MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
STUDI AL-QUR’AN
Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Zahrotun Ni’mah Afif, S.H.I, M.Pd
Disusun oleh :
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
sebuah makalah yang berjudul “7 AHRUF DALAM ALQUR’AN”. Shalawat
serta salam tak lupa kami hanturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat beliau sekalian serta orang-orang mukmin yang tetap
istiqamah dijalan-Nya. Adapun makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliah “ Studi al-Qur’an” pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Penulis Menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
titik kesempurnaan. Utuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari
pembaca untu kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis senantiasa
memanjatkan doa, semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat-Nya kepada
kita semua. Amin Ya Rabbal „Alamin.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER............................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
A. Kesimpulan.........................................................................................9
B. Saran..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari penjelasan latar belakang diatas penyusunan dengan ini
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian 7 Ahruf dan perselisihan ulama ?
2. Bagaimana dalil-dalil mengenai turunnya al-Qur’an dengan 7 Ahruf ?
1
3. Apa hikmah turunnya al-Qur’an dengan 7 Ahruf ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian 7 Ahruf dan perselisihan ulama
2. Untuk mengetahui dalil-dalil mengenai turunnya al-Qur’an dengan 7
Ahruf
3. Untuk mengetahui hikmah turunnya al-Qur’an dengan 7 ahruf
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata “Sab’atu” dalam bahasa Arab yang berarti tujuh. Dalam etimologi
Ulama’ berpendapat bahwa arti tujuh bukan berarti kiasan, tapi memang tujuh itu
merupakan tujuh sebenarnya. Dan kata “Ahruf” (jama’ dari harf) memiliki arti
ujung, pinggir atau puncak. Namun yang dikehendaki disini adalah arti yang
sesuai dengan hubungannya, yaitu berarti wajhun: segi. Dilihat dari tiap katanya,
Ahruf Sab’ah memiliki arti tujuh huruf, yakni bahwa al-Qur’an diturunkan dengan
keluasan bagi pembacanya untuk membaca dengan bentuk tujuh bacaan. Terdapat
banyak perbedaan di kalangan para Ulama tentang pengertian Ahruf Sab’ah itu
sendiri. Berikut sebagian pendapat tersebut :1
1. Sebagian Ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tujuh huruf
(Ahruf Sab’ah) ialah tujuh bahasa dari kalangan orang Arab dalam
pengertian yang sama. Dengan pengertian bahwa dialek orang-orang Arab
dalam mengungkapkan suatu maksud itu berbeda-beda, sedangkan Al-
Qur’an datang dengan menggunakan lafal-lafal menurut dialek tersebut.
kalau saja tidak terdapat perbedaan, niscaya Al-Qur’an akan diturunkan
dalam satu lafal saja. Dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan tujuh
bahasa tersebut adalah : Quraisy, Tsaqif, Hawazan, Kinanah, Tamim, dan
Yaman.
1
Gunawan Heri dan Deden Suparman. Ulumul Qur‟an: (Bandung: CV Arfino Raya Bandung,
2010)
3
g. Perubahan dengan penggatian kata
b. Perbedaan dalam tasrif fi’il dari bentuk madari’ , madi, dan amar.
g. Perbedaan lahjah tentang tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis), imalah, izhar
(jelas) dan idgam (dengung).
4. Yang dimaksud dengan “tujuh huruf” itu bukan hakikat bilangan. Tetapi
al-tashil, al-taysir (kemudahan) dan al-sa’ah (keleluasaan, kelapangan).
5. Yang dimaksud dengan ahruf sab’ah adalah tujuh macam kalam didalam
Al-Qur’an yang satu sama lainnya berbeda. Misalnya, berbentuk amar
(perintah), nahyi (larangan), wa’d (janji), wa’id (ancaman), halal, haram,
muhkam, dan mutasyabih dan beberapa istilah lain2.
2
Arifin Gus dan Suhendri AbuFaqih. Sang Mahkota Cahaya: (Jakarta: Gramedia, 2010), 60.
4
1. ًِ ع َل ْي
َ ُصلَّى هللا
َ ِس ُْ ُل هللا ُ قَا َل َر:ع ْى ٍُ َما أَوًَُّ قَا َل َ ُاص َر ِض َي هللا ٍ َّعب َ ع َْه اِ ْب ِه
ْ َ ف فَ َزا َج ْعتًُُ فَلَ ْم أ َ َس ْل أ
ست َ ِش ْي ُديُ ََيَ ِش ْي ُدوِى َحتَّى اِ ْوت َ ٍَى َ أ َ ْق َزأَوِ ْي ِج ْب ِز ْي ُل:سلَّ َم
ٍ ع َلى َح ْز َ ََ
ٍ س ْبعَ ِة أَحْ ُز
ف َ لى
َ ِإ
Artinya : “Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab Sahih-nya meriwayatkan
hadis dari Ibnu Abbas r.a. bahwa ia berkata, Rasulullah SAW. Bersabda, ”Jibril
membacakan Al-Qur’an kepadaku dengan satu huruf, kemudian aku
mengulanginya (setelah itu) senantiasa aku meminta tambah dan ia pun
menambahiku sampai dengan tujuh huruf”. (Hadist Bukhori, Muslim dan lainnya)
2. Al-Hafiz Abu Ya’la dalam musnad kabirnya bahwa pada suatu hari Usman
ra berkata diatas mimbar, “Aku sebut nama Allah ketika teringat seorang lelaki
yang mendengar Rasullah SAW. Berkata, Al-Qur’an itu diturunkan dengan tujuh
huruf yang kesemuanya tegas lagi sempurna.
3. Imam Ahmad mengeluarkan hadits dengan sandnya dari Abi Qais Maula
Amar bin Ash dari amr, bahwa ada seseorang yang membaca satu ayat Al-Qur’an.
Kemudian Amr berkata kepadanya, “Sebenarnya ayat itu begini dan begini.
Setelah itu, ia mengatakan hal itu kepada Rasulullah SAW., beliau menjawab ,
“Sesungguhnya Al-Qur’anitu diturunkan dengan 7 huruf, mana saja yang kalian
baca berarti benar dan jangan kalianmeragukan”.
4. At-Tabari dan At-Tabrani meriwayatkan dari zaid bin Arqam, iaberkata,
“seseorang menghadap rasul SAW, lalu berkata, “ Ibnu Mas’ud teah membacakan
sebuah surat kepadaku seperti yang telah dibacakan oleh Zaid bin Tsabit dan
membacakan pula kepadaku Ubay bin Ka’ab. Ternyata bacaanmereka berbeda-
beda . Maka bacaan siapa yang saya ambil?” Rasulullah terdiam, sedangkan Ali
berada di sampingnya, kemudian Ali berkata, “Setiap orang diantara kalian
hendaklah membaca menurut pengetahuannya, karena kesemuanya baik lagi
indah”.
5. Ibnu Jarir At-Tabari mengeluarkan hadist dari Abu Hurairah, bahwaia
berkata, “RasulullohSAW bersabda, “Sesungguhnya Al-Qur’an ini diturunkan
dengantujuh huruf, maka bacalah semampunyadan tidak berdosa. Tetapi jangan
sekali-kali mengakhiri zikir rahmat dengan azab atau zikir azab dengan rahmat.
6. Dari Ubai binKa’ab, berkata: Rasulullah pernah berjumpa Jibril di batu-
batu Marwah, lalu berkata: “Sesungguhnya aku diutus kepada suatu umat yang
5
ummiy; diantara mereka ada orang tua, ada orang jompo nada anak-anak”.
(JJibril) berkata: “Suruhlah membaca Al-Qur’an sesuai dengan (salah satu) tujuh
huruf.”(Riwayat Al-Tirmidzi)3.
Hikmah turun Al-Qur’an itu atas tujuh huruf itu mencakup beberapa hal, yakni:
إًي: "لقي رسىل هللا ملسو هيلع هللا ىلص جبريل عٌذ أحجار الوراء فقال:عي أ ُ َبي ٍّ قال
فقال، هٌهن الغالم والخادم والشيخ العاس والعجىز،بُعثت إلى أهة أهييي
"إى هللا أهرًي أى أقرأ،" فليقرءوا القرآى على سبعة أحرف:جبريل
"إى هللا يأهرك أى, " اللهن رب خفف عي أهتي: فقلت،القرآى على حرف
وإى، "أسأل هللا هعافاته وهغفرته: قال،"تُقرئ أهتل القرآى على حرف
".أهتي ال تطيق رلل
3
Athaillah, H.A. Sejarah Al-Qur‟an: (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2010), 88.
6
Artinya: Rasulullah S.A.W bertemu Jibril disamping Hajrul Mar’i, sebuah
tempat di Kuba “Aku diutus kepada umat yang buta huruf. Diantara
mereka ada yang masih kanak-kanak, khadam, orang tua-tua yang sudah
lemah dan bernasib malang.” Kata Jibril “hendaklah mereka itu membaca
Al-Qur’an itu dengan tujuh huruf.” (H.R Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan
Tabari dengan isnad yang shahih).4
Hadis lain, yaitu sabda beliau S.A.W
خفف عي اهتي
ْ اللهن: فقلت.إى هللا يأهرًي أى أقرأ القرأى على حرف
Sesungguhnya Allah memerintahku untuk membaca al-Qur’an dengan
satu huruf (dialek). Lalu aku berkata :Yaallah berikanlah keringanan
kepada umatku”
Dalam hadis yang lain, Jibril a.s berkata:
4
Abu yusuf sujono, Hikmah Turunnya Al-Qur’an dengan Tujuh Huruf(Tujuh Dialek), dalam
http:alsofwah.or.id/cetakquran.php?id=203.Diakses pada Minggu, 3 November 2019 pukul 12.32
wib.
5
Syaikh Manna al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur‟an, (JakartaTimur: Al-Kutsar, 2015),
187
7
keputusan mereka untuk melawan al-Qur’an maka hal itu tidak hanya
menjadikannya menjadi mukjizat bagi satu saja, namun ia menjadi
mukjizat bagi fitrah bahasa itu sendiri dikalangan bangsa Arab.
3. Menunjukkan kemukjizatan al-Qur’an dalam makna dan hukum-
hukumnya, karena perubahan bentuk suara dalam sebagian huruf dan
kalimatnya menjadikan al-Qur’an siap untuk diambil (disimpulkan)
hukum-hukumnya, yang menjadikan al-Qur’an cocok untuk semua zaman.
Oleh sebab itu para Ulama’ ahli fiqih berdalil dengan qira’at sab’ah (tujuh
model bacaan) dalam beristinbat (menyimpulkan hukum dari dalil) dan
ijtihad mereka.
4. Didalamnya juga menunjukkan keistimewaan al-Qur’an
dibandingkan dengan kitab-kitab samawi yang lain, karena kitab-kitab
tersebut diturunkan sekaligus dengan satu huruf sedangkan al-Qur’an
dengan gtujuh huruf.
5. Didalam turunnya al-Qur’an dalam tujuh huruf ada kemuliaan yang
diberikan oleh Allah kepada umat ini, dan penjelasan tentang luasnya
rahmat Allah kepada mereka, yaitu dengan memudahkan bagi mereka
untuk mempelajari kitabnya dengan kemudahan yang semaksimal
mungkin.
6. Didalamnya adalah pemulaan untuk menentukan bahasa-bahasa
(dialek) arab menjadi satu bahasa terpilih yang paling fasih. Dan itu adalah
permulaan dalam proses tahapan-tahapan penyatuan umat islam diatas satu
bahasa yang menyatukan mereka.
6
Abu yusuf sujono, Hikmah Turunnya Al-Qur’an dengan tujuh huruf (Tujuh Dialek), dalam
http:alsofwah.or.id/cetakquran.php?id=203.Diakses pada Minggu, 3 November 2019 pukul 12.32
wib.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan
dari pembuatan makalah tersebut. Oleh karena itu, diharapkan pada
pembaca agar memberikan perbaikan yang semestinya demi
kesempurnaan makalah ini, dan diharapkan pembaca memberikan koreksi
terhadap materi-materi “7 Ahruf dalam Al-Qur’an” yang sekiranya ada
tidak ada sesuai dengan yang sebenarnya. Dan diharapkan kepada
pembaca untuk mencari referensi lain agar mendapat wawasan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11