Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

EPISTEMOLOGI DAN KAJIANNYA

Diajukan Untuk Dipresentasikan dalam


Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Oleh

RIZKA WAHYUNI SIR (3518004)

Dosen Pembimbing :

Zulfikri, MA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


PARIWISATA SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
TAHUN AJARAN 2019 /2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia hidup didunia tidak hanya memerlukan kebutuhan pokok saja. Akan tetapi
manusia juga memerlukan informasi untuk mengetahui keadaan di lingkungan sekitar mereka.
Dalam upaya untuk memperoleh informasi, manusia seringkali melakukan komunikasi ataupun
cara-cara lain yang bisa digunakan. Salah satu informasi yang didapat dari komunikasi adalah
pengetahuan. Pengetahuan sangat diperlukan bagi kehidupan manusia karena dapat memberikan
manfaat yang sangat besar bagi kehidupan. Dalam mencari pengetahuan, tak jarang manusia
harus mempelajari Epistemologi. Epistemologi disebut juga sebagai teori pengetahuan karena
mengkaji seluruh tolok ukur ilmu-ilmu manusia, termasuk ilmu logika dan ilmu-ilmu manusia
yang bersifat gamblang, merupakan dasar dan pondasi segala ilmu dan pengetahuan.
Sejak semula, epistemologi merupakan salah satu bagian dari filsafat sistematik yang
paling sulit. Sebab epistemologi menjangkau permasalahan-permasalahan yang membentang
luas, sehingga tidak ada sesuatu pun yang boleh disingkirkan darinya. Selain itu pengetahuan
merupakan hal yang sangat abstrak dan jarang dijadikan permasalahan ilmiah di dalam
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan biasanya diandaikan begitu saja. Oleh sebab itu, perlu
diketahui apa saja yang menjadi dasar-dasar pengetahuan yang dapat digunakan manusia untuk
mengembangkan diri dalam mengikuti perkembangan informasi yang pesat.
B. Rumusan Masalah
1. Mengkaji makna Epistemologi
2. Apa itu Landasan Epistemologi
3. Mengetahui Metafisika epistemology
4. Kegunaan Epistemologi

C. Tujuan Penelitian
1. Mengkaji dan mengetahui apa apa saja pembahasan yang terkait dengan cabang
Epistemologi
2. Mengetahui sumber kajian dari metafisikan dan kegunaan dari epistemology ini
BAB II
PEMBAHASAN

1. Makna Epistemologi
Epistimologi berasal dari yunani, yaitu "Episteme" berarti pengetahuan dan "logos" berarti
pemikiran. Jadi Epistemologi adalah cabang ilmu filsafat yang membahas tentang ilmu
pengetahuan dari Sesuatu yang ada di dalam pendidikan. Epistemologi ini mengarah pada
pengetahuan atau teori ilmu pengetahuan.
Epistemologi sering juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Epistemologi
lebih memfokuskan kepada makna pengetahuan yang berhubungan dengan konsep, sumber, dan
kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain sebagainya.
Beberapa ahli yang mencoba mengungkapkan definisi dari pada epistemologi adalah P.
Hardono Hadi. Menurut beliau epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari dan
mencoba menentukan kodrat dan skope pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasarnya,
serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Tokoh lain
yang mencoba mendefinisikan epistemoogi adalah D.W Hamlyin, beliau mengatakan bahwa
epistemologi sebagai cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan,
dasar dan pengandaian – pengandaian serta secara umum hal itu dapat diandalkannya sebagai
penegasan bahwa orang memiliki pengetahuan.
Runes dalam kamusnya menjelaskan bahwa epistemology is the branch of philosophy which
investigates the origin, stukture, methods and validity of knowledge. Itulah sebabnya kita sering
menyebutnya dengan istilah epistemologi untuk pertama kalinya muncul dan digunakan oleh J.F
Ferrier pada tahun 1854 (Runes, 1971-1994).
Dalam hal ini kita membahas bagaimana Ilmu pengetahuan itu diperoleh, dan bagaimana kita
mengetahui apa yang kita ketahui. Banyak sekali perdebatan mengenai ilmu pengetahuan.
Unsur-unsul Ilmu pengetahuan antara lain; mengetahui, diketahui, kesadaran mengenai sesuatu
yang diketahui. Dalam hal pendidikan, epistimologi berkaitan dengan metode yang diberikan
oleh guru. Epistemologi mempelajari tentang hakikat dari pengetahuan, justifikasi, dan
rasionalitas keyakinan. Banyak perdebatan dalam epistemologi berpusat pada empat bidang: (1)
analisis filsafat terkait hakikat dari pengetahuan dan bagaimana hal ini berkaitan dengan konsep-
konsep seperti kebenaran, keyakinan, dan justifikasi,(2) berbagai masalah skeptisisme, (3)
sumber-sumber dan ruang lingkup pengetahuan dan justifikasi atas keyakinan, dan (4) kriteria
bagi pengetahuan dan justifikasi. Epistemologi membahas pertanyaan-pertanyaan seperti "Apa
yang membuat kebenaran yang terjustifikasi dapat dijustifikasi?" Apa artinya apabila
mengatakan bahwa seseorang mengetahui sesuatu?dan pertanyaan yang mendasar, Bagaimana
kita tahu bahwa kita tahu?

2. Metafisika Epistemologi
Pembahasan Epistemologi berkenaan dengan persoalan tentang obyek pengetahuan,
sumber pengetahuan, metode pengetahuan ,klasifikasi pengetahuan, hingga kadar pengetahuan
manusia, Epistemologi metafisika mengurai tentang sumber metafisika dimana metafisika
berawal dari filsafat pertama Aristoteles yang kemudian melalui karya – karyanya ditemukan
istilah metafisika oleh Andronicus pada tahun 70 SM, Salah jatu jalan untuk mengurai tentang
realitas metafisika dibutuhkan metode, salah satu metode metafisik adalah metode intuisi. Intuisi
adalah suatu pengalaman singkat (Immediate experience) tentang yang nyata.
Hal – hal yang dibicarakan metafisika adalah Tuhan, makhluknya Tuhan yang tidak
nampak, manusia, alam, dan konsep – konsep pemikiran atau ide. Dan Klasifikasi metafisika
terbagi menjadi 2 : yaitu metafisika umum dan metafisika khusus. Serta salah satu peran
metafisika adalah mengajarkan cara berfikir yang cermat dan tidak kenal lelah dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.dalam pembahasan hal - hal yang bersifat abstrack tidak jauh
kaitannya dengan metafisika. Metafisika adalah bagian dari filasafat yang khusus membicarakan
hakikat realitas mutlak, kami menyadari sepenuhnya bahwa metafisika pada masa sekarang ini
tidak begitu populer dalam wacana pendidikan modern.
Dalam Islam, metafisika yang di dalamnya termasuk pembahasan – pembahasan teologis,
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam menentukan konsepsi dasar umat mengenai alam
jagat raya, psikologi, epistemologi, etika, bahkan logika. Untuk mengokohkan pilar – pilar
metafisika adalah dengan epistemologi, dengan asumsi dasar bahwa untuk menangkap esensi
segala sesuatu, ada jalan yang dapat di tempuh manusia. Fokus kajian pada makalah ini adalah
Epistemologi Metafisika, yang mencangkup sarana dan metodologi pencapaian, parameter
kebenaran dan klasifikasi ilmu.
3. Landasan Epistemologi
Epistemologi mempermasalahkan kemungkinan mendasar mengenai pengetahuan (very
possibility of knowledge). Dalam perkembangannya epistemology menampakkan jarak yang
asasi antara rasionalisme dan empirisme, walaupun sebenarnya terdapat kecenderungan
beriringan. Landasan epistemology tercermin secara operasional dalam metode ilmiah. Pada
dasarnya metode ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuan
dengan berdasarkan:
 Kerangka pemikiran yang bersifat logis dengan argumentasi yang konsisten dengan
pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun.
 Menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka tersebut dan melakukan
verifikasi terhadap hipotesis termaksud dengan menguji kebenaran pernyataan secara
faktual.
Misalnya Pertanyaan-pertanyaan:
 Bagaiman proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu ?
 Bagaimana prosedurnya ?
 Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar ?

Epistimologi membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha untuk
memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, epistimologi adalah suatu teori pengetahuan. Ilmu
merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui proses tertentu yang dinamakan metode
keilmuan. Kegiatan dalam mencari pengetahuan tentang apapun selama hal itu terbatas pada
objek empiris dan pengetahuan tersebut diperoleh dengan menggunakan metode keilmuan, sah
disebut keilmuan. Kata-kata sifat keilmuan lebih mencerminkan hakikat ilmu daripada istilah
ilmu sebagai kata benda. Hakikat keilmuan ditentukan oleh cara berfikir yang dilakukan menurut
syarat keilmuan yaitu bersifat terbuka dan menjunjung kebenaran diatas segala-segalanya (Jujun
S. Suriasumantri, 1991, ).

4. Kegunaan Epistemologi
Semua orang pasti mempunyai akal yang merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha
Esa. Namun setiap orang mempunyai kepandaian yang berbeda, tergantung seberapa sering
manusia mengasahnya. Disini manusia mau tidak mau dituntut untuk berfikir mengenai banyak
hal. Termasuk juga tentang pengetahuan, dimana pengetahuan adalah salah satu hal yang sangat
dibutuhkan oleh manusia untuk menjalani kehidupan ini.
Disini pula manusia kembali dibedakan, ada orang yang mau menggunakan akalnya
dengan baik ada yang membiarkan bahkan enggan untuk berfikir. Berbicara mengenai berfikir,
kita pasti pernah mendengar istilah "filsafat" . Apa itu filsafat? Filsafat adalah berfikir secara
mendalam terhadap suatu hal. Ada rangkaian-rangkain yang harus dilalui oleh sang filosof untuk
mengetahui atau memperoleh suatu pengetahuan filsafat.
Maka disini epistemologi mempunyai kedudukan yang tinggi jika berbicara tentang cara
memperoleh pengetahuan filsafat. Banyak orang yang melupakan akan hal ini. Karena
kebanyakan orang hanya memfikirkan hasil tanpa memperdulikan bagaimana pengetahuan itu
didapatkan. Ini adalah suatu hal sangat keliru. Karena pada dasarnya proses itu jauh lebih penting
dari sebuah hasil.
Dengan kita belajar tentang epistemologi kita akan lebih menghargai tentang proses dan
proses. Dan pastinya semua orang akan lebih menghargai tentang ilmu. Ketika seseorang
berproses dengan baik maka ia akan memperoleh hasil yang baik sesuai dengan seberapa besar
dan sungguh-sungguhnya dalam berproses. Ini pula yang membuat orang-orang hormat kepada
para filosof, karena mereka memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dalam mencari pengetahuan.
Bahkan mereka juga akan membicarakan terlebih dahulu cara memperoleh pengetahuan tersebut.
Selain itu epistimologi sangatlah penting untuk kita pelajari. Mengapa? Karena
epistemologi merupakan landasan bagi manusia untuk bertindak dalam kehidupan sehari-hari;
sebagai dasar untuk mengembangkan kearifan dalam berpengetahua; dan juga sebagai sarana
untuk mengetahui tentang variasi kebenaran pengetahuan. Jika dilihat dari sudut pandang objek
yang dikaji dalam berfilsafat maka kita dapat memperoleh pengetahuan melalui 3 objek, yakni
dengan objek empiris (nyata) dimana objek ini dapat ditangkap baik oleh indra lahir dan batin.
Dan yang kedua kita dapat memperoleh dengan objek ideal. Dimana pada objek ideal ini pada
dasarnya tiada dan menjadi ada berkat kegiatan akal. Dan yang ketiga adalah dengan objek
transender yakni, objek yang pada dasarnya ada, tetapi berada diluar jangkauan pikiran dan
pengalaman manusia.
Oleh karena itu dapat disimpulkan, bahwasanya ketika kita mempunyai keinginan untuk
mengetahui suatu pengetahuan. Maka kita harus benar-benar memahami bagaimana cara
memperoleh pengetahuan tersebut dengan baik. Bukan hanya sekedar mengetahui tetapi juga
memahami bagaimana pengetahuan itu ada sehingga disitu kita harus benar-benar berfikir
tentang pengetahuan yang ingin kita ketahui. Meskipun akal mempunyai kelemahan , namun
akal lah yang telah menghasilkan apa yang disebut filsafat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Epistemologi (filsafat ilmu) adalah pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan.
Epistemologi merupakan salah satu objek kajian dalam filsafat, dalam pengembangannya
menunjukkan bahwa epistemologi secara langsung berhubungan secara radikal (mendalam)
dengan diri dan kehidupan manusia. Pokok kajian epistemologi akan sangat menonjol bila
dikaitan dengan pembahasan mengenai hakekat epistemologi itu sendiri.
Secara linguistik kata “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu: kata “Episteme”
dengan arti pengetahuan dan kata “Logos” berarti teori, uraian, atau alasan. Epistemologi dapat
diartikan sebagai teori tentang pengetahuan yang dalam bahasa Inggris dipergunakan istilah
theory of knowledge.Istilah epistemologi secara etimologis diartikan sebagai teori pengetahuan
yang benar dan dalam bahasa Indonesia disebut filsafat pengetahuan. Secara terminologi
epistemologi adalah teori mengenai hakikat ilmu pengetahuan atau ilmu filsafat tentang
pengetahuan.
Epistemelogi filsafat membicarakan tiga hal, yakni objek filsafat (yaitu yang di pikirkan),
cara memperoleh pengetahuan filsafat dan ukuran kebenaran pengetahan filsafat). Sebagai sub
sistem filsafat, epistemologi atau teori pengetahuan yang untuk pertama kali digagas oleh Plato
ini memiliki objek tertentu. Objek epistemologi ini menurut Jujun S. Suriasuamantri berupa “
segenap proses yang terlibat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan.” Proses untuk
memperoleh pengetahuan inilah yang mejadi sasaran teori pengetahuan dan sekaligus berfungsi
mengantarkan tercapainya tujuan, sebab sasaran itu merupakan suatu tahap perantara yang harus
dilalui dalam mewujudkan tujan. Tanpa suatu sasaran, mustahil tujuan bisa terealisir, sebaliknya
tanpa suatu tujuan, maka sasaran menjadi tidak terarah sama sekali
B. Kritik & Saran
Penulis menyadari bahwasanya makalah diatas masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan, baik kesalahan penulisan maupun kekurangan referensi. Oleh karena itu, penulis
berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran demi menjadikan makalah ini lebih
baik.
Daftar Pustaka
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Epistemologi#Epistemologi
http://mohnurula.blogspot.com/2014/03/
http://blognyasharing.blogspot.com/2015/06/makalah-filsafat-ilmu-epistemologi
https://www.kompasiana.com/kurniarahayu/5/pentingnya-epistemologi-dalam-filsafat
http://irianirianiii.blogspot.com/2013/03/landasan-ontologi-epistemologis
dan.html/Landasan-epistemologi-dari-ilmu-pengetahuan-hasil/hasil-temuan-ilmu-pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai