Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FILSAFAT ISLAM

Filsafat dan Pemikiran Ibnu Sina

DISUSUN OLEH :

NAMA : ARIS SAEFUDIN

NPM : 18130006

Di susun Oleh :

1. Aris Saefudin
2. Rahmatin
3. Suyanto

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Segala Puji Hanya Bagi Allah SWT yang telah memberikan kita
senantiasa kenikmatan sehingga kita semua dapat melaksanakan aktifitas sehari-
hari dengan lancar sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Filsafat dan Pemikiran Ibnu Sina” yang ditujukan untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Filsafat Islam. Shalawat dan salam dicurahkan dan dilimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, serta para
sahabatnya. Semoga kita tergolong Ummatnya dan mendapatkan Syafaatnya di
Yaumil Qiyamah nanti,, Amiiin
Penyusun Ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Dosen Pembimbing Mata Kuliah Filsafat Islam yang telah sabar
membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
2. Seluruh rekan kelompok 6 atas kerjasamanya
Dan kepada selutruh pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah tersusun tepat waktu
dan tak ada halangan yang berarti
Penyusun menyadari bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penyusun berharap kepada semua pihak atas
segala saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah ini. Selanjutnya dengan
segala kerendahan dan ketulusan hati, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang mendukung dan membantu penyusun dalam
menyelesaikan makalah ini. Akhir kata, penyusun berharap tugas ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Aamiin yaa Robbal `alamin.

Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 17 Oktober 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN..................................................................................................4

1 Latar Belakang............................................................................................4

2 Rumusan Masalah......................................................................................4

3 Tujuan Penulisan........................................................................................4

BAB II.....................................................................................................................5

PEMBAHASAN.....................................................................................................5

1. Riwayat Hidup Ibnu Sina...........................................................................5

2. Karya Pemikiran Filsafat Ibnu Sina.........................................................7

3. Filsafat Dan Pemikiran Ibnu Sina.............................................................9

BAB III..................................................................................................................16

PENUTUP.............................................................................................................16

 Kesimpulan................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Ibnu sina merupakan salah satu tokoh dalam dunia filsafat islam.
Lahir di afsahan , daerah dekat bukhara pada tahun 370 M. Pada usia yang
masih sangat belia, ia berkenalan dengan berbagai macam religius filsafat,
dan ilmiah. Ibnu sina merupakan filsuf yang cerdas dengan kemampuan
yang sangat luar biasa. Ia mampu menerjemahkan kitab filsafat yunani
kuno dan semua ia pelajari dengan baik. Seiring berjalannya waktu kian
prestasi dan kegemilangan yang di raih. Salah satunya menjadi doker
ketika umur 16 tahun (ada yang megatakan 17 tahun) karena berhasil
mengobati salah satu sultan di bukhoro. Pada perkembangan selanjutnya
terus mengalami penigkatan dan sampai pada puncak filsafatnya . ia
menemukan filsafat tentang wujud. Di samping itu ia menghasilkan
berbagai kitab yang terkenal salah satunya adalah al qanun fi al thib yang
berisi tentang dunia kedokteran. Karya lainnya adalah kitab annajah, asy
syifa. Dan masih ada lagi. Pemikiran filsafat mengenai wujud, wahyu,
jiwa, dan kenabian merupakan pemikiran filsafatnya yang mempengaruhi
filsuf filsuf berikutnya.

2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Riwayat Hidup Ibnu Sina ?
2) Apa Saja Karya Pemikiran Filsafatnya ?
3) Apa Saja Pemikiran Filsafatnya ?

3. Tujuan Penulisan
1) Supaya kita Mengetahui Riwayat Hidup Ibnu Sina
2) Supaya Kita Mengetahui Dan Memahami Apa Saja Karya Filsafat
Ibnu Sina
3) Supaya Kita Memahami Bagaimana Pemikiran Filsafat Ibnu Sina
BAB II

PEMBAHASAN

1. Riwayat Hidup Ibnu Sina


Ibnu Sina memiliki nama lengkap Abu Ali AL Husain Ibn
Abdullah Ali ibn Sina. Nama pendeknya adalah Abu Ali. Ibnu Sina di
kenal sebagai al-hakim al-masyhur (filosof yang sangat terkenal), sehingga
di beri gelar syeikh al Rais. Lahir pada Tahun 370 H / 980 M di daerah
afshanah (Desa kecil dekat bukhara. Ayahnya adalah seorang gubernur
kharnayatnah ( Bukhoro ). Biografinya di sebarkan oleh para mutarikh
islam.
Pada usia yang masih sangat belia, ia berkenalan dengan berbagai
macam religius filsafat, dan ilmiah. Ia di perkenalkan dengan Ras’ail
(jamak dari risalah) Ikhwan As Shafa’ dan Ismailiyyah oleh ayahnya, yang
merupakan anggota Sekte tersebut. ia juga di perkenalkan dengan doktrin
sunni, karena guru fiqihnya, yaitu ismail al zahid. Ismail al zahid adalah
seorang sunni dan doktrin syi’ah 12 imam. Ia juga mendapatkan dasr dasar
logikageometri, Astronomi oleh gurunya yang lain yaitu ak natili.
Dalam literasi lain di sebutkan bahwa Pada usia 10 tahun. Ibnu sina
sudah hafal AL Qur’an, sastra, dan beberapa pokok tentang ajaran Agma
Islam, matematika, Al Jabar, dan debat ( Logika ).1 Pada Usia 16 tahun, ia
sudah di kenal sebagai dokter yang ahli dalam berbagai penyakit, dalam
usia 18 tahun, ia telah menguasai filsafat dan berbagai cabang ilmu
pengetahuan. Seperti matematika, Astronomi, Musik, Mistik, Bahasa, dan
Ilmu Hukum Islam. Namanya semakin terkenal dalam dunia kedokteran
tatkala ia berhasil mengobati penyakit salah seorang sultan bukhara, dan
sebagai imbalannya , ibnu sina di berikan hadiah berupa perpustakaan

1
Muhammad Kami Al Hurri, hayyatuhu atsaruhu wa falsafatuhu, (Beirut: Dar al-kitab al-
islamiyyah,1991). Hlm 10 Dikutip dari Jurnal Muhktar Gozali (Dosen Podi Tasawuf Psikoterapi
UIN Sunan Gunung Djati), Agama dan Filsafat dalam Pemikiran Ibnu Sina.
pribadi yang di dalamnya berisi buku yang jarang di peroleh di
perpustakaan lainya. Akan tetapi ia mengalami nasib buruk karena hal ini,
Perpustakaan miliknya terbakar dan ia di penjara karena di tuduh sebagai
pelaku pembakaran tersebut. Pada usia 17 tahun ibnu sina terkenal besar
karyanya bukan hanya karena memiliki sistem , melainkan juga karena ia
dapat menemukan metode dan alasan yang di perlukan untuk merumuskan
kembali pemikiran rasional murni dan tradisi hellenisme yang ia warisi
dan lebih jauh lagi dalam sistem keagamaan islam.
Ibnu sina adalah filsuf muslim yang sngguh luar biasa dalam
mencari ilmu dan bekerja. Pasalnya siang ia gunakan untuk mencari
nafkah dan malamnya ia gunakan untuk beratafkur, ia seringkali duduk di
masjid, berdzikir, berdo’a, beribadah, dan membaca. Di ceritakan bahwa ia
pernah membaca 40 kali buku metafisika karya aristoteles, tetapi ia tidak
faham-faham. Namun setelah ia membeli buku kepada salah satu
pedagang dan bukunya itu adalah karya al farabi, dan begitu senangnya
ibnu sina karena setelah membaca buku itu ia mudah memahami buku-
biuku aristoteles tersebut dan semuanya ia hafal.2
Dalam sejarah filsafat islam abad pertengahan, ibnu sina
mendapatkan gelar paling tinggi, karena berhasil membangun sistem
filsafat yang lengkap dan terperinci. Ibnu sina sejak kecil sudah banyak
mempelajari beragam cabang ilmu, seperti fisika, matematika (gurunya
adalah alkhawarizmi), Kedokteran (berguru pada ibnu yahya dan hukum).
Dalam beberapa literasi di sebutkan bahwa, setelah ibunya
mneinggal dunia, ia pindah ke juzjan, kota dekat laut kaspia. Di sana ia
mulai menulis ensiklopedia mengenai ilmu kedokteran yang kemudian
terkenal dengan nama AL Qanun Fi AL Thibb (The Canon).Kemudian isa
pindah ke ray, kota di sebelah selatan teheran, dan bekerja untuk ratu
sayyedah majd ad Dawlah. Kemudian sultasn syams ad daulah yang
berkuasa di hamdan (kota sebelah barat iran) mengangat ibnu sina menjadi
2
Ahmad Daudy, Kuliah Filsafat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,1992). hlm.66 Dikutip dari Jurnal
Muhktar Gozali (Dosen Podi Tasawuf Psikoterapi UIN Sunan Gunung Djati), Agama dan Filsafat
dalam Pemikiran Ibnu Sina.
menterinya. Terakhir, ia pindah ke isfahan dan meninggal di sana pada
tahun 428 H / 1037 M.
2. Karya Pemikiran Filsafat Ibnu Sina

Jumlah karya yang di hasilkan oleh ibnu sina di perkirakan 100 – 250
judul. Kontribusi dan keterlibatannya di dunia praktik kedokteran,
pengajaran , dan praktik kesemuanya menunjukan bahwa ibnu sina adalah
seorang filsuf yang sangat luar biasa. Namun dari beberapa karyanya ada
karya karya terpenting yang telah terkenal di dunia islam. Yaitu :

a) Al Qanun fi al thibb

Kitab ini terdiri dari lima bagian, dan telah di terjemahkan ke


dalam bahasa latin. Kitab in di sebut sebagai sumber medis yang
paling penting. Baik di timur maupun di barat selama lima abad (awal
abad ke 11 H / abad ke 17 H) dan tetap menjadi sumber rujukan
pertama ilmu kedokteran islam yang di praktikan di dunia, seperti di
anak benua india, dan pakistan. Kitab ini juga menjadi literatur pokok
di universitas-universitas eropa sampai akhir abad ke 17 dan sampai
kini jadi manuskrip bidang kedokteran yang tersimpan rapi di
perpustakaan brimingham, inggris bersama dengan kitab kitab
lainnya.

b) Asy-Syifa

Kitab ini merupakan karya filosofis ibnu sina yang paling


detail dan dianggap sebagai kitab filsafat terpenting. Kitab ini terbagi
menjadi empat bagian , yaitu, logika, fisika, matematika dan
metafisika. Logika terbagi menjadi sembilan bagian, fisika terbagi
menjadi delapan bagian, dan matematika terbagi menjadi empat
bagian. Fisika adalah karya pertama lyang di tulis (kecuali mengenai
binatang dan tumbuhan yang di selesaiakn setelah matematika). Di
ikuti metafisika, kemudian logika, dan terakhir adalah matematika.
Kitab ini sangat tebal, terdiri dari 18 jilid dan ini merupakan
ensiklopedia besar dalam ilmu filsafat yang di tulis oleh ibnu sina.
Dengan kitab ini ibnu sina memperoleh kedudukan derajat yang tinggi
baik di dunia timur, maupun di barat. Karya ini merupakan karya studi
idlmic yunani pada abad ke 11 yang ia susun dari logika sampai
metafisika.

c) An- Najah

Kitab an – najah adalah kitab ringkasan asy syifa’. Kitab ini


terdiri dari empat bagian, logika, fisika, dan metafisika di persiapkan
sendiri oleh ibnu isna. Sedangkan matematika di persiapkan oleh
jurjani. Kitab an najah ini di sebut juga sebagai kitab penyelamat.
Kitab ini di tukis oleh orang terpelajar yang ingin mnegetahui dengan
lengkap dasar-dasar ilmu hikmah. Pada tahun 1331 M untuk pertama
kalinya kitab ini di cetak di mesir dan di Roma pada Tahun 1583 M
bersamaan dengan kitab al qanun fi al thib.

d) ‘Uyun AL Hikmah

Kitab ini di kenal dengan nama al mujaz. Kitab ini di gunakan


uuntuk pengajaran logika, fisika, dan metafisika di kelas. Hal ini
terbukti dari kesederhanaan, kejelasan, dan kelugasan dalam
paparannya.

e) Danisynama-yi Ala’I

Kitab ini terdiri dari empat bagian dan sangat penting, karena
merupakan karya filsafat paripatetik pertama dalam bahasa persia.

f) Al-Isyarat wa at-Tanbihat

Kitab ini adalah kitab karya ibnu sina yang sudah matang dan
terkomperhensif, kitab ini terdiri dari logika, fisika, dan matematika.
Pembahasan penutupnya mengenai mistisme, yakni suatu uraian yang
mungkin lebih tepat di klasifikasikan ke dalam etika yang di tinjau
dari pengertian sufi daripada metafisika. Kitab ini di kenal dengan
kutab yang paling indah dalam kitab ilmu hikmah. Isinya mengandung
berbagai mutiara para ahli fikir dan rahasia yang sangat berharga yang
sulit di temui dari kitab-kitab lainnya. Antara lain uraian mengenai
logika dan hikmah serta kehidupan dan pengalaman ruhani.3

Ibnu sina juga meninggalkan sejumlah essay penting dan syair.


Beberapa essay yang penting itu adalah ; havy ibn Yaqhzan, Risalah
At Thair, Risalah fi al sir al qadan, Risalah fi ial – sya, dan tahsil al
sa’adah. Beberapa puisinya berjudul al urjuzah fi al-thibb, Al qashidah
Al muzdawiyah, dan qashidah al – ‘ainiyyah. Serta masih banyak lagi
puisi yang di tulis dalam bahasa persia.

3. Filsafat Dan Pemikiran Ibnu Sina


1. Pembagian Filsafat dan Ilmu

Menurut Ibnu sina Tujuan filsafat adalah realitas terhadap


sesuatu, sepanjang hal itu mungkin bagi manusia. Objek filsafat
menurut ibnu sina ada 2, yaitu

a) Filsafat Teoritis

Filsafat Teoritis adalah pengetahuan tentang hal-hal yang ada


bukan karena pilihan dan tindakan kita. Filsafat teoriti bertujuan agar
jiwa menjadi paripurna lewat pengetahuan. Ada dua jenis utama
subjek pengetahuan teoritis yaitu

 Subjek yang dapat di lekati gerak, misalnya kemanusiaan,


kepersegian, dan kesatuan. Subjek ini terbagi menjadi dua, yaitu
subyek yang tidak bisa eksis tanpa ada gerak yang di kaitkan
dengannya, contoh, Kemanusiaan dan kepersegian. Dan
Subyek yang bisa eksis tanpa ada nya gerak yang di kaitkan
dengannya, contoh kesatuan dan keragaman.

3
Ibid.
 Subjek yang tidak dapat di lekati gerak, misalnya Tuhan. Subjek
yang membutuhkan gerak mustahil bebas dari gerak, baik dalam
realitas maupun dalam pikiran, misalnya kemanusiaan.

Berdasarkan hal tersebut ada 3 canag filsafat teoritis yang di


kemukakan oleh ibnu sina, yaitu

 Filsafat yang membahas hal-hal yang terkait gerak, baik dalam


realitas, maupun dalam pikirannya. Jenis ini namanya fisika
 Filsafat yang membahas hal-hal yang terkait gerak dalam realitas,
namun tidak dalam pikiran, jenisnya adalah matematika murni.
 Filsafat yang membahas hal-hal yang tidak terkait gerak , baik
dalam realitas maupun dalam pikiran, yaitu metafisika.
b) Filsafat Praktis

Filsafat praktis adalah pengetahuan tentang hal-hal yang


berdasarkan pilihan dan tindakan kita yang bertujuan agar jiwa
sempurna dengan pengetahuannya tentang apa yang seharusnya di
lakukan, prinsip ini di ambil dari syati’ah ilahi. Flsafat Praktis
mempelajari hal-hal berikut:

 Prinsip yang mendasari berbagai macam urusan publik anatar


anggota masyarakat. Prinsip ini mempelajari tentang managemen
kota yang di sebut dengan ilmu politik agar terciptanya
masyarakat yang sejahtera.
 Prinsip yang mendasari urusan personal masyarakat. Prinsip ini
mempelajari managemen rumah tangga yang bertuuan agar antar
personal mengerti akan “saling berbagi” demi terciptanya
kesejahteraan antar keluarga.
 Prinsip yang mendasari urusan individu yang di sebut dengan
etika, bertuuan agar setiap individu dapat mengetahui kebaikan
dan cara meraihnya demi terciptanya manusia yang bersih
jiwanya serta terhindar dari sifat / perbuatan jahat.
2. Metafisika

Metafisika menurut ibnu sina merupakan ilmu yang


memberikan pengalaman tentang prinsip filsafat teoritis yang
berhubungan dengan maujud (sesuatu yang ada), baik maujud mutlak
maupun umum dengan cara mendemosntrasikan prinsip yang di peroleh
melalui intelek.4 Contoh metafisika adalah fisika dan matematika
(misalnya kuantitas dan kualitas, aksi dan reaksi yang di kaitkan pada
objek fisika. Tetapi kaena ia di terapkan pada prinsip wujud dan sesuatu
yang universal di lekatkan padanya, misal keesaan dan kemajemukan,
potensi dan aktuakitas, kesempurnaan dan ketidak sempurnaan,
keniscayaan , kemestian, dan kemungkinan).

3. Wujud
Filsafat Ibnu Sina yang menandai puncak filsafat paripatetik
islam, di dasarkan pada ontology, sehingga ibnu sina di sebut sebagai
filosof wujud. Untuk membedakan “wujud murni” dan “eksistensi
dunia” ibnu sina membuat perbedaan fundamental antara ketiganya
 Al-wajib al-wujud, adalah realitas yang harus ada dan
tidak bisa tidak ada. Hanya ada satu realitas, yakni Tuhan.
Tuhan adalah Esa / wahdah, tidak tersusun dari unsur dan
organtuhan tidak tersusun dari zat dan sifat.
 Al- munkin al-wujud
 Al-muntani’ al-wujud adalah wujud yang tidak mungkin.
Menurut ibnu sina, hanya tuhan yang memiliki wujud tunggal
secara mutlak. Karena ketunggalannya, apakah tuhan itu dan kenyataan
bahwa ia ada, bukanlah satu unsur dalam satu wujud. Tetapi satu unsur
atomik dalam wujud yang tunggal. Tentang apakah tuhan itu,
hakikatnya adalah identik dengan eksistensinya.dengan demikian,
adanya tuhan adalah suatu keniscayaan, sedangkan dengan adanya
sesuatu yang lain, hanya mungkin dan diturunkan karena adanya tuhan.
4
Syams Inati, “Ibnu Sina” dalam ksiklopedia tematis filsafat islam, (bandung: Mizan,2003). hlm.
286
Prinsip ibnu sina bahwa eksistensi yang menyatrakan dunia
secara keseluruhan ada, bukanlah karena kebetulan, melainkan hal itu di
berikan oleh tuhan. Ia di perlukan , dan keperluan itu di turunkan oleh
Tuhan. Ibnu sina berkeyakinan bahwa bentuk dan materi tak akan
pernah memberikan eksistensi yang nyata, tetapi hanya kualitas esensial
kebetulan.5 Dalam “Ásy Syifa” ibnu sina menuturkan bahwa bentuk
dan materi itu tergantung kepada tuhan. Segal sesuatu yang
memperoleh eksistensinya dari sesuatu yang lain, dalam dirinya sendiri
ia layak untuk mendapatkan ketiadaan yang mutlak.
Menurut ibnu sina, esensi mewujud dalam pikiran tuhan sebelum
hal-hal itu, ada dalam dunia lahiriah. Mereka juga ada dalam pikiran
kita setelah mereka mewujud.6 Ia juga menyatakan ke khasan dan
universalitas adalah kejadian yang terjadi pada esensi. Universalitas
hanya ada dalam pikiran kita. Di dunia lahiriah, esensi tidak maujud,
mustahil bahwa esensi tunggal sama mewujud dalam hal banyak.
demikianlah manusia yang mutlak, bukanlah kemanusiaan. Ada dua hal
yang secara khusus di catat di sini, yaitu
 Keberadaan (Wujud) adalah sesuatu yang di tambahkan, bukan pada
objek, tetapi pada esensi. Hal ini di karenakan segala sesuatu apakah
ia ada atau tida pada kenyataannya setiap konsep adalah sesuatu
yang darinya dapat di buat pernyataan baik positif maupun negatif.
 Prinsip Tunggal dari sesuatu yang ada adalah Tuhan. Penyebab
kemaujudan materi adalah kemaujudan yang menyuplai sifat-sifat
lahiriah kemajemukan.7

Wujud dari sesuatu boleh jadi wajib, boleh jadi mungkin.


Wujud niscaya adalah jika sesuatu yang termasuk di dalamnya, di
andaikan tidak ada, kemustahilanlah yang muncul. Dalam konteks lain
ibnu sina menyebutkan bahwa wujud yang mungkin juga dapat di

5
Mustofa Hasan, Sejarah Filsafat Islam,(Bandung: Pustaka Setia,2015). hlm.107
6
Asep Sulaiman, Mengenal Filsafat Islam,( Bandung: Penerbit Yrama Widia,2016). hlm.59
7
Ibid.
gunakan dalam pengertian wujud dalam potensi.8 Misal: pembakaran,
yang akan di bahas adalah bukan masalah pembakarannya, tapi ada dua
hal yang bertemu yaitu zat yang terbakar dan zat yang membuat
terbakar dan tidak mungkin adanya sesuatu yang lain dalam hal
pembakaran tersebut. pernyataan eksistensinya adalah mungkin dalam
dirinya, niscaya melalui yang lain berbeda dengan eksistensi tanpa yang
lain. Hal yang pertama adalah niscaya dan yang kedua adalah mungkin.

Maujud di katakan sebab pertama apabila secara kekal


mendahului eksistensinya segala sesuatu dan menjadi sumber eksistensi
segala sesuatu. Dalam dirinya, dia adalah yang di cintai dan pecinta,
karena ia adalah keindahan dan keindahan tertinggi serta jauh dari
segala kekuragan (esa dalam segala hal).

4. Falsafah Jiwa

Ibnu sina berpendapat bahwa Jiwa sebagai prinsip kehidupan


merupakan, sebuah pancaran dari akal kecerdasan aktif. jiwa adalah
wujud rohani yang berada di dalam tubuh. Wujud yang secara langsung
mengendalikan tubuh di sebut juga dengan jiwa. Bada bisa berubah
secara fisik, tetapi jiwa ada sebelum badan itu ada dan berubah.

Ibnu sina membagi jiwa ke dalam 3 bagian, yaitu

Pertama , Jiwa nabati (ruh Nabati). Ia mempunyai daya makan,


tumbuh, dan berkembang baik.

Kedua, Jiwa Binatang (ruh hayawani). yang mempunyai daya


gerak pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain dan daya
menangkap dengan panca indera, Misal: pendengaran, pengelihatan,
perasa, peraba, juga indera yangada di otak.

Ketiga, Jiwa Manusia (ruh insani), mempunyai suatu daya yaitu


berpikir yang di sebut dengan akal.

8
Mustofa.Op.Cit.111
Karakter dan sifat seseorang banyak, tergantung pada jiwa mana
yang berpengaruh pada dirinya. Jika jiwa nabati dan hewani yang
berpengaruh terhadap dirinya, maka ia menyerupai binatang. Tapi jika
jiwa insani yang berpengaruh terhadap dirinya, maka ia akan
menyerupai malaikat. Oleh karena itu, manusia bisa menjadi malaikat,
syaitan, binatang-binatang yang memakan sesama binatang.Jika
pengetahuan dan rasa hormat yang ada dalam dirinya, maka ia akan
menjadi malaikat. Jika kemunafikan, kelicikan, dan kebodohan yang
berlipat ganda, maka ia akan menjadi syaitan. Jika ia di kuasai oleh
efek-efek inderawiyah ia akan menjadi binatang. Dan jika ia di taklukan
oleh efek amarah, maka ia akan menjadi seperti binatang yang
memakan binatang.

Maka, manusia nantinya akan di bangkitkan sesuai dengan


kebiasaan dan karakternya yang mendominasinya tatkala di dunia, ia
akan bangkit menjadi suatu tertentu. Allah berfirman yang artinya “di
hari itu mereka (manusia) di ciptakan menjadi golongan-golongan”.
Imam Shadiq r.a , berkata : manusia akan di bangkitkan sesuai dengan
bentuk amalnya”.

Jiwa merupakan gerbang besar kepada tuhan, yang dengan


melewatinya seseorang dapat di bawa ke kerajaan tertinggi, namun jiwa
juga mempunyai suatu bagian tertentu dari seluruh gerbang neraka.
Jiwa merupakan pembagi di antara dunia ini dengan dunia lain. Karena
ia merupakan bentuk dari tiap potensi dalam dunia ini dan materi dari
setiap bentuk dunia lain.

5. Hubungan Jiwa dan Raga

Dalam kitabnya Asy Syifa, ibnu sina mengemukakan bahwa


manusia di ciptakan dalam keadaan dewasa, namun lahir dalam keadaan
lemah karena tubuhnya tidak dapat menyentuh dan memahami apa yang
ada di dunia ini. Oleh karena itu, jiwa adalah suatu substansi yang bebas
dari tubuhnya. Jiwa dalam keberadaan pada hakikatnya suatu substansi
yang independent dan diri kita yang transedental. Pandangan ibnu sina
mengenai jiwa atas dasar jiwa merupakan suatu substansi yang bukan
suatu bentuk tubuh (yang kepada bentuk itu jiwa di kaitkan erat dengan
hubungan mistik tertentu). Jiwa sebagai non badani merupakan suatu
substansi sederhana yang menjamin keseimbangan tubuhnya bahkan
ketika tubuh tidak membaik.

Menurut Ibnu sina, Studi tentang fenomenal jiwa yang termasuk


dalam Ilmu Pengetahuan Alam, sedangkan wujud transedentalnya
termasuk dalam metafisika. Secara fisik orang yang sakit hanya
membutuhkan kekuatan dan kemauan untuk menjadi sehat kembali.
Begitu juga orang-orang yang sehat dapat menjadi sakit apabila
terpengaruh oleh pikirannya sendiri bahwa ia sakit. Sebenarnya jiwa
yang kuat adalah jiwa yang dapat menyembuhkan dan menyehatkan
bagian badan lain tanpa sarana apapun.9

6. Filsafat Kenabian

Ibnu sina menegaskan adanya kenabian dengan logika bahwa


setiap wujud pasti ada perbedaan keunggulan dan keutamaan. Para Nabi
yang memiliki akal teoritis mengaktualisasikan dengan sempurna dan
secara langsung lebih baik daripada filsuf. Karena Nabi Adalah manusia
yang memiliki akal aktual dengan semuprna secara langsung (tanpa
latihan yang keras). Berbeda dengan filsuf yang memiliki akal
sempurna secara tidak langsung (Melalui latihan dan studi).Menurut
ibnu sina, nabi identik dengan akal aktif yang di sebut dengan ‘aql
mustofa (akal yang telah di capai). Akan tetapi manusia tidak identik
denngan akal aktif. Menurutnya, Nabi sebagai manusia, secara
aksidental , bukan secara esensial, adalah aktif. Syarat oleh seorang
Nabi adalah harus memiliki imajinasi yang kuat dan memiliki kekuatan
fisik yang kuat sehingga ia mampu mempengaruhi pikiran orang lain
9
Ibid.
dan seluruh materi pada umumnya. Ia harus mampu melontarkan suatu
sistem sosial politik.

BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

Ibnu sina adalah filsuf muslim yang berkontribusi besar di dunia ilmu
kedokteran di seluruh dunia. Lahitr di afsanah daerah dekat bukhara, dan
mulai belajar qur’an sedari kecil dan hafal pada umur 10 Tahun.
Kegigihannya belajar dan semangatnya dalam mencari ilmu membuatnya
di akui sebagai dokter pada umur 16 tahun tatkala menyembuhkan salah
seorang sultan nuh bin mansur, sultan bukhara. Smenjak itu karir dalam
dunia filsafat nya juga mulai meningkat setelah banyak menerjemahkan
buku karya filsuf yunani dan mengambil bebrapa bagian teroi untuk di
terapkannya ke dalam keilmuan nya. Ia adalah filsuf, yang tidak hanya
menguasai ilmu filsafat,namun juga , fisika, matematika, logika, dan
metafisika. Dari beberapa karyanya yang masih eksis hingga saat ini
adalah kitabnya mengenai kedokteran yag berjudul al qonun fi al thibb,
yang menjadi rujukan dokter di seluruh dunia. Kepiawaiannya dalam
mempelajari sistem pengobatan memnbuatnya mendapat julukan bapak
dokter mulsim dunia. Pemikiran filsafatnya mengenai wahyu, wujud, dan
kenabiannya juga merupakan sesuatu yang menjadi bukti bahwa ibnu sina
adalah filsuf yang memiliki kemampuan luar biasa .
DAFTAR PUSTAKA

Daudy, Ahmad . 1992. Kuliah Filsafat Islam. Jakarta: Bulan Bintang,).

Gozali, Muhktar. Jurnal Agama dan Filsafat dalam Pemikiran Ibnu Sina.
Bandung (Dosen Podi Tasawuf Psikoterapi UIN Sunan Gunung Djati).

Hasan, Mustofa .2015.Sejarah Filsafat Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Hurri, Muhammad Kami Al. 1991.hayyatuhu atsaruhu wa falsafatuhu. Beirut:


Dar al-kitab al-islamiyyah.

Inati, Syams. 2003 .Ibnu Sina” dalam ksiklopedia tematis filsafat islam, Bandung:
Mizan.

Sulaiman, Asep. 2016. Mengenal Filsafat Islam . Bandung: Penerbit Yrama


Widia.

Anda mungkin juga menyukai