Anda di halaman 1dari 9

Nama : Tsana Qotrunnada

NIM : 1630711034

Prodi : Administrasi Publik 5C

Matkul : Metode Penelitian Kuantitatif

Dosen : Dr. Ike Rachmawati, Dra., M.Si.

1. Pengertian Teori

Pengertian Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan
maksud menjelaskan fenomena alamiah. Pengertian Teori adalah sekumpulan pernyataan yang
mempunyai kaitan logis yang merupakan cerminan dan kenyataan yang ada mengenai sifat-
sifat suatu kelas, peristiwa atau suatu benda. Turner dan Kornblum menjelaskan hal-hal yang
terkait dengan teori. Menurut Turner teori merupakan proses mental untuk membangun ide
sehingga ilmuwan dapat menjelaskan mengapa peristiwa itu terjadi. Sedangkan Kornblum
mengemukakan bahwa teori merupakan seperangkat jalinan konsep untuk mencari sebab
terjadinya gejala yang diamati. Dalam proses pencarian sebab ini para ilmuwan membedakan
antara faktor yang dijelaskan dengan faktor penyebab.

2. Pengertian Konsep

Pengrtian Konsep adalah serangkaian pernyataan yang saling berhubungan yang


menjelaskan mengenai sekelompok kejadian / peristiwa dan merupakan suatu dasar atau
petunjuk didalam melakukan suatu penelitian, dimana teori dan konsep tersebut dapat
memberikan gambaran secara sistematis dari suatu fenomena.

Menurut Bahri (2008:30)

Dalam Bukunya, Bahri berpendapat bahwa Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah
objek yang mempunyai ciri yang sama. Dikatakan juga bahwa Orang yang memiliki konsep
mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek
ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam
bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam
bentuk suatu kata.

Aristoteles

Aristoteles dalam bukunya “The classical theory of concepts” mendefinisikan konsep


merupakan penyusun utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran
manusia.

3. Pengertian Sistematis

Definisi Sistematis adalah suatu bentuk usaha untuk menguraikan serta merumuskan
sesuatu hal dalam konteks hubungan yang logis serta teratur sehingga membentuk sistem
secara menyeruluh, utuh dan terpadu yang mampu menjelaskan berbagai rangkaian sebab
akibat yang terkait suatu objek tertentu. Pengertian Sistematis dalam Metode Ilmiah adalah
suatu proses yang dipakai dalam penelitian dengan menggunakan berbagai langkah yang
bersifat logis. (Sugioyo : 2010)

4. Pengertian Fenomena

Pengertian fenomena adalah suatu hal yang bisa disaksikan dengan panca indera serta
dapat dinilai dan dapat diterangkan secara ilmiah. (Prof. Dr. Buchari Lapau, dr. MPH : 2012)
Pengertian fenomena penelitian adalah gejala atau suatu hal yang bisa timbul yang bisa
menjadi daya magnet (ketertarikan) untuk diteliti.

5. Pengertian Ilmu

Dalam bahasa Indonesia kata science (berasal dari bahasa latin dari kata scio,
scire yang berarti tahu) umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu
Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada makna yang sama (Jujun,
1998:39). Secara etimologi ilmu berasal dari Bahasa Arab ilm yang berarti memahami,
mengerti, atau mengetahui. Dalam Bahasa Inggris ilmu biasanya dipadankan dengan
kata science.
Mohammad Hatta menyatakan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan hukum sebab-akibat dalam suatu golongan masalah yang sama sifatnya, baik
menurut kedudukannya (jika dilihat dari luar) maupun menurut hubungannya (jika dilihat
dari dalam).
Ns. Asmadi, ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui
melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah).

6. Pengertian Pengetahuan
Menurut Ali dan Asrori (2014: 7-8), pengetahuan (knowledge) adalah kumpulan
tentang segala sesuatu yang diketahui dan telah dimiliki oleh manusia. Pengetahuan yang
dimiliki oleh umat manusia adakalanya bersumber dari pengalaman dan adakalanya dari
pikiran. Pengetahuan bersumber dari pengalaman meliputi semua hal yang dialami baik
oleh pancaindra, bahkan ada pula yang bersumber dari intuisi dan kata hati (concience),
meskipun pengetahuan yang berasal dari kedua macam sumber yang disebutkan terakhir itu
sulit untuk dipelajari. Adapun yang bersumber dari pikiran adalah pengetahuan yang
diperoleh melalui proses penalaran.

7. Pengertian Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan dapat didefinisikan baik sebagai suatu hasanah pengetahuan yang
terorganisasikan maupun sebagai suatu metode dan sistem untuk menurunkan kebenaran.
Tujuan pokok ilmu pengetahuan adalah pengumpulan dan klasifikasi pengalaman dan
pensistemikan pengalaman tersebut ke dalam sejumlah kecil sistem pengetahuan yang luas,
yaitu melalui suatu kerangka kerja terstruktur. Berdasarkan kerangka kerja inilah arti fenomena
dapat dipahami (Ardhana, 1987).

Van Meslen (1985), mengemukakan beberapa ciri yang menandai ilmu pengetahuan
yaitu: (1) ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara logis
koheren, berarti adanya sistem dalam penelitian (metode) maupun harus (susunan logis), (2)
ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung jawab ilmuwan,
(3) universalitas ilmu pengetahuan, (4) objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek
dan tidak didistorsi oleh prasangka-prasangka subjektif, (5) ilmu pengetahuan harus dapat
diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena itu ilmu pengetahuan harus
dapat dikomunikasikan, (6) progresivitas artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah
sungguh-sungguh, bila mengandung pertanyaan-pertanyaan baru dan menimbulkan problem-
problem baru lagi, (7) kritis, artinya tidak ada teori ilmiah yang definitif, setiap teori terbuka
bagi suatu peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru, (8) ilmu pengetahuan harus
dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori dengan praktis.
8. Pengertian Objektif

Berpikir objektif mempunyai arti berpikir melalui sudut pandang objek yang dituju.
Dalam berpikir objektif, setiap penulis makalah/karya tulis harus mengesampingkan segala
pendapat pribadinya. Penulis dalam menyampaikan pendapat yang diberikan haruslah
sesuai dengan fakta dan kenyataan yang ada. Sesuatu akan bernilai ilmiah hanya apabila
didasarkan pada fakta atau kenyataan yang ada, bukan sesuatu yang dibuat-buat, ataupun
pendapat pribadi yang tidak mempunyai dasar pemikiran. Objektif berarti Ilmu harus
memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya,
tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin
ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah
kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran
objektif, bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.

9. Pengertian Metodis
Metodis merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya,
harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari
bahasa Yunani metodos yang berarti cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode
tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.

10. Pengertian Universal


Universal, kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat
umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua persegi bersudut 90º.

11. Pengertian Empiris


Istilah empirisme di ambil dari bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau
pengalaman. Empiris adalah suatu keadaan yang berdasarkan pada kejadian nyata yang pernah
dialami yang didapat melalui penelitian, observasi, maupun eksperimen. Yaitu suatu keadaan
yang bergantung pada bukti atau konsekuensi yang telah teramati oleh indera. menekankan
peranan pengalaman atau percobaan dalam memperoleh pengetahuan dan mengecilkan
peranan akal. Empiris juga berarti dapat di buktikan atau diverifikasi berdasarkan pengalaman,
pengamatan, percobaan atau data. Jadi, sebuah data yang empiris berarti data tersebut
didasarkan pada penelitian ataupun eksperimen yang telah dilakukan. Namun, data empiris bisa
saja berlawanan dari teori yang ada.

Sebagai suatu doktrin, empirisme adalah lawan dari rasionalisme. Empirisme


berpendapat bahwa pengetahuan tentang kebenaran yang sempurna tidak diperoleh melalui
akal, melainkan di peroleh atau bersumber dari panca indera manusia, yaitu mata, lidah, telinga,
kulit dan hidung. Dengan kata lain, kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan pengalaman
manusia.

12. Pengertian Studi Kasus

Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011: 250) studi kasus adalah suatu metode untuk
memahami individu yang dilakukan secara integrative dan komprehensif agar diperoleh
pemahaman yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya
dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik.
Sedangkan W.S Winkel & Sri Hastuti (2006: 311) menyatakan bahwa studi kasus dalam
rangka pelayanan bimbingan merupakan metode untuk mempelajari keadaan dan
perkembangan siswa secara lengkap dan mendalam, dengan tujuan memahami individualitas
siswa dengan baik dan membantunya dalam perkembangan selanjutnya.

13. Pengertian Kerangka Berfikir


Pengertian Kerangka Berpikir adalah penjelasan sementara terhadap suatu gejala yang
menjadi objek permasalahan kita. Kerangka berpikir iini disusun dengan berdasarkan pada
tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan atau terkait. Kerangka berpikir ini
merupakan suatu argumentasi kita dalam merumuskan hipotesis. Dalam merumuskan suatu
hipotesis, argumentasi kerangka berpikir menggunakan logika deduktif (untuk metode
kuantitatif) dengan memakai pengetahuan ilmiah sebagai premis premis dasarnya. Kerangka
berpikir ini merupakan buatan kita sendiri, bukan dari buatan orang lain. Dalam hal ini,
bagaimana cara kita berargumentasi dalam merumuskan hipotesis. Argumentasi itu harus
membangun kerangka berpikir sering timbul kecenderungan bahwa pernyataan-pernyataan
yang disusun tidak merujuk kepada sumber keputusan, hal ini disebabkan karena sudah habis
dipakai dalam menyusun kerangka teoritis.
14. Pengertian Hipotesis

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih
bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba
mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji
apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam
upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau
menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang
telah teruji kebenarannya disebut teori. Hipotesis Kerja (H1) adalah hipotesis yang
menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang
diteliti. Hasil perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian.

15. Pengertian Desain Penelitian

Desain penelitian atau rancangan penelitian pada dasarnya adalah strategi untuk
memperoleh data yang dipergunakan untuk menguji hipotesa meliputi penentuan pemilihan
subjek, dari mana informais atau data kan diperoleh, teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data, prosedur yang ditempuh untuk pengumpulan serta perlakuan yang kana
diselenggarakan (khusus untuk penelitin eksperimental). Desain penelitian ditetapkan dengan
mengacu pada hipotesa yang telah dibangun. Pemilihan desain yang tepat sangat diperlukan
untuk menjamin pembuktian hipotesa secara tepat pula.

16. Pengertian Variabel

Variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh


peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian. variabel penelitian
adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Dari kedua pengertian
tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan
dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Variabel penelitian ditentukan oleh landasan
teoretisnya dan kejelasannya ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila
landasan teoretis suatu penelitian berbeda, akan berbed pula variabelnya.

1) Menurut fungsinya variabel dapat dibedakan :


a. Variabel Tergantung (Dependent Variabel)
Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi,
pengubah atau mengganti variabel bebas. Menurut fungsiya, variabel ini dipengaruhi oleh
variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau terpengaruhi.
b. Variabel bebas (Independent Variabel)

Adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam


rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobeservasi. Karena fungsi
variabel ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi
secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain.

c. Variabel intervening

Yaitu variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain.
Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh.

d. Variabel Moderator
Variabel moderator ialah variabel yang karena fungsinya ikutmempengaruhi variabel
tergatung serta memperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung.

e. Variabel kendali
Adalah variabel yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel moderator. Variabel
ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama yang berkaitan dengan variabel
moderator.

f. Variabel rambang
Yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya terhadap variabel bebas
maupun variabel tergantung hampir tidak diperhatikan.

2) Menurut datanya, variabel dapat dibedakan berdasarkan data yang diharapkan terkumpul,
karena itu dapat dibedakan menjadi :
a. Variabel nominal adalah variabel yang bersifat deskrit dan saling pisah antara
kategori satu dengan yang lain. Contohnya : jenis kelamin, jenis pekerjaan, status
perkawinan dsb.
b. Variabel ordinal ialah variabel yang disusun berdasarkan tingkat/rangking yang
berurutan.
c. Variabel interval adalah variabel yang dihasilkan dari pengukuran, dimana dalam
pengukuran tersebut diasumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama.
d. Variabel rasio ialah variabel yang dalam kuantifikasinya hanya mempunyai nol
mutlak.
17. Pengertian Angket atau Kuesioner

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh


informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui.
Angket dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode
angket, instrumen yang dipakai adalah angket atau kuesioner.

18. Pengertian Interview

Interview yang biasa disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah
dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi daro terwawancara.
Interview digunakan peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data
tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan dan sikap terhadap sesuatu.

19. Pengertian Observasi

Dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula pengamatan, meliputi
kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra
(observasi langsung). Di dalam artian penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes,
kuesioner rekaman gambar dan rekaman suara.

20. Pengertian Efektif & efisien

Efektif adalah perbandingan antara input dan output dalam berbagai aktivitas kegiatan
sampai dengan pencapian tujuan terpenuhi yang bisa dari beberapa banyaknya kuantitas dan
kualitas hasil kerja, maupun batas waktu yang sudah ditargetkan atau ditetapkan sebelumnya.
Efisien merupakan aktivitas untuk meminimalisasi kerugian atau pemborosan sumber daya
dalam menghasilkan atau melaksanakan sesuatu.
Referensi

 Hadjar, Ibnu.1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan.


Jakarta : RajaGrafindo Persada.
 Arikunto, Suharasimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .
Jakarta : Rineka Cipta
 Anonim. 2010. Panduan Tugas Akhir, Yogyakarta: FBS UNY.
 Ali, Mohammad & Muhammad Asrori.2014. Metodologi & Aplikasi Riset
Pendidikan.Bandung: Bumi Aksara.
 Ardhana, Wayan. 1987. Bacaan Pilihan dalam Metode Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
 Malamassam, Daud. 2009. Modul Pembelajaran Mata Kuliah Metodologi
Penelitian. Makassar: Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan,
Universitas Hasanuddin.
 Sangadji, Etta Mamang & Sopiah. 2010. Metode Penelitian. Pendekatan Praktis
dalam Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi.
 Suharto, Buana Girisuta, & Arry Miryanti. 2003. Perekayasaan Metodologi
Penelitian.Yogyakarta: Penerbit Andi.
 Van Meslen. 1985. Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita. Jakarta:
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai