Al-Quran nan
Menakjubkan
DAFTAR ISI
PENGANTAR .................................................................................. 1
1. ARMADA NIAGA .......................................................................... 2
2. PARTIKEL TERKECIL .................................................................... 2
3. MADU ....................................................................................... 3
4. MUHAMMAD SAW DAN AL-QURAN ................................................ 5
5. PENDEKATAN ILMIAH AL-QURAN ................................................. 6
6. UJI KESALAHAN ......................................................................... 7
7. TANYAKAN AHLINYA ................................................................... 9
7A. Embriologi ........................................................................ 9
7B. Reaksi Skeptis ............................................................... 11
7C. Geologi .......................................................................... 12
8. TIDAKLAH ENGKAU TAHU HAL INI SEBELUMNYA! ......................... 13
9. BUKTI KEASLIAN: SEBUAH PENDEKATAN .................................... 14
9A. Membongkar Tuntas Alternatif ...................................... 16
9B. Jejak Kritik ...................................................................... 17
10. SEBUAH WAHYUABU LAHAB ................................................ 19
11. PELARIAN .............................................................................. 20
12. BERHADAPAN DENGAN SEORANG PENDETA ................................ 21
13. SUMBER AL-QURAN ............................................................... 23
14. MITOMANIA ........................................................................... 24
15. KESAKSIAN INTELEKTUAL ........................................................ 27
16. BEBAN PEMBUKTIAN PADA PUNDAK PENGKRITIKNYA ................... 28
17. ASAL-USUL ALAM SEMESTA DAN KEHIDUPAN ............................ 28
18. UJI KESALAHAN LAGIAHLI KITAB ........................................... 30
19. PENDEKATAN MATEMATIS ....................................................... 31
19A. Lebah Betina ................................................................ 33
19B. Matahari ...................................................................... 34
19C. Zona Waktu .................................................................. 35
KESIMPULAN .............................................................................. 37
ADENDUM 1: EFISIENSI DISKUSI KELOMPOK ........................ 39
ADENDUM 2: IRAM .................................................................... 40
DR. GARY MILLER ...................................................................... 41
Pengantar
al mengejutkan bagi non-Muslim yang mempelajari AlQuran dengan seksama ialah ternyata Al-Quran tidak seperti dugaan mereka. Asumsi pembacanya, yang menyadari bahwa buku tua tersebut hadir lebih dari empat belas abad lalu
di gurun Arabia, maka haruslah terlihat seperti layaknya ya sebuah
buku tua dari gurun pasir. Tetapi kemudian mereka menemukan bahwa kitab tersebut tidak sama sekali menyerupai apa yang mereka
sangkakan.
Tambahan lagi, bagi sebagian besar orang, hal pertama diharapkan dari sebuah buku tua yang berasal dari gurun pasir, maka haruslah kitab tersebut berbicara banyak tentang padang pasir. Ternyata
Al-Quran tidak melulu berbicara mengenai gurunmeskipun tidak
juga secara totalitas membebaskan pembacanya dari imaji gurunia
juga berbicara, misalnya, tentang laut: pengalaman berada dalam
badai laut seperti yang akan segera dipaparkan.
Catatan: dengan harapan tidak terlewatkan, perlu diapresiasi bahwa AlQuran adalah satu-satunya kitab suci umat beragama yang berulang-ulang menantang pembacanya untuk selalu mempertanyakan dan membuktikan otentisitasnya. Al-Quran-lah satu-satunya kitab suci yang memberikan cara dan
(secara tersebar) metode untuk mematahkan klaimnya yang diharapkan berujung pada pembuktian kuat bahwa kitab tersebut sesungguhnyalah berasal
dari Sang Pencipta, bukan tulisan manusia apa lagi sekedar hasil olah benak
manusia yang hidup sekitar 1400-1500 tahun lalu, bernama Muhammad (saw).
1: Armada Niaga
Beberapa tahun lalu sepenggal kisah sampai kepada saya saat di Toronto, tentang seorang pria yang mencari mencari nafkah di laut sebagai pelaut suatu Armada Niaga. Seorang Muslim memberinya terjemahan Al-Quran untuk dibaca. Pria ini tidak tahu sama sekali mengenai sejarah Islam tapi ia tertarik untuk membacanya. Ketika selesai membacanya, ia mengembalikan kitab tersebut kepada teman
yang meminjamkannya sambil bertanya, Muhammad ini, apakah ia
seorang pelaut? Dia sangat terkesan terhadap akurasi Al-Quran dalam menggambarkan kedahsyatan badai di laut. Ketika jawaban diterimanya: Tidak. Muhammad tinggal di gurun. Jawaban tersebut
cukup baginya. Saat itu juga ia menyatakan keislamannya.
Sang pelaut sangat terkesan dengan penjelasan Al-Quran tentang badai di laut karena ia telah berkali-kali mengalaminya sendiri dan
ia meyakini siapa pun yang menulis Al-Quran ini pastilah pernah berada di tengah badai laut seperti dirinya. Kita dapat membaca deskripsinya dalam surah 24 (Al-Quran, An-Nuur ayat 40): Gelombang
2: Partikel Terkecil
curkan, tak bisa dipisahkan dan disebut atom. Orang-orang Arab pun
memahami konsep yang sama. Faktanya, Bahasa Arab zarrah mengacu kepada partikel terkecil yang dikenal manusia.
Sekarang, ilmu pengetahuan modern telah menemukan bahwa unit terkecil materi (yaitu, atom, yang memiliki seluruh sifat yang sama seperti elemen yang dibentuknya) dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian yang lebih kecil. Pengetahuan ini merupakan hasil penemuan yang relatif baru sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan abad terakhir. Namun, yang sangat menarik, informasi ini
sudah didokumentasikan dalam surah 34 (Al-Quran, Saba ayat 3)
yang menyatakan: Allah-lah yang mengetahui segala hal yang ghaib. Ti-
dak ada sebutir zarrah (dzaratin) pun yang luput dari pengetahuanNya, baik
yang ada di langit maupun di bumi bahkan yang lebih kecil atau lebih besar
dari itu.
Tidak diragukan lagi, empat belas abad yang lalu pernyataan ini
pastilah terdengar aneh, sekalipun bagi orang Arab. Bagi mereka,
zarrah adalah benda terkecil yang ada. Kenyataan ini membuktikan
bahwa Al-Quran tetap relevan sampai saat ini.
3: Madu
Contoh lain yang dapat diharapkan untuk ditemukan dalam buku tua
ketika berbicara tentang kesehatan atau kedokteran ialah adanya
obat atau ramuan kuno. Berbagai sumber sejarah menyatakan bahwa
Rasulullah saw memberikan beberapa saran dan nasihat tentang kesehatan dan kebersihan tetapi sebagian besar potongan-potongan
nasihat tersebut tidak ada dalam Al-Quran. Pada penilaian pertama,
seorang non-Muslim akan menghakimi telah terjadi penghilangan
karena kelalaian (omission by neglect). Mereka tidak dapat mengerti
mengapa Allah tidak memasukkan informasi yang berguna seperti
itu ke dalam Al-Quran.
Muslim berusaha menjelaskan kenyataan ini dengan penjelasan
berikut: Meskipun saran Nabi saw tersebut baik dan berguna dalam
konteks waktu saat ia hidup, Allah dengan kearifanNya yang tak terAl-Quran nan Menakjubkan
batas, tahu bahwa akan datang saat di mana kemajuan medis dan
ilmu pengetahuan akan membuat saran Nabi saw tersebut menjadi
usang. Ketika ada temuan baru, orang mungkin akan berkata bahwa
hal tersebut bertentangan dengan apa yang telah diajarkan Nabi
saw. Dengan demikian, karena Allah tidak pernah membuka peluang
bagi non-Muslim untuk mengajukan tudingan bahwa Al-Quran bertentangan dengan ajarannya sendiri atau ajaran Nabi saw, maka Allah memasukkan ke dalam Al-Quran hanya informasi maupun contoh-contoh yang dapat menghadapi ujian waktu. Namun, ketika seseorang meneliti realitas sebenarnya dari Al-Quran dalam posisinya
sebagai wahyu Illahi, seluruh persoalan dapat dengan cepat dibawa
ke dalam perspektif yang tepat. Sehingga kesalahan dalam argumentasi seperti diajukan di atas dapat segera dijelaskan dan mudah untuk
dimengerti siapapun.
Perlu diapresiasi benar bahwa Al-Quran adalah wahyu Illahi, akibatnya seluruh informasi yang dikandungnya berasal dari Allah. Ia
menurunkan Al-Quran dari diriNya, berisikan firman Allah yang telah ada sebelum penciptaan alam semesta dan segala isinya, sehingga tidak ada yang dapat ditambahkan, dikurangi ataupun diubah. Senafas dengan itu, pada dasarnya, Al-Quran telah ada dan lengkap sebelum penciptaan Nabi Muhammad saw sehingga tidak mungkin berisikan perkataan, nasihat atau pemikiran Nabi Muhammad saw.
Masuknya informasi semacam itu jelas akan bertentangan dengan tujuan keberadaan Al-Quran sebagai panduan hidup segala zaman, melemahkan otoritasnya dan membuatnya tidak lagi sebagai
wahyu Illahi yang otentik.
Akibatnya, tidak ada obat atau resep rumahan kuno yang mudah usang digilas kemajuan zaman dan peradaban masuk dalam AlQuran. Juga Al-Quran tidak berisikan pendapat manusia tentang apa yang bermanfaat bagi kesehatan, makanan apa yang terbaik, atau
apa yang dapat menyembuhkan penyakit ini dan itu. Kenyataannya,
Al-Quran hanya menyebutkan satu hal saja yang berhubungan dengan perawatan medis yang tak dapat diperselisihkan orang. Al-Quran
menyatakan bahwa dalam madu terkandung kemampuan penyemAl-Quran nan Menakjubkan
buhan. Pastinya, saya sangatlah yakin, tak seorang pun akan mendebat hal ini!
Pendekatan Al-Quran yang benar-benar ilmiah dimungkinkan karena Al-Quran menawarkan sesuatu yang tidak ditawarkan oleh kitab
suci agama-agama tertentu maupun agama lain pada umumnya. Tawaran inilah yang sangat diinginkan oleh para ilmuwan. Saat ini ada
banyak orang yang memiliki pendapat dan teori tentang bagaimana
alam semesta bekerja. Orang-orang semacam ini banyak berkeliaran
di mana-mana tetapi komunitas ilmiah tidak mau repot-repot mendengarkan mereka. Situasi ini dikarenakan pada abad terakhir, komunitas ilmiah menuntut adanya uji kesalahan (dalam Ilmu Statistik misalnya dikenal Uji Hipotesis). Mereka mengatakan, Jika Anda memiAl-Quran nan Menakjubkan
liki teori, bagus! Tapi jangan ganggu kami dengan teori itu kecuali
bila Anda memberikan cara bagi kami untuk membuktikan apakah
Anda salah atau benar.
Uji semacam ini yang menjelaskan mengapa komunitas ilmiah di
awal abad lalu mau mendengarkan Einstein. Ia datang dengan teori
baru dan berkata, Saya percaya bahwa alam semesta bekerja seperti ini; berikut ini adalah tiga cara untuk membuktikan saya salah!
Maka masyarakat ilmiah menguji teorinya melalui cara pengujian
yang diajukannya. Dalam waktu enam tahun ketiganya berhasil dilalui. Tentu saja keberhasilan tersebut tidak membuktikan ia hebat tapi
kenyataan itu membuktikan ia memang pantas untuk didengar karena ia berkata, Ini pendapat saya. Jika Anda ingin membuktikan saya salah, lakukanlah ini atau cobalah itu.
Kelebihan inilah yang dimiliki Al-Quranuji kesalahan. Beberapa ujian yang diajukan sudah tua, artinya, sudah terbukti kebenarannya, dan beberapa lagi masih tegak sampai hari ini. Pada dasarnya AlQuran menyatakan, Jika buku ini tidak sesuai dengan klaimnya (sebagai wahyu Illahi), maka yang Anda harus lakukan adalah ini atau itu
atau ini guna memastikan klaimnya adalah palsu. Sejauh ini, lebih
dari 1400 tahun telah berlalu, belum ada yang mampu melakukan ini
atau itu atau ini dengan akibat klaim Al-Quran terhadap kebenaran
dan otentisitasnya masih tegak berdiri.
6: Uji Kesalahan
itu tidak mau memperhatikan Al-Quran dengan seksama? Sekiranya AlQuran ini datang dari selain Allah, niscaya akan didapati dalam Al-Quran
ini banyak sekali ayat-ayat yang saling bertentangan 1.
Tantangan ini jelas ditujukan kepada para munafik dan non-Muslim. Al-Quran menantang mereka untuk mencari kesalahan dalamnya. Sebenarnya, kesampingkan dulu keseriusan dan kesulitan tantangan yang diajukan, tantangan tersebut tidak sejalan dengan sifat
maupun kepribadian manusia.
Seseorang tidak mengambil ujian di sekolah dan setelah menyelesaikan ujian ia menulis catatan untuk guru/dosennya, Ujian ini sangat sempurna. Tidak ada kesalahan di dalamnya. Cari satu saja kalau Anda mampu! Tidak ada orang yang melakukan hal tersebut. Karena sang guru/dosen tidak akan tidur sampai ia yakin tidak ada kesalahan dalam soal yang dibuatnya! Artinya, memastikan soal yang dibuatnya tidak mengandung kesalahan apapun. Inilah jalan yang ditempuh Al-Quran dalam mendekati manusia.
1
Amat mudah mencari pertentangan (diskrepansi) dalam Bibel, dan terdapat banyak
sekali! Buktikan sendiri untuk menyadari bahwa Bibel bukan berasal dari Yang Maha
Tahu dan Maha Mengetahui melainkan kompilasi karangan orang per orang dengan
informasi yang berbeda-beda pula. Kitab yang sarat kesalahan ini mereka klaim sebagai Kitab Suci! Tidak ada yang lebih naif dari sikap mereka ini. Shaitan dibebaskan
Allah untuk menyesatkan siapapun yang tidak berlindung pada Allah dari shaitan yang
terkutuk. Dan seandainya tuhan boleh membuat kesalahan apapun, seperti direkam
oleh Bibel, apa lagi yang tidak dapat dijadikan tuhan? (Pent.)
7: Tanyakan Ahlinya
Sikap menarik lainnya yang berulangkali ditempuh Al-Quran ialah
saran yang diberikan untuk pembacanya. Al-Quran menginformasikan beragam fakta dan kemudian memberikan nasihat: Jika Anda
ingin tahu lebih banyak tentang ini atau itu, atau jika Anda meragukan apa yang dipaparkan di sini, maka Anda harus bertanya kepada
mereka yang berpengetahuan (ahlinya). Kenyataan ini merupakan
sikap yang mengejutkan. Tidaklah lazim, bahkan cenderung nekat,
bila sebuah buku yang membahas geografi, botani, biologi, dll. yang
ditulis oleh seseorang yang tidak memiliki keahlian di bidang-bidang tersebut pada akhirnya menyarankan pembacanya untuk meminta pendapat (konfirmasi) para ahli jika dihinggapi keraguan.
Kenyataannya, di setiap zaman ada saja Muslim yang mengikuti
saran Al-Quran ini dan membuat penemuan mengejutkan sebagai
buahnya. Jika membaca karya-karya ilmuwan Muslim berabad-abad
lalu, kita akan temukan karya mereka sarat dipenuhi kutipan yang berasal dari Al-Qur'an. Karya-karya ini menyatakan bahwa mereka melakukan penelitian tertentu, mencari sesuatu, sesuai petunjuk yang
mereka miliki. Mereka menegaskan bahwa alasan melakukan penelitian ini dan itu karena adanya petunjuk Al-Quran.
Misalnya, Al-Quran menyebutkan asal-usul manusia dan kemudian menyeru pembacanya, Telitilah! Hal ini memberi pembacanya
petunjuk di mana dan bagaimana penelitian dapat dilakukan. Kemudian Al-Quran menganjurkan orang tersebut untuk mencari tahu
lebih banyak lagi tentang hal yang ditelitinya. Kerangka kerja semacam inilah yang saat ini mulai diabaikan oleh kebanyakan Muslim,
meskipun tidak selalu, seperti akan dipaparkan oleh contoh berikut.
7A: Embriologi
Beberapa tahun lalu sekelompok orang di Riyadh, Arab Saudi, mengumpulkan seluruh ayat-ayat Al-Quran yang membahas embriologipertumbuhan manusia di dalam rahim. Mereka berkata, Inilah
yang dikatakan Al-Quran. Apakah benar? Pada intinya, mereka
Al-Quran nan Menakjubkan
menuruti nasihat Al-Quran: Tanyakan kepada ahlinya. Dengan alasan logis mereka akhirnya memilih seorang non-Muslim yang menduduki jabatan profesor embriologi di Universitas Toronto. Namanya
Keith Moore dan ia adalah penulis buku teks embriologiahli kaliber
dunia di bidangnya. Mereka mengundangnya ke Riyadh dan berkata,
Ini apa yang dikatakan Al-Quran tentang keahlian Anda. Apakah
benar? Apa yang bisa Anda ceritakan kepada kami?
Selama berada di Riyadh, mereka memberinya seluruh bantuan
yang dibutuhkan untuk menterjemahkan material yang telah dikumpulkan serta bantuan dalam bentuk lainnya yang ia minta. Ia sangat
terkejut dengan apa yang ia temukan sehingga, di kemudian hari, ia
merevisi buku teks yang ditulisnya. Bahkan, dalam edisi kedua salah
satu bukunya, yang berjudul Before We Are Born, di pembahasan sejarah embriologi, ia menambahkan beberapa materi yang tidak ada
dalam edisi pertamanya disebabkan apa yang ia temukan dalam AlQuran, suatu informasi yang mendahului zamannya. Sementara orang-orang yang beriman kepada Al-Quran telah lebih dulu mengetahuinya dibandingkan yang lain.
Selang beberapa waktu kemudian saya beruntung memperoleh
kehormatan untuk mewawancarai Dr. Keith Moore dalam satu acara
televisi. Kami berbicara panjang lebar tentang isu inidibantu dengan slide dan sebagainya. Ia mengatakan Al-Quran memaparkan pertumbuhan janin manusia yang baru diketahui manusia sekitar tiga
puluh tahun yang lalu (dari pertengahan tahun 1980-an) di mana ia
menceritakan satu isu khususnyadeskripsi Al-Quran tentang (janin) manusia sebagai gumpalan menyerupai lintah (alaqah) [surah
Al-Mukmin 40:67]yang merupakan pengetahuan baru baginya. Ketika ia menyelidikinya lebih lanjut, ia menemukan bahwa hal yang digambarkan Al-Quran benar. Ia berkata, Saya tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Ia pun pergi ke departemen kedokteran hewan, di sana ia meminta gambar lintah. Ketika ia melihat kesamaan
dengan embrio manusia, ia memutuskan untuk memasukkan kedua
gambar tersebut ke salah satu buku teksnya.
Meski contoh di atas tentang ahli yang meniliti embriologi manuAl-Quran nan Menakjubkan
10
sia dalam kandungan menurut Al-Quran adalah seorang non-Muslim, saran yang diberikan Al-Quran masih tetap berlaku karena ia
adalah salah satu dari sejumlah orang di dunia yang berpengetahuan
luas di bidang yang ditekuninya. Seandainya seorang awam mengkonfirmasikan bahwa apa yang dikatakan Al-Quran tentang embriologi adalah benar, akan ada peluang besar bagi orang lain untuk tidak menerima pernyataannya sebagai pernyataan yang otoritatif.
Namun, karena ketinggian posisi, kehormatan, dan kredibilitas seorang ahli, secara alami orang akan beranggapan bahwa jika ia meneliti subjek tertentu dengan seksama dan akhirnya tiba pada kesimpulan yang didasarkan atas hasil penelitiannya itu, maka kesimpulannya mestilah valid.
11
7C: Geologi
Salah satu rekan Profesor Moore, Marshall Johnson, berkutat meneliti geologi di Universitas Toronto. Ia tertarik ketika mengetahui keakuratan uraian Al-Quran tentang embriologi sehingga ia meminta
umat Islam untuk mengumpulkan segala uraian Al-Quran terkait bidang spesialisasinya. Sekali lagi temuan yang diperoleh sangat mengejutkan. Al-Quran membahas banyak sekali topik yang pastinya
akan memakan waktu yang sangat lama untuk memahaminya secara
komprehensif.
Al-Quran nan Menakjubkan
12
Singkatnya, untuk tujuan uraian ini, Al-Quran memberikan pernyataan yang jelas dan ringkas tentang berbagai subjek sekaligus
menasihati pembacanya untuk memverifikasi otentisitas suatu pernyataan melalui penelitian ahlinya. Dan, seperti digambarkan oleh
contoh sebelumnya terkait embriologi dan geologi, Al-Quran memberikan penjelasan yang otentik.
13
Quran tentang kebaruan karena informasi yang mereka dengar memang benar-benar baru!
14
mena yang disampaikan Al-Quran tidak menjadi syarat bagi keberadaan fenomena tersebut maupun penjelasan orang lain. Dengan demikian, penolakan terhadap penjelasan orang lain berakibat pada
beralihnya beban pembuktian kembali kepada dirinya sendiri untuk
menemukan penjelasan yang layak. Teori umum ini berlaku untuk
berbagai konsep dalam kehidupan, tetapi secara mengagumkan sangat berkesesuaian dengan tantangan yang diberikan Al-Quran, sehingga menciptakan kesulitan bagi seseorang yang mengatakan,
Saya tidak percaya. Dengan segera penolakan tersebut berimplikasi bahwa kewajiban untuk menemukan penjelasan bagi dirinya jatuh atas dirinya sendiri jika ia merasa jawaban orang lain tidak memadai.
Bahkan dalam satu ayat Al-Quran tertentu yang saya lihat selalu
salah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Allah menggambarkan situasi seseorang yang mendengar kebenaran. Ia menyatakan
bahwa ia telah lalai dalam tugasnya karena setelah dia mendengar
suatu informasi, ia langsung pergi tanpa memeriksa kebenaran dari
apa yang didengarnya. Dengan kata lain, seseorang bersalah jika ia
mendengar sesuatu dan tidak melakukan penelitian untuk memeriksa kebenarannya. Orang tersebut seharusnya memproses seluruh informasi yang diterimanya dan memutuskan bagian mana dari informasi tersebut yang masuk kategori sampah untuk dibuang dan bagian mana yang berharga untuk disimpan dan dapat ditarik manfaatnya hari ini atau esok.
Seseorang tidak dapat membiarkan informasi yang diterimanya
terus berputar-putar dalam benaknya. Ia harus segera mengklasifikasikannya ke dalam kategori yang tepat dan mendekatinya dari sudut pandang tersebut. Sebagai contoh, jika suatu informasi masih
bersifat spekulatif maka ia harus menimbang apakah informasi itu lebih dekat kepada kebenaran atau tidak. Artinya setelah seluruh fakta
terkait informasi tersebut disajikan maka ia harus memutuskan tuntas antara kedua pilihan: benar atau salah. Bahkan, jika seseorang
masih tidak juga yakin dengan kebenaran informasi yang diterimanya, ia tetap harus memproses informasi tersebut dan mengakui (daAl-Quran nan Menakjubkan
15
lam dirinya) bahwa ia masih tidak tahu pasti. Meskipun poin terakhir
ini tampaknya sia-sia, kenyataannya, pendekatan tersebut bermanfaat dalam membimbingnya menuju kesimpulan yang benar di lain
waktu dan memaksa orang tersebut untuk setidaknya mengapresiasi
perlunya penelitian dan telaah terhadap fakta-fakta.
Familiaritas dengan suatu informasi memungkinkan orang memiliki kesigapan ketika ada temuan maupun informasi baru atau tambahan data terkait informasi tersebut. Hal terpenting yang harus diapresiasi ialah kenyataan bahwa ia harus berurusan dengan fakta
yang terungkap atau diungkapkan dan tidak dengan mudah membuangnya hanya karena empati dan alasan ketidaktertarikan.
16
bahwa Muhammad saw telah tertipu entah bagaimana caranya. Kemudian di sisi lain, ada sekelompok orang yang menuduh, Berdasarkan bukti-bukti, satu hal yang kita tahu pasti ialah bahwa orang itu
(Muhammad saw) adalah seorang pembohong! Ironisnya, kedua kelompok ini sepertinya tidak pernah mau duduk bersama-sama tanpa
bertentangan.
Banyak pembahasan mengenai Islam biasanya mengklaim kedua
teori di atas. Mereka mulai dengan menyatakan bahwa Muhammad
saw adalah orang gila dan kemudian berakhir dengan mengatakan ia
adalah pembohong. Mereka sepertinya tidak pernah menyadari bahwa ia tidak mungkin memainkan peran keduanya!
Sebagai contoh, jika Muhammad saw tersesat dan menghayati
perannya sebagai seorang nabi (sebagai penipu), maka dia akan duduk sampai larut malam merencanakan, Bagaimana aku akan menipu orang-orang besok sehingga mereka pikir aku seorang nabi? Namun ketika ia benar-benar percaya bahwa dia adalah seorang nabi
(sebagai orang gila), maka ia akan percaya betul bahwa jawaban akan
diberikan kepadanya melalui wahyu. Berbeda secara diametral bila
ia memerankan seorang penipu yang harus sibuk menyiapkan kebohongannya, tidak akan bersandar pada datangnya wahyu yang
mengindikasikan bahwa ia orang gila. Dengan kata lain, seorang penipu tidak bisa sekaligus juga orang gila; yang pertama sangat bergantung pada akal bulus untuk menciptakan tipuannya, sedang yang
lainnya mengindikasikan ia tidak berakal!
17
18
19
tang dirinya.
Surah ini dengan tegas menyatakan bahwa ia akan berakhir dalam api (Neraka). Dengan kata lain, surah tersebut menegaskan bahwa ia tidak akan pernah menjadi seorang Muslim dan oleh karenanya
ia akan terkutuk selamanya. Selama sepuluh tahun lamanya Abu Lahab memiliki kesempatan untuk sekedar mengatakan: Saya mendengar telah diwahyukan kepada Muhammad bahwa saya tidak akan
pernah berubahbahwa saya tidak akan pernah menjadi seorang
Muslim dan akan masuk Neraka. Nah, saat ini juga saya ingin menjadi
Muslim. Bagaimana? Apa pendapat Anda sekarang tentang wahyu
yang Anda katakan berasal dari Tuhan? Tapi dia tidak pernah melakukan itu. Padahal itulah reaksi yang diharapkan datang darinya karena ia selalu berusaha untuk menentang dan mendiskreditkan Islam.
Inti persoalannya menjadi: Muhammad saw berkata, Kau membenciku dan ingin menghabisiku? Kemarilah, ucapkan dua kalimat
ini maka aku segera akan tamat. Ayo, segera ucapkan! Tapi Abu Lahab tidak pernah mengucapkannya: selama sepuluh tahun! Dan dalam seluruh waktu yang tersisa baginya, ia tidak pernah menerima Islam atau bahkan sedikitpun bersimpati dengan perjuangan Islam.
Bagaimana mungkin Muhammad saw mengetahui dengan pasti
bahwa Abu Lahab akan memenuhi wahyu Al-Quran jika ia (Muhammad saw) bukan benar-benar utusan Allah? Bagaimana mungkin dia
(Muhammad saw) begitu percaya diri memberikan seseorang 10 tahun untuk sewaktu-waktu dapat mendiskreditkan klaim kenabiannya dengan sekedar mengucapkan dua kalimat syahadat? Satu-satunya jawaban ialah karena ia memang utusan Allah; dalam rangka mengajukan tantangan beresiko besar seperti ini, seseorang harus sepenuhnya yakin bahwa yang ia terima sesungguhnya memang wahyu Illahi.
11: Pelarian
Contoh lain dari rasa percaya diri yang ditunjukkan Muhammad saw
Al-Quran nan Menakjubkan
20
terhadap kenabiannya, dengan konsekuensi ia percaya pada perlindungan Allah, ialah pernyataan yang diucapkannya ketika ia meninggalkan Makkah dan bersembunyi di sebuah gua bersama Abu Bakr ra
saat beremigrasi ke Madinah. Keduanya jelas-jelas melihat orangorang datang untuk membunuh mereka, Abu Bakr ra sangat ketakutan. Tentu saja dalam situasi terperangkap seperti ini, jika benar Muhammad saw seorang pembohong, pemalsu dan penipu bahwa ia adalah nabi, orang akan menebak dia akan berkata kepada temannya,
Hei, Abu Bakr, lihat apakah ada jalan keluar di belakang gua ini;
atau: Jongkok di sudut sana dan diam. Namun, pada kenyataannya,
apa yang ia katakan kepada Abu Bakr ra menggambarkan dengan
jelas rasa percaya dirinya. Ia berkata kepada Abu Bakr ra, Tenang!
Allah bersama kita, dan Allah akan menyelamatkan kita! Padahal, jika benar ia penipu, dari mana ia memperoleh kepercayaannya dirinya itu? Logikanya, cara berpikir dan pola tindak semacam ini bukanlah karakteristik pembohong atau pemalsu sama sekali.
Dengan demikian, seperti telah diuraikan sebelumnya, non-Muslim berkeliling dalam suatu lingkaran setan, mencari jalan keluar/cara untuk menjelaskan temuannya dalam Al-Quran tanpa mau menghubungkannya dengan sumber yang tepat. Di satu sisi, mereka memberitahu Anda pada hari Senin, Rabu dan Jumat, Pria itu pembohong, di sisi lain, pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu mereka memberitahu Anda, Dia gila. Tetapi mereka menolak untuk menerima
kenyataan bahwa hanya salah satu yang benar, tidak bisa keduanya.
Sejarah mencatat, mereka membutuhkan kedua teori tersebut, kedua alasan tersebut, untuk menjelaskan informasi yang dikandung
Al-Quran.
21
tengah-tengah diskusi, saya menunjuk ke Al-Quran dan berkata, Saya memiliki keyakinan terhadap buku itu. Ia melihat ke arah AlQuran tapi masih belum mengetahuinya dan ia menjawab, Yah, saya katakan, jika buku itu bukan Bibel; pastilah buku itu ditulis oleh seseorang! Menanggapi pernyataannya, saya berkata, Izinkan saya
memberitahu Anda sesuatu tentang buku itu. Dalam waktu tiga sampai empat menit, saya menceritakan beberapa hal yang terkandung
dalam Al-Quran. Setelah tiga atau empat menit tersebut, ia benarbenar mengubah posisinya dan menyatakan, Anda benar. Bukan
manusia yang menulisnya tetapi iblis. Apapun alasannya, memiliki
sikap seperti ini sangatlah disayangkan. Salah satunya, sikap ini menjadi dasar melompatnya alasan murah dan cepat dari mulut sang pendeta. Sikap ini merupakan jalan keluar instan dari situasi yang tidak
nyaman.
Faktanya, ada kisah yang terkenal dalam Bibel yang menceritakan bagaimana suatu hari beberapa orang Yahudi menyaksikan Yesus menghidupkan orang mati. Pria itu telah mati selama empat hari,
dan ketika Yesus tiba, ia hanya berkata, Bangunlah! Dan orang itu
bangun kemudian berjalan pergi. Terhadap kejadian tersebut, beberapa orang Yahudi yang menonton menyatakan ketidakpercayaannya dan berkata, Ini adalah (perbuatan) iblis. Iblis membantunya!
Hari ini, kisah tersebut sangat sering diceritakan kembali di gereja-gereja di seluruh dunia. Orang-orang yang mendengarnya menangis dengan air mata sebesar biji jagung dan mengatakan, Oh, seandainya aku berada di sana saat itu, aku tidak akan sebodoh orangorang Yahudi tersebut! Namun, ironisnya, orang-orang yang sama
ini melakukan apa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi yang mereka cemooh ketika hanya dalam tiga menit Anda menceritakan sedikit kandungan Al-Quran dan komentar yang didapat adalah: Oh, itu
pasti Iblis. Iblis yang menulis buku itu! Karena mereka benar-benar
terpojok dan tidak memiliki argumen bermutu untuk diajukan, maka
mereka segera menyambar alasan tercepat dan termurah yang tersedia di depan hidung mereka.
Al-Quran nan Menakjubkan
22
fir Quraisy tidak patut berkata bahwa Al-Quran ini turun dibawa oleh setan. Setan tidak akan sanggup membawa Al-Quran ini turun kepada Muhammad.211 Sungguh Allah jauhkan setan dari mendengar ayat-ayat AlQuran.212
Di tempat lain, surah 16 (Al-Quran, An-Nahl ayat 98), Allah swt
memerintahkan: Wahai Muhammad saat kamu akan membaca Al-Quran
ucapkanlah: Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.
Dengan fakta ini, bagaimana mungkin setan menulis kitab tersebut? Dia (setan) mengatakan kepada pembacanya, Sebelum Anda
membaca bukuku, mintalah Tuhan untuk melindungimu dariku.
Pernyataan ini sangat, sangat sulit untuk dikompromikan. Benar, seseorang mungkin saja dapat menulis seperti ini tapi apakah setan akan melakukannya? Banyak kalangan dengan tegas menggambarkan bahwa mereka tidak dapat menarik kesimpulan dalam hal ini. Di
satu sisi, mereka mengklaim bahwa setan tidak akan melakukan hal
seperti itu dan bahkan jika seandainya setan bisa, maka Tuhan tidak
akan mengizinkannya. Namun, di sisi lain, mereka juga percaya bahwa setan itu hanya sedikit saja berada di bawah Allah. Pada intinya
mereka menyatakan bahwa iblis mungkin saja melakukan apapun
Al-Quran nan Menakjubkan
23
yang dapat dilakukan Tuhan. Hasilnya, ketika mereka membaca AlQuran, seterkejut apapun mereka melihat kenyataan menakjubkan
itu, mereka tetap bersikeras bahwa, Iblislah yang melakukan!
Segala puji bagi Allah swt, umat Islam tidak memiliki sikap seperti
itu. Meskipun setan mungkin memiliki beberapa kemampuan namun
kemampuannya jauh berada di bawah kemampuan Allah. Untuk itu,
seseorang tidak dapat dikatakan Muslim jika ia tidak mempercayainya. Sudah menjadi rahasia umum bahkan di kalangan non-Muslim sekalipun bahwa iblis dapat dengan mudah membuat kesalahan,
dan hal tersebut menjadikannya berpeluang membuat pertentangan
dalam buku yang ditulisnya. Terhadap argumentasi terakhir ini, surah 4 (Al-Quran, An-Nisa ayat 82) menyatakan: Apakah orang-orang
munafik itu tidak mau memperhatikan Al-Quran dengan seksama? Sekiranya Al-Quran ini datang dari selain Allah, niscaya mereka akan mendapati
dalam Al-Quran ini banyak sekali ayat-ayat yang saling bertentangan.
14: Mitomania
Sehubungan alasan yang diajukan non-Muslim dalam upaya sia-sianya menjustifikasi tafsiran mereka terhadap ayat-ayat Al-Quran yang tak dapat mereka jelaskan, terdapat bentuk serangan lain yang sering dijadikan kombinasi terhadap teori bahwa Muhammad saw adalah orang gila dan pembohong/penipu. Pada dasarnya, mereka mengusulkan karena Muhammad itu gila, maka sebagai akibat khayalannya, ia dibohongi dan membohongi orang. Problem pathological lying
(kebohongan patologis) semacam ini memiliki nama/istilah dalam ilmu psikologi, yakni, mitomania (mythomania). Sederhananya, istilah
ini mengindikasi seseorang yang suka berbohong dan kemudian
mempercayai kebohongannya. Penyakit inilah yang dituduhkan nonMuslim kepada Muhammad saw. Tapi satu masalah besar dengan tuduhan mitomania ini ialah penderitanya tidak dapat berurusan dengan fakta yang sangat parah padahal Al-Quran didasarkan sepenuhnya pada fakta. Segala sesuatu yang dikandung dalam Al-Quran dapat diteliti dan diverifikasi kebenarannya. Karena berurusan dengan
Al-Quran nan Menakjubkan
24
fakta merupakan masalah bagi seorang mitomaniak, metode penyembuhan penderita ini oleh psikolog ialah dengan terus-menerus
membombardirnya dengan fakta-fakta.
Sebagai contoh, jika ada penderita penyakit jiwa dan mengklaim,
Akulah raja Inggris. Psikolog yang merawatnya tak akan berkata
kepadanya, Tidak, Anda gila! Sang psikolog tidak akan melakukan
hal itu. Sebaliknya, ia akan mengkonfrontir pasiennya dengan faktafakta dan berkata, Oke, Anda mengatakan Anda adalah raja Inggris.
Tolong katakan, di mana ratu hari ini dan di mana perdana menteri
Anda? Dan di mana penjaga Anda? Ketika sang pasien mengalami
kesulitan dalam menangani pertanyaan-pertanyaan terkait faktafakta tersebut, ia akan mencoba untuk membuat alasan dengan, misalnya, mengatakan, Uh ratu dia sedang mengunjungi ibunya.
Uh perdana menteri... ia sudah mati. Akhirnya ia akan sembuh karena terus ditanyai pertanyaan faktual. Jika psikolog tersebut terus
membombardirnya dengan pertanyaan berdasarkan fakta-fakta yang cukup, akhirnya ia akan sedikit demi sedikit mulai dapat menghadapi dan melihat kenyataan Akhirnya dapat saja sang pasien berkata, Rasanya saya mungkin bukanlah raja Inggris, sebagai awal
kesembuhan.
Al-Quran mendekati setiap orang yang membacanya dengan cara yang sama seperti sang psikolog memperlakukan pasien mitomanianya: menghujani dengan fakta. Surah 10 (Al-Quran, Yunus ayat
57) menyatakan: Wahai manusia, Al-Quran telah datang kepada kalian
dari Tuhan kalian. Al-Quran menjadi obat penawar bagi hati kalian, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Sepintas, pernyataan ini tampak samar, tetapi makna dari ayat ini
menjadi jelas ketika seseorang membacanya dalam kerangka contoh
di atas. Pada dasarnya, seseorang dapat disembuhkan dari penyakit
delusinya dengan membaca Al-Quran. Delusi ialah penyakit psikologis yang singkatnya merupakan pikiran atau pandangan atau kepercayaan diri yang tidak berdasar (tidak rasional), biasanya berwujud sifat kemegahan diri atau perasaan dikejar-kejar. Esensinya,
Al-Quran dapat dijadikan alat terapi. Secara harafiah menyemAl-Quran nan Menakjubkan
25
buhkan orang berpenyakit mitomania ialah dengan mengkonfrontirnya dengan fakta-fakta. Sikap umum yang dapat ditemukan dalam AlQuran kurang lebih mengatakan, Hai manusia, Anda mengatakan
ini dan itu tentang hal ini; tapi bagaimana dengan ini dan itu? Bagaimana Anda dapat mengatakan ini ketika Anda tahu itu? dan sebagainya. Hal ini memaksa seseorang untuk mempertimbangkan apa
yang relevan dan bermakna sekaligus menyembuhkan delusi seseorang melalui fakta yang tidak mudah dijelaskan melalui teori atau
alasan lemah yang disajikan Allah kepada umat manusia.
Hal inilahmengkonfrontir manusia dengan faktatelah menarik perhatian banyak non-Muslim. Bahkan ada sebuah referensi yang
sangat menarik mengenai hal ini dalam New Catholic Encyclopedia.
Dalam sebuah uraian di bawah judul Koran (atau Al-Quran), Gereja
Katolik menyatakan: Selama berabad-abad, banyak teori telah ditawarkan untuk menjelaskan asal-usul Al-Quran Hari ini tak seorang
berakal pun dapat menerima salah satu dari teori-teori tersebut! Di
sini Gereja Katolik yang sudah berdiri lebih dari dua abad menyangkal upaya sia-sia untuk mengenyahkan Al-Quran dengan teori-teori
absurd yang selama ini diajukan non-Muslim.
Sesungguhnyalah Al-Quran merupakan masalah bagi Gereja Katolik. Al-Quran menyatakan dirinya sebagai wahyu sehingga mereka
terpaksa mempelajarinya. Tentu saja mereka akan senang bila dapat
menemukan bukti bahwa Al-Quran bukanlah wahyu, tetapi ternyata
mereka tidak bisa. Mereka tak dapat menemukan alasan yang cukup
masuk akal. Tapi setidaknya mereka jujur dalam penelitian mereka
dan tidak begitu saja menerima interpretasi tanpa dasar yang disodorkan ke hadapan mereka. Gereja menyatakan bahwa dalam empat
belas abad belum ada penjelasan yang masuk akal. Setidaknya Gereja mengakui bahwa Al-Quran bukanlah subjek yang mudah untuk
diabaikan. Tentu saja, banyak orang lain yang lebih tidak jujur. Mereka dengan cepat akan berkata, Oh Al-Quran itu berasal dari sini.
Al-Quran berasal dari sana. Bahkan mereka, pada umumnya, tidak
mau bersusah-susah untuk memeriksa terlebih dahulu kredibilitas
penjelasan yang mereka ajukan.
Al-Quran nan Menakjubkan
26
Tentu saja, pernyataan oleh Gereja Katolik semacam ini mengakibatkan orang Kristen menemui beberapa kesulitan dalam kehidupan
sehari-hari. Mungkin saja seseorang memiliki idenya sendiri mengenai asal-usul Al-Quran tetapi sebagai anggota jamaah Gereja, ia tidak bisa bertindak atas teorinya tersebut. Karena tindakan demikian
akan bertentangan dengan ketaatan, kesetiaan dan loyalitas yang dituntut Gereja. Berdasarkan keanggotaannya, dia harus menerima
apa yang dinyatakan/diputuskan oleh Gereja Katolik tanpa pertanyaan dan membangun ajaran-ajarannya di sekeliling keputusan tersebut sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari. Jadi, pada dasarnya,
jika Gereja Katolik secara keseluruhan mengatakan, Jangan dengarkan pendapat yang belum dikonfirmasi tentang Al-Quran, maka apa
yang dapat dikatakan tentang pandangan Muslim sendiri? Jika nonMuslim sekalipun mengakui bahwa ada sesuatu dalam Al-Quran
sesuatu yang harus diakuimaka mengapa orang begitu keras kepala, defensif dan mengambil sikap bermusuhan ketika umat Islam
memajukan teori yang sama? Hal ini tentunya adalah persoalan yang
harus dipikirkan oleh orang-orang berakalsesuatu untuk direnungkan oleh orang-orang berpemahaman!
27
28
bumi pada awalnya satu benda. Lalu Kami pisahkan menjadi langit dan bumi.
Segala sesuatu yang hidup Kami ciptakan dari air. Tidakkah orang-orang kafir itu mau beriman?
Ironisnya, informasi ini sangat persis dengan penelitian yang dianugerahi Hadiah Nobel pada tahun 1973 kepada beberapa orang
yang tidak percaya Al-Quran.
Al-Quran mengungkapkan asal-usul alam semestabagaimana
sebermula merupakan satu bagiandan umat manusia masih terus
memverifikasi wahyu ini sampai sekarang. Selain itu, pernyataan
(sekarang telah menjadi fakta) Al-Quran bahwa seluruh kehidupan
berasal dari air bukanlah hal yang mudah untuk diyakini oleh orangorang yang hidup empat belas abad yang lalu. Pastinnya, jika 1400 tahun yang lalu Anda berdiri di padang pasir dan mengatakan kepada
seseorang, Semua ini, Anda lihat (sambil menunjuk diri sendiri), terdiri sebagian besar dari air, tidak ada yang akan mempercayai Anda.
Bukti tidak tersedia saat itu sampai kemudian manusia menemukan
mikroskop. Mereka harus menunggu 1400 tahun untuk mengetahui
bahwa sitoplasma, substansi dasar sel, terdiri dari 80% air. Namun
demikian, akhirnya bukti pun datang, dan sekali lagi Al-Quran berdiri tegak menghadapi ujian waktu.
Mengacu pada uji kesalahan yang diuraikan sebelumnya, adalah
menarik untuk dicatat bahwa informasi-informasi tersebut juga berhubungan baik dengan masa lalu maupun masa kini. Beberapa di antaranya digunakan sebagai ilustrasi Kemahakuasaan dan Kemahatahuan Allah, sementara yang lain terus berdiri sebagai tantangan sampai hari ini. Contoh dari ilustrasi pertama ialah pernyataan Al-Quran
tentang Abu Lahab. Hal ini jelas menggambarkan bahwa Allah Maha
Mengetahui yang ghaib, tahu bahwa Abu Lahab tidak akan pernah
mengubah cara pandangnya dan menerima Islam. Demikianlah Allah
memvonis dirinya bahwa ia akan direndam dalam Api Neraka selamanya. Surah tersebut memainkan peran tidak saja sebagai ilustrasi
kearifan ilahiah Allah tetapi juga merupakan peringatan bagi orangAl-Quran nan Menakjubkan
29
30
31
4. membuat jawaban yang benar untuk keduanya, baik untuk tebakan pertama maupun tebakan kedua (BB).
Perhatikan bahwa ada empat kemungkinan di atas dan hanya satu
kemungkinan, nomor 4 (BB), baginya untuk menebak kedua tebakan
dengan benar. Sehingga dinyatakan dalam Teori Kemungkinan bahwa orang itu hanya memiliki satu kesempatan (no. 4) untuk benar dalam kedua tebakannya dibandingkan seluruh kesempatan yang ada.
Atau, sebaliknya, kesempatan untuk menjawab salah (no. 1, 2 dan 3)
menjadi lebih besar, dalam hal ini, tiga kemungkinan.
Kedua tebakan benar (BB) dalam skenario di atas secara matematis dapat dituliskan sebagai yang merupakan representasi satu
kesempatan benar dari dua kemungkinan ( yang pertama) dan satu
kesempatan benar dari dua kemungkinan ( yang kedua), yang secara total akan memberikan hasil sebesar atau 25%.
Melanjutkan contoh di atas, jika orang yang sama kini memiliki tiga situasi di mana ia harus membuat tebakan buta (karena ia tidak
memiliki fakta untuk menentukan jawabannya dengan benar) maka
ia hanya akan berpeluang menjawab benar terhadap ketiga tebakan
yang diajukan menjadi seperdelapan (yaitu, satu dari delapan atau
atau 12,5%). Sekali lagi, kemungkinan memilih pilihan yang
tepat terhadap ketiga tebakan turun menjadi hanya satu kali dalam
delapan. Sementara kemungkinan untuk menjawab salah menjadi lebih besar, 7 kemungkinan dari 8 kesempatan, atau 87,5%.
Dengan demikian, kemungkinan menebak 100% benar tetap hanya satu kali. Sedang kemungkinan untuk menjawab salah akan menjadi semakin besar saja dengan semakin banyaknya tebakan. Akibatnya, peluang menjawab benar akan semakin kecil dan semakin kecil
saja.
Sekarang kita terapkan contoh ini untuk situasi yang dihadapi AlQuran. Jika seseorang menyusun daftar seluruh topik yang diajukan
Al-Quran dan kemudian dibuktikan benar, maka menjadi sangat jelas bahwa hal tersebut sangatlah tidak mungkin bila hanya didasarkan pada tebakan buta. Sesungguhnya topik yang dibahas Al-Quran
sangatlah banyak, dengan demikian kemungkinan seseorang memAl-Quran nan Menakjubkan
32
buat tebakan benar terhadap semua topik praktis menjadi nihil. Jika
ada sejuta kemungkinan Al-Quran memberikan keterangan salah
namun ternyata setiap kali benar, maka menjadi mustahil bagi seseorang untuk menebak semuanya dengan benar.
Angka satu juta bukan angka yang fantastis karena dengan mengikuti seluruh alur uraian di atas, bila terdapat 20 tebakan buta yang
harus dijawab benar oleh Muhammad saw sebagai pengarang AlQuran maka seluruh kemungkinan jawaban yang tersedia adalah
1.048.576. Terhadap seluruh peluang ini, hanya ada satu peluang
menjawab keduapuluh tebakan benar semua, sementara untuk menjawab salah adalah 1.048.576 1 = 1.048.575 kesempatan! Tentunya
kita tak dapat membuat daftar seperti yang kita lakukan pada keempat contoh jawaban di atas karena hanya akan menghabiskan kertas.
Berikut akan diberikan tiga contoh bagaimana Al-Quran membuat pernyataan yang benar yang secara kolektif/kumulatif menggambarkan nasib baik Al-Quran yang terus menerus dapat mengalahkan teori kemungkinan.
33
19B: Matahari
Selain lebah, Al-Quran juga membahas matahari dan bagaimana
benda langit itu bergerak dalam ruang. Sekali lagi, seseorang bisa
bermain tebak-tebakan tentang hal ini. Ketika matahari bergerak
melalui ruang, ada dua pilihan: matahari melakukan perlintasannya
seperti layaknya batu dilemparkan (ada gaya yang menggerakkannya) atau dapat bergerak dengan sendirinya. Al-Quran dalam surah
21 menyatakan pilihan kedualah sebagai jawabannyabergerak dengan sendirinya (Al-Quran, Al-Anbiya ayat 33). Dalam menjelaskan
gerakan tersebut Al-Quran menggunakan kata sabaha untuk menggambarkan gerakan matahari melalui ruang. Dalam rangka memberikan pemahaman yang komprehensif tentang implikasi kata kerja
bahasa Arab ini, contoh berikut ini diberikan.
Jika seseorang berada dalam air dan kata kerja sabaha diterapkan
2
Drama historikal Henry IV diperkirakan ditulis pada tahun 1597 (sekitar 950 tahun
setelah wahyu Al-Quran diterima Muhammad saw) oleh William Shakespeare, salah
satu pujangga terbesar Inggris. Perhatikan kurun waktu ketidaktahuan manusia Barat
(kulit putih) yang kebanyakan beragama Kristen tentang lebah! (Pent.)
34
35
36
Kesimpulan
Kembali, untuk terakhir kalinya, pada topik tebakan yang benar sebagai dasar uraian dalam contoh ini, kemungkinan seseorang menebak
dengan benar tentang ketiga isu yang dibicarakan sebelumnyajenis kelamin lebah, pergerakan matahari dan keberadaan zona waktuadalah satu dari delapan, seperdelapan!
Tentunya orang dapat meneruskan menghitung kemungkinan tebakan benar berdasarkan contoh ini, membuat daftar yang semakin
panjang terhadap tebakan yang benar; dengan memahami kenyataan bahwa kemungkinan untuk menghasilkan tebakan yang benar
semakin kecil dan semakin kecil saja dengan bertambahnya jumlah
tebakan yang harus dilakukan. Satu kenyataan penting yang tak dapat disangkal adalah sebagai berikut: kemungkinan bahwa Muhammad saw, seseorang yang ummi (buta huruf), dapat menebak dengan
benar ribuan dan ribuan persoalan, tanpa pernah membuat kesalahan, sangat sangat kecil (mendekati nol) sehingga teori bahwa dialah
pengarang Al-Quran harus dibuang jauh sebagai kemustahilan
bahkan oleh musuh Islam yang paling membencinya sekalipun! Sesungguhnyalah, Al-Quran menunggu tantangan semacam ini.
Tidak diragukan lagi, jika seorang baru datang ke negeri asing
dan mengatakan kepada seseorang yang ditemuinya di jalan bahwa,
Saya tahu ayahmu. Saya pernah bertemu dengannya. Mungkin orang yang diajaknya berbicara akan meragukan pernyataan orang asing tersebut, dan berkata, Anda baru saja datang ke sini. Bagaimana
Anda bisa tahu siapa ayah saya? Akibatnya, ia mungkin akan menanyainya, Ceritakan, apakah ayah saya tinggi, pendek, gelap, berkulit
terang? Seperti apa dia? Tentu saja, jika si orang asing tersebut dapat terus menjawab seluruh pertanyaan dengan benar, orang yang
diajaknya berbicara yang semula sangat skeptis tidak akan memiliki
pilihan lain selain untuk menyatakan, Saya rasa Anda kenal ayah saya. Saya tidak tahu bagaimana Anda bisa kenal dia, tapi saya rasa AnAl-Quran nan Menakjubkan
37
da kenal!
Situasi yang sama terjadi dengan Al-Quran. Kitab tersebut mengklaim berasal dari Allah yang menciptakan segala sesuatunya. Hal ini
mengakibatkan setiap orang memiliki hak untuk berkata, Yakinkan
aku! Jika penulis buku ini benar-benar berasal dari mana kehidupan
bersumber dan apa yang ada di langit dan di bumi, maka Dia pasti tahu tentang ini, itu, dan sebagainya. Mau tidak mau, setelah mempelajari Al-Quran dengan seksama, semua orang akan bertemu dengan
kebenaran yang sama. Selain itu, kita semua tahu adanya satu kepastian: bahwa kita semua tidak harus menjadi ahli untuk memverifikasi
apa yang ditegaskan Al-Quran. Iman seseorang akan bertumbuh sebagai konsekuensi tersandungnya dan ditantangnya orang itu untuk
mengkonfirmasi dan memverifikasikan satu per satu kebenaran yang
dikandung Al-Quran. Setiap orang seharusnya melakukan hal tersebut selama hidupnya.
Semoga Allah swt memberikan petunjuk bagi semua orang untuk
semakin dekat dengan kebenaran.
38
Seorang enjinir di Universitas Toronto memiliki ketertarikan di bidang psikologi, membaca sesuatu yang menarik dan melakukan penelitian serta menulis tesis tentang Efisiensi Diskusi Kelompok. Tujuan
penelitian ialah untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian dapat
diraih ketika dilakukan diskusi kelompok dengan dua, tiga, sepuluh
orang peserta dan seterusnya dalam satu kelompok. Grafik hasil penelitiannya naik dan turun tetapi mencapai titik tertinggi pada dua
orang per kelompok.
Kesimpulan penelitiannya: diskusi kelompok akan memberikan
hasil terbaik bila dilakukan dalam kelompok terdiri dari dua orang.
Tentu saja hasil temuan ini sepenuhnya di luar harapannya, tetapi sesungguhnya kenyataan ini sudah diwejangkan sebuah kitab yang teramat tua dalam surah 34 (Al-Quran, Saba ayat 46): Aku hanyalah
39
Adendum 2: Iram
duk negeri Iram yang memiliki bangunan-bangunan yang tinggi menyebutkan sebuah negeri bernama Iram (kota pilar), yang tidak ada dalam sejarah kuno dan yang menurut ahli sejarah tidak diketahui keberadaannya. Namun, majalah National Geographic edisi Desember
1978 memuat informasi menarik yang menyebutkan bahwa pada tahun 1973, ekskavasi reruntuhan kota Elba di Suriah dilakukan. Kota
ini diketahui kemudian berusia 43 abad, tapi usia kota ini bukan bagian yang paling menakjubkan. Para peneliti menemukan di perpustakaan Elba catatan semua kota yang menjalin hubungan dagang dengan Elba. Percaya atau tidak, dalam daftar nama-nama kota tersebut terdapat Iram. Elba melakukan hubungan dagang dengan Iram!
Sebagai kesimpulan saya meminta Anda untuk mempertimbangkan dengan hati-hati ayat-ayat surah 29 berikut (Al-Quran, Al-Ankabuut ayat 50-51): Orang-orang kafir Quraisy berkata: Mengapa Mu-
hammad tidak diberi mukjizat seperti rasul-rasul sebelumnya, jika ia benarbenar utusan Tuhan? Wahai Muhammad, katakanlah: Sungguh mukjizatmukjizat itu milik Allah. Aku hanya orang yang menyampaikan ancaman Tuhan secara jelas kepada kalian.50 Wahai Muhammad, mengapa kaum kafir
Quraisy minta mukjizat yang lain kepadamu? Apakah Al-Quran yang Kami
turunkan kepadamu tidak cukup menjadi bukti bagi mereka atas kebenaran
kerasulanmu? Sungguh Al-Quran itu menjadi rahmat yang besar dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.51
40
41
42