DISUSUN OLEH :
NPM : 18130006
Di susun Oleh :
1. Aris Saefudin
2. Rahmatin
3. Suyanto
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Segala Puji Hanya Bagi Allah SWT yang telah memberikan kita
senantiasa kenikmatan sehingga kita semua dapat melaksanakan aktifitas sehari-
hari dengan lancar sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Filsafat dan Pemikiran Ibnu Sina” yang ditujukan untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Filsafat Islam. Shalawat dan salam dicurahkan dan dilimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, serta para
sahabatnya. Semoga kita tergolong Ummatnya dan mendapatkan Syafaatnya di
Yaumil Qiyamah nanti,, Amiiin
Penyusun Ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Dosen Pembimbing Mata Kuliah Filsafat Islam yang telah sabar
membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
2. Seluruh rekan kelompok 6 atas kerjasamanya
Dan kepada selutruh pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah tersusun tepat waktu
dan tak ada halangan yang berarti
Penyusun menyadari bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penyusun berharap kepada semua pihak atas
segala saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah ini. Selanjutnya dengan
segala kerendahan dan ketulusan hati, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang mendukung dan membantu penyusun dalam
menyelesaikan makalah ini. Akhir kata, penyusun berharap tugas ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Aamiin yaa Robbal `alamin.
KATA PENGANTAR............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
1 Latar Belakang............................................................................................4
2 Rumusan Masalah......................................................................................4
3 Tujuan Penulisan........................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................5
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................16
Kesimpulan................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ibnu sina merupakan salah satu tokoh dalam dunia filsafat islam.
Lahir di afsahan , daerah dekat bukhara pada tahun 370 M. Pada usia yang
masih sangat belia, ia berkenalan dengan berbagai macam religius filsafat,
dan ilmiah. Ibnu sina merupakan filsuf yang cerdas dengan kemampuan
yang sangat luar biasa. Ia mampu menerjemahkan kitab filsafat yunani
kuno dan semua ia pelajari dengan baik. Seiring berjalannya waktu kian
prestasi dan kegemilangan yang di raih. Salah satunya menjadi doker
ketika umur 16 tahun (ada yang megatakan 17 tahun) karena berhasil
mengobati salah satu sultan di bukhoro. Pada perkembangan selanjutnya
terus mengalami penigkatan dan sampai pada puncak filsafatnya . ia
menemukan filsafat tentang wujud. Di samping itu ia menghasilkan
berbagai kitab yang terkenal salah satunya adalah al qanun fi al thib yang
berisi tentang dunia kedokteran. Karya lainnya adalah kitab annajah, asy
syifa. Dan masih ada lagi. Pemikiran filsafat mengenai wujud, wahyu,
jiwa, dan kenabian merupakan pemikiran filsafatnya yang mempengaruhi
filsuf filsuf berikutnya.
2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Riwayat Hidup Ibnu Sina ?
2) Apa Saja Karya Pemikiran Filsafatnya ?
3) Apa Saja Pemikiran Filsafatnya ?
3. Tujuan Penulisan
1) Supaya kita Mengetahui Riwayat Hidup Ibnu Sina
2) Supaya Kita Mengetahui Dan Memahami Apa Saja Karya Filsafat
Ibnu Sina
3) Supaya Kita Memahami Bagaimana Pemikiran Filsafat Ibnu Sina
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muhammad Kami Al Hurri, hayyatuhu atsaruhu wa falsafatuhu, (Beirut: Dar al-kitab al-
islamiyyah,1991). Hlm 10 Dikutip dari Jurnal Muhktar Gozali (Dosen Podi Tasawuf Psikoterapi
UIN Sunan Gunung Djati), Agama dan Filsafat dalam Pemikiran Ibnu Sina.
pribadi yang di dalamnya berisi buku yang jarang di peroleh di
perpustakaan lainya. Akan tetapi ia mengalami nasib buruk karena hal ini,
Perpustakaan miliknya terbakar dan ia di penjara karena di tuduh sebagai
pelaku pembakaran tersebut. Pada usia 17 tahun ibnu sina terkenal besar
karyanya bukan hanya karena memiliki sistem , melainkan juga karena ia
dapat menemukan metode dan alasan yang di perlukan untuk merumuskan
kembali pemikiran rasional murni dan tradisi hellenisme yang ia warisi
dan lebih jauh lagi dalam sistem keagamaan islam.
Ibnu sina adalah filsuf muslim yang sngguh luar biasa dalam
mencari ilmu dan bekerja. Pasalnya siang ia gunakan untuk mencari
nafkah dan malamnya ia gunakan untuk beratafkur, ia seringkali duduk di
masjid, berdzikir, berdo’a, beribadah, dan membaca. Di ceritakan bahwa ia
pernah membaca 40 kali buku metafisika karya aristoteles, tetapi ia tidak
faham-faham. Namun setelah ia membeli buku kepada salah satu
pedagang dan bukunya itu adalah karya al farabi, dan begitu senangnya
ibnu sina karena setelah membaca buku itu ia mudah memahami buku-
biuku aristoteles tersebut dan semuanya ia hafal.2
Dalam sejarah filsafat islam abad pertengahan, ibnu sina
mendapatkan gelar paling tinggi, karena berhasil membangun sistem
filsafat yang lengkap dan terperinci. Ibnu sina sejak kecil sudah banyak
mempelajari beragam cabang ilmu, seperti fisika, matematika (gurunya
adalah alkhawarizmi), Kedokteran (berguru pada ibnu yahya dan hukum).
Dalam beberapa literasi di sebutkan bahwa, setelah ibunya
mneinggal dunia, ia pindah ke juzjan, kota dekat laut kaspia. Di sana ia
mulai menulis ensiklopedia mengenai ilmu kedokteran yang kemudian
terkenal dengan nama AL Qanun Fi AL Thibb (The Canon).Kemudian isa
pindah ke ray, kota di sebelah selatan teheran, dan bekerja untuk ratu
sayyedah majd ad Dawlah. Kemudian sultasn syams ad daulah yang
berkuasa di hamdan (kota sebelah barat iran) mengangat ibnu sina menjadi
2
Ahmad Daudy, Kuliah Filsafat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,1992). hlm.66 Dikutip dari Jurnal
Muhktar Gozali (Dosen Podi Tasawuf Psikoterapi UIN Sunan Gunung Djati), Agama dan Filsafat
dalam Pemikiran Ibnu Sina.
menterinya. Terakhir, ia pindah ke isfahan dan meninggal di sana pada
tahun 428 H / 1037 M.
2. Karya Pemikiran Filsafat Ibnu Sina
Jumlah karya yang di hasilkan oleh ibnu sina di perkirakan 100 – 250
judul. Kontribusi dan keterlibatannya di dunia praktik kedokteran,
pengajaran , dan praktik kesemuanya menunjukan bahwa ibnu sina adalah
seorang filsuf yang sangat luar biasa. Namun dari beberapa karyanya ada
karya karya terpenting yang telah terkenal di dunia islam. Yaitu :
a) Al Qanun fi al thibb
b) Asy-Syifa
c) An- Najah
d) ‘Uyun AL Hikmah
e) Danisynama-yi Ala’I
Kitab ini terdiri dari empat bagian dan sangat penting, karena
merupakan karya filsafat paripatetik pertama dalam bahasa persia.
f) Al-Isyarat wa at-Tanbihat
Kitab ini adalah kitab karya ibnu sina yang sudah matang dan
terkomperhensif, kitab ini terdiri dari logika, fisika, dan matematika.
Pembahasan penutupnya mengenai mistisme, yakni suatu uraian yang
mungkin lebih tepat di klasifikasikan ke dalam etika yang di tinjau
dari pengertian sufi daripada metafisika. Kitab ini di kenal dengan
kutab yang paling indah dalam kitab ilmu hikmah. Isinya mengandung
berbagai mutiara para ahli fikir dan rahasia yang sangat berharga yang
sulit di temui dari kitab-kitab lainnya. Antara lain uraian mengenai
logika dan hikmah serta kehidupan dan pengalaman ruhani.3
a) Filsafat Teoritis
3
Ibid.
Subjek yang tidak dapat di lekati gerak, misalnya Tuhan. Subjek
yang membutuhkan gerak mustahil bebas dari gerak, baik dalam
realitas maupun dalam pikiran, misalnya kemanusiaan.
3. Wujud
Filsafat Ibnu Sina yang menandai puncak filsafat paripatetik
islam, di dasarkan pada ontology, sehingga ibnu sina di sebut sebagai
filosof wujud. Untuk membedakan “wujud murni” dan “eksistensi
dunia” ibnu sina membuat perbedaan fundamental antara ketiganya
Al-wajib al-wujud, adalah realitas yang harus ada dan
tidak bisa tidak ada. Hanya ada satu realitas, yakni Tuhan.
Tuhan adalah Esa / wahdah, tidak tersusun dari unsur dan
organtuhan tidak tersusun dari zat dan sifat.
Al- munkin al-wujud
Al-muntani’ al-wujud adalah wujud yang tidak mungkin.
Menurut ibnu sina, hanya tuhan yang memiliki wujud tunggal
secara mutlak. Karena ketunggalannya, apakah tuhan itu dan kenyataan
bahwa ia ada, bukanlah satu unsur dalam satu wujud. Tetapi satu unsur
atomik dalam wujud yang tunggal. Tentang apakah tuhan itu,
hakikatnya adalah identik dengan eksistensinya.dengan demikian,
adanya tuhan adalah suatu keniscayaan, sedangkan dengan adanya
sesuatu yang lain, hanya mungkin dan diturunkan karena adanya tuhan.
4
Syams Inati, “Ibnu Sina” dalam ksiklopedia tematis filsafat islam, (bandung: Mizan,2003). hlm.
286
Prinsip ibnu sina bahwa eksistensi yang menyatrakan dunia
secara keseluruhan ada, bukanlah karena kebetulan, melainkan hal itu di
berikan oleh tuhan. Ia di perlukan , dan keperluan itu di turunkan oleh
Tuhan. Ibnu sina berkeyakinan bahwa bentuk dan materi tak akan
pernah memberikan eksistensi yang nyata, tetapi hanya kualitas esensial
kebetulan.5 Dalam “Ásy Syifa” ibnu sina menuturkan bahwa bentuk
dan materi itu tergantung kepada tuhan. Segal sesuatu yang
memperoleh eksistensinya dari sesuatu yang lain, dalam dirinya sendiri
ia layak untuk mendapatkan ketiadaan yang mutlak.
Menurut ibnu sina, esensi mewujud dalam pikiran tuhan sebelum
hal-hal itu, ada dalam dunia lahiriah. Mereka juga ada dalam pikiran
kita setelah mereka mewujud.6 Ia juga menyatakan ke khasan dan
universalitas adalah kejadian yang terjadi pada esensi. Universalitas
hanya ada dalam pikiran kita. Di dunia lahiriah, esensi tidak maujud,
mustahil bahwa esensi tunggal sama mewujud dalam hal banyak.
demikianlah manusia yang mutlak, bukanlah kemanusiaan. Ada dua hal
yang secara khusus di catat di sini, yaitu
Keberadaan (Wujud) adalah sesuatu yang di tambahkan, bukan pada
objek, tetapi pada esensi. Hal ini di karenakan segala sesuatu apakah
ia ada atau tida pada kenyataannya setiap konsep adalah sesuatu
yang darinya dapat di buat pernyataan baik positif maupun negatif.
Prinsip Tunggal dari sesuatu yang ada adalah Tuhan. Penyebab
kemaujudan materi adalah kemaujudan yang menyuplai sifat-sifat
lahiriah kemajemukan.7
5
Mustofa Hasan, Sejarah Filsafat Islam,(Bandung: Pustaka Setia,2015). hlm.107
6
Asep Sulaiman, Mengenal Filsafat Islam,( Bandung: Penerbit Yrama Widia,2016). hlm.59
7
Ibid.
gunakan dalam pengertian wujud dalam potensi.8 Misal: pembakaran,
yang akan di bahas adalah bukan masalah pembakarannya, tapi ada dua
hal yang bertemu yaitu zat yang terbakar dan zat yang membuat
terbakar dan tidak mungkin adanya sesuatu yang lain dalam hal
pembakaran tersebut. pernyataan eksistensinya adalah mungkin dalam
dirinya, niscaya melalui yang lain berbeda dengan eksistensi tanpa yang
lain. Hal yang pertama adalah niscaya dan yang kedua adalah mungkin.
4. Falsafah Jiwa
8
Mustofa.Op.Cit.111
Karakter dan sifat seseorang banyak, tergantung pada jiwa mana
yang berpengaruh pada dirinya. Jika jiwa nabati dan hewani yang
berpengaruh terhadap dirinya, maka ia menyerupai binatang. Tapi jika
jiwa insani yang berpengaruh terhadap dirinya, maka ia akan
menyerupai malaikat. Oleh karena itu, manusia bisa menjadi malaikat,
syaitan, binatang-binatang yang memakan sesama binatang.Jika
pengetahuan dan rasa hormat yang ada dalam dirinya, maka ia akan
menjadi malaikat. Jika kemunafikan, kelicikan, dan kebodohan yang
berlipat ganda, maka ia akan menjadi syaitan. Jika ia di kuasai oleh
efek-efek inderawiyah ia akan menjadi binatang. Dan jika ia di taklukan
oleh efek amarah, maka ia akan menjadi seperti binatang yang
memakan binatang.
6. Filsafat Kenabian
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ibnu sina adalah filsuf muslim yang berkontribusi besar di dunia ilmu
kedokteran di seluruh dunia. Lahitr di afsanah daerah dekat bukhara, dan
mulai belajar qur’an sedari kecil dan hafal pada umur 10 Tahun.
Kegigihannya belajar dan semangatnya dalam mencari ilmu membuatnya
di akui sebagai dokter pada umur 16 tahun tatkala menyembuhkan salah
seorang sultan nuh bin mansur, sultan bukhara. Smenjak itu karir dalam
dunia filsafat nya juga mulai meningkat setelah banyak menerjemahkan
buku karya filsuf yunani dan mengambil bebrapa bagian teroi untuk di
terapkannya ke dalam keilmuan nya. Ia adalah filsuf, yang tidak hanya
menguasai ilmu filsafat,namun juga , fisika, matematika, logika, dan
metafisika. Dari beberapa karyanya yang masih eksis hingga saat ini
adalah kitabnya mengenai kedokteran yag berjudul al qonun fi al thibb,
yang menjadi rujukan dokter di seluruh dunia. Kepiawaiannya dalam
mempelajari sistem pengobatan memnbuatnya mendapat julukan bapak
dokter mulsim dunia. Pemikiran filsafatnya mengenai wahyu, wujud, dan
kenabiannya juga merupakan sesuatu yang menjadi bukti bahwa ibnu sina
adalah filsuf yang memiliki kemampuan luar biasa .
DAFTAR PUSTAKA
Gozali, Muhktar. Jurnal Agama dan Filsafat dalam Pemikiran Ibnu Sina.
Bandung (Dosen Podi Tasawuf Psikoterapi UIN Sunan Gunung Djati).
Inati, Syams. 2003 .Ibnu Sina” dalam ksiklopedia tematis filsafat islam, Bandung:
Mizan.