Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Empiris

Empiris merupakan suatu keadaan yang berdasarkan pada peristiwa


atau kejadian nyata yang pernah dialami serta didapat dengan melalui
penelitian, pengamatan ataupun juga eksperimen yang pernah
dilakukan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), empiris ini
didefinisikan dengan berdasarkan pengalaman, ialah  ilmu pengatahuan
yang diperoleh dari suatu penemuan, percobaan, serta juga
pengamatan yang telah dilakukan.
Empiris ini juga diartikan ialah sebagai ilmu yang bertitik tolak pada
pengalaman indrawi. Pengalaman indrawi disini diartikan yakni sebagai
penglihatan, pengecapan, penciuman, pendengaran, serta sentuhan
seseorang terhadap sesuatu yang pernah ditelitinya.
Selain itu, empiris ini menghasilkan data yang disebut dengan sebutan
bukti empiris. Bukti empiris ini merupakan sumber pengetahuan yang
diperoleh dari hasil pengamatan (observasi) atau juga percobaan yang
telah atau sudah dilakukan. Bukti empiris didalamnya itu berisi mengenai
informasi yang membenarkan suatu kepercayaan, baik itu mengenai
kebenaran atau juga kebohongan dari suatu klaim empiris.

Pengertian Empiris Dalam Sosiologi


(Yesmil Anwar & Adang : 2008) Pengertian empiris di dalam sosiologi
ialah merupakan suatu ilmu pengetahuan yang didasarkan oleh akal
sehat, tidak spekulatif serta dengan berdasarkan observasi terhadap
kenyataan.

Pengertian Empiris Dalam Sejarah


Pengertian empiris di dalam sejarah ialah suatu kenyataan, artinya
bukan mitos atau juga cerita dongeng belaka disebabkan sejarah
memiliki sumber yang valid yang didasarkan pada suatu kajian serta
observasi yang mendalam pada kejadian atau peristiwa yang sungguh
terjadi itu di masa lampau.
Pengertian Empiris Menurut Para Ahli
Untuk dapat memperdalam arti dari empiris ini, maka kita dapat merujuk
pada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian empiris,
diantaranya

 Menurut Hilman Hadikusuma (1995)


Empiris ini merupakan suatu penelitian yang sifatnya itu
menjelajah (eksplorator), melukiskan (deskriptif) serta juga
menjelaskan (eksplanator).

 Menurut Amiruddin dan Zainal Asikin


(2004)
Empiris merupakan suatu penelitian yang mentitik beratkan pada
suatu fenomena atau juga keadaan dari objek yang diteliti itu
dengan secara detail dengan menghimpun fakta yang terjadi serta
juga mengembangkan konsep yang sudah ada.

 Menurut Sugiyono (2013)


Empiris ini merupakan suatu metode pengamatan yang dilakukan
oleh indera manusia, sehingga metode yang digunakan itu juga
dapat atau bisa diketahui serta juga diamati oleh orang lain.

 Menurut Izzatur Rusuli (2015)


Empiris ini merupakan suatu gagasan yang sifatnya itu adalah
rasional yang dibentuk serta diperoleh individu dengan melalui
pengalaman.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa empiris ini merupakan
suatu ilmu pengetahuan dengan berdasarkan kejadian atau peristiwa
nyata yang pernah dialami oleh panca indra manusia yang di dapat dari
pengamatan, pengalaman serta juga eksperimen yang sudah dilakukan.
Empiris ini juga tidak terlepas dari empirisme
Pengertian Studi Empiris
Studi empiris ini adalah ilmu pengetahuan yang dilakukan itu dengan
berdasarkan data data eksperimental hasil pengamatan dan
pengalaman serta trial and error atau uji coba, juga dengan
menggunakan ke 5 panca indera manusia yakni (penglihatan, perasa,
penciuman, pendengaran, sentuhan) serta juga bukan secara teoritis &
spekulasi, lebih untuk ilmu pengetahuan dan juga penelitian.

Pengertian Bukti Empiris


Diatas sudah disinggung sedikit mengenai Bukti Empiris, penjelasan
lebih lanjut mengenai bukti empiris, sebagai berikut :
Bukti empiris (ini merupakan data empiris, indra pengalaman,
pengetahuan empiris, atau juga a posteriori) merupakan suatu sumber
pengetahuan yang diperoleh dari adanya observasi atau percobaan.
Bukti empiris ini merupakan informasi yang membenarkan suatu
kepercayaan itu di dalam kebenaran atau juga kebohongan suatu klaim
empiris. Di dalam pandangan empirisis, seseorang itu hanya bisa
mengklaim memiliki atau mempunyai pengetahuan saat seseorang
tersebut memiliki sebuah kepercayaan yang benar dengan berdasarkan
bukti empiris. Hal itu tentu bertolak belakang dengan pandangan
rasionalism yang mana lebih mandahulukan akal atau juga refleksi saja
yang dianggap itu merupakan bukti bagi kebenaran atau juga
kebohongan dari beberapa proposisi.
Indra merupakan sumber utama dari suatu bukti empiris. Walaupun
sumber lainnya itu dari bukti, seperti ingatan, serta juga kesaksian dari
yang lain pasti kemudian ditelusuri kembali lagi ke beberapa
pengalaman dari indrawi, semuanya itu dianggap hanya sebagai
tambahan, atau tidak langsung.
Dalam arti lain, bukti empiris ini sama artinya dengan hasil dari adanya
percobaan. Dalam arti tersebut, hasil empiris merupakan suatu
konfirmasi gabungan. Di dalam hal ini, istilah dari kata semi-empiris
tersebut digunakan untuk dapat mengkualifikasi metode-metode teoretis
yang digunakan yakni sebagai bagian dari dasar aksioma atau juga
hukum postulasi ilmiah serta hasil percobaan. Metode-metode itu
berlawanan dengan metode teoretis ab initio yang dengan secara murni
deduktif serta dengan berdasarkan prinsip pertama.
Dalam sains, bukti empiris ini dibutuhkan bagi sebuah hipotesis untuk
bisa atau dapat diterima di dalam komunitas ilmiah. Secara normalnya,
validasi ini dicapai dengan metode ilmiah dari komitmen hipotesis,
produksi ulang hasil, penelaahan lawan, perancangan eksperimen, 
penelaahan sejawat,  presentasi konferensi dan publikasi jurnal. Hal
tersebut membutuhkan komunikasi hipotesis yang teliti (biasanya
diekspresikan di dalam matematika), kontrol serta batasan percobaan
(diekspresikan yakni dengan peralatan eksperimen yang standar), serta
juga sebuah pemahaman bersama dari pengukuran.

Pernyataan-pernyataan serta argumen yang bergantung pada bukti


empiris tersebut sering kali disebut sebagai a posteriori (“dari yang
setelahnya”) yang kemudian dibedakan dari a priori (artinya “dari yang
sebelumnya”). Pengetahuan atau juga pembenaran A priori ini pun tidak
bergantung pada pengalaman (yakni sebagai contoh ialah “Semua
bujangan itu belum menikah”); sebaliknya untuk pengetahuan atau juga
pembenaran a posteriori itu bergantung pada pengalaman atau juga
bukti empiris (sebagai contohnya ialaha seperti”Beberapa bujangan itu
sangat bahagia”).
Pandangan untuk standar positivis dari suatu informasi atau hasil yang
didapatkanitu dengan secara empiris ialah suatu observasi dan
pengalaman, serta juga percobaan berguna yakni sebagai pemisah
netral antara teori-teori yang saling berargumen. Tetapi, dari tahun
1960an, kritik juga sering dikaitan dengan Thomas Kuhn,  yang sudah
berargumen bahwa metode ini dipengaruhi oleh adanya suatu
kepercayaan dan juga pengalaman sebelumnya. Akibatnya adalah tidak
bisa atau dapat diharapkan bahwa dua ilmuwan tersebut saat
mengobservasi dan mendalami, atau juga mencoba pada kejadian atau
peristiwa yang sama itu akan membuat observasi teori-netral yang juga
sama. Teori yang bergantung dari suatu observasi ini berarti bahwa, bila
terdapat metode kesimpulan serta interpretasi yang disetujui, ilmuwan
tersebut bisa saja tidak setuju dengan sifat dari data empiris.
Pengertian Empirisme
Empirisme ini merupakan suatu bentuk aliran di dalam ilmu filsafat yang
menyatakan bahwa seluruh pengetahuan itu berasal dari pengalaman
yang pernah atau telah dilakukan oleh manusia. Empirisme ini juga
sebagai aliran yang menolak mengenai anggapan bahwa manusia itu
sudah membawa fitrah pengetahuan di dalam dirinya pada saat ia
dilahirkan. Empirisme ini adalah suatu doktrin yang melawan paham
rasionalisme.
Empirisme ini merupakan paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang
benar itu adalah yang logis serta terdapat bukti empiris. Dengan
empirisme aturan (ialah untuk mengatur manusia serta alam) itu dibuat.
Empirisme tersebut juga mempunyai kekurangan yakni ia belum terukur.
Empirisme tersebut hanya sampai pada konsep yang umum. Seorang
empirisme tersebut biasanya berpendirian, Dapat memperoleh
pengetahuan itu dengan melalui pengalaman. Pengetahuan tersebut
diperoleh dengan perantaraan indera.

Kelebihan dan Kekurangan Empirisme


adapun kelebihan dan kekurangan dari empirisme ini sebagai berikut :

Kelebihan Empirisme
Kelebihan empirisme dari pengalaman indera adalah sumber
pengetahuan yang benar, disebabkan karna faham empiris ini
mengedepankan fakta-fakta yang terjadi di lapangan.

Kelemahan Empirisme
Kelemahan empirisme diantaranya sebagai berikut :

1. Indra terbatas. Benda yang jauh itu kelihatan kecil..


2. Indera menipu. Pada orang yang sakit malaria, gulanya itu rasanya
pahit, udara panas juga dirasakan dingin. Hal tersebut akan
menimbulkan pengetahuan empiris yang tentu salah.
3. Objek yang menipu. Contohnya ialah seperti ilusi, fatamorgana.
Jadi, objek tersebut sebenarnya tidak sebagaimana yang
ditangkap oleh alat indera; artinya ia membohongi indera. Hal ini
jelas dapat atau bisa menimbulkan inderawi yang salah.
4. Indera serta objek sekaligus. Empirisme ini lemah disebabkan
karna keterbatasan indera manusia.

Ciri-Ciri Empirisme
Empirisme ini mempunyai dua ciri pokok, diantaranya teori mengenai
makna serta teori mengenai pengetahuan.

 Teori makna, ini merupakan teori yang menyatakan mengenai


suatu asal pengetahuan, seperti asal-usul ide atau juga konsep.
 Teori pengetahuan, ini merupakan teori yang menyatakan bahwa
seluruh kebenaran itu berasal dari kebenaran a posteriori atau juga
kebenaran yang diperoleh dengan melalui observasi.

Contoh Empiris
Contoh dari empiris ini dapat atau bisa dilihat di dalam kehidupan sehari-
hari. dibawah ini merupakan beberapa contoh empiris diantaranya
sebagai berikut
Pak Lurah sedang mencari informasi serta juga solusi di dalam konflik
antara desa 1 dan desa 2 yang terjadi di wilayah kerjanya dengan
mengamati perilaku serta latar belakang dari kehidupan dari kedua
desa. Ternyata benar, setelah melihat sendiri Pak lurah kemudian
menyimpulkan bahwa desa 1 memang sering melakukan provokasi
dengan menghina warga desa 2.
Contoh lainnya, seorang empirisme ini juga berpandangan mengenai api
itu sifatnya panas, karena ia pernah mengalaminya sendiri dengan cara
menyentuh api tersebut serta memperoleh pengalam yang disebut
dengan “panas”. Kemudian bagaimana bentuk dari seekor Gajah? Kita
juga akan benar-benar mengetahui bentuknya setelah melihatnya
secara langsung.
Jadi, seluruh pengetahuan yang telah atau sudah dirasakan serta dilihat
itu akan disimpan di dalam memori otak kita, dan kemudian akan
dikeluarkan kembali pada saat dibuthkan.
Dengan demikian, dengan alat iderawi, kita bisa atau dapat memperoleh
pengalaman-pengalaman yang tentu akan menjadi pengetahuan kita
kelak.
Demikianlah penjelasan megnenai Pengertian Empiris, Kelebihan, Ciri,
Bukti, Contoh dan Para Ahli, semoga apa yang diuraikan dapat
bermanfaat untuk anda. Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai