BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah dasar hukum pertama bagi umat Islam. Namun al-
Qur’an dalam meredaksikan ayat-ayatnya selalu memerlukan penafsiran-
penafsiran, hal itu disebabkan oleh kemujmalan ayat-ayat dan kebahasaan
yang tinggi. Oleh karena itu, segala keilmuan yang berhubungan dengan
penafsiran al-Qur’an perlu dipelajari dalam rangka menyingkap makna-
makna yang tersirat dalam al-Qur’an. Salah satunya adalah ilmu tentang
kronologi al-Qur’an yang memberikan penerangan secara historis dan
kronologis.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya,
maka kami merumuskan masalah-masalah yang akan kami bahas sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengertian problematika kronologi al-Qur’an?
2. Bagaimana urgensi kronologi al-Qur’an?
3. Bagaimana problematika kronologi al-Qur’an?
C. Tujuan Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini kami bertujuan:
1. Untuk mengetahui pengertian problematika kronologi al-Qur’an
2. Untuk mengetahui urgensi kronologi al-Qur’an
3. Untuk mengetahui problematika kronologi al-Qur’an
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2000), hlm.
440
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendididkan Nasional,
2008), hlm. 1105
3
Ibid., hlm. 762
4
Ibid., hlm. 45
3
5
Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an, (Jakarta: Divisi Muslim Demokratis
Yayasan Abad Demokrasi, 2011), hlm. 96
6
Achmad Zuhdi, dkk, Studi al-Qur’an, (Surabaya: UIN SA Press, 2014), hlm. 147
4
jumlahnya sangat sedikit, data tersebut juga sangat meragukan serta tidak
diketahui secara pasti kapan terjadinya. 7
Lalu kemudian, ada pengklasifikasian surah-surah Makki dan Madani.
Berikut merupakan urutan kronologi al-Qur’an berdasarkan kitab al-Tafsir
al-Hadis karangan M. ‘Azzat Darwazah: Makiyyah: 1) al-‘Alaq; 2) al-
Qalam; 3) al-Muzammil; 4) al-Mudaṡṡir; 5) al-Fātihah; 6) al-Masad; 7) al-
Takwir; 8) al-A’la; 9) al-Lail; 10) al-Fajr; 11) al-Ḍuḥa; 12) al-Syarḥ; 13) al-
‘Aṣr; 14) al-‘Adiyat; 15) al-Kauṡar; 16) al-Takaṡur; 17) al-Mā’un; 18) al-
Kāfirūn; 19) al-Fīl; 20) al-Falaq; 21) al-Nās; 22) al-Ikhlāṣ; 23) al-Najm; 24)
‘Abasa; 25) al-Qadr; 26) al-Syams; 27) al-Burūj; 28) al-Tin; 29) al-Qurasyi;
30) al-Qāri’ah; 31) al-Qiyāmah; 32) al-Humazah; 33) al-Mursālat; 34) Qaf;
35) .) al-Balad; 36) al-Ṫarῑq; 37) al-Qamar; 38) Ṣad; 39) al-A’rāf; 40) al-Jin;
41) Yasīn; 42) al-Furqān; 43) Fāṭir; 44) Maryam; 45) Ṫāha; 46) al-Wāqiah;
47) al-Syu’arā; 48) al-Naml; 49) al-Qaṣaṣ; 50) al-Isrā‟; 51) Yūnus; 52) Hūd;
53) Yūsuf; 54) al-Ḥijr; 55) al-An’ām; 56; al-Ṣāffat; 57) Luqmān; 58) Saba’;
59) al-Zumar; 60) Ghafir; 61) Fuṣṣilāt; 62) al-Syura; 63) al-Zuhruf; 64) al-
Dukhan; 65) al-Jāsyiyah; 66) al-Ahqāf;67) al-Zariyat; 68) al-Ghᾱsyiyah; 69)
al-Kahfi; 70) al-Naḥl; 71) Nūh; 72) Ibrahīm; 73) al-Anbiya‟; 74) al-
Mu’minūn; 75) al-Sajadah; 76) al-Ṫūr; 77) al-Mulk; 78) al-Hāqqah; 79) al-
Ma’ārij; 80) al-Naba’; 81) al-Nazi’āt; 82) al-Infiṭār; 83) al-Insyiqāq; 84) al-
Rūm; 85) al-‘Ankabūt; dan 86) al-Muṭaffifīn.8
Madaniyyah: 87) al-Baqarah; 88) al-Anfāl; 89) Ali Imrān; 90) al-
Aḥzāb; 91) al-Mumtahanah; 92) al-Nisā‟; 93) al-Zalzalah; 94) al-Hadīd; 95)
Muhammad; 96) al-Ra’du; 97) al-Raḥman; 98) al-Insān; 99) al-Ṫalaq; 100)
al-Bayyinah; 101) al-Ḥasr; 102) al-Nūr; 103) al-Ḥajj; 104) al-Munāfiqūn;
105) al-Mujādalah; 106) al-Ḥujurāt; 107) al-Tahrīm; 108) al-Taghabun;
109) al-Ṣaff; 110) al-Jumu‟ah; 111) al-Fatḥ; 112) al-Māidah; 113) al-
Taubah; dan 114) al-Naṣr. 9
7
Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an, hlm. 96-97
8
Muhammad ‘Azzat Darwazah, al-Tafsir al-Hadis : Tartib al-Suwar Hasb al-Nuzul, (Beirut: Dar
al-Gharab al-Islami, 2000), hlm 15-16
9
Ibid.
5
10
Manna’ Khalil al-Qattan, Mabahis fii Ulum al-Qur’an, trj. Mudzakir, (Bogor: Pustaka Litera
AntarNusa, 2006), hlm. 74
11
Ibid., hlm. 99
12
Abu Ubaidah Syafruddin, “Tahapan dalam Pengharaman Khamar”, Inilah.com: Telinga, Mata,
dan Hati Rakyat, diakses dari https://m.inilah.com/news/detail/2458716/tahapan-dalam-
pengharaman-khamar, pada tanggal 31 Oktober 2019, pukul 20:57 WIB
6
38 Al-‘A’raf 7 Al-Jinn 72
39 Al-Jin 72 Ya Sin 38
40 Yasin 36 Al-Furqon 25
41 Al-Furqon 25 Fathir 35
42 Fathir 35 Thaha 20
43 Maryam 19 Al-Waqi’ah 56
44 Thaha 20 Al-Syu’ara 26
45 Al-Waqi’ah 56 An-Naml 27
46 Al-Syu’ara 26 Al-Qhashas 28
47 Al-Naml 27 Al-Isra’ 17
48 Al-Qashas 28 Yunus 10
49 Al-Isra’ 17 Hud 11
50 Yunus 10 Yusuf 12
51 Hud 11 Al-Hijr 15
52 Yusuf 12 Al-‘An’am 6
53 Al-Hijr 15 Al-Shaffat 37
54 Al-‘An’am 6 Luqman 31
55 Al-Shaffat 37 Saba’ 34
56 Luqman 31 Al-Zumar 39
57 Saba’ 34 Ghafir 40
58 Al-Zumar 39 Al-Dukhan 44
59 Ghafir 40 Al-Fusshilat 41
60 Al-Fusshilat 41 Al-Syura 42
61 Al-Syura 42 Al-Zukhruf 43
62 Al-Zukhruf 43 Al-Jatsiyah 45
63 Al-Dukhan 44 Al-Ahqaf 46
64 Al-Jasiyah 45 Al-Dzariyat 51
65 Al-Ahqaf 46 Al-Ghasiyah 88
66 Al-Dzariyat 51 Al-Kahfi 18
67 Al-Ghasiyah 88 Al-Nahl 16
68 Al-Kahfi 18 Nuh 71
69 Al-Nahl 16 Ibrahim 14
70 Nuh 71 Al-Anbiya’ 21
71 Ibrahim 14 Al-Mu’minun 23
72 Al-Anbiya’ 21 Al-Sajdah 32
73 Al-Mu’minun 23 Al-Thur 52
74 Al-Sajdah 32 Al-Mulk 67
75 Al-Thur 52 Al-Haqqah 69
76 Al-Mulk 67 Al-Ma’arij 70
77 Al-Haqqah 69 Al-Naba’ 78
78 Al-Ma’arij 70 Al-Nazi’at 79
79 Al-Naba’ 78 Al-Insyiqaq 84
80 Al-Nazi’at 79 Al-Infithar 82
81 Al-Infithar 82 Al-Rum 30
82 Al-Insyiqaq 84 Al-‘Ankabut 29
83 Al-Rum 30
84 Al-‘Ankabut 29
85 Al-Muthaffifin 83
8
13
Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an, hlm. 101-104
9
14
Yuliana Jamaluddin, “Rekonstruksi Sejarah Kenabian dalam Tafsir Nuzuli”, Tafsere, Vol. 4,
No. 1, (2016), hlm. 74
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian problematika kronologi al-Qur’an
Problematika kronologi al-Qur’an adalah suatu permasalahan
susunan waktu suatu kejadian yang ada kaitannya dengan al-Qur’an.
2. Urgensi kronologi al-Qur’an
Urgensi pengetahuan tentang penanggalan atau aransemen
kronologis bagian-bagian al-Qur’an tampak dalam rangka menafsirkan
maksud dan pesan yang terkandung dalam ayat suci tersebut. Abu al-
Qasim al-Hasan bin Habib al-Naisaburi, sebagaimana dikutip al-Suyuti,
menegaskan bahwa seseorang tidak berhak berbicara tentang al-Qur’an
tanpa bekal pengetahuan kronologi al-Qur’an
3. Problematikan kronologi al-Qur’an
Penetapan kronologi al-Qur’an, dari jaman para sahabat hingga saat
ini masih memiliki banyak versi yang berbeda, meskipun perbedaan
tersebut tidak terlalu kentara, namun perbedaan tersebut cukup membuat
pengkajian terhadap kronologi al-Qur’an, sebagai salah satu bahan untuk
menyingkap suatu maksud yang terkandung dalam al-Qur’an menjadi
cukup rumit
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan.
Untuk itu, kritikan dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
oleh kami sebagai pemakalah, agar terwujud kesempurnaan dalam makalah
kami ke depannya, atas perhatiannya terhadap makalah ini kami ucapkan
terimakasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
al-Qattan, Manna’ Khalil. Mabahis fii Ulum al-Qur’an. trj. Mudzakir. Bogor:
Pustaka Litera AntarNusa, 2006.
Amal, Taufik Adnan. Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an. Jakarta: Divisi Muslim
Demokratis Yayasan Abad Demokrasi, 2011.
Darwazah, Muhammad ‘Azzat .al-Tafsir al-Hadis : Tartib al-Suwar Hasb al-
Nuzul, (Beirut: Dar al-Gharab al-Islami, 2000), hlm 15-16
Echols, John M. dan Hassan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta:
Gramedia, 2000.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendididkan Nasional, 2008.
Syafruddin, Abu Ubaidah. “Tahapan dalam Pengharaman Khamar”,
Inilah.com: Telinga, Mata, dan Hati Rakyat. diakses dari
https://m.inilah.com/news/detail/2458716/tahapan-dalam-pengharaman-
khamar. pada tanggal 31 Oktober 2019. pukul 20:57 WIB.
Yuliana Jamaluddin. “Rekonstruksi Sejarah Kenabian dalam Tafsir Nuzuli”.
Tafsere. Vol. 4. No. 1. 2016.
Zuhdi, Achmad. dkk. Studi al-Qur’an. Surabaya: UIN SA Press, 2014.