NIM : 20900118024
Learning Log :
Muchtar Latif (2014: 88) menjelaskan ada enam proses dari pengetahuan
menuju ilmu pengetahuan, yaitu : pertama, adanya masalah (problem). kedua,
adanya sikap (attitude). Ketiga, adanya metode (method). Keempat, adanya
aktifitas (activity). Kelima, adanya kesimpulan (conclusions). Keenam, adanya
beberapa pengaruh (effect). Keenam hal tersebut menjadi kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam proses lahirnya ilmu.
Sifat kebeanran dapat dibedakan menjadi tiga hal (muslih, 2005), yaitu:
1). Kebenaran berkaitan denagn kualitas pengetahuan. 2). Kebenaran dikaitkan
dengan sifat atau karasteristik. 3). Kebenaran dikaitkan atas ketergantungan
terjadinya pengetahuan. Jujun S. suriasumantri (2010), Louise Kattsof (2006),
Surajiyo (2010) dan Muchtar Latif (2014) menggunakan beberapa teori tentang
kebenaran ilmiah, yaitu :
Pertama, kebenaran koherensi (the coherence theory of truth). suatu
pernyataan dianggap benar bila pernyataan sebelumnya dianggap dengan benar,
Teori ini merupakan suatu usaha pengujian atas tes atas tes kebenaran. Kedua,
kebenaran korespondensi (the correspondence of truth). Berpikir benar
korespondensi adalah berpikir tentang terbuktinya sesuatu itu relevan dengan
sesuatu yang lain. Korespondensi relevan terbukti adanya kejadian sejalan atau
berlawanan arah antara fakta dengan fakta yang diharapkan (positivisme), antara
fakta dengan belief yang diyakini, yang sifatnya spesifik. Dengan kata lain, teori
ini menjelaskan bahwa suatu kebenaran atau suatua keaaan benar bila ada
kesesuaian antara arti yang dimaksud dengan pernyatan atau pendapat itu.
Ketiga, kebanaran performatif (the performance theory of truth). Ketika
pemikiran manusia menyatukan segalanyan dalam tampilan actual dan
manyatukan apapun yang ada dibaliknya, baik yang praktis, yang teoretik,
maupun yang filosofik. Teori ini menayatakan bahwa kebenaran diputuskan atau
dikemukakan oleh pemegang otoritas tertentu. Pemegang otoritas yang menjadi
rujukan bisa pemerintah, pemimpin agama, pemimpin adat, pemimpin
masyarakat, dan sebagainya. Keempat, kebenaran pragmatic (the pragmatic
theory of truth). Menurut William james, pragmatic berasal dari bahasa yunani
pragma, berarti tindakan atau action. Dari istilah practive dan pratical
dikembangkan dalam bahasa inggris. Pragmatism menguji kebnaran dalam
praktik yang dikenal para pendidik sebagai metode proyek atau metode problem
solving dalam pengajaran. Mereka akan merasakan kebenaran jika mereka
berguna dan mampu memecahkan masalah yang ada. Artinya sesuatu itu benar
jika mengembalikan pribadi manusia dalam keseimbangan dan keadaan tanpa
persoalan. Kelima,kebenaran structural (the structural theory of truth). Teori ini
menyatakn bahwa suatu teori dinyatakan benar jika teori itu berdasarkan pada
paradigm atau oerspektif tertentu, dan ada komunitas ilmuan yang mengakui
atau mendukung pradigma ini.