Anda di halaman 1dari 13

BAB 111

ILMU THABAQAH
(Thabaqatu'r-ruwah)

Ilmu thabaqah itu, termasuk bagian dari ilmu rijalu'l-hadits,


karena obyek yang dijadikan pembahasannya ialah rawi-rawi
yang menjadi sanad suatu hadits. Hanya saja masalahnya
berbeda. Kalau di dalam ilmu rijalu'l-hadits para rawi dibicarakan
sâcara umum tentang hal ihwal, biografı, cara-cara menerima dan
memberikan Al-Hadits dan lain sebagainya, maka dalam ilmu
tabaqah, menggolongkan para rawi tersebut dalam satu atau
beberapa golongan, sesuai dengan alat pengikatnya. Misalnya
rawi-rawi yang sebaya umurnya, digolongkan dalam satu
thabaqah dan para rawi yang seperguruan, mengikatkan diri
dalam satu thabaqah pula.

Ta'rif

Para ulama membuat ta'rif ilmu thabaqah, ialah:

"Suatu ilmu pengetahuan yang dalam pokok pembahasannya,


diarahkan kepada kelompok orang-orang yang berserikat dalam
satu alat pengikat yang sama. "

Misalnya, ditinjau dari alat pengikatnya, yaitu


perjumpaannya dengan Nabi (shuhbah), para sahabat itu
termasuk dalaın thabaqah pertama, para tabi'in termasuk
dalam thabaqah kedua, para tabi'it-tabi'in termasuk dalam
thabaqah ketiga dan seterusnya. Dasar penggolongan yang
demikian ini, ialah sabda Rasulullah saw..

"Sebaik-baik generasi ialah generasiku, kemudian generasi


orang-orang yang mengikutinya dan lalu generasi
orangorang yang mengikutinya lagi. " (Riwayat Bukhary-
Muslim)
Thabaqatuts-Shahabah
Yang dimaksud dengan istilah thabaqah ini ibarat sekelompok rawi
yang sebaya umurnya dan bersama-sama mendapat ilmu dari guru-
guru mereka.
Sebagaimana diterangkan di muka, bahwa ditinjau dari segi
perjumpaannya dengan Nabi, maka seluruh sahabat itu, hanya
dianggap dalam satu thabaqah. Tetapi kalau ditinjau dari segi-segi yang
lain, misalnya duluan masuk Islam atau banyaknya mengikuti perang
atau lain sebagainya, maka mereka mempunyai beberapa thabaqat.
Para Muhadditsin memperselisihkan jumlah thabaqat sahabat.
Sebagian ulama membagi sahabat itu kepada ilmu thabaqat, sebagian
ulama yang lain membaginya menjadi sepuluh thabaqat dan ada pula
ulama yang menjadikan mereka dua belas thabaqat, bahkan lebih.
Thabaqat-thabaqat shahabah yang dua belas itu, sebagai berikut:
Thabaqah pertama ialah para sahabat yang terdahulu masuk Islam,
seperti Khalifah yang empat dan Bilal bin Abi Rabah.
Thabaqah kedua ialah sahabat yang masuk Islam sebe lum adanya
permusyawaratan orang-orang Quraisy di Daru i n-Nadwah, untuk
berbuat makar kepada Nabi Muhammad saw. Di kala 'Umar bin
Khaththab r.a. telah menyatakan keislamannya, Nabi membai'at
Sa'id bin Zaid dan Sa'ad bin Abi Waqqash di Daru'n-Nadwah
tersebut.
Thabaqah ketiga ialah mereka yang hijrah ke Habsyi, seperti:
Khatib bin 'Amr bin 'Abdi's-Syam, Suhail bin Baidla dan Abu
Khudzaifah bin 'Atabah.
Thabaqah keempat ialah sahabat yang menghadiri 'Aqabah pertama.
Seperti: Rafi' bin Ma!ik, 'Ubadah bin Shamit dan Sa'ad bin
Zararah.
nabaqah kelima ialah mereka yang menghadiri 'Aqa bah kedua,
seperti: Barra bin Ma'rur, Jabir bin 'Abdullah bin Jubair dan
lain-lain sebagainya.
Thabaqah keenam ialah para muhajirin yang pertama,
yakni mereka yang menyusul Nabi di Quba', sebelum

302
DCHTISHAR MUSHn1ALAHU'L-HADTTS
sampai di Madinah, seperti: Ibnu Salamah bin Abi Asad dan
'Amir bin Rabi'ah. ialah mereka yang mengikuti Perang Badar,
mereka sebanyak 313 orang, antara lain Salad bin Mu'adz dan Al-
Miqdad bin Al-Aswad. ialah mereka yang berhijrah ke Madinah
setelah Perang Badar dan Sebelum Hudaibiyah, seperti: Al-
Mughirah bin Syu'bah.
77tabaqah kesemhilan : ialah mereka yang menghadiri
Bai'atu'r-Ridlwan di Hudaibiyah, seperti: Salamah bin
Akwa', Sinan bin Abi Sinan dan 'Abdullah bin 'Amr.
Thabaqah kesepuluh ialah mereka yang hijrah setelah
perdamaian Hudaibiyah dan sebelum Mekah dikalahkan,
seperti: Khalid bin Walid dan 'Amr bin 'Ash.
Thabaqah kesebelas ialah mereka yang masuk Islam setelah
Mekah terkalahkan, seperti: Abu Sufyan dan Hakim bin
Hazam.
Thabaqah kedua belas: ialah anak-anak yang melihat Nabi
setelah Mekah terkalahkan dan hajl wada', seperti: Sa'id bin
Yazid dan 'Abdullah bin Tsa’labah.

Adapun ulama yang membagi thabaqah shahabah kepada lima


thabaqah, tersusun sebagai berikut:

1. Ahli Badar.
2. Mereka yang masuk Islam lebih dulu, berhijrah ke Habsyi dan
menyaksikan pertemuan-pertemuan Sesudahnya.
3. Mereka yang ikut Perang Khandaq.
. Wanita-wanita yang masuk Islam, setelah Mekah terkalah
kan dan sesudahnya.
5. Anak-anak.

I
Thabaqatu't-tabi'iy
Para ulama memperselisihkan jumlah thabaqat para tabi'in.
Imam Muslim menghitung jumlah thabaqat tabi'in ada tiga
Manhaj Dzawi'n-Nadhar. At-Tarmusy, halaman: 221; Ulumu'l-Hadits, Prof.
TM. Hasbi Ash-Shiddieqy. halama-n: 248.

303
thabaqat, İbnu Salad menghitungnya empat thabaqat dan Hakim
menghitungnya 15 thabaqat.
Thabaqat pertama dari para tabi'in, ialah tabi' iy yang berjum_ Ü
ası

pa dengan 10 orang sahabat, yang digembirakan dengan jaminan


surga.
Satu-satunya tabi'iy yang berjumpa dengan 10 sahabat alili surga
itü ialah Qais bin Abi Hazim. ibnu's-Shalah berkata bahwa Qais
mendengar hadits dari 10 sahabat ahli surga terse but dan
meriwayatkannya. Tidak seorang pun tabi'in yang meriwayatkan
hadits dari 10 sahabat ahli surga, selain ia sendiri.
Menurut Hakim Abu 'Abdullah An-Nisabury, selain Qais masih
banyak tabi'iy yang meriwayatkan dari sahabat sepuluh, seperti
'Utsman An-Nahdy, Qais bin Ubbad, Husain bin AlMundzir, Abi
Wa'il dan ibnu'l-Musayyab. Untuk yang ter akhir ini banyak
mendapat tantangan, disebabkan İbnu'lMusayyab itü baru
dilahirkan pada waktu Khalifah 'Umar bin Khaththab r.a. menjabat
Khalifah.
Dengan demikian sudah barang tentü ia tidak pernah bertemu

— Faedah mempelajari thabaqat


Faedah mengetahui thabaqat sahabat dan tabi'in ialah untuk qercaya

dengan sahabat sepuluh yang telah wafat sebelum penobatan şai rija
'Umar bin Khaththab r.a.
Thabaqat terakhir, ialah mereka yang berjumpa dengan Anas bin ıiorang•
Malik r.a., untuk mereka yang berdiam di Basrah, berte-
mu dengan şaib bin Yazid bagi mereka yang bertempat tinggal falı
di Medinah, berjumpa dengan Abu Umamah bin 'Ajlan Al-
Bahily bagi mereka yang berdiam.di Syam, bertemu dengan
'Abdullah bin Abi Aufa bagi mereka yang berdiam di
Hijaz dan berjumpa dengan Abu Thufail bagi mereka yang Qui
berdiam di Mekah.
mengetahui ke-muttashil-an atau• ke-mu:sal-an suatu hadits.
*) Mereka itü adalah Khulaüau'r-rasyidin ditambah Salad bin Abi Waqqash, Safid
bin Zaid, Thalhah bin iAbdillah, Zubair bin Awwam,' 'Abdu'r-rahman bin 'Auf
dan 'Ubaİdah bin Jarah

304
KHTISHAR MUSHIYALAHU'L.HADITS
seb•Jb suatu hadits tidak dapat ditentukan gebagai haditg mute
tshil atau mursal, kalau tidak diketahui apakah tabi'iy yang
orriwayatkan hadits dari shahaby itu hidup segenerasi atau
tidak. Kalau seorang tabi'iy itu tidak pernah hidup segenerasi
dengan shahaby. sudah barang tentu hadits yang
diriwayatkantidak muttashil, atau apa yang didakwakan
sebagai sabda atau perbuatan Nabi itu adalah mursal.
Kitab-kitab Thabaqat
Kitab-kitab Thabaqaruir-Ruwah yang ditulis oleh para ulama
sebanyak dua puluhan lebih sedikit. Di antara kitab-kitab
tersebut yang termasyhur adalah: l. At-nabaqatu 'l-Kubra.
Karya Muhammad bin Sa'ad bin Al-Hafidh Katib Al-
Waqidy (168 - 230 Di dalarn kitab itu beliau menulis sejarah
Rasulullah saw., kemudian biografi para sahabat beserta
thabaqat-thabaqat mereka, para tabi'in dan orang-orang
sesudah mereka sampai kepada masa hidup si penulis. Kitab
tersebut merupakan kitab yang terpercaya dan terpenting bagi
sumber sejarah Islamiyah mengenai rijalul-hadits. Kitab
tersebut dicetak di Leiden pada tahun 1322 H. dalam 13 jilid.
Jilid yang terakhir khusus mengenai orang-orang perempuan.
2. Thabaqatu 'r-Ruwah. Karya Al-Hafizh Abu 'Amr Khalifah
bin Khayyath Asyßyaibani (240 H.), yaitu salah seorang
guru Bukhary. Buku tersebut terdiri dari 8 juz.
3. Thabaqatu 't-Tabi 'in, karya Imam Muslim bin Hajjaj
AlQusyairy (204 - 261 H.).
4. Thabaqatu 'l-Muhadditsin war Ruwah, karya Nu'aim
Ahmad bin Abdullah bin Ahmad Al-Ashbihany (336 430
H.).
S. Thabaqatu 'l-Hufazh, Oleh Al-Hafizh Syamsuddin Adz-
Dzahaby (673 - 748 H.). Di dalam kitab ini diterangkan
tentang biografi rawi-rawi hadits sejak dari sahabat, tabi'in,
tabi'it-tabi'in dan orang-orang berikutnya sampai kepada
masanya. Orang-orang tersebut dibagi menjadi 21 thabaqat.
Kitab ini terdiri dari 4 juz.
305
6· abaqat , ()a olehJalaluddinAs-Suyuthy 849. 9 (.).Didalamkitabinidi erangkanb og para hafizhsecara ingkas. ladice akpada ahun 833Msdi



Guthe.

Anda mungkin juga menyukai