Agar timbul akibat hukum seperti itu dibutuhkan syarat tertentu. Dalam
contoh di muka, syarat itu berupa terjadinya suatu peristiwa dalam kenyataan
yang memenuhi rumusan dalam peraturan hukum, yaitu adanya kegiatan sewa-
menyewa. Syarat ini disebut sebagai dasar hukum. Dengan demikian, di sini
disasarkan untuk membedakan antara dasar hukum dan peraturan hukum, yaitu
yang menunjuk kepada peraturan hukum yang dipakai sebagai kerangka
acuannya. Dalam pembicaraan sehari-hari keduanya sering dicampuradukkan.
Masyarakat atau kehidupan sosial sesungguhnya merupakan himpunan dari
berbagai macam hubungan antara para anggotanya. Hubungan-hubungan inilah
yang pada akhirnya membentuk kehidupan sosial itu. Dengan demikian dapat
dikatakan, bahwa kehidupan sosial itu merupakan jalinan dari berbagai hubungan
yang dilakukan antara para anggota masyarakat satu sama lain. Hubungan-
hubungan inni berkisar pada kepentingan-kepentingan. Kepentingan-kepentingan
ditunjukkan kepada sasaran-sasaran dari yang paling kasar, seperti benda-benda
ekonomi, sampai kepada yang paling halus. Dalam hal perkawinan, misalnya,
sulit bagi kita untuk mengatakan, bahwa di situ terlibat sasaran yang bersifat
decidendi, yang berisi peristiwa-peristiwa yang menentukan dalam keputusan
hakim.
Di muka berulang kali dipakai kata menggerakkan hukum yang kiranya masih
perlu dijelaskan artinya. Seperti telah diutarakan peraturan hukum memuat norma
hukum yang mengandung penilaian serta rumusan yang bersifat hipotesis.
Manakala pada suatu ketika terjadi peristiwa-peristiwa seperti dilukiskan dalam
peraturan hukum, maka kelanjutan-kelanjutan yang mengikutinya akan tampil.
B. Peristiwa Hukum
Contoh Pertama:
Contoh Kedua:
Contoh Ketiga:
Peristiwa transaksi jual beli barang. Pada peristiwa ini pun terdapat akibat
yang diatur oleh hukum, yaitu timbulnya hak dan kewajiban. Perhatikan Pasal
1457 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Jual beli adalah suatu persetujuan,
dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu
kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.
Perbuatan hukum sepihak yaitu perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu pihak
saja dan menimbulkan hak dan kewajiban pada satu pihak pula
misalnya pembuatan surat wasiat, pemberian hadiah sesuatu benda (hibah), dsb.
Perbuatan hukum dua pihak ialah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua
pihak dan menimbulkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi kedua belah
pihak (timbal balik) misalnya membuat persetujuan jual beli, sewa menyewa, dll
Perbuatan lain yang bukan perbuatan hukum dibedakan :
C. Akibat Hukum
Yang dimaksud dengan akibat hukum adalah segala akibat yang terjadi
dari segala perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum terhadap obyek
hukum ataupun akibat-akibat lain yang disebabkan karena kejadian-kejadian
tertentu yang oleh hukum yang bersangkutan sendiri telah ditentukan atau
dianggap sebagai akibat hukum. Akibat hukum inilah yang kemudian melahirkan
suatu hak dan kewajiban bagi para subyek hukum.
Atau dengan kata lain, akibat hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh
peristiwa hukum. Contoh mengenahi akibat hukum, yaitu:
Terbitnya suatu hak dan kewajiban bagi pembeli dan penjual adalah akibat dari
perbuatan hukum jual beli antara pemilik rumah dan pembeli rumah;
Penjatuhan hukuman terhadap seorang pencuri adalah akibat hukum dari adanya
seseorang yang mengambil barang orang lain karena tanpa hak atau secara
melawan hukum.
KESIMPULAN
Akibat hukum adalah segala akibat yang terjadi dari segala perbuatan
hukum yang dilakukan oleh subyek hukum terhadap obyek hukum ataupun
akibat-akibat lain yang disebabkan karena kejadian-kejadian tertentu yang oleh
hukum yang bersangkutan sendiri telah ditentukan atau dianggap sebagai akibat
hukum.