemajuan barat, tetapi
sebagai reaksi terhadap paham tauhid yang dianut oleh kaum awam di waktu itu.
Kemurnian paham tauhid mereka telah dirusak oleh kebiasaan-kebiasaan yang timbul di
bawah pengaruh terakat-terakat seperti pujaan dan kepatuhan yang berlebihan pada
syegh-syegh terakat, ziarah kekuburan-kuburan wali dengan maskud meminta syafaat
atau pertolongan dari mereka atau sebagainya. Menurut beliau kebiasaan-kebiasaan itu
mengandung syirik atau politisme dan harus diberantas.
Pada abad ke-19, semakin bertambah jelas kebangkitan umat islam di seluruh pelosok
dunia Islam. Gerakan-gerakan pembaru Islam pada abad ke-19 ini, adalah sebagai
penurus atau kelanjutan dari abad sebelumnya. Diantara pembaru atau mujaddid di abad
ke-19 M adalah:
1. Al-Tahtawi (1801-1873)
Dia bernama Ahmad bin Abdul Ahad bin Zainal Abidin As-Sirhindi. Nasabnya
bersambung pada Umar bin Khattab. Dilahirkan pada malam Jum’at tanggal 14 Syawal
tahun 971 H bertepatan dengan tahun 1563 M di kota Sirhind di negeri India. Syeikh
Ahmad.Syeikh Ahmad mempunyai beberapa manhaj untuk mencapai fase kebangkitan :
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Azman. Perkembangan Fiqh Pada Era Modern Serta Para tokohnya. Vol. 6 / No. 1 / Juni
2017.
https://www.academia.edu/34909067/PERKEMBANGAN_HUKUM_ISLAM_PADA_MAS
A_KEBANGKITAN_KEMBALI