Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Ulumul Qur’an

“PENGERTIAN I’JAZ AL-QUR’AN DAN MU’JIZAT”


Dosen Pengampu: Muhammad Yasin, M.Pd

Disusun untuk dipersentasikan dalam mata kuliah Ulumul Qur’an


Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Semester 1 Non Reguler

Disusun Oleh:

1. YUNI ARINI
2. IKA ARISKA SARI
3. HENI PUSPITA SARI
4. MARIYANI

INSTITUT AGAMA ISLAM AN-NUR LAMPUNG 2021


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH


Subhanahu Wata’ala, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berisikan materi tentang “Mukzizat Al-
Qur’an” dari Mata Kuliah Ulumul Qur’an.
Shalawat beserta salam semmoga selamanya tercurahlimpahkan kepada Nabi
besar Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam, dan kepada para keluarga serta
sahabatnya, tak lupa kitta semua selaku pengikutnya semoga mendapatkan syafa’at
darinya kelak di akhir zaman nanti. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Kami tentu menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kekurangan yang
dimiliki sehingga makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah memberikan bimbingan, dorongan, petunjuk serta dukungan dan
bantuan lainnya kepada kami. Untuk itu kami menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya.
Akhirnya harapan penyusun semoga hasil dari makalah ini dapat berguna
bagi penyusun khususnya dan umumnya bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Penulis

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................... 1

DAFTAR ISI ..................................................................... 2

BAB I (Pendahuluan) …………………..……......................... 3


A. Latar belakang ................................................ 3
B. Perumusan Masalah ......................................... 3
C. Tujuan Penulisan ............................................. 3
BAB II (Pembahasan) ................................................... 4
A. Pengertian I’jaz dan Mukjizat ............................ 4
1. I’jaz........................................................... 4
2. Mukjizat..................................................... 4
a. Unsur – Unsur yang Menyertai Mukjizat....... 5
b. Beberapa Segi Kemukjizatan Al-Qur’an....... 5
B. Pembagian Jenis Mukjizat....................................... 6
1. Mukjizat Material Indrawi................................. 6
2. Mukjizat Immaterial........................................ 6
C. Perbedaan Alqur’an dengan Mukjizat yang lainnya........ 6
D. Sisi Mukjizat Al-qur’an.............................................. 7
1. Gaya bahasa.................................................... 7
2. Susunan Kalimat............................................... 7
3. Hukum Ilahi yang Sempurna.............................. 8
4. Ketelitian Redaksinya......................................... 8
5. Berita Tentang Hal-Hal Gaib................................ 10
6. Isyarat-Isyarat Ilmiah......................................... 10
7. Memuat Kisah-Kisah Terdahulu........................... 10
E. Tujuan Dan Fungsi Mu’jizat ………………………………………. 11
BAB III (Kesimpulan)........................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................ 13

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keajaiban Islam berupa mukjizat yakni Al-Qur’an adalah hal yang luar biasa
berupa keajaiban yang terjadi pada diri seorang Nabi Muhammad Sholallahu
‘Alaihi Wasalam. Keajaiban ini bertujuan untuk melemahkan pendapat orang
kafir yang mengingkari kenabiannya.
Dengan adanya Al-Qur’an, pendapat-pendapat orang kafir yang menentang
kebenaran seorang Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam bisa
terbantahkan. Mukjizat Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam
merupakan keajaiban Islam yang menunjukan bahwa Islam adalah wahyu dari
Allah Subhanahu Wata’ala yang telah sempurna.
Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam
yang paling utama. Manusia sepanjang masa dapat menemukan, mempelajari
dan mengamalkan syariat islam yang ada didalamnya.
Mukjizat Al-qur’an adalah Kalamullah sehingga sampai detik ini tidak ada
manusia seorang pun yang bisa membuat buku yang setara dengan Al-qur’an
sebagai tandingannya.
Mukjizat Al-Quran juga merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam melalui Malaikat Jibril dengan
lafal dan maknanya serta sangat berharga bagi umat seluruh umat Muslim hingga
saat ini. Di dalamnya terkandung petunjuk dan pedoman bagi umat manusia
dalam mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun akhirat.

B. Perumusan Masalah
1. Apa pengertian I’jaz dan Mukjizat?
2. Apa saja jenis – jenis Mukjizat?
3. Apa perbedaan Al-Qur’an dengan Mukjizat lainnya?
4. Apa saja sisi Mukjizat Al-Qur’an?
5. Apa Saja Tujuan Dan Fungsi Mukjizat ?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian I’jaz dan Mukjizat
2. Mengetahui jenis – jenis Mukjizat
3. Membedakan Al-Qur’an dengan Mukjizat lainnya
4. Mengetahui sisi Mukjizat Al-Qur’an
5. Mengetahui Tujuan Dan fungsi Mukjizat

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian I’jaz dan Mukjizat


1. I’jaz
Dari segi bahasa (etimologi), i’jaz berasal dari kata a’jaza yu’jizu i’jazan yang
artinya melemahkan, memperlemah, atau menetapkan kelemahan. Kata i’jaz sendiri
awalnya berasal dari kata dasar a’jaza ya’jizu yang artinya lemah atau tidak mampu.
Seperti dalam contoh a’jaztu zaidan “aku mendapati Zaid tidak mampu”.
Sedangkan menurut istilah i’jaz didefinisikan oleh Manna Khalil al
Qaththan dan Ali al-Shabuny dalam tulisan Usman. Manna Khalil al-
Qaththan mendefinisikan i’jaz sebagai “Menampakan kebenaran Nabi Muhammad
Sholallahu ‘Alaihi Wasalam dalam pengakuan orang lain, sebagai seorang rasul
utusan Allah Subhanahu Wata’ala. Dengan menampakkan kelemahan orang-orang
Arab untuk mendinginya atau menghadapi mukjizat yang abadi, yaitu al-Quran dan
kelemahan-kelemahan generasi-generasi sesudah mereka”.
Sementara Alial Shabuny mengertikan i’jaz sebagai “Menetapkan
kelemahan manusia baik secara kelompok atau bersama-sama untuk menandingi hal
yang serupa dengannya. “jadi i’jaz ini upaya untuk menegaskan kebenaran seorang
nabi dan pada saat yang sama ia juga menegaskan kelemahan manusia yang
meragukan dan mengingkari kenabian.

2. Mukjizat
Kata mukjizat dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
“kejadian ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia”. Pengertian ini
tidak sama dengan pengertian kata tersebut dalam istilah agama Islam.
Kata mukjizat terambil dari kata bahasa arab (a’jaza) yang berarti
“Melemahkan atau menjadikan tidak mampu”. Pelakunya (yang melemahkan)
dinamai mu’jiz dan apabila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol
sehingga mampu membungkamkan lawan, ia dinamai mu’jizat.
Mukjizat didefinisikan oleh pakar agama Islam, antara lain, sebagai “Suatu hal
atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku nabi, sebagai
bukti kenabiannnya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau
mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak melayani tantangan itu”.

4
a. Unsur-Unsur yang menyertai mukjizat :
• Hal atau peristiwa yang luar biasa yang dimaksud dengan luar biasa adalah
sesuatu yang berada di luar jangkauan sebab dan akibat yang diketahui secara
umum hukum – hukumnya.
• Terjadi atau dipaparkan oleh seseorang yang mengaku nabi tidak mustahil
terjadi hal-hal diluar kebiasaan pada diri siapapun. Namun, apabila bukan dari
seorang Nabi, ia tidak dinamai mukjizat.
• Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian tentu saja
tantangan ini harus berbarengan dengan pengakuannya sebagai nabi, bukan
sebelum atau sesudahnya. Di sisi lain, tantangan tersebut harus pula
merupakan sesuatu yang sejlan dengan ucapan sang nabi.
• Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani apabila yang ditantang
berhasil melakukan hal yang serupa, ini berarti bahwa pengakuan sang
penantang tidak terbukti. Perlu digaris bawahi disini bahwa kandungan
tantangan harus benar-benar dipahami oleh yang ditantang. Bahkan untuk
lebih membuktikan kegagalan mereka, biasanya aspek kemukjizatan masing-
masing adalah hal-hal yang sesuai dengan bidang keahlian umatnya.

b. Beberapa Segi Kemukjizatan Al-Qur’an


1) Susunan yang indah, berbeda dengan setiap susunan yang ada dalam bahasa
orang-orang Arab.
2) Adanya uslub yang aneh, berbeda dengan uslub-uslub bahasa Arab.
3) Sifat agung yang tidak mungkin lagi seorang makhluk untuk mendatangkan
hal yang seperti itu.
4) Bentuk undang-undang yang detail lagi sempurna yang melebihi setiap
undang-undang buatan manusia.
5) Mengabarkan hal-hal yang gaib yang tidak bisa diketahui kecuali dengan
wahyu.
6) Berpengaruh kepada hati pengikut dan musuh.
7) Adanya ilmu-ilmu pengengetahuan yang terkandung didalamnya (ilmu
pengetahuan agam dan ilmu pengetahuan umum).
8) Tidak bertentangan dengan pengetahuan-pengetahuan umum yang dipastikan
kebenarannya.
9) Memenuhi segala kebutuhan manusia
10) Menepati janji dan ancaman yang dikabarkan al-Qur’an.

5
B. Pembagian Jenis Mukjizat
1. Mu’jizat Material Indrawi
Artinya Mukjizat yang tidak kekal. Maksudnya mukjizat jenis ini hanya
berlaku pada Nabi selain Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wassalam dan
juga mukjizat ini hanya berlaku untuk jaman tertentu, kapan mukjizat tersebut
diturunkan. Oleh karena itu wajar kalau sifat mukjizat tersebut tidak kekal. Secara
umum dapat diambil contoh adalah mukjizat Nabi Musa Alaihisalam dapat
membelah lautan, mukjizat Nabi Daud Alaihisalam dapat melunakkan besi,mukjizat
Nabi Isa Alaihisalam dapat menghidupkan orang mati, mukjizat Nabi Ibrahim
Alaihisalam tidak hangus oleh api saat dibakar dan mukjizat-mukjizat nabi lainya.

2. Mukjizat Immaterial
Artinya Mukjizat ini bersifat kekal dan berlaku sepanjang jaman. Mukjizat
tersebut adalah al-Quran al-Karim. Hal ini, menurut Syahrur, karena Nabi
Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam (sebagai penerima mukjizat ini) adalah nabi
terakhir, sehingga mukjizatnya harus memiliki sifat abadi dan berlaku sampai dunia
ini hancur.
Secara lebih gamblang, Syahrur membedakan mukjizat Nabi muhammad
dengan nabi-nabi sebelumnya. Pertama, aspek rasionalitas kenabian Muhammad
yang berupa al-Quran dan al-sab’ul al-matsani mendahului pengetahuan inderawi,
yaitu dalam bentuk mutasyabih. Setiap jaman berubah, konsepsi-konsepsi al-Quran
masuk ke dalam wilayah pengetahuan inderawi, yang disebut sebagai takwil
langsung, yaitu kesesuaian antara teks pengetahuan terhadap hal inderawi. Kedua,
al-Quran memuat hakekat wujud mutlak yang dapat dipahami secara relatif, sesuai
dengan latar belakang pengetahuan, pada masa yang di dalamnya usaha pemahaman
al-Quran dilakukan. Ketiga, Kemukjizatan al-Quran bukan hanya bentuk redaksinya
saja, tapi juga kandungannya.

C. Perbedaan Al-Quran dengan Mukjizat lainnya


Ada beberapa perbedaan besar antara mukjizat Al-Quran dengan mukjizat
para Nabi-nabi sebelumnya, antara lain :
• Mukjizat Nabi sebelumnya bersifat fisik (hissiyah), maka habis sesuai dengan
berlalunya zaman. Generasi setelahnya tidak lagi bisa menyaksikan mukjizat
tersebut. Sementara Al-Quran adalah mukjizat yang terjaga, abadi dan
berkelanjutan. Karenanya hingga hari ini masih banyak temuan-temuan tentang
mukjizat Al-Quran.
• Mukjizat Nabi-nabi sebelumnya terfokus pada ‘penakjuban pandangan’,
sementara mukjizat Al-Quran mengarah pada ‘pembukaan hati dan penundukan
akal’, karena itu daya pengaruhnya lama dan bertahan. Sementara mukjizat
‘pandangan’ kadang begitu mudah terlupakan.

6
• Mukjizat Nabi sebelumnya di luar konteks isi risalah mereka dan tidak bersesuain,
karena fungsinya utamanya hanya untuk menguatkan kenabian atau
membuktikan bahwa mereka adalah utusan Allah Subhanahu Wata’ala Contoh :
menghidupkan orang mati, tongkat menjadi ular, tidak ada hubungan langsung
dengan isi kitab Taurat dan Injil. Sementara Al-Quran benar-benar mukjizat yang
bersesuaian dan menguatkan isi risalah kenabian.

D. Sisi-sisi Mukjizat Al-Qur’an


1. Gaya Bahasa
Gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang Arab pada saat itu merasa kagum dan
terpesona, bukan saja orang-orang mukmin, tetapi juga bagi orang-orang kafir.
Kehalusan ungkapan bahasanya membuat banyak diantara mereka masuk Islam.
Bahkan, Umar bin Khattab Radiallahuanhu pun yang mulanya dikenal sebagai
orang yang paling memusuhi nabi Muhammad Sholallahu “alaihi Wassalam, dan
bahkan berusaha membunuhnya, memutuskan masuk Islam dan beriman pada
kerasulan Muhammad hanya karena membaca petikan ayat-ayat Al-Qur-an. Susunan
Al-Qur-an tidak dapat disamakan oleh karya sebaik apa pun.

Karakteristik atau keistimewaan gaya bahasa al-Qur’an :


• Aransemen suaranya sangat menakjubkan, konsonan dan vokalnya terbagi
dan tersusun secara variatif.
• Wacana untuk kalangan umum dan kalangan terbatas. Tidak ada seorang
pun manusia yang mampu menyajikan satu gaya bahasa yang ditunjukan
untuk kalangan intelektual sekaligus untuk kalangan awam.
• Menyakinkan akal dan membuai perasaan.
• Ringkas tapi jelas.

2. Susunan Kalimat
Kendatipun Al-Qur-an, hadis qudsi, dan hadis nabawi sama-sama keluar dari
mulut nabi, tetapi uslub (gaya) atau susunan bahasanya sangat jauh
berbeda. Uslub bahasa Al-Qur-an jauh lebih tinggi kualitasnya bila dibandingkan
dengan lainya. Al-Qur-an muncul denganuslub yang begitu indah.
Didalam uslub tersebut terkandung nilai-nilai istimewa yang tidak akan pernah
ada ucapan manusia.

7
3. Hukum Illahi yang Sempurna
Al-Qur-an menjelaskan pokok-pokok aqidah, norma-norma keutamaan,
sopan-santun, undang-undang ekonomi, politik, sosial, dan kemasyarakatan, serta
hukum-hukum ibadah. Al-Qur-an menggunakan dua cara tatkala menetapkan
sebuah ketentuan hukum, yakni:

a. Secara global
Persoalan ibadah umumnya diterangkan secara global, sedangkan perincianya
diserahkan kepada ulama melalui ijtihad.
b. Secara terperinci
Hukum yang dijelaskan secara terperinci adalah yang berkaitan dengan utang
piutang, makanan yang halal dan yang haram, memelihara kehormatan wanita, dan
masalah perkawinan.

4. Ketelitian Redaksinya
Ketelitian redaksi Al-Qur-an bergantung pada hal berikut:
a. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya.
Kata `Hayat' (Hidup) dan `Maut' (Mati) masing-masing ditemukan sebanyak
145 kali. Kata `Al Nafa'a' (Manfaat) dan `Al Madharrat' (Madharrat) masing-masing
sebanyak 50 kali. Kata `Al Har' (Panas) dan `Al Bardu' (Dingin) masing-masing
sebanyak 4 kali. Kata `As Sholiha' (Kebajikan) dan `As Sayah' (Keburukan) masing-
masing sebanyak 167 kali. Kata `At Thoma'ninah' (Kelapangan/ Ketenangan) dan
`Adduk' (Kesempitan / Kekesalan) masing-masing sebanyak 13 kali. Kata `Arrobat'
(Cemas / Takut) dan `Arrogho' (Harap / Ingin) masing-masing sebanyak 8 kali. Kata
`Al Kafir' (Kafir) dan `Al Iman' (Iman) dalam bentuk difinite masing-masing
sebanyak 8 kali, sedang dalam bentuk indifinite masing-masing sebanyak 17 kali.
Kata `As Shufah' (Musim Panas) dan `As Syata' (Musim Dingin) masing-masing
sebanyak 1 kali. Kata `Dunya' (Dunia) dan `Akherat' (Hari Kemudian) masing-
masing sebanyak 115 kali. Kata Setan dan Malaikat masing-masing sebanyak 88 kali.

b. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya/makna


yang dikandungnya.
Kata `Al Harot' dan `An Naro'at' (Membajak/ Bertani) masing-masing
sebanyak 14 kali. Kata `Al Ajaba' dan `An Ghororoh' (Membanggakan Diri / Angkuh)
masing-masing sebanyak 27 kali. Kata (Orang Sesat / Mati Jiwanya) masing-masing
sebanyak 17 kali. Kata (Quran, Wahyu, dan Islam, ) masing-masing sebanyak 70 kali.
Kata (Akal dan Cahaya) masing-masing sebanyak 49 kali. Kata (Nyata) masing-
masing sebanyak 16 kali.

8
c. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang
menunjukan akibatnya.
Kata (Menafkahkan) dengan (Kerelaan) masing-masing sebanyak 73 kali. Kata
(Kekikiran) dan (Penyesalan) masing-masing sebanyak 12 kali. Kata (Orang-orang
kafir) dan (Neraka/ Pembakaran) ) masing-masing sebanyak 154 kali. Kata (Zakat/
Pensucian) dan (Kebajikan yang banyak) ) masing-masing sebanyak 32 kali. Kata
(Kekejian) dan (Murka) ) masing-masing sebanyak 26 kali. Kata `Al Rijs' (Godaan
Syaithan dan Najis) dan `Al Rejz' (Siksa yang pedih) masing-masing sebanyak 10 kali.
Kata `Ilm' (Mengetahui), `Ma'rifat' (Pengenalan Allah), dan `Iman' (Keyakinan)
masing-masing sebanyak 811 kali. Ini menunjukkan bahwa melalui pengenalan
kepada Allah dapat menghantarkan pada keyakinan yang teguh.

d. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya.


Kata (Pemborosan) dan (Ketergesa-gesaan) masing-masing sebanyak 23 kali.
Kata (Nasehat/ Petuah) dan (Lidah) masing-masing sebanyak 25 kali. Kata
(Tawanan) dan (Perang) ) masing-masing sebanyak 6 kali. Kata (Kedamaian) dan
(Kebajikan) ) masing-masing sebanyak 60 kali.

Disamping keseimbangan-keseimbangan tersebut, ditemukan juga


keseimbangan khusus:
1) Kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari
dalam setahun, sedangkan kata hari yang menunjukan bentuk plural (ayyam)
atau dua (yawmayni), berjumlah tiga puluh, sama dengan jumnlah hari dalam
sebulan. Disisi lain, kata yang berarti bulan (syahr) hanya terdapat dua belas
kali sama dengan jumlah bulan dalam setahun.
2) Al-Qur-an menjelaskan bahwa langit itu ada tujuh macam. Penjelasan ini
diulangi sebanyak tujuh kali pula, yakni dalam surat Al-Baqarah [2] ayat 29,
surat Al-Isra [17] ayat 44, suratAl-Mukmin [23] ayat 86, surat Al-Fushilat [41]
ayat 12, surat Ath-Thalaq [65] ayat 12, surat Al-Mulk [67] ayat 3, dan surat
Nuh [71] ayat 15. Selain itu, penjelasan tentang terciptanya langit dan bumi
dalam enam hari dinyatakan pula dalam tujuh ayat.
3) Kata-kata yang menunjukan kepada utusan Tuhan, baik rasul atau nabi
atau basyir(pembawa berita gembira) atau nadzir (pemberi peringatan),
kesemuanya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah
penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa berita tersebut, yakni 518.

9
5. Berita tentang Hal-hal yang Gaib
Sebagaimana ulama mengatakan bahwa sebagian mukjizat Al-Qur’an itu
adalah berita gaib. Salah satu contohnya adalah Fir’aun, yang mengejar-ngejar Nabi
Musa. Hal ini, diceritakan dalam surat Yunus (10) ayat 92:
“Maka pada hari Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran
bagi orang-orang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia
lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”

Pada ayat itu ditegaskan bahwa badan Firaun akan diselamatkan Tuhan untuk
menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya. Tidak seorang pun mengetahui hal
tersebut karena telah terjadi sekitar 1.200 tahun SM. Pada awal abad ke-19, tepatnya
pada tahun 1896 di lembah raja-raja Luxor Mesir, seorang ahli purbakala Loret
menemukan satu mumi, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa ia Firaun yang
bernama Muniftahyang pernah mengejar Nabi Musa a.s. selain itu pada tanggal 8 Juli
1908, Elliot Smith mendapat izin dari pemerintah Mesir untuk membuka pembalut-
pembalut Firaun tersebut. Apa yang ditemukannya satu jasad utuh, seperti yang
diberitakan Al-Qur'an melalui Nabi yang ummy (tidak pandai membaca dan
menulis).

6. Isyarat-isyarat Ilmiah
Banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Qur-an misalnya:
a. Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan
pantulan. Terdapat dalam Q.S. Yunus [10]: 5.
b. Kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakan napas, hal ini terdapat
pada surat Al-An’am [6]: 25
c. Perbedaan sidik jari manusia. Terdapat dalam surat Al-Qiyamah [75]: 4
d. Aroma/bau manusia berbeda-beda. Terdapat dalam surat Yusuf [12]: 94
e. Masa penyusuan yang tepat dan kehamilan minimal. Terdapat dalam surat Al-
Baqarah [2]: 233
f. Adanya nurani (super ego) dan bawah sadar manusia. Terdapat
dalam surat Al-Qiyamah [75]: 14
g. Yang merasakan nyeri adalah kulit. Terdapat dalam surat Al-Qiyamah [75]: 4

7. Memuat kisah-kisah umat terdahulu


Di dalam Al-Qur’an terdapat sejarah perjalanan hidup para nabi yang dikenal
luas oleh kalangan Ahli Kitab. Padahal pembawa Al-Qur`an adalah Rasulullah
Sholallahu ‘Alaihi Wasalam yang ummi (buta huruf), tidak bisa menulis dan
membaca.

10
E. Tujuan Dan Fungsi Mukjizat
Allah menurunkan Al-qur’anitu memeiliki tujuan dan fungsi yaitu sebagai
petunjuk bagi umat islam. Selai itu I’jaz Al-qur’an memiliki tujuan tersendiri,
yaitu :
a) Tujuan Pengi’jazan Al-qur’an

➢ untuk melemahkan dan mengalahkan usaha orang-orang yang menentang


seruan para rasul.
➢ Mendorong orang berfikir dan membuka pintu-pintu ilmu pengetahuan
➢ Menyeru dan memanggil untuk memasuki gudang ilmu.
➢ untuk menyempurnakan ajaran-ajaran kitab fardlu

b) Fungsi I’jaz Al-Qur’an

Fungsi I’jaz Al-qur’an ialah berdasarkan pengertian dan kedudukan Al-qur’an


itu sendiri:

➢ Al-qur’an kitab yang universal


Al-qur’an tidak menghususkan pembicaraannya kepada bangsa tertentu seperti
bangsa arab atau kelompok tertentu, seperti kaum muslimin. Akan tetapi, ia
berbicara kepeda seluruh manusia, baik umat islam maupun non islam, termasuk
orang-orang kafir, musyrik, yahudi, nasrani, maupun bani israil. Al-qur’an menyatu
kepada semua penghuni alam tanpa membedakan setatus dan golongan.

➢ Al-qur’an kitab yang sempurna

Tujuan al-qur’an akan dapat di capai dengan pandangan realistik terhadap alam dan
dengan melaksanakan pokok-pokok akhlak serta hukum-hukum perbuatan.

➢ Al-qur’an kitab yang abadi


Al-qur’an adalah kitab yang abadi sepanjang masa. Suatu perkataan yang
sepenuhnya benar dan sempurna maka tidak mungkin ia terbatas oleh zaman

➢ Al-qur’an mengandung kebenaran


Al-qur’an menjadi bukti kebenran nabi muhammad saw. Bukti kebenaran tersebut
dikemukakan dalam bentuk tantangan yang sifatnya bertahap.

11
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa ‘Mukjizat Al-Qur’an’ adalah mukjizat
yang paling besar karena merupakan kalam ilahi yang meliputi segala aspek
kehidupan dan merupakan sumber hukum yang utama bagi agama islam. Mukjizat
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam, untuk
dijadikan pedoman dan penghayatan bagi yang ingin selamat dunia akhirat.
Mukjizat Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi
Wassala., bertujuan untuk membuktikan kekuasaan Allah Subhanahu Wata’ala
kepada orang-orang yang tidak mempercayainya dengan cara menunjukan kekuatan
Allah Subhanahu Wata’ala dan menampakkan betapa lemahnya mereka (orang-
orang kafir).
Jadi mukjizat Al-Qur’an adalah firman Allah Subhanahu Wata’ala yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasalam untuk pedoman
hidup umat manusia melalui malaikat Jibril sebagai bukti bahwa Nabi Muhammad
Sholallahu ‘Alaihi Wasalam adalah utusan Alllah.

Mukjizat terbagi menjadi dua, yaitu :


1. Mukjizat Material Indrawi
2. Mukjizat Immaterial

Al-Qur’an merupakan mukjizat yang paling istimewa karena Al-Qur’an


bersifat universal yang mencakup semua aspek kehidupan. Dari sekian banyak
mukjizat yang diturunkan Allah Subhanahu Wata’ala kepada para Nabi , mukjizat Al-
Qur’an merupakan satu-satunya mukjizat yang terjaga, abadi dan berkelanjutan.
Karena hingga hari ini masih banyak temuan-temuan tentang mukjizat Al-Quran.

2. Saran

Kami mneyadari bahwasannya kaya tulis kami ini sangat jauh dari sempurna,
maka dari itu kami mohon saran dan komrntanya bagi para pembaca agar karya
tulis yang kami buat akan lebih bagus kedepannya.

Dan kami berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca umumnya dan untuk kami khususnya..

12
DAFTAR PUSTAKA

• Quraish, M. Shihab. 2000. Mukjizat Al-Qur’an. Bandung: Mizan

• Al-Munawar, Said Agil Husin. 2005. Al-Qur’an Membangun Tradisi Keshalehan

Hakiki.Ciputat: PT. Ciputat Press

• Al-Musayyar, Muhammad Sayyid Ahmad. 2006. Nabi Muhammad SAW. Mesir:

Erlangga

12

Anda mungkin juga menyukai