Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TAFSIR PERADILAN

(KAJIAN TAFSIR QS. AN-NISA AYAT 60-61)

Dosen Pengampu : Dr. Usman, M.Ag

DISUSUN OLEH :

IZZAH FILLAH TAQIYYAH

(210202121)

4C HKI

HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022/2023
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui Allah telah mengatur segala sesuatu yang ada di bumi dengan
sesempurna mungkin dan seadil mungkin. Allah juga telah menjadikan manusia sebagai
khalifah (pengganti) yang mengurusi urusan dunia secara adil sebagaimana adilnya Allah.
Dalam Al-Qur’an sendiri Allah telah memberi petunjuk bagaimana cara agar manusia sebagai
khalifah dapat memberlakukan peradilan dengan semestinya.

Menurut R. Subekti dan R. Tjitrosoedibio peradilan merupakan segala sesuatu yang


berhubungan dengan tugas negara menegakkan hukum dan keadilan.1 Allah telah memberi
petunjuk kepada manusia dalam QS. An-nisa ayat 60-61 yang menjelaskan bahwa Allah telah
memerintahkan manusia melalui Nabi Muhammad SAW untuk memohon hanya kepada
Allah namun ketika Nabi SAW menyampaikan hal tersebut yang ditemui hanyalah orang-
orang munafik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bunyi ayat dan terjemahan QS. An-nisa ayat 60-61?
2. Bagaimana asbabun nuzul dari QS. An-nisa ayat 60-61?
3. Bagaimana makna mufradat QS. An-nisa ayat 60-61?
4. Bagaimana tafsir ayat QS. An-nisa ayat 60-61?
5. Bagaimana Istinbat hukum QS. An-nisa ayat 60-61?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mahasiswa mengetahui bunyi ayat dan terjemahan QS. An-nisa ayat 60-61.
2. Mahasiswa mengetahui asbabun nuzul dari QS. An-nisa ayat 60-61.
3. Mahasiswa mengetahui mufradat dari QS. An-nisa ayat 60-61.
4. Mahasiswa mengetahui tafsir QS. An-nisa ayat 60-61.
5. Mahasiswa mengetahui istinbat hukum QS. An-nisa ayat 60-61.

1
“SISTEM PERADILAN INDONESIA | Hufron & Rubaie Advocates,” accessed February 21, 2023,
https://www.advocates.id/sistem-peradilan-indonesia/.

1
2
BAB II

PEMBAHASAN

A. LAFAZ DAN TERJEMAHAN AYAT

ْ‫اَلَ ْم ت ََر اِلَى الَّ ِذ ْي َن يَ ْز ُع ُم ْو َن اَنَّ ُه ْم ٰا َمنُ ْوا ِب َمٓا اُ ْن ِز َل اِلَ ْيكَ َو َمٓا اُ ْن ِز َل ِمنْ قَ ْبلِ َك يُ ِر ْيد ُْو َن اَن‬
ۢ ‫ض ٰلاًل‬
َ ‫ضلَّ ُه ْم‬ ِ ُّ‫ش ْي ٰطنُ اَنْ ي‬ َّ ‫ت َوقَ ْد اُ ِم ُر ْٓوا اَنْ يَّ ْكفُ ُر ْوا بِ ٖه ۗ َويُ ِر ْي ُد ال‬ ِ ‫يَّت ََحا َك ُم ْٓوا اِلَى الطَّا ُغ ْو‬
‫بَ ِع ْي ًدا‬
Artinya : “Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa
mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang
diturunkan sebelummu? Tetapi mereka masih menginginkan ketetapan hukum kepada
thaghut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari thaghut itu. Dan setan
bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sejauh-jauhnya” (QS. An-nisa :
60).

‫هّٰللا‬
ُ ‫َواِ َذا قِ ْي َل لَ ُه ْم تَ َعالَ ْوا اِ ٰلى َمٓا اَ ْن َز َل ُ َواِلَى ال َّر‬
ُ َ‫س ْو ِل َراَ ْيتَ ا ْل ُم ٰنفِقِ ْي َن ي‬
‫صد ُّْو َن َع ْن َك‬
‫صد ُْو ًد ۚا‬
ُ
Artinya : “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (patuh) kepada apa yang telah
diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul,” (niscaya) engkau (Muhammad) melihat orang
munafik menghalangi dengan keras darimu” (QS. An-nisa : 61).

B. ASBABUN NUZUL
Ayat ini turun sebagai teguran kepada beberapa orang yang telah menyatakan beriman
namun masih melakukan kebiasaan orang-orang musyrik, seperti mendatangi dukun untuk
bertahkim dalam berbagai persoalan yang terjadi di antara mereka.

‫ض ْي بَي َْن ْاليَه ُْو ِد فِ ْي َما يَتَنَافِر ُْوا‬


ِ ‫ان َأب ُْو بَرْ َزةَ اَأْل ْسلَ ِم ُّي َكا ِهنًا يَ ْق‬ َ َ‫س ق‬
َ ‫ َك‬:‫ال‬ ٍ ‫َع ِن ا ْب ِن َعبَّا‬
‫ (َألَ ْم تَ َر ِإلَى الَّ ِذي َْن‬:َّ‫ فََأ ْن َز َل هللا َع َّز َو َجل‬،‫ فَتَنَافَ َر ِإلَ ْي ِه نَاسٌ ِم َن ْال ُم ْسلِ ِمي َْن‬،‫ِإلَ ْي ِه‬

3
َ ِ‫ْك َو َما ُأ ْن ِز َل ِم ْن قَ ْبل‬
‫ ِإ ْن َأ َر ْدنَا ِإاَّل‬:‫ ِإلَى قَ ْولِ ِه‬... ‫ك‬ َ ‫يَ ْز ُع ُم ْو َن َأنَّهُ ْم آ َمنُ ْوا بِ َما ُأ ْن ِز َل ِإلَي‬
‫ِإحْ َسانًا َوتَ ْوفِ ْيقًا‬
Ibnu ‘Abbas bercerita, “Abu Barzah al-Aslamiy dulunya adalah seorang tukang tenun (kahin)
yang dipercaya menjadi hakim ketika terjadi suatu perselisihan di kalangan Yahudi. Melihat
hal itu, beberapa umat Islam terpengaruh dan meminta keputusan kepadanya. Allah lalu
menurunkan firman-Nya, alam tara ilallazina yaz‘umuna annahum amanu bima unzila ilaika
wama unzila min qablika ... hingga firman-Nya, in aradna illaihsanan wataufiqa.”2

Ibnu Abi Hatim dan ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang shahih bahwa lbnu
Abbas berkata, “Dulu Abu Barzah al-Aslami adalah seorang dukun, yang memutuskan
perselisihan antara orang-orang Yahudi. Lalu beberapa orang muslim datang kepadanya
untuk keperluan tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini dan dua ayat berikutnya.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ikrimah atau Sa’id bahwa Ibnu Abbas berkata, “Al-Jullas
ibnush Shamit, Mu’tab bin Qusyair, Rafi’ bin Zaid, dan Bisyr mengaku-ngaku sebagai orang
Islam. Lalu orang-orang muslim dari kaum mereka mengajak mereka untuk menyelesaikan
persengketaan antar mereka dengan menyerahkannya kepada Rasulullah saw.. Namun
mereka mengajak orang-orang muslim tersebut untuk mendatangi dukun. Maka pada mereka
Allah menurunkan ayat ini.

Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa asy-Sya’bi. seorang Yahudi berselisih dengan seorang
munafik. Orang Yahudi itu berkata, ”Saya akan menuntutmu kepada orang yang satu agama
denganmu,’ atau dia berkata, ‘kepada Nabi Muhammad.’ Dia mengatakan hal itu karena tahu
bahwa beliau tidak mengambil suap dalam memutuskan perkara. Keduanya terus berselisih
dan akhimya mereka sepakat untuk mendatangi seorang dukun dari daerah Juhainah. Lalu
turunlah firman Allah di atas.”3

C. MUFRADAT AYAT

a. Mufradat ayat 60

b. ‫َأنَّهُ ْم‬ ‫يَ ْز ُع ُم ْو َن‬ ‫ِإلَى الَّ ِذي َْن‬ ‫َألَ ْم تَ َر‬
bahwa mereka mengaku orang-orang yang tidakkah engkau
(Muhammad)
2
“Asbabun Nuzul Surat An-Nisa’ Ayat 60 › LADUNI.ID - Layanan Dokumentasi Ulama Dan Keislaman,”
accessed February 21, 2023, https://www.laduni.id/asbabulnuzul/57/asbabun-nuzul-surat-an-nisa-ayat-60.
3
“Asbabun Nuzul Surah An-Nisa` Ayat 60,” accessed February 21, 2023,
https://mjna.my.id/asbabun_nuzul/view/4-60-60.

4
memperhatikan
َ ‫ِإلَ ْي‬
‫ك‬ ‫ُأ ْن ِز َل‬ ‫بِ َما‬ ‫ٰا َمنُ ْوا‬
kepadamu diturunkan kepada apa yang telah beriman
‫ي ُِر ْي ُد ْو َن‬ َ ِ‫ِم ْن قَ ْبل‬
‫ك‬ ‫ُأ ْن ِز َل‬ ‫َو َما‬
(tetapi) mereka masih
sebelummu diturunkan dan kepada apa yang
menginginkan
‫َوقَ ْد ُأ ِمر ُْوا‬ ِ ‫ِإلَى الطَّا ُغ ْو‬
‫ت‬ ‫َأ ْن يَّتَ َحا َك ُم ْوا‬
(padahal) mereka
kepada Taghut ketetapan hukum
telah diperintahkan
‫َوي ُِر ْي ُد ال َّشي ْٰط ُن‬ ‫بِ ٖ ۗه‬ ‫َأ ْن يَّ ْكفُر ُْوا‬
dan setan bermaksud Taghut itu untuk mengingkari
‫بَ ِع ْيدًا‬ ‫ض ٰلاًل‬
َ ِ ‫َأ ْن ي‬
‫ُّضلَّهُ ْم‬
yang sejauh-jauhnya (dengan) kesesatan menyesatkan mereka

b. Ayat 61

c. ‫ِإ ٰلى َما‬ ‫تَ َعالَ ْوا‬ ‫لَهُ ْم‬ ‫َوِإ َذا قِ ْي َل‬
kepada apa yang marilah (patuh) kepada mereka dan apabila dikatakan
َ ‫َرَأي‬
‫ْت‬ ‫َوِإلَى ال َّرس ُْو ِل‬ ُ ‫َأ ْن َز َل هّٰللا‬
(niscaya) engkau
dan (patuh) kepada telah diturunkan
(Muhammad)
Rasul Allah
melihat
  ۚ ‫ص ُد ْودًا‬
ُ َ ‫َع ْن‬
‫ك‬ ‫ص ُّد ْو َن‬
ُ َ‫ي‬ ‫ْال ُم ٰنفِقِي َْن‬
dengan keras darimu menghalangi orang munafik
D. TAFSIR AYAT
Dalam tafsir Ibnu Katsir mengatakan Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang
yang mengakui dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa
yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada tagut, padahal mereka
telah diperintah mengingkari tagut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan)
penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah kalian (tunduk)
kepada hukum yang telah Allah turunkan dan kepada hukum Rasul," niscaya kamu lihat
orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.
Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah
disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil
bersumpah, "Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik

5
dan perdamaian yang sempurna." Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa
yang di dalam hati mereka.4

Karena itu, berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah
kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. Allah subhanahu wa ta’ala ingkar
terhadap orang yang mengakui dirinya beriman kepada apa yang diturunkan oleh Allah
kepada Rasul-Nya, juga kepada para nabi terdahulu, padahal di samping itu ia berkeinginan
dalam memutuskan semua perselisihan merujuk kepada selain Kitabullah dan Sunnah Rasul-
Nya. Seperti yang disebutkan di dalam asbabun nuzul ayat ini. Ayat ini diturunkan berkenaan
dengan seorang lelaki dari kalangan Ansar dan seorang lelaki dari kalangan Yahudi, yang
keduanya terlibat dalam suatu persengketaan.

Lalu si lelaki Yahudi mengatakan, "Antara aku dan kamu Muhammad sebagai
pemutusnya." Sedangkan si Lelaki Ansar mengatakan, "Antara aku dan kamu Ka'b ibnul
Asyraf sebagai hakimnya." Menurut pendapat yang lain, ayat ini diturunkan berkenaan
dengan sejumlah orang munafik dari kalangan orang-orang yang hanya lahiriahnya saja
Islam, lalu mereka bermaksud mencari keputusan perkara kepada para hakim Jahiliah.

Dan menurut pendapat yang lainnya, ayat ini diturunkan bukan karena penyebab tersebut.
Pada kesimpulannya makna ayat lebih umum daripada semuanya itu, yang garis besarnya
mengatakan celaan terhadap orang yang menyimpang dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya,
lalu ia menyerahkan keputusan perkaranya kepada selain Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya,
yaitu kepada kebatilan. Hal inilah yang dimaksud dengan istilah tagut dalam ayat ini.

Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya: Mereka hendak berhakim kepada tagut.
(An-Nisa: 60), hingga akhir ayat. Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala: mereka (orang-
orang munafik) menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (An-
Nisa: 61) Dengan kata lain, mereka berpaling darimu dengan sikap menjauh sejauh-jauhnya,
seperti halnya sikap orang yang sombong terhadapmu. Sebagaimana yang digambarkan oleh
Allah subhanahu wa ta’ala perihal kaum musyrik, melalui firman-Nya: Dan apabila dikatakan
kepada mereka, "Ikutlah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab, "(Tidak),
tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang
kami." (Al-Baqarah: 170) Sikap mereka berbeda dengan sikap kaum mukmin yang disebut
oleh Allah subhanahu wa ta’ala melalui firman-Nya: Sesungguhnya jawaban orang-orang

4
“Tafsir Surat An-Nisa’ Ayat 60 | Learn Quran Tafsir,” accessed February 21, 2023, https://tafsir.learn-
quran.co/id/surat-4-an-nisa%27/ayat-60.

6
mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum
(mengadili) di antara mereka, ialah ucapan, "Kami mendengar dan kami patuh." (An-Nur:
51), hingga akhir ayat.

Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam rangka mencela orang-orang


munafik melalui firman-Nya: Maka bagaimanakah halnya apabila mereka ditimpa sesuatu
musibah karena perbuatan tangan mereka sendiri. (An-Nisa: 62) Yakni apakah yang akan
dilakukan mereka apabila takdir menggiring mereka untuk mengangkatmu menjadi hakim
mereka dalam menanggulangi musibah-musibah yang menimpa mereka disebabkan dosa-
dosa mereka sendiri, lalu mereka mengadukan hal tersebut kepadamu. kemudian mereka
datang kepadamu sambil bersumpah, "Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain
penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna." (An-Nisa: 62) Yaitu mereka
meminta maaf kepadamu dan bersumpah, "Kami tidak mau pergi mengadukan hal ini kepada
selainmu dan meminta keputusan hukum kepada musuh-musuhmu, karena kami
menginginkan penyelesaian yang baik dan keputusan yang sempurna." Dengan kata Lain, hal
itu mereka utarakan sebagai bahasa diplomasi dan menjilat, bukan atas dasar keyakinan
mereka akan kebenaran dari keputusannya.

Seperti yang diceritakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala mengenai perihal mereka
melalui firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu: Maka kamu akan melihat orang-orang yang
ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan
Nasrani) seraya berkata, "Kami takut akan mendapat bencana." (Al-Maidah: 52) sampai
dengan firman-Nya: Maka karena itu mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka
rahasiakan dalam diri mereka. (Al-Maidah: 52) Imam Ath-Thabarani mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Abu Zaid Ahmad ibnu Yazid Al-Hauti, telah menceritakan kepada
kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Safwan ibnu Umar, dari Ikrimah, dari
Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa dahulu Abu Barzah Al-Aslami adalah seorang tukang
ramal; dialah yang memutuskan peradilan di antara orang-orang Yahudi dalam semua perkara
yang diperselisihkan di kalangan mereka.5

Lalu kaum musyrik pun ikut-ikutan berhakim kepadanya. Maka Allah subhanahu wa
ta’ala menurunkan firman-Nya: Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang
mengakui dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang
diturunkan sebelum kamu? (An-Nisa: 60) sampai dengan firman-Nya: kami sekali-kali tidak

5
Ibid.

7
menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna. (An-Nisa: 62)
Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Mereka itu adalah orang-orang yang Allah
mengetahui apa yang di dalam hati mereka. (An-Nisa: 63) Mereka adalah orang-orang
munafik, Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka, dan kelak Allah akan
memberikan balasan terhadap mereka atas hal tersebut. Karena sesungguhnya tidak ada
sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah.

Karena itu, serahkanlah urusan mereka kepada Allah, wahai Muhammad, sebab Dia
Mengetahui lahiriah mereka dan apa yang mereka sembunyikan. Dalam firman selanjutnya
disebutkan: Karena itu, berpalinglah kamu dari mereka. (An-Nisa: 63) Maksudnya, janganlah
kamu bersikap kasar terhadap kemunafikan yang ada di dalam hati mereka. dan berilah
mereka pelajaran. (An-Nisa: 63) Yakni cegahlah mereka dari kemunafikan dan kejahatan
yang mereka sembunyikan di dalam hati mereka. dan katakanlah kepada mereka perkataan
yang berbekas pada jiwa mereka. (An-Nisa: 63) Nasihatilah mereka dalam semua perkara
yang terjadi antara kamu dengan mereka, yaitu dengan perkataan yang membekas dalam jiwa
mereka lagi membuat mereka tercegah dari niat jahatnya."

E. ISTINBATH HUKUM
Allah membuat hamba-hambaNya heran dari kondisi orang-orang munafik yang mengira
bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman kepada apa yang dibawa oleh Rasul dan apa
yang datang sebelumnya, namun demikian, “mereka hendak berhakim kepada thagut” yaitu
setiap orang yang berhukum dengan selain syariat Allah, maka itulah thagut, padahal
sebenarnya mereka “telah diperintah mengingkari thagut itu” lalu bagaimanakah bisa bersatu
antara hal ini dengan keimanan, karena sesungguhnya iman itu mengharuskan adanya
ketundukan kepada syariat Allah dan ketentuanNya terhadap setiap perkara, sehingga
barangsiapa yang mengaku bahwa ia seorang Mukmin lalu ia memilih hukum thagut daripada
hukum Allah, maka ia adalah pendusta dalam pengakuannya itu, dan ini merupakan
penyesatan setan terhadap diri mereka, karena itu Allah berfirman, “Dan setan bermaksud
menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-juahnya” dari kebenaran.6

6
“Surat An-Nisa Ayat 60 Arab, Latin, Terjemah Dan Tafsir | Baca Di TafsirWeb,” accessed February 21, 2023,
https://tafsirweb.com/1592-surat-an-nisa-ayat-60.html.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ayat ini menjelaskan tentang orang-orang yang mengaku bahwa mereka islam dan beriman
kepada Allah dan Rasulnya serta beriman kepada kitab Allah namun dalam meminta
keputusan terhadap masalah yang mereka dapati, mereka masih meminta bantuan kepada
dukun

B. KRITIK DAN SARAN


Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan yang bersifat membangun dari para pembaca
demi kebaikan penulisan makalah ke depannya.

9
DAFTAR PUSTAKA
“Asbabun Nuzul Surah An-Nisa` Ayat 60.” Accessed February 21, 2023.
https://mjna.my.id/asbabun_nuzul/view/4-60-60.

“Asbabun Nuzul Surat An-Nisa’ Ayat 60 › LADUNI.ID - Layanan Dokumentasi Ulama Dan
Keislaman.” Accessed February 21, 2023.
https://www.laduni.id/asbabulnuzul/57/asbabun-nuzul-surat-an-nisa-ayat-60.

“SISTEM PERADILAN INDONESIA | Hufron & Rubaie Advocates.” Accessed February


21, 2023. https://www.advocates.id/sistem-peradilan-indonesia/.

“Surat An-Nisa Ayat 60 Arab, Latin, Terjemah Dan Tafsir | Baca Di TafsirWeb.” Accessed
February 21, 2023. https://tafsirweb.com/1592-surat-an-nisa-ayat-60.html.

“Tafsir Surat An-Nisa’ Ayat 60 | Learn Quran Tafsir.” Accessed February 21, 2023.
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-4-an-nisa%27/ayat-60.

10

Anda mungkin juga menyukai