Anda di halaman 1dari 2

Makanan khas minang lainnya adalah lamang, yang terbuat beras ketan yang dimasak dengan santan dalam

bambu muda. Bahan utamanya adalah beras ketan putih, santan kelapa, daun pandan, dan sedikit garam. Untuk
makan lamang, biasanya disandingkan dengan tapai/tape. Di Kota Padang, Anda bisa menemukan berbagai
macam lamang, diantaranya adalah lamang katan dan lamang pisang.

Lamang biasanya disuguhkan di hari-hari istimewa seperti buka puasa, hari raya, pesta pernikahan, maupun
acara besar lainnya. Anda bisa menemukan Lamang di Pasar Raya Padang, Pasar Lubuk Buaya, maupun pasar
lokal lain di Kota Padang.

Pernikahan adat Minangkabau, Sumatera Barat pun demikian. Salah satu


keunikannya adalah, pihak pengantin wanitalah yang terlebih dahulu
melamar pihak pengantin pria. Ingin tau jabaran lengkapnya?

Maresek
Istilah ini menggambarkan proses mencari kata sepakat tentang perjodohan,
yang berlaku bagi hampir seluruh etnik masyarakat Minangkabau, baik yang
berdomisili di Sumatera Barat, maupun bagi perantau di luar provinsi
tersebut. Apabila seorang anak perempuan telah dewasa dan sudah saatnya
berumahtangga, pada saat itulah Bapak dan Ibu mulai berunding dengan
mamak (biasanya mamak kanduang) untuk mencarikan jodoh. Mamak adalah
adik atau kakak dari Ibu. Dalam hal ini berarti tanggungjawab ada dipundak
mamak, yakni untuk mencarikan jodoh kemenakan atau pasangan yang
sepadan dan tepat.

Maresek dalam tradisi Minangkabau merupakan tahapan untuk mendatangi


pihak pemuda yang akan dijodohkan dengan anak perempuan. Biasanya
proses ini dilaksanakan secara sangat rahasia antara pihak keluarga
perempuan dengan mamak laki-laki, untuk mencari kata sepakat tentang
perjodohan. Ada yang menyebut maresek, ada yang mengatakan marisiak, ada
juga yang menyebut marosok sesuai dengan dialek daerah masing-masing.
Namun, arti dan tujuannya sama, yakni melakukan penjajakan pertama.

Siapa yang harus melakukan penjajakan? Apakah dari pihak keluarga yang
wanita, atau pihak keluarga yang laki-laki? Inipun berbeda-beda
pelaksanaanya di Sumatera Barat. Namun, sesuai dengan sistem kekerabatan
matrilineal yang berlaku di masyarakat Minangkabau, pada umumnya
penjajakan hingga lamaran ini dilakukan pihak keluarga perempuan.
Urusan penjajakan seperti ini tidak hanya berlaku dalam tradisi lama, tetapi
juga berlaku sampai sekarang baik keluarga yang masih berada di Sumatera
Barat, maupun bagi mereka yang bermukim di rantau-rantau. Kerapkali
penjajakan untuk mencarikan jodoh dan membuat kesepakatan ini tidak
selesai satu kali, tapi bisa berlanjut dalam beberapa kali perundingan. Apabila
telah mendapat kesepakatan dari kedua belah pihak, maka ditentukan hari
baik untuk maantaan tando yakni mengantar tanda melamar.

Anda mungkin juga menyukai