Pendahuluan
Sistem Irigasi Tetes merupakan tekhnik pengairan tanaman yang di
lakukan dengan menyiramkan langsung tertuju pada akarnya sehingga air yang di
gunakan untuk menyiram akan lebih efisien. Sistem irigasi tetes ini masih belum
banyak di terapkan di indoneisa, terlebih lagi di desa-desa. Hal in perlu di
aplikasikan dalam dunia pertanian, mengingat sumber air bersih semakin
berkurang, maka agar tanaman yang ada tidak kekurangan air meskipun di musim
kemarau, sistem irigasi tetes ini kiranya bisa menjadi solusi bagi para petani untuk
dapat di aplikasikannya dalam kegiatan bertani mereka. Beberapa manfaat yang
bisa di rasakan adalah, air yang di gunakan untuk menyiram lebih hemat, karena
langsung merata menyebar ke seluruh akar tanaman yang ada. Kemudian yang
kedua adalah lebih menghemat pupuk yang di gunakan. karena penggnaaannya di
sesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan di atur oleh petani sendiri. Kemudian
yang selanjutnya adalah lebih menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Karena
penggunaan sistem irigasi tetes ini bisa menggunakan bahan bahan yang mudah
dan terjangkau serta dalam mengaplikasiaknnya lebih menghemat tenaga karena
tidak harus berkali kali ambil air dari sumbernya untuk kebutuhan tanaman.
Pendekatan Penelitian
Untuk penelitian yang di lakukan di kelurahan petir terkait dengan
Pemberdayaan MAsyarakat Melalui Irigasi Tetes penelitian di lakukan dengan
menggunakan Participatori Action Research, yaitu penelitian yang menghubunkan
proses penelitian ke dalam proses perubahan sosial, yakni pemberdayaan yang
mewujudkan tiga tolok ukur, yaitu komitmen bersama dengan masyarakat, adanya
local leader dalam masyarakat dan adanya institusi baru yang di bangun
berdasarkan kebutuhan masyarakat.
Participatori Action Research ini adalah kegiatan penelitian “oleh,
denganm dan untuk orang”. Jadi PAR adalah kondisi dimana orang memainkan
peranan kunci di dalamnya dan memiliki informasi yang relevan tentang
komunitas yang berada di bawah studi. Anggota komunitas berpartisipasi dalam
kegiatan rancangan dan implementasi rencana berdasarkan hasil penelitian. Dalam
PAR ini juga bagaimana kita memahami peran kita sebagai fasilitator bukan
sebagai eksperts, bagaimana kita bekerja sama satu dengan yang lainnya sebagai
siswa, guru, tetangga, dan anggota komuniats. gai siswa, guru, tetangga, dan
anggota komuniats.
Prosedur Penelitian
Prinsip Pndidikan dan Pelatihan Partisipatiif (kritis) dapat di rumuskan
sebagai berikut :
1. Belajar dari realitas / Pegalaman.yang di pelajari bukan hanya teori semata
namun juga bersumber dari kenyataan dan kebutuhan
2. Tidak Menggurui. Semua yang terlibat dalam proses pendidikan adalah guru
sekaligus murid di waktu yang bersamaan.
3. Proses belajar di jalankan dengan dialogis. Yaitu proses belajar yang
menjamin terjadinya komunikasi aktif dan kritis seperti diskusi kelompok,
bermain peran, dan sebagainya di dukung dengan media belajar yang
memadai.
Langkah-langkah yang di gunakan dalam proses belajar ini adalah
1. Mengalami / melakukan. Yaitu belajar dengan terlibat langsung untuk
mendapatan pengalaman.
2. Mengungkapkan apoa yang sudah di alami dan di rasakan
3. Mengolah dan menganalisis
4. Menyimpulkan dan menerapkan
Subyek Penelitian
Dalam teori PAR terdapat siklus yangdi jadikan tolok ukur dalam keberhasilan
penelitian berbasis pemberdayaan masyarakat, di kenal dengan istilah KUPAR.
Yaitu :
a) To Know, Untuk mengetahui proses awal pemberdayan yang di teliti
b) To Understand (Untuk Memahami), Mengidentifikasi permasalahan yang ada
di kehidupan mereka dan di korelasikan dengan aset yang di miliki oleh
masyarakat
c) To Plan (Untuk Merencanakan), proses merencanakan aksi-aksi strategis
dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam masyarakat
d) To Action (Melancarkan Aksi), Implementasi produk pemikiran masyarakat
untuk mengelola aset yang di miliki oleh masyarakat sehingga di fungsikan
secara optimal
e) To Reflection (Refleksi), Peneliti dan masyarakat mengevaluasi dan
memonitoring pemberdayaan yang di lakukan sehingga pemberdayaan
berjalan terarah dan terukur