FILSAFAT ILMU
Disusun Oleh
Oloan Nasution
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia – Program Pascasarja - Universitas Bung Hatta
Pertemuan ke-9
TEORI KEBENARAN
Misalnya:
3+4=7 ; 5+2=7 ; 6+1=7
Secara deduktif, karena setiap pernyataan dan kesimpulan yang
ditarik oleh ketiga penyataan diatas adalah konsisten dengan
penyataan dan kesimpulan sebelumnya yang juga telah dianggap
benar penyataan ini secara koheren adalah benar
TEORI KORESPONDENSI
Kebenaran pengetahuan menurut Teori Korespondensi terjadi, apabila:
Ada kesesuaian (correspondence) antara arti yang dimaksud pernyataan
dengan objek yang dituju oleh pernyataan” (Bakhtiar, 2009);
Materi pengetahuan yang dikandung oleh suatu pernyataan
berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut”
(sumantri, 2003))
Misalnya, bagi kaum pragmatis agama itu benar bukan karena ia ada, tetapi karena ia
bermanfaat memberikan petunjuk (guidance) moral, hukum, etis, dll, dalam
kehidupan manusia
Kriteria Pragmatisme berguna dalam menentukan kebenaran ilmiah dilihat dari
perspektif waktu, kegunaan, dan kemanfaatanya.
Selain ke 3 teori kebenaran, terdapat beragam parameter dalam menentukan
kebenaran. Misalnya kebenaran intuitif, kebenaran performatif, kebenaran semantik,
kebenaran konsensus, dan lain-lain.
Jenis-Jenis Ilmu
Kategori penggolongan jenis ilmu yang banyak dikemukakan oleh para ahli adalah pembedaan
segenap pengetahuan ilmiah dalam dua kelas yang istilahnya saling berlawanan. Pembagian
seperti ini tampak sederhana sehingga mudah dipahami. Menurut Suajiyo (2011:21) Jenis ilmu
berdasarkan katergori di atas adalah sebagai berikut:
Kebenaran hakiki, adalah kebenaran yang bersumber dari keyakinan (iman) yang
menyatu dengan nurani. Kebenaran hakiki bersifat mutlak dan tidak dibatasi oleh
waktu. Beberapa hal masih bisa dinalar dengan panca indra manusia, tapi sebagian
hal lain tidak.
Kebenaran yang ditemukan dengan metode ilmiah bisa terbantahkan oleh temuan
berikutnya. Kebenaran yang di klaim sebagai kebenaran ideologis pada akhirnya
berbenturan dengan sesama kebenaran ideologis karena perbedaan penafsiran.
Deskripsi adalah suatu rangkaian penjelasan yang mengungkapkan suatu fenomena
atau realitas tertentu yang dirangkum menjadi suatu konsep gagasan, pandangan,
sikap dan atau cara-cara yang pada dasarnya menguraikan nilai-nilai serta maksud
dan tujuan tertentu yang teraktualisasi dalam proses hubungan situasional,
Kausalis dan Normatif
Kebenaran kausalis adalah kebenaran yang ditetapkan berdasarkan hubungan sebab akibat.
Untuk delik materil, permasalahan sebab akibat menjadi sangat penting. Jadi ajaran kausalitas
menentukan pertanggungjawaban untuk delik yang dirumuskan secara materil, mengingat
akibat yang ditimbulkan merupakan unsur dari delik itu sendiri.
Kebenaran normatif adalah kebenaran yang ditetapkan berdasarkan nilai-nilai (norma) yang
sudah disepakati. Dalam teori normatif, nilai adalah apa yang mengandung kebaikan intrinsik
yang digunakan sebagai standard penilaian. Karena itu, nilai normatif selalu dipandang baik
dan benar untuk mengikat kebebasan manusia. Manusia wajib mematuhi norma-norma yang
ia anut. Pada nilai normatif, manusia menaruh komitmen dan ketertarikan psikhis untuk
mematuhinya. Nilai normatif bersifat subyektif karena ketertarikan seseorang pada suatu
norma tidak dapat dikritik (misalnya: mengapa seseorang mimilih suatu ideologi atau agama
tertentu). Nialai-normatif juga dapat bersifat transenden bila berasal dari luar diri manusia
(ahistoris), karena dipandang sakral (suci) sebab memiliki kepastian absolut (Noeng Muhajir,
1989: 3).
KESIMPULAN
Istilah benar dan kebenaran di dalam ilmu pengetahuan ternyata
tidak bermakna tunggal.
Ia sangat berkaitan dengan cara mengukur kebenaran dan alat yang
digunakan untuk mendapatkan pengetahuan.
Sehingga karakter kebenaran pengetahuan ilmiah mengikuti alat
(sumber pengetahuan) dan cara mengukur (metode) mendapatkan
suatu pengetahuan ilmiah.
Kebenaran hanya berlaku pada ruang dan waktu tertentu.
meskipun ada kebenaran yg mampu bertahan dlm waktu yg lama.
Hanya ada satu kebenaran mutlak yang berlaku tanpa batas
waktu, yaitu kebenaran hakiki.