Anda di halaman 1dari 3

Filsafat Ilmu

Aspek kajian metode perolehan pengetahuan


1. Empirisme
Dalam filsafat ilmu, empirisme merupakan aliran yang menjadikan pengalaman sebagai
sumber pengetahuan. Aliran empirisme meyakini bahwa pengetahuan diperoleh melalui
pengalaman dengan cara observasi atau penginderaan.Empirisme berasal dari bahasa Yunani
yaitu “empiris” yang berarti pengalaman indrawi. Oleh karena itu empirisme didefinisikan
sebagai paham yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pngenalan, baik pengalaman
lahiriah yang menyangkut dunia ataupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi
manusia, sehingga aliran ini bertentangan dengan paham rasionalisme.

2. Rasionalisme
Rasionalisme merupakan aliran yang berdasar pada rasio, ide-ide yang masuk akal. Selain
itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki. Sebagai salah satu aliran dalam filsafat yang
mengutamakan rasio untuk memperoleh pengetahuan dan kebenaran, rasionalisme selalu
berpendapat bahwa akal merupakan faktor fundamental dalam suatu pengetahuan. Aliran ini
bertentangan dengan aliran empirisme yang menggunakan pengalaman sebagai dasar ilmu
pengetahuan. Menurut rasionalisme, pengalaman tidak dapat digunakan untuk menguji
kebenaran hokum sebab-akibat, karena peristiwa yang tak terhingga dalam kejadian alam tidak
mungkin dapat diobservasi. Bagi aliran rasionalisme, kekeliruan yang terjadi pada aliran
empirisme disebabkan oleh kelemahan alat indera dan masih dapat dikoreksi seandainya akal
digunakan.
3. Fenomenalisme
Fenomenalisme atau dikenal dengan fenomenologi merupakan salah satu aliran dalam
filsafat yang menganggap bahwa fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan
kebenaran. Dengan kata lain fenomenalisme adalah suatu metode pemikiran “a way of looking
at things”.
Dalam fenomenalisme, objek penelitian adalah fenomena berupa data yang sederhana.
Fenomena yang dimaksud dalam hal ini bukanlah fenomena alamiah yang dapat dicercap
dengan observasi empiris, bukan juga fenomenologi pandangan seperti padangan keagamaan.
Fenomena dalam hal ini dipahami secara lebih mendalam dari kata aslinya “phainomai” yang
berarti yang terlihat. Sehingga fenomen adalah data sejauh disadari dan sejauh masuk dalam
pemahaman atau objek justru dalam relasi dengan kesadaran.
4. Cara Berpikir Induktif atau Deduktif
Deduktif
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan
operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus
memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di
lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan
kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran deduktif tergantung pada premisnya.
Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis
yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Penarikan secara
langsung ditarik dari 1 premis. Penarikan secara tidak langsung ditarik dari 2 premis. Premis
pertama yang bersifat umum sedangkan premis kedua bersifat khusus.
Tahapan deduktif
1. Tahapan Sepekulasi (berasal dari bahasa latin “speculum/cermin”).
2. Tahapan Observasi dan klasifikasi, dan
3. Tahapan perumusan hipotesis

Induktif
Menurut Suriasumantri (dalam Shofiah, 2007 :15) penalaran induktif adalah suatu proses
berpikir yang berupa penarikan kesimpulan yang umum atau dasar pengetahuan tentang hal-
hal yang khusus. Artinya,dari fakta-fakta yang ada dapat ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan
umum yang diperoleh melalui suatu penalaran induktif ini bukan merupakan bukti. Hal
tersebut dikarenakan aturan umum yang diperoleh dari pemeriksaan beberapa contoh khusus
yang benar, belum tentu berlaku untuk semua kasus.
Tahapan induktif
1.Tahapan observasi
2. Tahapan klasifikasi
3. Tahapan penyimpulan secara umum
Kelebihan dan kelemahan
1. Metode induktif lebih dapat menemukan kenyataan yang kompleks yang terdapat dalam
data.
2. Metode induktif lebih dapat membuat hubungan antara peneliti dengan responden menjadi
eksplisit, dapat dikenal dan dipertimbangkan.
3. Metode induktif lebih dapat memberikan latar secara penuh dan dapat membuat
keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada latar lainnya.
4. Metode induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam
hubungan-hubungan.
5. Metode deduktif memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari setuktur
analitik.

Anda mungkin juga menyukai