Anda di halaman 1dari 28

FILSAFAT ILMU

I. PENDAHULUAN
TUJUAN UTAMA MATA KULIAH INI :
-

Memberikan pengetahuan dasar tentang filsafat,


Sejarah perkembangan ilmu,
Para tokoh-tokohnya,
Pemikiran,
Ukuran kebenaran,
Dasar-dasar ilmu,
Dan sarana ilmiah suatu ilmu pengetahuan.

ARTI FILSAFAT :
a. Dari segi etimologi :
FILSAFAT (bhs Indonesia) atau FALSAFAT (bhs arab) atau Philosophy (bhs
Inggris) atau Philosophia (bhs latin) adalah induk dari semua ilmu
pengetahuan (ibu ilmu pengetahuan = mater scientiarum), dan merupakan
metode berpikir (method of thought).
b. Filsafat sebagai suatu sikap :
Contoh : Bila seseorang menghadapi problem yang sulit. Bila dia dapat
menghadapinya dengan sikap dewasa, kritis, terbuka, toleran dan selalu
bersedia meninjau suatu problem tersebut dari semua sudut pandangan,
maka orang tersebut dapat dikatakan telah berfilsafat.
c. Filsafat sebagai suatu metode :
Filsafat sebagai metode artinya sebagai cara berpikir secara reflektif
(mendalam), penyelidikan yang menggunakan alasan berpikir secara hatihati dan teliti.
d. Filsafat sebagai kelompok persoalan :

Banyak persoalan abadi yang dihadapi manusia dan para filusuf berusaha
memikirkan dan menjawabnya. Pertanyaan-pertanyaan filsafati berbeda
dengan pertanyaan non-filsafat. Misalnya pertanyaan berapa indeks
prestasi yang anda capai dalam semester lalu?, dimana anda tinggal?,
dsb ( ini semua bukan pertanyaan kefilsafatan, karena merupakan pertanyaan
tentang fakta-fakta). Pertanyaan-pertanyaan non-filsafati bertalian dengan
hal-hal tertentu, khusus, terikat oleh ruang dan waktu sehingga jawabannya
dapat secara langsung diberikan pada saat itu juga.
Petanyaan-pertanyaan kefilsafatan misalnya : Apakah kebenaran itu?,
Mengapa manusia ada di dunia ? dsb. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini
tidak mudah untuk dijawab, sebab akan menimbulkan pertanyaan susulan
terus menerus.
e. Filsafat sebagai sekelompok teori atau sistem pemikiran :
Sejarah filsafat ditandai dengan pemunculan teori-teori atau sistem-sistem
pemikiran yang terlihat pada nama-nama filusuf besar seperti Socrates,Plato,
Aristoteles, Thomas Aquinas, Spinoza, Hegel, Karl Marx, August Compte
dll.
f. Filsafat merupakan
menyeluruh:

usaha

untuk memperoleh

pandangan yang

Para filusuf memakai pandangan yang menyeluruh terhadap kehidupan


sebagai suatu totalitas. Menurut ahli filsafat spekulatif (lawan daripada
filsafat kritis), dengan tokohnya C.D.Broad, menyatakan bahwa tujuan
filsafat adalah mengambil alih hasil-hasil pengalaman manusia dalam bidang
keagamaan, etika, dan ilmu pengetahuan, kemudian hasil-hasil tersebut di
renungkan secara menyeluruh. Dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh
beberapa kesimpulan umum tentang sifat-sifat dasar alam semesta,
kedudukan manusia di dalamnya serta pandangan-pandangan ke depan.
DIFINISI FILSAFAT DI MATA PARA FILUSUF
- Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran
yang asli dan murni melalui penyelidikan sebab-sebab dan azas-azas
yang paling akhir dari semua yang ada (Plato).
- Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari
prinsip-prinsip dan penyebab dari realitas yang ada (Aristoteles).

- Filsafat adalah himpunan dari semua pengetahuan yang


penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam dan manusia (Rene
Descartes).
- Filsafat adalah upaya mempertanyakan tentang seluruh kenyataan atau
hakikat, atas prinsip dari kenyataan. Upaya ini tidak saja untuk
mencapai akar terdalam kenyataan dunia wujud, tetapi juga akar
terdalam pengetahuan tentang diri sendiri (R.F.Beerling).
- Filsafat merupakan sebuah sistem komprehensif dari ide-ide mengenai
keadaan yang murni dan realitas yang terjadi dalam kehidupan.
Filsafat digunakan untuk menentukan jalan yang akan diambil
seseorang dalam kehidupannya, juga memberikan petunjuk mengenai
tata cara pergaulan antara sesama (William Thomas).
SEMUA MAHLUK MEMPUNYAI PENGETAHUAN (Manusia, binatang
dan malaikat). Bedanya, Kalau binatang dan malaikat, sifatnya statis dan
manusia, dinamis dan terus berkembang.
Hal tersebut karena manusia dibekali oleh Tuhan berupa akal atau rasio
untuk berpikir (animal ratio).
AKAL MANUSIA mempunyai tiga macam daya, yaitu : 1) ingatan, 2)
imajinasi, 3) pikiran (Francis Bacon, filsuf renainsce). Daya ingat
menciptakan sejarah, daya imajinasi menciptakan puisi, dan daya berpikir
menghasilkan filsafat.
OBJEK MATERIAL DAN OBJEK FORMAL FILSAFAT:
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Namun tak dapat dibalik bahwa
kumpulan pengetahuan itu adalah ilmu. Untuk dapat disebut ilmu harus
memiliki syarat-syarat tertentu yaitu objek material dan objek formal.
Termasuk ilmu filsafat harus memiliki dua macam objek tersebut.
Objek material adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran, sesuatu
hal yang diselidiki atau sesuatu hal yang dipelajari. Objek material
mencakup apa saja, baik hal-hal yang konkrit (misal : manusia, tumbuhtumbuhan, batu) ataupun hal-hal yang abstrak (misal : ide-ide, nilai-nilai,
kerohanian).
Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh
seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang
digunakannya.

Satu objek material, misalnya : manusia dapat ditinjau dari berbagai sudut
pandang sehingga menimbulkan beberapa ilmu yang mempelajari manusia,
diantaranya ; psikologi, antropologi, sosiologi dll.
PERSOALAN FILSAFAT :
Timbulnya filsafat karena manusia merasa kagum, merasa heran. Pada tahap
awalnya kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam.
Misalnya gempa bumi, hujan, banjir, melihat laut yang sangat luas dan lainlain.
Ciri-ciri persoalan filsafat adalah sebagai berikut :
1. Bersifat sangat umum. Misalnya : filsafat tidak menanyakan berapa harta
yang anda sedekahkan dalam satu tahun?. Akan tetapi filsafat menanyakan
apa keadilan itu?. Filsafat tidak menanyakan berapa jauhnya dari Jogja
ke Jakarta?. Akan tetapi filsafat menanya apa jarak itu?.
2. Tidak menyangkut data. Dengan perkataan lain persoalan filsafat lebih
bersifat spekulatif. Persoalan-persoalan yang dihadapi melampaui batasbatas pengetahuan ilmiah.
(pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang menyangkut fakta. Misalnya
seorang ilmuwan memikirkan peristiwa alam yang berupa hujan. Ilmuwan
dapat memikirkan sebab-sebab terjadi hujan dan memberikan deskripsi
tentang peristiwa hujan itu.)
3. Berhubungan dengan nilai-nilai, artinya persoalan-persoalan kefilsafatan
bertalian dengan penilaian nilai moral, estetis, agama, dan sosial.
4. Bersifat kritis, artinya filsafat merupakan analisis secara kritis terhadap
konsep-konsep dan arti-arti yang biasanya diterima dengan begitu saja oleh
suatu ilmu tanpa pemeriksaan secara kritis.
5. Bersifat sinoptik, artinya persoalan filsafat mencakup struktur kenyataan
secara keseluruhan.
6. Bersifat implikatif, artinya kalau sesuatu persoalan kefilsafatan sudah
dijawab, maka dari jawaban tersebut akan memunculkan persoalan baru
yang saling berhubungan.

BERFIKIR SECARA KEFILSAFATAN :


Berfilsafat adalah berpikir. Ini tidak berarti berpikir adalah berfilsafat.
Beberapa ciri berpikir secara kefilsafatan :
1. Secara radikal. Berpikir secara radikal adalah berpikir sampai ke akarakarnya. Berpikir sampai ke hakikat, essensi atau sampai ke substansi yang
dipikirkan.
2. Secara universal (umum). Berpikir secara universal adalah berpikir
tentang hal-hal serta proses-proses yang bersifat umum.
3. Secara konseptual.
4. Secara koheren dan konsisten. Koheren artinya sesuai dengan kaidahkaidah berpikir (logis). Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.
5. Secara sistimatik.
6. Secara komprehensif.
7. Secara bebas.
8. Pemikiran yang bertanggung jawab. Pertanggung jawaban yang pertama
adalah terhadap hati nuraninya sendiri.
CABANG-CABANG FILSAFAT :
1. Metafisika :
Istilah metafisika berasal dari kata Yunani meta ta physika yang dapat
diartikan sesuatu yang ada di balik atau di belakang benda-benda fisik.
Metafisika dapat didefinisikan sebagai studi atau pemikiran tentang sifat
yang terdalam (ultimate nature) dari kenyataan atau keberadaan.
Persoalan-persoalan Metafisika dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
persoalan ontologi, persoalan kosmologi, dan persoalan antropologi.
(a) Persoalan ontologis diantara adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan ada (being), keberadaan atau eksistensi itu?
2. Bagaimanakah penggolongan dari ada, keberadaan atau eksistensi?
3. Apa sifat dasar (nature) kenyataan atau keberadaan.
(b) Persoalan kosmologis (alam). Persoalan kosmologis bertalian dengan
asal mula, perkembangan dan struktur atau susunan alam.
1. Jenis keteraturan apa yang ada dalam alam?
2. Keteraturan dalam alam seperti halnya sebuah mesin ataukah keteraturan
yang bertujuan?
3. Apa hakikat hubungan sebab dan akibat ?
4. Apakah ruang dan waktu itu?
(c) Persoalan antropologi (manusia).
(1) Bagaimana terjadi hubungan badan dan jiwa?
(2) Apa yang dimaksud dengan kesadaran?
(3) Manusia sebagai mahluk bebas atau tak bebas?
2. Epistemologi :
Epistemologi juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Secara
etimologi, istilah epistemologi berasal dari kata Yunani Episteme =
pengetahuan dan logos = teori. Epistemologi dapat didefinisikan sebagai
cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode
dan syahnya (validitas) pengetahuan. Dalam metafisika, pertanyaan
pokoknya adalah apakah ada itu?, sedangkan dalam epistemologi
pertanyaan pokoknya adalah apa yang dapat saya ketahui? (How =
bagaimananya manusia dapat mengetahui sesuatu).
3. Logika :
Logika sebagai cabang filsafat berhubungan dengan kegiatan berpikir.
Secara etimologi, berasal dari kata Yunani logos, yang berarti nalar, teori,
atau uraian. Logika dapat didefinisikan sebagai ilmu, kecakapan atau alat
untuk berpikir secara lurus. Dengan demikian yang menjadi objek material
logika adalah pemikiran, sedangkan objek formalnya adalah kelurusan
berpikir.
4. Etika :

Etika sebagai cabang filsafat juga disebut filsafat moral (moral philosophy).
Secara etimologi, etika berasal dari kata Yunani ethos = watak. Sedang
moral berasal dari kata latin mos. Istilah etika atau moral dalam bahasa
Indonesia dapat diartikan kesusilaan. Objek material etika adalah tingkah
laku atau perbuatan manusia. Objek formal etika adalah kebaikan dan
keburukan atau bermoral dan tidak bermoral dari tingkah laku tersebut.
5. Estetika :
Estetika sebagai cabang filsafat juga disebut filsafat keindahan (phylosophy
of beauty). Secara etimologi, estetika berasal dari kata Yunani aisthetika =
hal-hal yang dapat dirasa dengan indra.
Kalau etika digambarkan sebagai teori tentang baik dan jahat, maka estetika
digambarkan sebagai kajian filsafati tentang keindahan dan kejelekan. Baik
etika maupun estetika keduanya bertalian dengan nilai-nilai. Etika bertalian
dengan nilai-nilai moral sedangkan estetika bertalian dengan nilai bukan
moral.
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT
A. ALIRAN-ALIRAN DALAM PERSOALAN KEBERADAAN
I. Keberadaan dipandang dari segi jumlah. Melahirkan beberapa aliran
filsafat.
1. Monisme. Serba satu. Tokoh-tokohnya antara lain : Thales, Anaximander
dll.
2. Dualisme. Serba dua. Tokoh-tokohnya antara lain : Plato (dunia indra dan
dunia ide), Descartes (pikiran dan keluasan), Immanuel Kant (dunia gejala
dan dunia hakiki).
3. Pluralisme. Serba banyak. Tokoh-tokohnya antara lain : Empedokles
(hakikat kenyataan terdiri dari unsur udara, api, air, dan tanah). Anaxagoras
(hakikat kenyataan terdiri dari unsur yang tak terhitung banyaknya.
II. Keberadaan dipandang dari segi sifat (kualitas). Melahirkan beberapa
aliran filsafat.
1. Spiritualisme. Mengandung beberapa arti, antara lain, misalnya :
Spiritualisme berarti kepercayaan bahwa roh-roh orang mati berkomunikasi
dengan orang yang masih hidup melalui orang-orang tertentu yang menjadi
perantara dan lewat bentuk wujud yang lain. Tokoh-tokohnya antara lain :
Plato, Leibniz.

2. Materialisme. Pandangan yang menyatakan bahwa tidak ada hal yang


nyata kecuali materi. Materi adalah sesuatu hal yang kelihatan, dapat diraba,
berbentuk, menenpati ruang. Tokoh-tokohnya antara lain : Demokritos (alam
semesta tersusun atas atom-atom kecil yang memiliki bentuk dan badan),
Hobbes (segala sesuatu terjadi dari benda-benda kecil).
III. Keberadaan dipandang dari segi proses, kejadian atau perubahan.
Melahirkan beberapa aliran filsafat.
1. Mekanisme (serba mesin). Pandangan yang menyatakan semua gejala
(peristiwa) dapat dijelaskan berdasarkan azas-azas mekanik (mesin). Tokohtokohnya antara lain : Leucippus dan Democritus (alam merupakan gerakan
atom-atom yang bergerak dalam ruang kosong), Galileo-Galilei.
2. Teleologi (serba tujuan). Pandangan yang menyatakan bahwa yang
berlaku dalam kejadian alam bukanlah kaidah sebab-akibat, akan tetapi sejak
semula memang ada sesuatu kemauan atau kekuatan yang mengarahkan
alam ke suatu tujuan. Tokoh-tokohnya antara lain : Aristoteles.
3. Vitalisme. Pandangan yang menyatakan bahwa kehidupan tidak dapat
sepenuhnya dijelaskan secara fisika-kimiawi, karena hakikatnya berbeda
dengan yang tidak hidup. Tokoh-tokohnya antara lain : Hans Adolf Eduard
Driesch (setiap organisme memiliki entelechy = dalam hidup bekerja suatu
asas khusus yang disebut asas hidup).
4. Organisisme. Aliran ini biasanya dilawankan dengan mekanisme dan
vitalisme. Pandangan yang menyatakan bahwa hidup adalah suatu struktur
yang dinamik, suatu kebulatan yang memiliki bagian-bagian yang heterogen,
akan tetapi yang utama adalah adanya sistem yang teratur.
B. ALIRAN-ALIRAN DALAM PERSOALAN PENGETAHUAN
I. Pengetahuan yang bertalian dengan sumber-sumber pengetahuan.
Melahirkan beberapa aliran filsafat.
1. Rasionalisme. Aliran ini berpandangan bahwa semua pengetahuan
bersumber pada akal. Akal memperoleh bahan lewat indra untuk kemudian
diolah oleh akal sehingga menjadi pengetahuan. Rasionalisme mendasarkan
pada metode deduksi, yaitu cara memperoleh kepastian melalui langkahlangkah metodis yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat umum untuk
mendapatkan kesimpulan yang bersifat khusus.
Tokoh-tokohnya antara lain : Spinoza, Leibniz.
2. Empirisme. Aliran ini berpandangan bahwa semua pengetahuan diperoleh
lewat indera. Indera memperoleh kesan-kesan dari alam nyata, untuk
kemudian kesan-kesan tersebut berkumpul dalam diri manusia sehingga
menjadi pengalaman.

3. Realisme. Aliran ini berpandangan bahwa objek-objek yang diketahui


adalah nyata dalam dirinya sendiri.
4. Kritisisme. Adalah aliran yang berusaha menjawab persoalan pengetahuan
dengan tokohnya Immanuel Kant. Titik tolak Kant adalah waktu dan ruang
sebagai dua bentuk pengamatan.
C. ALIRAN-ALIRAN DALAM PERSOALAN NILAI-NILAI (ETIKA)
1. Idealisme Etis. Adalah aliran yang meyakini hal-hal yang berikut ini :
(a). Adanya suatu skala nilai-nilai, asas-asas moral, atau aturan-aturan untuk
bertindak.
(b). Lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat spiritual (kerokhanian) atau
pun mental daripada yang bersifat inderawi atau kebendaan.
(c). Lebih mengutamakan kebebasan moral daripada ketentuan kejiwaan
atau alami.
(d). Lebih mengutamakan hal yang umum daripada hal yang khusus.
2. Deontologisme Etis. Berpandangan bahwa sesuatu tindakan dianggap baik
tanpa disangkutkan dengan nilai kebaikan sesuatu hal.
3. Etika Teleologis. Berpandangan bahwa kebaikan atau kebenaran suatu
tindakan sepenuhnya bergantung pada sesuatu tujuan atau sesuatu hasil.
4. Hedonisme. Aliran ini menganjurkan manusia untuk mencapai
kebahagiaan yang didasarkan pada kenikmatan, kesenangan. Tokohnya :
Cyrenaics (400 SM). Epikurus (341- 270 SM), sebaliknya menyatakan
bahwa kegembiraan pikiran adalah lebih tinggi daripada kenikmatan
jasmani.
5. Ulitarisme. Adalah pandangan yang menyatakan bahwa tindakan yang
baik adalah tindakan yang menimbulkan kenikmatan atau kebahagiaan yang
sebesar-besarnya bagi manusia yang sebanyak-banyaknya.
KESIMPULAN :
- INTI FILSAFAT adalah berpikir yaitu berpikir kritis, rasional, dan radikal.
- Pendekatan ilmu adalah lebih bersifat analitik (uraian) dan deskriptif
(gambaran), sedangkan pendekatan filsafat lebih bersifat sintetik atau
sinoptik yang menyangkut sifat-sifat alam semesta dan hakikat kehidupan
sebagai keseluruhan.
Diskusi :
1. Apakah pancasila merupakan hasil pemikiran filsasat ?

II. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU


Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung
secara mendadak, melainkan terjadi secara bertahap, evolutif. Oleh karena
itu, untuk memahami sejarah perkembangan ilmu mau tak mau kita harus
melakukan pembagian atau klasifikasi secara periodik.
I. Zaman Pra Yunani Kuno (abad 15 7 SM)
Pada masa ini, manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan. Zaman
batu yang berkisar antara empat juta sampai 20.000 tahun Sebelum Masehi ,
sisa peradaban manusia yang ditemukan pada masa ini antara lain :
a. Alat-alat dari batu.
b. Tulang belulang hewan.
c. Sisa-sisa beberapa tanaman.
d. Gambar-gambar di gua-gua.
e. Tempat-tempat penguburan.
f. Tulang belulang manusia purba.
Antara abad 15 sampai 6 SM, manusia telah menemukan besi, tembaga, dan
perak untuk peralatan-peralatan. Abad ke 15 SM peralatan besi
dipergunakan pertama kali di Irak, tidak di Eropah atau Tiongkok
Brouwer,1982:6).
Warisan pengetahuan berdasarkan Know how yang dilandasi pengalaman
empirik merupakan salah satu ciri pada zaman ini. Setelah tahun 15.000 SM
manusia sudah mulai meninggalkan tulisan yang membicarakan sendiri
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu, sehingga zaman ini sudah
dinamakan masa sejarah.
II. Zaman Yunani Kuno (abad 7 2 SM)
Zaman Yunani Kuno di pandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena
pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau
pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan
filsafat, karena bangsa Yunani pada masa ini tidak lagi mempercayai
mitologi-mitologi. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman
yang didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap menerima begitu saja),
melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang

senang menyelidiki sesuatu secara kritis). Sikap belakangan inilah yang


menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern.
Sikap kritis inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikirahli pikir terkenal sepanjang masa. Beberapa tokoh yang terkenal pada masa
ini antara lain : Thales (Asal alam semesta itu adalah air, karena tidak ada
kehidupan tanpa air), Phytagoras (Bumi itu bundar dan tidak datar, bidang
matematika dan aritmatik), Sokrates (metode dialektika), Democritus (Ia
dikenal sebagai Bapak Atom pertama), Leucippus, Plato (Pemikiran
metafisika yang terarah pada pembahasan mengenai Being (hal ada) dan
becoming (menjadi), Aristoteles (murid plato, bidang kajian metafisika,
logika dan biologi).
III. Zaman Pertengahan (abad 2 14 M)
Zaman pertengahan (middle age) ditandai dengan tampilnya para theolog
dilapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua
adalah para Theolog, sehingga aktifitas ilmiah terkait dengan aktifitas
keagamaan. Atau dengan kata lain, kegiatan ilmiah diarahkan untuk
mendukung kebenaran agama. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa
ini adalah Ancilla Theologia, abdi agama.
IV. Zaman Renaissance (14 17 M)
Zaman renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran
yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman peralihan
ketika kebudayaan abad tengah mulai berubah menjadi suatu kebudayaan
modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan
pemikiran yang bebas, seperti pada zaman Yunani Kuno. Pada zaman
renaissance manusia disebut sebagai animal rationale, karena pada masa ini
pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang. Manusia ingin mencapai
kemajuan (progres) atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur
tangan Ilahi.
V. Zaman Modern (17 19 M)
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern ini sesungguhnya
sudah dirintis sejak zaman renaissance, yaitu permulaan abad XIV. Benua
Eropah dipandang sebagai basis perkembangan ilmu pengetahuan.
Menurut Slamet Iman Santoso, sebenarnya mempunyai tiga sumber, yaitu :
(1) Hubungan antara kerajaan Islam di semenanjung Iberia dengan negaranegara Perancis. Para pendeta di Perancis banyak yang belajar di Spanyol,

kemudian mereka inilah yang menyebarkan ilmu pengetahuan yang


diperolehnya itu di lembaga-lembaga pendidikan di Perancis.
(2) Perang salib (1100 1300) yang terulang sebanyak enam kali tidak
hanya menjadi ajang peperangan fisik, namun juga menjadikan para tentara
atau serdadu Eropah yang berasal dari berbagai negara itu menyadari
kemajuan negara-negara Islam, sehingga mereka menyebarkan pengalaman
mereka itu sekembalinya di negara-negara masing-masing.
(3) Pada tahun 1453 Istambul jatuh ke tangan bangsa Turki, sehingga para
pendeta atau sarjana mengungsi ke Itali atau negara-negara lain. Mereka ini
menjadi pionir-pionir bagi perkembangan ilmu di Eropah.
VI. Zaman Kontemporer (abad 20 dst)
Zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi
canggih. Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Mulai dari penemuan komputer,
berbagai satelit komunikasi, internet dan lain sebagainya. Manusia dewasa
ini memiliki mobilitas yang sangat tinggi, karena pengaruh teknologi
komunikasi dan informasi.
Bidang ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat, sehingga terjadi
spesialisasi-spesialiasasi ilmu yang semakin tajam. Ilmuwan kontemporer
mengetahui hal yang sedikit tetapi secara mendalam. Ilmu kedokteran
semakin menajam dalam spesialis dan sub-spesialis. Demikian juga bidangbidang ilmu lainnya. Di samping kecenderungan ke arah spesialisasi,
kecenderungan lain adalah sintesis antara bidang ilmu satu dengan lainnya,
sehingga dihasilkannya bidang ilmu baru seperti : bioteknologi, psikolinguistik, aktuaria, dll.
Diskusi :
1.Gizi yang membaik juga menjadikan generasi-generasi sekarang memiliki
kemampuan fisik dan otak yang semakin tinggi. Namun disamping aspek
positif tersebut, ada sisi lain yang cukup mengkhawatirkan, yakni aspek
spritualitas dan gaya hidup yang semakin materialistik. Bagaimana menurut
pendapat saudara? Apakah ada pengaruh akibat kemajuan ilmu pengetahuan
yang sangat pesat? Sementara tujuan utama ilmu pengetahuan itu
sebenarnya untuk kebahagian umat manusia.
III. PERENIALISME, FILSAFAT UNTUK MEMELIHARA ALAM

Menghadapi milenium baru, manusia akan berhadapan dengan


persoalan kemanusiaan dan lingkungan yang amat kompleks. Jika
ummat manusia tak bisa mengantisipasinya, bukan tidak mungkin
akan terjadi tragedi kemanusiaan dan lingkungan hidup yang
mencemaskan. Budhy Munawar-Rahman, direktur yayasan
paramadina menyatakan, pada milenium baru ini, manusia perlu
mengubah paradigma hidupnya secara mendasar. Selama ini,
ummat manusia terjebak pada pandangan-pandangan sempit dari
ideologi dan religi. Religi atau agama harus dilihat dari aspek
religiusitasnya yang paling dalam. Dengan cara melihat kedalam,
manusia akan menemukan bahwa pada hakekatnya semua agama
itu satu. Meminjam istilah islam, semua agama pada hakikatnya
hanya menyembah pada Allah. Berdasarkan surah al-baqarah 213,
sesungguhnya ummat manusia itu satu-kesatuan. Timbulnya
perselisihan justru terjadi setelah datangnya kitab-kitab karena
kedengkian dan kebencian satu sama lain.
Untuk menuju hakekat kesatuan agama-agama itu, dewasa ini telah
berkembang filsafat perenialisme. Filsafat ini mulai kembali tahun
1948 setelah Aldous Huxley memperkenalkan bukunya, The
Perenial Philosophy. Bagi para filsuf Islam sendiri, filsafat perenial
sudah lama diperkenalkan oleh Ibnu Maskawaih yang hidup pada
abad pertengahan. Syaikh Ibnul Arabi dan Jalaludin Rumi
termasuk filsuf Islam yang banyak mendalami filsafat perenial ini.
Para filsuf perenial dalam kajiannya berhasil menemukan benang
merah dari semua agama-agama di dunia dan bahkan dari semua
tradisi kuno baik di Barat maupun Timur. Yang menarik banyak
sarjana Islam yang mempelajari filsafat ini dan kemudian berhasil
mengungkapkan esensi Islam sebagai rahmat untuk seluruh alam
(rahmatal lilalamin). Contoh : Syed Hosein Nashr, pakar filsafat
Islam kelahiran Iran yang kini menjadi guru besar di George
Washinton University, AS. Dengan mengkaji filsafat perenial,
Frithjof Schoun berhasil memahami Islam secara komprehensif
dan melihat kesempurnaannya dipandang dari pelbagai aspek

tradisi dan budaya. Schoun yang juga dikenal sebagai sufi


Mohammad Isa Nurudin, setelah mempelajari filsafat perenial,
mendirikan tarekat Maryamiyah di Amerika Serikat.
IV. MULLA SADRA (METAFISIKAWAN MUSLIM TERBESAR
DARI SAFAWI)
Ketika ummat Islam mencapai kelesuan dalam bidang pemikiran sekitar
abad ke 16, muncul seorang tokoh besar. Ia mampu membangkitkan
kermatian filsafat dari kuburnya, bahkan tidak dengan wajah yang lama.
Filsafat diberi aksesoris baru. Yang dizaman Al-Gozali filsafat vis a vis
dengan tasawuf ia tepis. Kemudian ia ajukan sintesis baru; perpaduan antara
filsafat, teologi dan tasawuf. Tokoh ini adalah Mulla Sadra.
Mulla Sadra nama lengkapnya Sadruddin As-Sirazi. Dilahirkan pada tahun
1572 di Syiraz, ia dikenal sebagai metafisikawan muslim terbesar, guru
dialektika, ahli logika, pujangga dan futurolog. Ia pergi Isfahan- ibukota
kerajaan Safawi- untuk berguru pada Mir Damat, seorang mistikus yang
banyak mengajarkan filsafat Ibn Sina; dan pada Mir Findiriski yang banyak
melakukan studi metafisika dan filsafat Hindu.
Menurut Sadra, filsafat mempunyai dua pembagian : bersifat teoritis dan
bersifat praktis. Perwujudan dari filsafat teoritis adalah pencapaian tujuan
akhir semua pengajaran teoritis yakni yang menjalin atau mencerminkan dua
akal, yang dengan itu jiwa menjadi sebuah dunia akali bagi dirinya sendiri.
Perwujudan dari filsafat praktis adalah mendekatkan diri kepada Tuhan
melalui semacam imitatio die.

V. SEJARAH & FILSAFAT TEKNOLOGI


Kita mengenal teknologi dalam pengertiannya yang modern sebagai aplikasi
atau penerapan sains. Namun sains dalam pengertiannya yang modern
berakar pada revolusi Copernicus pada abad ke 16 masehi yang berujung
pada penemuan mekanika Newton yang memandang alam sebagai sebuah
mesin raksasa. Pandangan mekanistik Newtonian tentang alam itu sendiri
merupakan penggantian pandangan organismik Aristotelean yang
mendominasi pikiran manusia selama lebih dari seribu tahunan. Pandangan
organismik Aristotelean itu sendiri adalah pandangan pilosofis yang
menggantikan panda ngan mitologis yang melihat alam bukan sebagai

organisme, tetapi sebagai sebuah kerajaan dengan para dewa sebagai


pemerintahnya.
Pandangan organismik Aristotelean itu dipicu oleh lahirnya pemikiran logis
yang dimungkinkan oleh ditemukannya huruf alfabetik sebagai teknologi
komunikasi informasi yang revolusioner. Begitu juga pandangan mekanistik
Newtonian dipicu oleh penemuan revolusioner berikutnya dibidang
komunikasi : revolusi Gutenberg. Revolusi Gutenberg bermula dengan
ditemukannya mesin cetak tipografis manual oleh Gutenberg. Revolusi
inilah yang memicu lahirnya sains modern.
Tampak dari uraian diatas bahwa lahirnya teknologi pada dasarnya jauh
mendahului kelahiran sains modern. Namun dengan kelahiran sains modern
terjadilah sebuah hubungan timbal balik positif antara sains, teknologi dan
ekonomi yang memungkinkan revolusi-revolusi sains dan teknologi
berikutnya. Sains mekanistik Newtonian memang melahirkan revolusi
industri atau revolusi watt, namun revolusi Faraday yang melihat dunia
sebagai lautan ether elektromagnetik melahirkan revolusi kedua setelah
ditemukannya generator dan motor listrik. Begitu pula revolusi sains kedua
yang dipicu oleh lahirnya teori kuantum dan relativitas, mendorong revolusi
ketiga dengan ditemukannya mikroprosesor yang merupakan jantung bagi
komputer. Itulah sebabnya revolusi industri ketiga ini lebih dikenal sebagai
revolusi informasi.
Di Indonesia sains dan teknologi di pandang sebagai barang asing bagi
kebudayaan. Padahal hanya dengan melihat sains dan teknologi sebagai
cabang budaya dan peradabanlah, maka keterkaitan antara sains, teknologi
dan ekonomi itu dapat dijalin dengan erat sehingga akselerasi perkembangan
ekonomi dapat menjadi kenyataan.
Ada sebuah pandangan filosofis tentang teknologi yang berdasarkan
pengamatan tentang sejarah teknologi ditinjau sebagai sebuah koevolusi :
evolusi teknologi yang berjalan beriringan dengan evolusi peradaban. Dalam
pandangan ini peradaban dunia bergerak maju dengan adanya revolusirevolusi teknologi yang telah terjadi selama ini. Sebagai perspektif diambil
sudut pandang yang melihat koevolusi peradaban teknologi tersebut sebagai
kelanjutan dari evolusi biologis sementara evolusi biologis dilihat sebagai
pengembangan teknologi natural prahumanistik. Dengan pandangan filosofis
seperti ini, diharapkan kita dapat mengembalikan teknologi kedalam
pangkuan budaya seperti sebagaimana mestinya. Dilihat dari sudut luar,

maka proses pengembalian ini merupakan proses pembudayaan teknologi.


Hanya dengan pembudayaan teknologi ini lah mesin akselarator
pengembangan ekonomi dapat dijalankan dengan sempurna.
TEKNOLOGI & PERADABAN
Posisi teknologi dalam peradaban
Membudayakan teknologi, berarti melihat teknologi sebagai bagian dari
budaya manusia. Budaya manusia itu sendiri dapat dipandang sebagai
kesatuan organik yang integral yang meliputi empat strata eksistensial yaitu
stratum material, stratum energetik, stratum informatik dan stratum normatif.
Keempat strata ini berkaitan dengan kategori-kategori materi, energi,
informasi, dan nilai-nilai. Eksistensi keempat kategori itu menjadi lebih
mudah dipahami dengan melihat komputer sebagai sistem integral. Jantung
komputer itu adalah mikroprosesor yang dirangkai dengan elemen-elemen
lain membentuk sebuah sistem materi. Komputer itu sendiri tak mungkin
berfungsi tanpa pasokan energi dari luar. Diapun tidak berfungsi tanpa
adanya program sistem operasi dan program-program aplikasi yang
merupakan sistem informasi. Sementara itu program-program itu tak akan
berfungsi tanpa penentuan tujuan dari luar yaitu manusia dengan sistem
nilai-nilai.
Dilihat dengan perspektif integralis tersebut maka dapatlah kita melihat
budaya sebagai sebuah komputer yang merupakan perpanjangan otak
manusia beserta organ-organ bilologis lainnya. Dalam pandangan ini
kebudayaan, dan peradaban sebagai perluasannya, dapat ditinjau sebagai
teknologi humanistik yang merupakan perpanjangan bagi teknologi
naturalistik organisme manusia sebagai diri pribadi. Manusia sebagai pribadi
yang merupakan kesatuan integral yang menyangkut tubuh material dengan
segala organnya, perilaku energetik yang menggerakkan organ-organ itu,
kesadaran informatik yang mengarahkan perilaku tersebut dan keyakinan
normatif yang menyatukan kesadaran itu dalam suatu kesatuan subjektif
yang personal.
Tata nilai sebuah peradaban adalah perpanjangan dari keyakinan individual.
Khazanah pengetahuan termasuk sains dan filsafat dalam suatu peradaban
adalah perpanjangan dari kesadaran manusia. Sementara itu tata lembaga,
seperti misalnya sistem politik, sosial dan ekonomi, adalah kepanjangan dari
perilaku manusia individual. Akhirnya semua habitat dan peralatan material
manusia dapatlah dipandang sebagai tubuh peradaban yang merupakan

perpanjangan dari tubuh manusia secara individual. Dengan demikian


peradaban sebagai sebuah sistem integral memiliki keempat strata
eksistensial integralis. Begitu pula teknologi dalam pengertian sebuah teknosistem memiliki stratifikasi yang sama seperti yang terlihat dalam tabel 1.
Dalam tabel ini tampak tedapat pelapisan atau stratifikasi peradaban pada
kuadran-kuadran kiri yang individual dan kuadran-kuadran kanan yang
kolektif. Stratifikasi itu sesuai dengan kategori-kategori eksistensial
integralis yaitu materi ( raga dan tatasarana), energi (perilaku dan tata
lembaga), informasi (kesadaran dan pengetahuan) dan nilai-nilai (keyakinan
dan tatanilai). Oleh karena itu, teknologi, sebagai komponen sentral suatu
peradaban, juga tersratifikasi secara sama seperti yang kita lihat pada tabel 1.
Tabel 1
Eksistensi teknologi sebagai pusat peradaban
PRIBADI
TEKNOLOGI
Keyakinan
teknosofia
Kesadaran
teknologika
Perilaku
teknostruktur
Raga
teknosfera

PERADABAN
tata nilai
pengetahuan
tata lembaga
tata sarana

Teknologi, dilihat sebagai produk-produk material yang berkaitan satu sama


lainnya, membentuk teknosfera yang merupakan lingkungan buatan
menjembatani manusia dengan lingkungan hidup seutuhnya yaitu biosfera.
Teknosfera ini tidak akan terbentuk dan bergerak tanpa adanya teknostruktur
berupa formasi sosial yang memproduksi, mendistribusi dan mengkonsumsi
elemen-elemen teknosfera tersebut. Teknostruktur ini tidak akan terkendali,
jika tidak ada teknologika sebagai ilmu yang mengaturnya. Teknologika
sendiri diarahkan oleh teknosofia atau filsafat teknologi yang implisit di
dalam teknologika sebagai ilmu.
Jika dilihat dengan seksama, maka tabel 1 itu menunjukkan adanya tiga
fungsi teknologi yaitu sebagai ekstensi, medium dan milieu. Sebagai
ekstensi, teknologi merupakan perpanjangan organ-organ tubuh atau sarana
internal pribadi manusia. Sebagai medium, teknologi merupakan medium
yang mengantarai pribadi manusia dengan lingkungannya baik yang
sosiokultural maupun yang fisik biologis. Sebagai milieu, teknologi
merupakan sarana atau organ bagi peradaban sebagai bagian dari biosfera.
Sebenarnya, baik teknologi maupun peradaban, keduanya adalah lingkungan
atau supersistem bagi manusia sebagai pribadi. Oleh karena itu koevolusi

sosioteknologi itu mendorong perkembangan kejiwaan manusia dimana


manusia seperti halnya teknologi dan peradaban berkembang dalam caranya
menangani perubahan dan perkembangan lingkungan hidupnya.
SEJARAH PERADABAN TEKNOLOGI
Dalam perjalanan sejarah, teknologi dan peradaban berkembang beriringan.
Keduanya mengalami koevolusi seperti yang ditampilkan dalam tabel 2.
koevolusi itu berkembang dengan cara bertahap yang menunjukkan
perubahan karakteristik teknologi yang berkaitan secara umpan balik positif
dengan tujuh perubahan revolusioner peradaban menuju suatu keseimbangan
baru. Dari peradaban prateknik terdapat tujuh revolusi sosial yang didorong
oleh diciptakannya jenis-jenis teknologi dengan karateristik yang baru.
Kedelapan fase peradaban teknologi itu ditampilkan pada tabel 2.
Tabel 2
Koevolusi peradaban teknologi
Teknologi
Peradaban
Organik (tangan)
prateknik (perburuan paleolitik)
Suborganik (perkakas)
prototeknik (revolusi pertanian)
Paraorganik (pesawat)
eoteknik (revolusi perkotaan)
Ekstraorganik (kincir)
paleoteknik (revolusi gutenberg)
Semiorganik (mesin uap)
arkeoteknik (revolusi watt)
Superorganik (motor listrik)
neoteknik (revolusi faraday)
Megaorganik (media elektronik)
mega teknik (revolusi marconi)
Mataorganik (jaringan telematik)
metateknik (revolusi von neuman)
Teknologi berkembang dari awal berupa teknologi organik yaitu penggunaan
anggota tubuh manusia secara langsung, diikuti oleh tujuh tahap evolusioner
teknologi baru. Tahap tahap teknologi itu memperluas organ-organ tubuh
manusia dengan perpanjangan kolektif berupa barang-barang ciptaan
manusia yang memperkuat kapasitas organ tersebut.
Pada mulanya, diciptakan perkakas-perkakas, pada zaman teknologi
suborganik, yang memperpanjang tangan manusia sebagai suborgan yang
berada diluar tubuhnya. Kemudian, perkakas-perkakas itu dihubungkan satu
sama lainnya, pada zaman teknologi paraorganik, sehingga gerakannya
dapat disesuaikan dengan kepentingan manusia. Ketiga tahap peradaban itu,
peradaban prateknik, prototeknik dan eoteknik menyangkut teknologi
material pra-industri.

Sesudah itu, manusia menemukan sumber energi alam yang menggantikan


tenaga manusia atau hewan, dalam bentuk teknologi anorganik, yaitu tiupan
angin dan aliran air dalam berbagai jenis kincir. Ini adalah revolusi
protoindustri. Selanjutnya, manusia menemukan cara untuk menggantikan
tenaga aliran alamiah itu dalam bentuk teknologi semi-organik dengan
tenaga api yang diubah menjadi tenaga uap. Inilah yang dikenal dengan
nama revolusi industri pertama atau revolusi watt.
Akhirnya, manusia menemukan cara untuk mengubah satu bentuk energi
luar tubuh manusia menjadi energi luar tubuh lainnya sehingga bisa
mendistribusikannya ke banyak tempat dalam bentuk teknologi
superorganik. Inilah intisari revolusi industri Faraday yang pertama kali
menciptakan generator listrik yang pada prinsifnya dapat diubah menjadi
motor listrik. Revolusi Faraday adalah revolusi energi ketiga, juga dikenal
sebagai revolusi industri kedua. Ketiga revolusi teknologi energi itu masingmasing melahirkan peradaban paleoteknik, arkeoteknik, dan neoteknik.
Kini, kita telah mengalami dua revolusi informasi pasca industri yang tahaptahapnya dapat kita identifikasikan dengan nama-nama pencipta teknologi
yang menjadi dominan pada waktunya. Yang pertama adalah revolusi
marconi yang untuk pertama kalinya berhasil menciptakan mesin
komunikasi yang menggunakan tenaga listrik dalam teknologi megaorganik.
Revolusi ini diikuti pada akhirnya oleh penemuan komputer praktis pertama
oleh Von Neuman yang memungkinkan lahirnya teknologi metaorganik yang
membentuk masyarakat informasi pascamodern sekarang ini. Kedua
teknologi informasi itu melahirkan paradaban megateknik dan peradaban
metateknik.
Sebagai akibat dari transformasi skala dan fungsi teknologi itu, maka tak
dapat dihindarkan berbagai dampak yang ditimbulkannya dalam peradaban
manusia : positif maupun yang negatif. Dampak positif teknologi dapat
dilihat dari kenyataan bagaimana teknologi telah memudahkan kehidupan
manusia, mempercepat pemenuhan kebutuhan manusia, menghemat energi
organik manusia dalam memenuhi kebutuhannya dan memberdayakan
potensi-potensi manusia secara maksimal. Sedangkan dampak negatif
teknologi tampak dari kenyataan bahwa adanya senjata pemusnah massal,
adanya kerusakan lingkungan hidup, keterpecahan kehidupan bermasyarakat
serta keterasingan pribadi dari alam, lingkungan dan teknologi itu sendiri.
Dengan demikian, tak dapat dihindari pula keharusan bagi negara dan
masyarakat untuk mengendalikan perkembangan teknologi supaya teknologi

berfungsi secara optimal dengan cara meningkatkan dampak-dampak positif


dan mengurangi dampak-dampak negatif yang mungkin timbul dari
perkembangan teknologi. Hal itu dapat direalisir dengan menyadari bahwa
teknologi adalah sebuah lembaga yang dibentuk oleh perilaku manusia dan
diarahkan oleh kesadaran manusia dan dikendalikan oleh nilai-nilai budaya
manusia.
VI. PETA BARU DUNIA
Ekonom dunia dengan reputasi paling tinggi saat ini : Jeffrey Sachs,
menciptakan peta baru dunia. Menurutnya, dunia kini tidak terbagi-bagi lagi
atas ideologi tetapi atas teknologi. Peta teknologi ini menunjukkan hampir
seluruh negara islam di dunia, kecuali Indonesia dan Malaysia serta
beberapa kantong kecil di Timur Tengah, termasuk negara sangat tertinggal
dalam sains dan teknologi, istilahnya technologically excluded.
Wilayah teknologi tidak selalu sesuai dengan batas-batas negara. Ada negara
(contoh Cina dan India) yang sebagian termasuk sangat tertinggal, sebagian
lagi tidak.
Tiga kategori wilayah : Technological Inovators, Technological Adopters,
Technologically Excluded. Indonesia dan Malaysia tergolong : adopters.
Banyak wilayah yang Technologically Excluded (TE) terperangkap
kemiskinan, karena ...... all requiring technological solutions beyond their
means !
Negara miskin, terlalu miskin untuk membeli (hak cipta) teknologi dari luar,
sedangkan mereka tak sanggup mengembangkan teknologi sendiri karena
tak cukup dana untuk membiayai R&D.
Tiga syarat yang dianjurkan untuk memecahkan masalah kemiskinan dan
ketertinggalan :
A. Agar menyadari bahwa ekonomi global dicirikan oleh teknologi dan
masalah kemiskinan harus dikaitkan juga dengan geografi, kesehatan
dan ekologi, yang analisisnya harus didasarkan atas perkembangan
teknologi dan pertumbuhan ekonomi.
B. Pemerintah harus mengubah pendekatan (approach) terhadap danadana pinjaman luar negeri.
C. Dunia ilmiah dan universitas harus dilibatkan bersama pemerintah
dan indsutri.

Inovasi teknologi perlu dikembangkan hingga mencapai critical mass agar


terjadi kondisi reaktansi berantai inovasi. Untuk mencapai keberhasilan
inovasi teknologi ini diperlukan syarat utama yaitu kerjasama 3 unsur :
pemerintah, universitas dan industri. Sachs menilai bahwa belum pernah
terjadi keberhasilan kerjasama (interplay) pemerintah, universitas dan
industri di negara berkembang manapun. Negara-negara yang tidak
mengikuti perkembangan teknologi global sering runtuh (collapse), karena
tidak sanggup mempertahankan standar hidupnya, apalagi meningkatkannya.
Sebagai seorang Profesor ekonomi, Sachs menilai bahwa kesalahan dan
kegagalan pemecahan masalah keterbelakangan dan kemiskinan di negara
berkembang disebabkan oleh penerapan ilmu dan model ekonomi yang
dilatihkan (hingga ke tingkat PhD) oleh universitas-universitas maju kepada
para ekonom yang harus memecahkan masalah pembangunan di negaranegara berkembang, termasuk para ekonom di Bank Dunia dan IMF.
Pemecahan pembangunan ekonomi di negara berkembang harus science and
technology based.
Ada 6 (enam) modal dasar pemberantas kemiskinan, semuanya terkait
dengan investasi teknologi :
1. Human capital : kesehatan, nutrisi, dan keterampilan yang diperlukan
seseorang agar produktif.
2. Business capital : mesin, fasilitas, kendaraan bermotor untuk kegiatan
dalam pertanian, industri dan jasa.
3. Infrastructure : jalan, tenaga listrik, air bersih dan sanitasi, pelabuhan
udara/laut, sistim telekomunikasi, yang berupa input kritis bagi
produktivitas bisnis.
4. Natural capital: tanah subur dan sehat, ekosistim yang memenuhi
syarat lingkungan hidup bagi suatu masyarakat.
5. Public Institutional capital : hukum perdagangan, sistim peradilan,
pelayanan pemerintah yang mengatur dan menjamin kesejahteraan
tenaga kerja.
6. Knowledge capital : scientific dan technological know-how, yang
meningkatkan produktifitas bisnis serta peningkatan physical and
natural capital.
Untuk hal-hal diatas dibutuhkan investasi untuk peningkatan kapasitas
teknologi. Ke enam modal diatas, semuanya mengandung unsur sains dan
teknologi. Untuk memberantas kelaparan, penyakit, kekurangan pendidikan,
kerusakan lingkungan, semuanya memerlukan ke enam modal dasar diatas.

Disamping itu pemerintah perlu mendorong berkembangnya kegiatan


penelitian. Ada contoh-contoh kasus yang kini diterapkan di Cina, India dan
Iran. Ketika India membangun Institut Teknologinya pada tahun 1950-an
dan 60-an, para ahli ekonomi-pembangunan mencemooh, dan dengan
skeptis mengeritik keberadaan program pendidikan tinggi seperti itu dalam
negara miskin seperti India. Kini, hanya dalam puluhan tahun kemudian,
baru terlihat arti dari investasi untuk peningkatan kemampuan penelitian,
yang sangat mencengangkan. India dan Cina kini diyakini akan terus
mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam puluhan tahun
yang akan datang, karena ditopang oleh meningkatnya homegrown high
technology.
VII. GEJALA TECHNO NATIONALISM
Saat ini di negara-negara maju muncul gejala yang disebut techno
nationalism, yaitu semakin tertutupnya negara-negara maju dalam
mempublikasikan hasil-hasil temuan teknologinya demi mempertahankan
supremasi teknologi di era globalisasi. Karena itu, tidak akan pernah ada
negara-negara maju yang mau menjalin kerjasama dengan negara
berkembang apabila mereka tidak mempunyai kepentingan, baik dari segi
ekonomi maupun semata-mata untuk uji coba teknologi itu sendiri di negara
berkembang.
Tranfer teknologi tidak akan terjadi begitu saja dari negara maju ke negara
berkembang. Aliran investasi dari negara-negara maju ke negara-negara
berkembang pada prinsipnya hanyalah pengalihan proses produksi dari
negara maju ke negara berkembang, sementara teknologi industrinya sendiri
masih tetap dikontrol oleh pemilik dana investasi. Banyak sektor industri
berteknologi tinggi maupun relokasi industri yang sebetulnya sama sekali
tidak disertai dengan adanya transfer teknologi. Perusahaan-perusahaan di
negara maju hanya menginginkan alih produksi dengan cara memindahkan
pabriknya di negara-negara berkembang saja, sementara semua kegiatan
penelitian dan pengembangan produk masih tetap dikendalikan negara asal.
Dengan straregi seperti itu, apabila ditemukan teknologi baru yang lebih
unggul, maka pabrik lama akan ditinggalkan atau teknologi usangnya
diberikan kepada pengelolanya di negara berkembang.
Sebagai akibatnya, kegiatan industri yang hanya mengandalkan alih
produksi seperti itu, betatapun canggihnya teknologi yang dipakai hanya
akan menghasilkan barang-barang yang cepat usang dan tidak memiliki daya

saing jangka panjang, karena kualitas produknya kalah dengan produk


industri berteknologi mutakhir. Banyak industri-industri di negara-negara
berkembang memiliki karakter seperti ini, sehingga tidak mampu bersaing
dalam memasarkan produknya di tingkat Internasional.
Dengan strategi alih produksi yang dilakukan negara maju terhadap negara
berkembang seperti yang selama ini, tampaknya akan sangat sulit bagi
negara berkembang untuk mengejar apalagi menandingi kemampuan
penguasaan teknologi negara-negara maju. Kemampuan teknologi negara
berkembang tidak akan pernah meningkat apalagi menyusul negara-negara
maju. Sayangnya, ketertinggalan kemampuan teknologi itu dan semakin
bergantungnya negara berkembang terhadap pengembangan teknologi yang
dilakukan negara maju masih akan berlangsung di masa-masa mendatang.
Konsekuensi dari keadaan itu tentu sangat mengkhawatirkan. Ambil contoh
dalam bidang bioteknologi misalnya, kemajuan penelitian dan
pengembangan yang diperoleh negara maju yang pelaksanaannya didukung
oleh perusahaan multinasional kaya modal, dapat mengancam komoditas
ekspor hasil pertanian negara berkembang, yang dampaknya tidak hanya
terhadap neraca perdagangan, tetapi juga nasib para petani miskin di negara
berkembang.
Perlu strategi baru dalam pengembangan kemampuan teknologi nagi negaranegara berkembang. Dengan menyadari bahwa transfer teknologi secara
cuma-cuma dari negara maju ke negara berkembang sulit terjadi, maka bagi
negara berkembang perlu merumuskan polanya sendiri untuk menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena kemampuan teknologi itu hanya
bisa diperoleh melalui kegiatan penelitian dan pengembangan, maka
kegiatan tersebut mutlak dilaksanakan bagi negara-negara berkembang.
Namun tentunya penelitian dan pengembangan harus melihat kemampuan
SDM dan ketersediaan SDA yang ada di negara berkembang.
Diskusi :
Bagaimana dengan negara kita, strategi apa yang akan kita laksanakan agar
kita memiliki teknologi sendiri tanpa menjadi bulan-bulanan negara maju?.
VIII. INFORMASI SAINS DAN TEKNOLOGI YANG TERCECER
1. Iptek Bukan Prioritas
Keinginan untuk menjadikan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai dasar
pembangunan ekonomi, terjebak pada berbagai kepentingan jangka pendek

yang dianggap mendesak. Padahal kontribusi Iptek kepada masyarakat


bersifat jangka panjang sehingga pada tahap awal harus ditopang oleh
pembiayaan negara. Komitmen ini tidak ada dalam pemerintahan sangat ini.
Dalam diskusi panel yang diselenggarakan oleh Kompas beberapa tahun
silam, para panelis (Yohannes Surya, wakil ketua LIPI, wakil ketua Akademi
Ilmu Pengetahuan Indonesia, Prof. Wardiman Djojonegoro dan Kepala
Pusdiklat BPPT) mengemukakan bahwa strategi besar kebijakan nasional
dalam bidang Iptek tidak harus dirumuskan secara formal. Akan tetapi
yang paling penting adalah bagaimana menumbuhkan budaya Iptek
atau keilmuan dalam lembaga-lembaga pemerintahan, swasta, dan
masyarakat luas. Strategi besar kebijakan nasional dalam bidang Iptek juga
tidak akan muncul tanpa adanya kepemimpinan yang memiliki visi Iptek
dengan posisi tawar yang tinggi dan berbentuk jaringan kelompok-kelompok
inti para peneliti.
2. Rasionalitas Kebudayaan dan Sejarah Intelektual
Banyak tokoh nasional semasa Tan Malaka adalah pemikir serius dan
penulis yang piawai. Mereka meninggalkan berbagai karya tulis yang
sampai hari ini oun dapat dibaca dengan bermanfaat. Pamflet politik (seperti
Perjuangan Kita oleh Sjahrir), teks untuk pengajaran di universitas (sepeti
Pengatar Ke Jalan Ekonomi Sosiologi oleh Hatta), naskah untuk pendidikan
nasional (seperti Sarinah oleh Soekarno), atau berbagai uraian tentang
pendidikan nasional (seperti ditulis oleh Ki Hajar Dewantara) adalah bahanbahan yang menjadi batu-sendi sejarah intelektual Indonesia.
3. Teknologi: antara Maslahat dan Mudarat
Keajaiban adalah anak kandung dari teknologi. Dengan teknologi, apa
yang tidak bisa dilakukan? Ada e-mail yang memungkinkan orang mengirim
surat tanpa lewat kantor pos; ada chating room yang membuat anda bisa
ngobrol tanpa harus nongkrong di cafe; ada handphone yang membuat
siapa saja bisa berkomunikasi dengan siapa saja, bisa berkomunikasi dengan
keluarga dan kenalannya setiap saat dari tempat yang belum terpasang kabel
telpon; ada pesawat ruang angkasa yang bisa mengantar manusia melintasi
galaksi; ada Play Station yang memungkinkan anak-anak bermain perangperangan dengan pengalaman sungguh-sungguan-an. Bahkan ada
teknologi kloning yang memungkinkan lahirnya generasi baru dari jaringan
bagian manapun dan memungkinkan bagi perwujudan pabrikasi manusia
seperti yang dibayangkan Aldoush Huxley dalam bukunya Brave New
World, 1932. Luar biasa! Masyarakat kita sedang berada dalam zona mabuk
teknologi, yaitu zona yang ditandai adanya hubungan yang rumit dan

seringkali bertentangan antara teknologi dan upaya manusia mencari makna.


Enam gejala zona mabuk yang diuraikan secara panjang lebar dalam buku
tersebut.
Pertama, manusia lebih suka penyelesaian kilat. Orang Amerika menelan
suplemen sekitar 10 milyar pil setiap tahun dan membelanjakan lebih dari
700 juta dollar AS pertahun untuk vitamin yang dklaim berkhasiat cepat dan
makmur.
Kedua, kita takut sekaligus memuja teknologi. Saking dahsyat dan
mempesonanya gerak kerja teknologi, manusia terkadang mengidap
teknofobia dan teknofilia. Teknofobia yang pernah dialami adalah tatkala
manusia berharap-harap cemas menunggu datangnya milenium baru yang
dikenal dengan jargon Y2K (year two kilos). Orang takut bila kesalahan
teknologi komputer akan menebarkan kerusakan semisal jatuhnya pesawat
terbang dari langit, peluru kendali yang lepas tak terkendali, kacau-balaunya
data base bursa saham, dan sebagainya. Teknofilia adalah saking tingginya
pemujaan seseorang kepada teknologi.
Ketiga, kita mengaburkan perbedaan antara yang nyata dan yang semu.
Sebegitu canggihnya perkembangan teknologi dewasa ini, membuat seorang
semakin sering bertanya apakah ini nyata, atau hanya semu belaka?.
Semakin sulit memastikan keaslian payudara, rambut, hidung, dan juga dagu
para selebritis.
Kempat, kita menerima kekerasan sebagai sesuatu yang wajar. Film dan
video-game yang banyak beredar adalah contih jelas bahwa secara kognitif,
kita belajar menerima kekerasan sebagai kenyataan dan kewajaran hidup.
Kelima, kita mencintai teknologi dalam wujud mainan. Percaya atau tidak,
kebanyakan mitra bisnis baru dari Institut teknologi ternama MIT adalah
perusahaan mainan seperti Lego, Disney, Mattel, Hasboro dan Toys R Us.
Keenam, kita menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut. Internet,
telpon genggam, surat elektronik memungkinkan orang untuk berbagi
kehidupan pribadinya dengan banyak orang dimanapun dan kapanpun.
4. Albert Einstein Tokoh Abad Ini
Abad ke-20, yang menurut sebagian orang berakhir pada tanggal 31
Desember 1999 dan sebagian lain berpendapat berujung pada tanggal 31
Desember 2000, akan dikenang sebagai Abad Sains dan Teknologi. Inilah
abad yang sejak awal melahirkan dan membsarkan pemikir-pemikir yang
membantu anak segala bangsa memahami rahasia atom dan alam semesta.
Dari sekian ilmuwan besar peletak dasar pengertian modern tentang atom
yang membangun infrastruktur teknologi elektronika dan komputer, yang
mengubah wajah peradaban dunia serta pengukuh basis pengetahuan

mutakhir mengenai jagat raya, yang mejadi pemacu program eksplorasi


antariksa negara-negara maju sejak petengahan tahun 1900-an, siapakah
yang pantas dinobatkan sebagai Tokoh Abad ini?. Majalah berita mingguan
Time akhirnya menjatukan pilihannya kepada Albert Einstein. Dalam edisi
internasional tanggal 31 Desember 1999 yang beredar hari senin (27/12),
Time menempatkan Presiden Franklin Delano Roosevelt dan Mahatma
Gandhi masing-masing diperingkat kedua dan ketiga. Einstein merupakan
tokoh terdepan diantara sekian ilmuwan yang berhasil membangun teoriteori ilmu dasar sebagai pondasi bagi panggung kejayaan abad teknologi.
Roosevelt dipandang sebagai represetasi kemenangan kebebasan demokrasi
atas fasisme dan komunisme. Gandhi adalah ikon abad ini yang
mempersonifikasikan tema besar, perjuangan hak-hak asasi manusia dan
hak-hak sipil menjadi faktor penting dalam politik global. Kesulitan belajar
bicara saat kanak-kanak, Einstein yang lahir di Ulm, Jerman pada tahun
1879 ini menjadi santo pelindung bagi anak-anak yang mengalami gangguan
mental. Namun dalam usia lima tahun, ia sudah terangsang memecahkan
teka-teki cara kerja kompas dan misteri gaya-gaya yang terdapat di alam
semesta. Ketika bekerja sebagai karyawan teknik kantor paten di Swis pada
tahun 1905, ia menulis tiga risalah fisika yang mengubah sains untuk
selama-lamanya. Risalah pertama mengungkapkan perilaku ganda cahaya
sebagai gelombang dan partikel berdasarkan percobaan efek fotolistrik.
Perilaku ganda cahaya, yang dalam teori fisika dikenal sebagai dualisme
gelombang-partikel ini, menjadi pondasi mekanika kuantum yang
merupakan ibu kandung teknologi elektronika abad ke-20 penghasil
semikonduktor, televisi dan laser. Karya inilah yang mendatangkan Hadiah
Nobel Fisika bagi Einstein. Risalah kedua membuat konfirmasi eksistensi
molekul dan atom berdasarkan eksprimen tumbukan zat-zat renik di dalam
air. Namun yang paling menghebohkan adalah risalah ketiganya yang
bersumber semata-mata dari eksprimen pikiran. Eksprimen itu bermula dari
pertanyaan ; jika anda bergerak secepat cahaya, bagaimana perilaku
gelombang cahaya itu? Jika anda berada didalam kereta api yang bergerak
hampir secepat cahaya berlaju 300.000 kilometer per detik, masihkah anda
dapat membedakan ruang dan waktu? Risalah ketiga yang ia tulis bulan Juni
1905 itu mengawali revolusi konsep waktu, ruang dan realitas. Kesimpulan
Einstein dalam risalah ini kemudian dikenal sebagai Teori Relativitas
Khusus. Einstein kemudian mengemukakan pernyataan fisikanya yang tak
kalah dahsyat; materi (m) dan energi (E) merupakan dua sisi mata uang yang
sama. Kesetaraan materi dan energi yang dikenal luas kaum awam melebihi
semua persamaan yang ada dalam fisika, E = mc2 dimana merupakan

kecepatan cahaya, tepatnya bukanlah resep untuk membuat bom atom.


Namun, persamaan ini dapat menjelaskan, mengapa bom atom dapat dibuat.
Dari seluruh karya fisikanya yang sebagian besar tergplong monumetal,
Teori Relatifitas Umum yang ia kemukakan tahun 1916 barangkali
merupakan teori paling indah dalam seluruh sains. Seperti Teori Relativitas
Khusus, karya ini juga bersumber dari eksperimen pikiran. Teori ini
menjelaskan gravitasi sebagai pelengkungan ruang-waktu yang mengubah
total pandangan Newton mengenai gravitasi yang bertahan tiga abad.
5. Peraih Nobel Fisika 2005 : Mengungkap Misteri Cahaya
Ada yang seru di Stockholm pada tanggal 10 Desember 2005. Tiga
fisikawan hebat menerima penghargaan bergengsi Nobel Fisika 2005.
Penyerahan hadiah selalu dilaksanakan pada tanggal 10 Desember setiap
tahunnya untuk mengenang Alfred Nobel yang meninggal pada tanggal 10
Desember 1896. Ketiga fisikawan yang mendapatkan Nobel Fisika adalah
Roy J Glauber dari Universitas Harvard Amerika, John L Hall dari
Universitas Colorado Amerika, dan Theodor W Hanch dari Max Planck
Institut Fur Quantenoptik Jerman. Mereka dianugerahi penghargaan ini
atas penelitian dan pemikiran hebat mereka dalam dunia optik.
Glauber (80 tahun) berhasil menyabet penghargaan yang sangat bergengsi
ini atas kontribusinya dalam menelurkan deskripsi teoritis (teori kuantum)
mengenai kelakuan partikel cahaya. Sedangkan Hall (71 tahun) dan Hanch
(63 tahun) sama-sama memberikan kontribusi dalam pembuatan
spektroskopi berbasis laser (laser-based precision spectroscopy). Mengapa
penemuan dan kontribusi mereka di bidang optik ini dianggap begitu hebat
dan penting? Coba kita lihat sekeliling. Kita bisa melihat segala hal yang ada
di dunia ini karena adanya caohaya. Tanpa cahaya, tentunya kita tidak bisa
melihat apapun. Jadi, sebagian besar pengetahuan kita mengenai dunia ini
kita dapatkan melalui cahaya. Kita bisa melihat benda-beda di sekeliling kita
karena adanya cahaya. Kita bahkan bisa mengintip suatu planet yang sangat
jauh yang tersembunyi di salah satu bagian jagat raya yang luar biasa luas
ini karena adanya cahaya.
Note : LASER = Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation.
Sinar laser tidak sama dengan sinar lampu biasa. Ada sinar laser yang bisa
digunakan untuk memotong berlian, padahal sinar lampu biasa bahkan tidak
bisa memotong selembar kertas yang tipis.
Sinar laser bersifat
monokromatik (memiliki satu panjang gelombang yang spesifik), koheren
(semuanya pada frekuensi yang sama), dan menuju satu arah yang sama
sehingga cahayanya menjadi sangat kuat, terkonsentrasi, dan terkoordinir
dengan baik. Berbeda dengan sinar lampu biasa yang merupakan cahaya

yang menuju ke segala arah dan memiliki bermacam panjang gelombang


dan frekuensi (incoherent light) sehingga cahayanya sangat lemah.
Diskusi :
1. Kebijakan Iptek bukanlah prioritas, tapi yang terpenting menumbuhkan
budaya Iptek. Bagaimana menurut pendapat anda atas statement tersebut.

Anda mungkin juga menyukai