Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEMUKJIZATAN AL-QURAN

Dosen Pembimbing : Yupidis, M.Pd

DISUSUN OLEH:

Muhammad Rizal Rusadi

Viella Rifathanah

MATA KULIAH STUDI AL-QURAN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN SYARIF KASIM

TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR
Tiada kata yang mewakili perasaan kami saat ini kecuali rasa syukur. Untuk
itu, kami ucapkan terima kasih kepada Tuhan ALLAH SWT atas rahmat-Nya, kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik. Meski mendapatkan kendala, tapi kami
bisa melaluinya sehingga makalah berjudul “KEMUKJIZATAN AL-QURAN” Dapat
terselesaikan. Kami mengucapkan terima kasih juga kepada beperapa pihak yakni:

1. Bapak Yupidis, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Studi Alquran yang telah
membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Orang tua kami yang selalu mendoakan dan mendukung dalam proses belajar
kami di Universitas Islam Sultan Syarif Kasim
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Sebagai
penulis, kami berharap pembaca bisa memberikan kritik agar tulisan selanjutnya jauh
lebih baik. Di sisi lain, kami berharap pembaca menemukan pengetahuan baru dari
makalah ini. Walaupun tulisan ini tidak sepenuhnya bagus, kami berharap ada
manfaat yang bisa diperoleh oleh pembaca. Demikian sepatah dua patah kata dari
kami. Terima kasih.

Pekanbaru, 18 september 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................ii

BAB I....................................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................................2

BAB II..................................................................................................3
A. Makna mukjizat menurut para ahli.................................................................3
B. Jenis jenis Mukjizat.........................................................................................3
C. Kemukjizatan al-quran....................................................................................4

BAB III.................................................................................................6
A. Kesimpulan ....................................................................................................6
B. Saran ..............................................................................................................6

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-quran merupakan kalamullah yang berisikan ayat-ayat tanziliyyah,
mempunyai fungsi utama sebagai petunjuk bagi umat manusia, baik hubungannya
dengan tuhan, manusia, maupun alam raya. Dengan begitu, Al-quran tidak hanya
memaparkan masalah-masalah kepercayaan (akidah), hukum(syariah), ataupun
pesan-pesan moral (akhlak), tetapi juga didalamnya terdapat petunjuk memahami
rahasia-rahasia alam raya.
Selain itu, ia juga berfungsi sebagai menunjukkan ketidak mampuan para
penantangnya dan membukti kan kebenaran pembawanya yaitu Nabi Muhammad
Saw. Oleh karena itu dalam beberapa kesempatan Al-quran menantang siapapun
yang meragukannya untuk membuat sesuatu kitab yang bisa menandinginya,
namun tak ada satupun yang bisa menandingi bahasa, kandungan, dan keindahan
sastra Al-quran.Sehingga kebenaran bahwa al-quran bukanlah perkataan manusia
menjadi tak terbantahkan.
Sedangkan I`jaz (mukjizat) dalam bahasa arab berarti lemah atau tak mampu
(Al-razi,1979), dari kata itu lah lahir kata mu`jizah yang diartikan oleh banyak
pakar sebagai sesuatu diluar dari hal masuk akal yang dimiliki para nabi untuk
menentang siapa yang tidak mempercayai kenabian atau kerasulannya.
Dan pada kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan tentang “kemukjizatan
al-quran” secara ringkas dan jelas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian “mukjizat menurut para ahli”?
2. Apa saja macam macam “mukjizat berdasarkan jenis-jenis nya”?
3. Apa saja segi segi “kemukjizatan al-quran”?

C. Tujuan
Tujuan mempelajari “KEMUKJIZATAN AL-QURAN” agar kita lebih bisa
bertakwa kepada Allah swt dan mengagumi kemaha kuasaan nya atas segala hal
yang ada didunia ini.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Makna mukjizat menurut para ahli
Yang dimaksud dengan i`jaz secara normatif (mukjizat) adalah ketidak mampuan
sesorang melakukan sesuatu yang merupakan lawan ketidakberdayaan. Oleh karena
itu jika mujizat itu telah terbukti, maka nampaklah kemampuan mukjizat.
Sedangkan yang dimaksud dengan dengan i`jaz yang dikemukakan oleh para ahli
adalah sebagai berikut ini:
1. Mann al-qahthan; “i`jaz” (kemukjizatan) adalah menampakkan kebenaran nabi
Muhammad saw dalam pengakuan orang lain sebagai seorang rasul utusan Allah
Swt dengan menampakkan kelemahan orang arab untuk menandinginya atau
menghadapi mukjizat yang abadi, yaitu al-quran dan kelemahan-kelemahan
generasi sesudah mereka.
2. Muhammad Bakar Ismail; “i`jaz” (kemukjizatan) adalah perkara luar bisa yang
disertai dan diikuti dengan tantangan yang diberikan oleh Allah Swt kepada nabi-
nabi nya sebagai hujjah atau bukti yang kuat atas misi dan kebenaran terhadap apa
yang diembannya, yang bersumber dari Allah Swt.
3. Muhammad Ali al-shabuny; “i`jaz” adalah menetapkan kelemahan manusia baik
secara kelompok maupun bersama-sama untuk menandingi hal yang datang
nyadari Allah Swt. Yang diberikan kepada hamba-nya untuk memperkuat
kebenaran misi kerasulan dan kenabian.
B. Jenis-jenis mukjizat
1. Mukjizat Hisiyyah atau kauniyah
Sebuah mukjizat yang bisa dilihat, didengar, disentuh, dan dirasa. Karena
dari itu mukjizat ini bersifat tidak kekal, hanya berlaku pada zaman nabi nabi
terdahulu, hamper semua mukjizat nabi terdahulu itu mukjizat hisiyyah.
2. Mukjizat maknawiyah atau aqliyah
Sebuah kejadian yang tak bisa dirasakan dicium, didengar, dilihat dan
bahkan disentuh secara langsung. Mukjizat ini hanya bisa dirasakan oleh orang
yang taat beribadah, memiliki pikiran sehat dan perasaan yang halus contoh
mukjizat ini adalah Al-quran. Sifat mukjizat ini adalah kekal abadi.
3. Mukjizat syakhsiyah
Adalah mukjizat yang keluar dari tubuh seorang nabi atau rasul contohnya
seperti air yang keluar dari celah jari nabi Muhammad Saw, ada juga mukjizat
pada cahay bulan yang memancar dari tangan nabi Musa as, serta
penyembuhan penyakit kusta dan buta yang ada pada nabi Isa as.
4. Mukjizat salbiyah
Mukjizat yang membuat sesuatu hal menjadi tidak berdaya contohnya Nabi
Ibrahim yang menundukkan api yang digunakan Raja Namrud untuk membakar
nya hidup hidup.

2
C. Kemukjizatan Al-quran

Istilah kemukjizatan al-quran pertama kali muncul sebagai respon atas realitas
intelektual yang berkembang pesat khususnya dalam bidang flsafat dan pemikiran.
Menurut Mustafa Muslim dalam Mabahis fi i`jaz al-quran, menyatakan bahwaistilah
ini pada dasar nya muncul ke permukaan setelah wail ibn ata (131 H), pelopor
mazhab Muktazilah mengeluarkan statement yang kontroversial dengan menyatakan;
“kemukjizatan al-quran bukanlah berasal dari al-quran itu sendiri, melainkan al-
sarfah (pengalihan) terhadap kemampuan manusia sehingga tidak mampu
menandingi al-quran oleh Allah Swt.”
Pernyataan yang kontroversial itu kemudian dikenal dengan teori al-sarfah dalam
kemukjizatan al-quran. Teori ini diadopsi dan dipopulerkan oleh al-nazzam (231 H)
lalu teori ini bisa dianggap sebagai faktor pemantik kajian tentang kemukjizatan al-
quran diteruskan.
Mustafa Muslim telah merinci beberapa aspek kemukjizatan al-quran, terdapat 4
aspek kemukjizatan al-quran yaitu sebagai berikut:
1. Al-i`jaz al-Bayani
Al-i`jaz al-Bayani adalah istilah lain dari kemukjizatan al-quran di aspek
kebahasaan yang berkaitan dengan beberapa hal, yaitu; kefasihan, sistematika
susunan, dan uslub-nya.
Kemukjizatan al-quran di aspek ini sejalan dengan kondisi masyarakat pada
masa Nabi Muhammad saw yang pada saat al-quran diturunkan bangsa arab
terkenal dengan kefasihan serta kesastraan nya, tapi al-quran diturunkan dengan
kesastraan yang diluar ilmu mereka, begitu pula pada segi sistematika susunan dan
uslub nya. Sebagai contoh firman aAllah swt. Dalam QS.Luqman/31:17
‫َو اصِبْر َع َلى َم اَاَص اَبَك ِم ْن َع ْز ِم اُال ُم وُر‬
Terjemahan:
“dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian
itu termasuk perkara yang penting.”
Ketika al-quran bicara tentang musibah yang menimpa manusia tanpa ada
sangkut paut orang lain pada musibah tersebut maka al-quran menggunakan:

‫اّن َذ ٍلَك ِم ن َعزِم اُالُم ور‬


Hal ini dikarenakn memang tidak ada daya selain sabar untuk merespon
musibah tersebut. Namun, ketika al-quran berbicara masalah musibah yang
menimpa seorang akibat dari perbuatan orang lain, dan dalam keadaan bisa
membalas, maka al-quran menggunakan lam taukid . hal ini menunjukkan bahwa
sabar pada saat mampu untuk membalas dendam pada pelaku.

3
Adapun indikasi pada QS.Al-syuara/42:43 yang menyatakan bahwa musibah
yang terjadi atas perlakuan orang lain adalah
‫َو َلَم ْن َصَبَر َو َغ َفَر‬
(tetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan). Kata memaafkan pada ayat
tersebut merupakan indikator adanya lawan atau musuh (yang menyebabkan
seorang terkena musibah) dan kemampuan untuk balas dendam.

2. Al-i`jaz al-`ilmi
Al-i`jaz al-ilmi atau biasa disebut kemukjizatan ilmiah al-quran merupakan
salah satu hal yang baru dalam kajian i`jaz al-quran. Isyarat ilmiah didalam al-quran
merupakan gagasan yang revoluasioner dalam kajian i`jaz al-quran sebab pada masa
masa ulama hanya berfokus pada kemukjizatan kebahasaan al-quran.
Dalam penafsiran kemukjizatan al-quran di aspek ilmiah sangat diperlukan
kehati-hatian. Tidak diperbolehkan terburu buru dalam penafsiran, kemukjizatan
ilmiah al-quran tidaklah terletak pada teori ilmiah yang selalu baru dan berubah,
tetapi ia terletak pada dorongannya untuk berfikir dan menggunakan akal.
Al-quran mendorong manusia agar memperhatikan dan memikirkan alam. Ia
tidak membatasi aktivitas dan kreatifitas akal dalam memikirkan alam semesta, atau
menghalangi dari penambahan ilmu pengetahuan yang bisa dicapai.
Contoh kemukjizatan ilmiah di al-quran ada pada QS.al-anbiya/21:30 dan QS.al-
furqan /25:48-50. Pada ayat tersebut mengatakan bahwa penopang keberlangsungan
kehidupan dibumi adalah air, dan tidak mungkin ada kehidupan tanpa adanya air.
Ini dibuktikan dengan adanya penelitian yang menyebutkan bahwa air merupakan
faktor utama kehidupan. Hal ini semakin membuktikan bahwa al-quran memanglah
datang dari Allah Swt dan bukan hasi karya nabi Muhammad Saw.
3. Al-i`jaz al-Tasyri`i
Al-i`jaz Al-tasyri`i adalah kemukjizatan al-quran dari segi penerapan hukum
baik dibidang akidah, syariat(fikih), maupun akhlak. Dalam bidang akidah
misalnya, al-quran hadir dengan uslub, perempua-perempuan dan analogi yang logis
dan mudah dipahami. Misalnya dalam penetapan keesaan Allah swt dan membantah
akidah-akidah selain islam, al-quran memberikan bantahan yang mudah dipahami
seperti di firman Allah QS.al-anbiya/21:22 yang artinya:
“seandainya pada keduanya (dilangit dan dibumi)ada tuhan-tuhan, selain
allah, tentu keduanya telah binasa. Maha suci allah yang memiliki `Arsy,
dari apa yang mereka sifatkan.”
Adapun dalam bidang fikih, al-quran memperhatikan pentingnya hubungan
individu dengan individu lain dalam komunitas. Al-quran memperhatikan persoalan
hak dan kewajiban suatu masyarakat, dan menyimpan perhatian pada setiap aspek
kehidupan bermasyarakatm, seperti pada surah Al-baqarah/2:178.

4
“wahai orang orang yang beriman!diwajibkan atas kamu(melaksanakan)
qisas berkenaan dengan orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang
merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, perempuan dengan
perempuan. Tetapi barangsiapa memperoleh maaf dari saudaranya,
hendaklah dia mengikutinya dengan baik dan membayar diat(tebusan)
kepadanya dengan baik pula. Yang demikian itu adalah keringanan dan
rahmat tuhanmu. Barangsiapa melampaui batas setelah itu, maka ia akan
mendapatkan azab yang sangat pedih.”
Pada ayat tersebut menjamin keadian dalam kehidupan masyarakat sebab
memberikan hukuman yang keras terhadapa pelaku pembunuhan. Namun, al-quran
tetap memberikan solusi jika keluarga korban memaafkan yaitu dengan membayar
tebusan. Jadi al-quran tidak kaku dalam hukuman ia tetap memberikan alternatif-
alternatif lainnya.

4. Al-I`jaz al-ghaibi
Al-i`jaz al-ghaibi merupakan kemukjizatan al-quran yang berkaitan dengan hal
hal tidak nampak atau ghaib. Pemberitahuan al-quran tentang hal –hal ghaib ini
telah banyak terbukti kebenarannya. Sebagai contoh terkait peristiwa masa lampau
tentang diselamatkannya jasad fir`aun, seperti di QS.Yunus/10:90-92.
Jasad fir`aun ditemukan di laut merah di dekat Mesir pada tahun 1879 M. Hal
ini membuktikan bahwa pemberitaan al-quran tentang fir`aun yangyang jasadnya
diselamatkan allah agar menjadi pelajaran bagi kita semua.
Adapun terkait pemberitaan yang akan datang, sebagai contohnya tentang
pemberitaan kemenangan bangsa Romawi setelah kekalahannya, ini tergambar
pada QS.Al-Rum/30:1-5.
Ayat al-quran tersebut terbukti benar karena 7 tahun setelah kekalahan
Romawi, tepatnya pada tahun 622 M, terjadi lagi peperangan antara kedua bangsa
adikuasa romawi dan persia, dan Romawi berhasil memenangkannya. Fakta
semacam ini menjadi bukti yang sangat kuat bahwa kemukjizatan al-quran
terhadap hal ghaib sangatlah akurat dan bukanlah buatan manusia.

5
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-quran merupakan kalamullah yang berisikan ayat-ayat tanziliyyah,
mempunyai fungsi utama sebagai petunjuk bagi umat manusia, baik hubungannya
dengan tuhan, manusia, maupun alam raya. Dengan begitu, Al-quran tidak hanya
memaparkan masalah-masalah kepercayaan (akidah), hukum(syariah), ataupun
pesan-pesan moral (akhlak), tetapi juga didalamnya terdapat petunjuk memahami
rahasia-rahasia alam raya.
Sedangkan I`jaz (mukjizat) dalam bahasa arab berarti lemah atau tak mampu
(Al-razi,1979), dari kata itu lah lahir kata mu`jizah yang diartikan oleh banyak
pakar sebagai sesuatu diluar dari hal masuk akal yang dimiliki para nabi untuk
menentang siapa yang tidak mempercayai kenabian atau kerasulannya.
yang dimaksud dengan dengan i`jaz yang dikemukakan oleh ahli adalah
sebagai berikut ini:
 Mann al-qahthan; “i`jaz” (kemukjizatan) adalah menampakkan kebenaran
nabi Muhammad saw dalam pengakuan orang lain sebagai seorang rasul
utusan Allah Swt dengan menampakkan kelemahan orang arab untuk
menandinginya atau menghadapi mukjizat yang abadi, yaitu al-quran dan
kelemahan-kelemahan generasi sesudah mereka.
o Jenis-jenis mukjizat
 Mukjizat hissiyah atau kauniyah
 Mukjizat maknawiyah atau aqliyah
 Mukjizat syakhsiyah
 Mukjizat salbiyah
o Kemukjizatan al-quran
Mustafa Muslim telah merinci beberapa aspek kemukjizatan al-quran,
terdapat 4 aspek kemukjizatan al-quran yaitu sebagai berikut:
 Al-i`jaz Al-Bayani
 Al-i`jaz Al-ilmi
 Al-i`jaz Al-taysri`i
 Al-i`jaz Al-ghaibi
B. Saran
Dengan kita sudah mengetahui apa saja Kemukjizatan Al-quran, maka
seharusnya kita makin mencintai al-quran karena dari penjabaran diatas sudah
jelas bahwa al-quran ini bukanlah sembarang kita dan bukanlah karangan manusia
dan semoga penjabaran kami tentang kemukjizatan al-quran ini bisa
menambahkan keimanan kita terhadap allah dan kitabnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Rasyid, M. D., & Reskiani, A. (2022). MEMAHAMI KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN:


(TINJAUAN ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN
AKSIOLOGI). PAPPASANG, 4(1), 42-61.

Aisa, Aufia, and Vera Fikrotin. "Kemukjizatan Al Qur’an Dari Segi Kebahasaan Dan
Keilmuan." DINAMIKA: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Keislaman 4.1 (2019): 75-
92.

Amin, M. (2017). Menyingkap Sisi Kemukjizatan Al-Qur’an. Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu
Alqur'an dan Tafsir, 2(2), 178-188.

iii

Anda mungkin juga menyukai