Anda di halaman 1dari 5

MODEL PARTICIPATION ACTION RESEARCH DALAM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI IRIGASI TETES


Aris Saefudin (PAI 18130006)
Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia Jakarta
Email : Muhammadsaefusinalfarisi@gmail.com

Pendahuluan
Sistem Irigasi Tetes merupakan tekhnik pengairan tanaman yang di
lakukan dengan menyiramkan langsung tertuju pada akarnya sehingga air yang di
gunakan untuk menyiram akan lebih efisien. Sistem irigasi tetes ini masih belum
banyak di terapkan di indoneisa, terlebih lagi di desa-desa. Hal in perlu di
aplikasikan dalam dunia pertanian, mengingat sumber air bersih semakin
berkurang, maka agar tanaman yang ada tidak kekurangan air meskipun di musim
kemarau, sistem irigasi tetes ini kiranya bisa menjadi solusi bagi para petani untuk
dapat di aplikasikannya dalam kegiatan bertani mereka. Beberapa manfaat yang
bisa di rasakan adalah, air yang di gunakan untuk menyiram lebih hemat, karena
langsung merata menyebar ke seluruh akar tanaman yang ada. Kemudian yang
kedua adalah lebih menghemat pupuk yang di gunakan. karena penggnaaannya di
sesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan di atur oleh petani sendiri. Kemudian
yang selanjutnya adalah lebih menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Karena
penggunaan sistem irigasi tetes ini bisa menggunakan bahan bahan yang mudah
dan terjangkau serta dalam mengaplikasiaknnya lebih menghemat tenaga karena
tidak harus berkali kali ambil air dari sumbernya untuk kebutuhan tanaman.

Kondisi Umum Masyarkat Pertanian Di Desa Petir


Desa Petir merupakan Desa yang berada di kecamatan Purwanegara,
Kabupaten Banjrnegara Jawa Tengah. Dari Pusat kota sejauh 22 km ke baratdaya
yang letaknya paling selatan dari Kabupaten Banjarnegara. Memiliki ketinggian
wilayah 100 sampai 500 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan ittik
tertinggi berada di bukit igir anjir (532 Mdpl). Sebagian Besar masyarakat desa
petir berprofesi sebagai petani. Meskipun ada beberapa dari mereka yang
berprofesi selain sebagai petnai, misalnya pedagan atau tukang , namun lebih
banyak yang berprofesi sebagai petani. Berbagai sayuran seperti cabai, singkong,
dan jagung di tanam sebagai kebutuhan sehari hari. Dan ada juga yang menanam
pohon Albasia atau yang biasa di kenal dengan pohon kalbi. Selain itu juga ada
yang membudidayakan jeruk sebagai tanaman mereka. Letak geografis ladang
untuk menanampun beragam, mulai yang dekat dengan sungai (sumber air)
sampai ada yang terletak di puncak paling atas dari bukit.
Kebutuhan air yang mereka gunakan untuk menyiram tanaman pun
membutuhkan tak sedikit. Dan menggunakan tenaga yang ekstra untuk dapat
menyiramkan air ke seluruh tanaman agar merata. Caranya adalah dengan
membawa air dari sungai / sumber air yang mereka ambil menggnakan motor atau
di ambil menggunakan dirigen dan di bawa dengan di pikul atau di panggul. Jika
kita melihat cara ini tentu akan membutuhkan banyak waktu dan tenaga yang di
keluarkan sehingga pekerjaan yang di lakukan tidak akan efektif dan efisien. Bisa
lebih menghemat waktu, biaya dan tenaga yang mereka gunakan. untuk itu
peneliti tertarik untuk melakukan perubahan yang ada di kelurahan petir untuk
dapat menghemat air dalam penyiraman tanaman dan menghemat waktu biaya
dan tenaga dalam bertani

Pendekatan Penelitian
Untuk penelitian yang di lakukan di kelurahan petir terkait dengan
Pemberdayaan MAsyarakat Melalui Irigasi Tetes penelitian di lakukan dengan
menggunakan Participatori Action Research, yaitu penelitian yang menghubunkan
proses penelitian ke dalam proses perubahan sosial, yakni pemberdayaan yang
mewujudkan tiga tolok ukur, yaitu komitmen bersama dengan masyarakat, adanya
local leader dalam masyarakat dan adanya institusi baru yang di bangun
berdasarkan kebutuhan masyarakat.
Participatori Action Research ini adalah kegiatan penelitian “oleh,
denganm dan untuk orang”. Jadi PAR adalah kondisi dimana orang memainkan
peranan kunci di dalamnya dan memiliki informasi yang relevan tentang
komunitas yang berada di bawah studi. Anggota komunitas berpartisipasi dalam
kegiatan rancangan dan implementasi rencana berdasarkan hasil penelitian. Dalam
PAR ini juga bagaimana kita memahami peran kita sebagai fasilitator bukan
sebagai eksperts, bagaimana kita bekerja sama satu dengan yang lainnya sebagai
siswa, guru, tetangga, dan anggota komuniats. gai siswa, guru, tetangga, dan
anggota komuniats.

Prosedur Penelitian
Prinsip Pndidikan dan Pelatihan Partisipatiif (kritis) dapat di rumuskan
sebagai berikut :
1. Belajar dari realitas / Pegalaman.yang di pelajari bukan hanya teori semata
namun juga bersumber dari kenyataan dan kebutuhan
2. Tidak Menggurui. Semua yang terlibat dalam proses pendidikan adalah guru
sekaligus murid di waktu yang bersamaan.
3. Proses belajar di jalankan dengan dialogis. Yaitu proses belajar yang
menjamin terjadinya komunikasi aktif dan kritis seperti diskusi kelompok,
bermain peran, dan sebagainya di dukung dengan media belajar yang
memadai.
Langkah-langkah yang di gunakan dalam proses belajar ini adalah
1. Mengalami / melakukan. Yaitu belajar dengan terlibat langsung untuk
mendapatan pengalaman.
2. Mengungkapkan apoa yang sudah di alami dan di rasakan
3. Mengolah dan menganalisis
4. Menyimpulkan dan menerapkan

Subyek Penelitian
Dalam teori PAR terdapat siklus yangdi jadikan tolok ukur dalam keberhasilan
penelitian berbasis pemberdayaan masyarakat, di kenal dengan istilah KUPAR.
Yaitu :
a) To Know, Untuk mengetahui proses awal pemberdayan yang di teliti
b) To Understand (Untuk Memahami), Mengidentifikasi permasalahan yang ada
di kehidupan mereka dan di korelasikan dengan aset yang di miliki oleh
masyarakat
c) To Plan (Untuk Merencanakan), proses merencanakan aksi-aksi strategis
dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam masyarakat
d) To Action (Melancarkan Aksi), Implementasi produk pemikiran masyarakat
untuk mengelola aset yang di miliki oleh masyarakat sehingga di fungsikan
secara optimal
e) To Reflection (Refleksi), Peneliti dan masyarakat mengevaluasi dan
memonitoring pemberdayaan yang di lakukan sehingga pemberdayaan
berjalan terarah dan terukur

Teknis Pelaksanaan Penelitian


Pemetaan awal yang di lakukan adalah dengan mempertimbangkan
kondisi umum masyarakat Kelurahan Petir sehingga di ketahui bahwa
permasalahan yang di hapai oleh masyarakat memiliki latar belakang, lingkungan
sosial dan karakteristik yang berbeda-beda. Kemudian pada tahap Evaluasi di
lakukan untuk menangggapi aksi yang telah di laksanakan dengan
mempertimbankan kekuarangan, kelebihan, kelemahan dan kekuatan dari
pemberdayaan yang telah di lakukan.

Metodologi Penelitian Aksi Partisipatif


Langkah-langkah Riset dalam Metodologi Participatori Action Research
1. Membangun hubungan kemanusiaan yang bertujuan untuk membangun
kepercayaan masyarakat terhadap peneliti dengan berbaur dalam kegiatan
kemasyarakatan seperti tahlilan, Sholat berjamaah, dan lain lain.
2. Penentuan Agenda Riset Untuk perubahan sosial yang di lakukan bersama
komunitas peneliti mengagendakan program Riset Melalui Partisipatory Rural
Aprasial (PRA) untuk memathu persoalan masyarakat yang menjadi alat
perubahan sosial.
3. Pemetan Partisipatif (Participatory Mapping) yaitu melakukan pemetaan
wilayah maupun persoalan yang di alami masyarakat.
4. Merumuskan maslaah kemanusiaan, seperti pangan, papan, kesehatan,
pendidikan, energi, dan lingkungan hidup.
5. Menyusun strategi gerakan dengan menentukan langkah-langkah sistemik dan
merumuskan kemungkinan keberhasilan dan kegagalan program serta mencari
solusi atas kendala yang di hadapi.
6. Pengorganisasian masyarakat di lakukan oleh komuniats di dampingi peneliti
membangun pranata sosial baik dalam kelompok kerja maupun lembaga
masyarakat yang secara nyata bergerak memecahkan problem sosialnya secara
stimultan.
7. Aksi Perubahan, Yaitu proses pemecahan problem secara stimultan dan
partisipatif. Tidak hanya menyelsaikan permasalahan program itu sendiri,
namun merupakan proses pembelajaran bagi masyarakat.
8. Refleksi (teoritisasi Perubahan Sosial), peneliti dan komunitas merefleksikan
semua proses dan hasil yang di perolehnya dari awal sampai akhir.
9. Meluaskan skala gerakan dan dukungan dengan membangun kelompok
komunitas baru di wilayah baru yang di motori oleh kelompok dan
pengorganisir yang sudah ada.

Pendekatan Utama dalam Proses Pemberdayaan masyarakat hendaknya mengikuti


pendekatan sebagai berikut :
1. Upaya tersebut terarah (target). Di tujukan langsung yang memerlukan
dengan program yang di rancang untuk mengatasi masalah yang sesuai
dengan kebutuhannnya
2. Program ini di lakukan secara langsung oleh masyarakat yang menjadi
sasaran
3. Menggunakan pendekatan kelompok karena secara tersendiri masyarakat
suulit untuk memecahkan masalah yang di hadapinya

Hasil Pengabdian dan Pemberdayaan


Dari beberapa masalah yang di kemukakan terkait dengan pemberdayaan
Amsyarakat Keluahan petir melalui Irigasi Tetes adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam bekerja secara efektif dan efisien
2. Minimnya pengetahuan tentang sistem irigasi tetes, karena tidak ada
edukasi dari komunitas atau kelompok tani tertentu.
3. Kurangnya kesadaran warga desa petirdalam mengembangkan potensi di
sekitar untuk dapat menghemat air yang ada sehingga penggunaannya bisa
lebih efektif da efisien
Adapun pemecahan maslah yang di alami di atas adalah : Memberikan edukasi
kepada masyarakat tentang bagaimana caranya bertani dengan efektif dan
efisien agar lebih menghemat biaya, waktu dan tenaga yang di keluarkan.
Kemudian melakukan sosialisasi terhadap masyarakat pentingngnya berhemat
dalam menggunakan air mengingat air bersih sudah semakin langka terlebih
lagi memasuki musim kemarau. Dan yang terakhir adalah memberikan praktik
bagaimana mengelola tanaman dan menyiram tanaman dalam jumlah banyak
namun tetap menghemat air, waktu , biaya dan tenaga yang di keluarkan
melalui pengenalan dan pengaplikasian Sistem Irigasi Tetes. Adapun beberapa
kegiatan yang di lakukan dalam sosialisasi Sistem Irigasi Tetes kepada
Masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Melakukan kegiatan sosialisasi bersama warga masyarakat untuk
mengenalkan dan menjelaskan bagaimana sistem irigasi tetes itu bekerja
dan apa saja manfaat yang akan di rasakan ketika menggunakan sistem
irigasi tetes. Kegiatan pelatiahan di dikuti oleh warga masyarakat
kelurahan petir yang mayoritas penduduknya adalah petani.
2. Menjelaskan kepada warga masyarakat apa saja alat dan bahan yang di
gunakan untuk mempraktikan sistem irigasi tetes tersebut. Melalui
pemraktikan secara langsung agar masyarakat lebih mudah dalam
menangkap apa yang di sampaikan oleh narasumber pelatihan
3. Kegiatan yang terakhir adalah dengan praktik bersama warga masyarakat
dalam mengaplikasikan Sistem Irigasi tetes ini ke dalam tanaman yang
mereka tanam sendiri. Sehingga masyarakat belajar sekaligus
mendapatkan pengalaman dan melakukannya sendiri dengan baik
bagaimana Sistem Irigaasi Tetes itu bekerja.

Anda mungkin juga menyukai