1. Jelaskan apa yang saudara fahami tentang filsafat ilmu dan jelaskan juga mengapa filsafat
dipelajari untuk memahami suatu ilmu tertentu (mis. Kesehatan Masyarakat)!
2. a. Jelaskan dan berilah contoh bahwa dengan kemampuan penalaran manusia dapat melakukan
berbagai bidang kehidupan dengan pola perubahan yang bersifat progress of change!
b. Jelaskan dan berikan contoh-contohnya apa yang dimaksud dengan penalaran ilmiah dan non-
ilmiah
3. a. Berilah contoh logika berpikir deduktif dan induktif dalam konteks Kesmas!
b. Jelaskan dan berikan contoh cara manusia memperoleh pengetahuan melalui cara pengalaman
sehari-hari!
4. Menurut teori kebenaran pragmatis “hakekat kebenaran bersifat relative atau nisbi”. Jelaskan
maksud pernyataan tersebut dan berilah contohnya!
5. a. Salah satu hakikat ilmu pengetahuan (science) tidak bersinggungan dengan hal-hal yang
bersifat gaib dan berdasarkan data-data empiris. Jelaskan hakikat tersebut dan berikan contoh!
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan obyek khusus pengetahuan dan berikan contoh obyek
khusus tersebut yang berkaitan dengan ilmu eksak dan sosial!
Jawab :
1. Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat pengetahuan (epistomologi) yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu, meneliti tentang apa yang memungkinkan ilmu-ilmu itu terjadi dan
berkembang. Filsafat ini menggali faham tentang kebenaran, kepastian dan tahap-tahapnya,
objektivitas, abstraksi, intuisi, dan juga pertanyaan mengenai ‘dari mana asal dan ke manakah
arah ilmu pengetahuan’.
Dalam suatu bidang seperti Kesehatan Masyarakat, filsafat ilmu sangat diperlukan untuk
menganalisis suatu hal yang sedang terjadi. Misalnya mewabahnya penyakit demam berdarah di
suatu daerah tertentu. Dengan filsafat ilmu kita mencari tahu apa saja faktor-faktor penyebab
demam berdarah tersebut. Apakah di daerah itu terdapat banyak sarang nyamuk Aedes aegypti
atau tidak. Dan bagaimana pola hidup warga yang tinggal di tempat tersebut. Sehingga petugas
kesehatan bisa menangani masalah tersebut dan memberikan penyuluhan kepada warga dengan
tepat supaya terhindar dari demam berdarah.
2. a. Semua orang selalu menginginkan perubahan di dalam kehidupan mereka. Dengan kemampuan
penalaran mereka akan memikirkan bagaimana cara membuat sesuatu sehingga bisa merubah
kehidupannya. Contohnya perkembangan teknologi sekarang yang semakin maju. Orang yang
dulu selalu berjalan kaki untuk mencapai suatu tempat dan memerlukan waktu berhari-hari untuk
sampai ke tempat tersebut, pasti memikirkan bagaimana caranya supaya ia bisa mencapai tempat
tujuan dengan lebih cepat. Maka dari pemikiran tersebut terciptalah berbagai alat transportasi
yang dapat menempuh jarak jauh dan hanya memakan waktu beberapa menit atau jam, seperti
motor dan mobil. Atau orang dulu yang harus berkirim surat jika ingin menghubungi kerabatnya
dan menunggu beberapa hari hingga suratnya sampai di tempat tujuan, pasti juga berpikir
bagaimana supaya ia bisa berkomunikasi dengan lebih cepat. Maka terciptalah sekarang yang
kita sebut dengan telepon genggam. Dengan adanya teknologi tersebut, kita jadi bisa melakukan
sesuatu dengan lebih cepat dan efisien. Dan pastinya merubah cara hidup orang-orang zaman
sekarang.
b. Penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang menggunakan logika ilmiah atau suatu
pengetahuan yang sudah dipastikan kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Seperti bahaya dari
merokok. Sudah banyak penelitian yang mengatakan bahwa di dalam rokok terdapat banyak zat-
zat berbahaya yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, salah satunya kanker paru-
paru. Tidak hanya bagi perokok aktif, tetapi juga berbahaya bagi orang yang berada di sekitarnya
yang juga menghisap asap rokok tersebut, atau bisa dibilang sebagai perokok pasif. Bahkan
risiko terjangkitnya penyakit bagi perokok pasif lebih tinggi daripada si penghisap rokok itu
sendiri.
Sedangkan penalaran non-ilmiah merupakan cara berpikir yang menggunakan perasaan atau
emosi yang sering disebut dengan intuisi. Atau bisa juga pengetahuan yang didapat dari Tuhan
yang disebut dengan wahyu. Dengan wahyu maka kita mendapatkan pengetahuan lewat
keyakinan (kepercayaan), seperti kita mempercayai bahwa manusia pertama yang diciptakan
oleh Allah SWT di bumi adalah Nabi Adam as., yang tercipta dari tanah liat bukan evolusi dari
kera.
3. a. Logika berpikir deduktif membantu kita dalam menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum
menjadi kasus yang bersifat individual (khusus). Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola berpikir silogisme, yaitu dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Contohnya; berolahraga dapat meningkatkan kebugaran tubuh seseorang. Ayah saya rajin
berolahraga setiap hari. Ayah saya memiliki tubuh yang sangat bugar.
Logika berpikir induktif merupakan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata
menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Contohnya; adik saya sewaktu masih bayi diberikan
ASI eksklusif dan sekarang ia menjadi anak yang sehat. Keponakan saya saat masih bayi juga
mendapat ASI eksklusif dan sekarang ia jarang terserang penyakit. Begitu pun adik sepupu saya
ketika masih bayi juga diberikan ASI eksklusif, sehingga sekarang ia menjadi anak yang cerdas.
Dengan begitu dapat ditarik kesimpulan bahwa ASI eksklusif memberikan banyak manfaat untuk
sang anak, yaitu anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat sehingga menjadi lebih
sehat dan tentunya jarang terserang penyakit, serta ASI juga dapat meningkatkan kecerdasan
anak tersebut.
b. Melalui pengalamannya sehari-hari manusia bisa mendapatkan suatu pengetahuan baru bagi
mereka, baik secara individu maupun secara kelompok. Cara seperti ini biasanya tanpa
bimbingan, oleh karena itu sering disebut trial and error (coba dan salah dan coba lagi).
Contohnya saja buat seseorang yang memiliki rumah jauh dari tempatnya bekerja. Jika ia
menggunakan angkutan umum, ia harus berangkat lebih pagi agar tidak terlambat. Kalau ia
berangkat sedikit lebih lambat dari waktu yang biasanya, pasti ia akan terjebak macet dan bisa
dipastikan ia tidak akan bisa sampai tempat kerja tepat waktu. Dari pengalaman sehari-harinya
itu, ia jadi mengetahui jam berapa seharusnya ia berangkat agar tidak terjebak macet dan datang
terlambat di tempat kerja.
4. Dalam teori pragmatis, kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan
tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu pernyataan adalah benar,
jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam
kehidupan manusia. Kebenaran pragmatis sangat tergantung oleh kondisi tempat dan waktu,
misalnya saja kebenaran tentang perkawinan di Negara Barat dan Indonesia. Di luar negeri
pasangan yang belum menikah dibenarkan untuk tinggal bersama. Di sana tidak ada hukum yang
mengharuskan mereka untuk menikah terlebih dahulu sebelum tinggal bersama dan memiliki
anak. Sedangkan di Indonesia hal yang seperti itu dianggap tidak benar. Terlebih lagi dalam
pandangan Islam, perbuatan tersebut dianggap sebagai zina. Laki-laki dan perempuan harus
menikah secara resmi dahulu baru dianggap benar untuk tinggal bersama dan memiliki
keturunan. Karena sesuatu yang dianggap benar di satu tempat, belum tentu benar di tempat
lainnya.
5. a. Alam gaib dalam kehidupan masyarakat awam selalu dikaitkan dengan fenomena-fenomena
mistik dan kekuatan supernatural. Di seluruh penjuru dunia hal seperti ini sudah tidak asing lagi.
Misalnya saja orang-orang yang membuat sesajen dan diletakkan di pohon-pohon besar. Mereka
percaya bahwa pohon-pohon tersebut ada penunggunya dan bisa mengabulkan apa yang mereka
inginkan jika diberikan sesajen. Padahal kalau dipikir secara logika, hal tersebut tidak masuk
akal. Secara ilmu pengetahuan, pohon-pohon itu hanya terdiri dari daun, ranting, batang, akar,
dan zat-zat kimia-biologi lainnya. Tidak mungkin zat-zat tersebut bisa mengabulkan permintaan
seseorang. Selain itu, sesajen yang mereka percaya dimakan oleh sang penunggu, kemungkinan
besar dihabiskan oleh hewan-hewan liar yang ada di sekitar pohon tersebut. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan tidak bersinggungan dengan alam gaib yang masih
dipercaya oleh masyarakat awam.
b. Objek khusus pengetahuan adalah sasaran pokok dari suatu analisis yang dihadirkan dalam suatu
pemikiran atau penelitian. Dalam ilmu alam, misalkan ilmu biologi objek khususnya adalah
makhluk hidup, ilmu kimia objek khususnya adalah substansi zat, fisika objeknya adalah benda
secara fisik dan non fisik, serta astronomi adalah benda-benda langit. Sedangkan dalam ilmu
sosial, seperti sosiologi objek khususnya adalah interaksi sosial manusia, antropologi objek
khususnya adalah manusia dan budaya, psikologi objeknya adalah mental dan kelakuan manusia,
serta ekonomi adalah manusia dan kebutuhan hidupnya.
Paradigma merupakan konstruk berpikir yang mampu menjadi wacana untuk temuan ilmiah :
yang dalam konseptualisasi Kuhn : menjadi wacana untuk temuan ilmiah baru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa paradigma dapat kita gunakan di dalam ilmu sebagai model,
contoh, pola yang dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi berbagai problem-problem serta pola-
pola untuk mencari dan menemukan problem-problem yang ada di dalam ilmu pengetahuan
untuk memecahkan problem-problem riset. Jadi secara singkat pengertian paradigma adalah
keseluruhan konstelasi kepercayaan, nilai dan teknik yang dimiliki suatu komunitas ilmiah dalam
memandang sesuatu (fenomena). Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus di
pelajari, persoalan apa yang harus dijawab dan aturan apa yang harus di ikuti dalam
menginterprestasikan jawaban yang diperoleh.
9. Penerapan dari ilmu membutuhkan dimensi etika sebagai pertimbangan dan yang mempunyai
pengaruh pada proses perkembangannya lebih lanjut. Tanggung jawab etika menyangkut pada
kegiatan dan penggunaan ilmu. Dalam hal ini pengembangan ilmu pengetahuan harus
memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, keseimbangan ekosistem, bersifat universal
dan sebagainya, karena pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah untuk mengembangkan dan
memperkokoh eksistensi manusia dan bukan untuk menghancurkannya. Penemuan baru dalam
ilmu pengetahuan dapat mengubah suatu aturan alam maupun manusia. Hal ini menuntut
tanggung jawab etika untuk selalu menjaga agar yang diwujudkan tersebut merupakan hasil yang
terbaik bagi perkembangan ilmu dan juga eksistensi manusia secara utuh.
Suatu penemuan ilmiah selalu dimulai dengan berbagai penemuan ilmiah yang sebelumnya.
Yang berarti bahwa, suatu penemuan ilmiah mendorong untuk dilakukan penelitian lebih lanjut,
atau membuka peluang bagi penemuan ilmiah yang lainnya. Demi tujuan popularitas dan
ketenaran dalam waktu secepat mungkin, tidak sedikit dalam waktu sejarah penelitian ilmiah
terjadi plagiasi, atau bahkan lebih parah dari pada plagiasi, pengetikan ulang hasil penelitian
orang lain. Plagiasi ilmu jelas merupakan suatu perbuatan ilmiah yang sama sekali tidak etis,
yakni ketidak jujuran ilmiah.
Ilmuwan dituntut lebih pada perilaku etisnya dalam berilmu daripada rumusan penemuan ilmiah.
Rumusan penemuan ilmiah tidak akan dilahirkan secara murni dan original, apabila orang
mengklim hasil penemuan ilmiah orang lain sebagai hasil penemuan ilmiahnya. Oleh karena itu,
syarat-syarat etis sebagai ilmuan adalah berlaku jujur dan fair dalam penelitian ilmiah,
memposisikan keunikan penelitian dengan menelusuri penelitian-penelitian yang sudah ada
sebelumnya, tidak melakukan klaim bahwa penemuan ilmiahnya adalah satu-satunya teori yang
harus diikuti karena setiap penemuan ilmiah dimungkinkan mengandung kesalahan, dan tidak
menafsirkan data-data penelitian seenaknya sendiri menurut kepentingan pribadi semata dengan
mengorbankan kepentingan objek ilmiahnya.
Yang terpenting dari sebuah nilai adalah bukan nilai, melainkan kebenaran. Sehingga dalam
kaitan ini, etika sebenarnya tidak termasuk dalam kajian ilmu dan juga anak kandungnya
teknologi secara langsung yang bersifat otonom. Namun demikian, dalam aspek penggunaan
atau penerapan ilmu dan teknologi untuk kepentingan kehidupan manusia dan ekologi, etika
memiliki peran yang sangat menentukan tidak hanya bagi perkembangan ilmu dan teknologi
selanjutnya, tetapi juga bagi keberlangsungan eksistensi manusia dan ekologi. Dengan demikian,
etika lebih merupakan suatu dimensi pertanggungjawaban moral dari ilmu.
10. Ontologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu tentang yang ada. Sedangkan, menurut
istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun secara
rohani.Setiap ilmuan memiliki asumsi sendiri-sendiri untuk menanggapi sebuah ilmu dan mereka
mempunyai batasan-batasan sendiri untuk menyikapinya. Apabila kita memakai suatu paham
yang salah dan berasumsi yang salah, maka kita akan memperoleh kesimpulan yang berantakan.
Aspek estimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat Misalnya,
ditinjau dari segi ilmu teknologi. Teknologi zaman dahulu dan zaman sekarang sangat berbeda
jauh. Maka ilmu untuk menyikapi fenomena ini juga akan ikut berkembang dan semakin
bertambah.
Aspek aksiologi merupakan aspek yang membahas tentang untuk apa ilmu itu digunakan.
salah satu tanggungjawab seorang ilmuan adalah dengan melakukan sosialisasi tentang
menemuannya, sehingga tidak ada penyalahgunaan dengan hasil penemuan tersebut. Dan moral
adalah hal yang paling susah dipahami ketika sudah mulai banyak orang yang meminta
permintaan, moral adalah sebuah tuntutan.
11. 1. Filsafat menolong mendidik,
2. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-
persoalan dalam hidup sehari-hari.
3. Filsafat memberikan pandangan yang luas
4. Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri
5. Filsafat memberikan dasar,-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika)
maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, Ilmu jiwa, ilmu mendidik,
dan sebagainya.