Anda di halaman 1dari 16

Tugas Terstruktur Dosen Pengam pu

Ilmu Tafsir Zainal Arifin,Drs.,M.A.

MATA KULIAH ILMU TAFSIR

“I’JAZUL QUR’AN”

Disusun Oleh :

1. Anisa Putri Wahyuni (12020225674)


2. Arif Rahman Hakim (12020217695)
3. Diaz Fayat Habibullah (12020215134)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam juga
disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya,
seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.Dalam rangka
melengkapi tugas dari mata kuliah ILMU TAFSIR pada Program Hukum ekonomi syariah di
Universitas islam negeri sultan syarif kasim Riau dengan ini penulis mengangkat judul “I’jazul
Qur’an”.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Aamiin

Pekanbaru, Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...………ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………....1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...…………1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………...…..1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….2

A. Pengertian I’jazul Qur’an………………………………………………………………….2


B. Unsur-unsur Mukjizat………..……………………………………………………………5
C. Aspek Kemukjizatan Al-qur’an……………………………………………………….......9
D. Fungsi Kemukjizatan Al-qur’an………………………………………………………....10

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………… 14

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………14
B. Saran…………………………………………………………………………………..…14

DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………………………………15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kitab suci Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang menjadi sumber ajaran islam yang pertama dan utama yang harus
kita imani serta aplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan di dunia
maupun di akhirat. Selain itu Al-Qur’an adalah mukjizat abadi yang membuktikan
kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW, dimana hukumnya berlaku sepanjang masa,
karena tidak akan ada satu manusia pun yang mampu membuat satu kitab tandingan atau
sama dengan Al-Qur’an.
Sehubungan dengan hal tersebut, terdapat beberapa kajian tentang ilmu Al-Qur’an
salah satu diantaranya yaitu I’jazul Qur’an. I’jazul Qur’an adalah bagian dari ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang menyangkut kemukjizatan Al-Qur’an. Keistimewaan
Al-Qur’an inilah yang menjadi daya tarik sendiri dari juz, surat, ayat, kalimat, bahkan apa
yang ada dalam huruf per huruf di Al-Qur’an itu merupakan anugerah dari Allah SWT.
Kemukjizatan Al-Qur’an adalah sesuatu yang hanya diberikan Allah Nabi
Muhammad SAW sebagai kekasih-Nya. Kemukjizatan yang tidak di berikan Allah
kepada siapapun baik sebelum maupun sesudah Nabi Muhammad SAW. Inilah yang
merupakan keistimewaan tersendiri dari Al-Qur’an sekaligus sebagai mukjizat rahmatan
lil’alamin.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Mukjizat Al-qur’an?
2. Apa Saja Unsur-unsur Mukjizat?
3. Apa Saja Aspek Kemukjizatan Al-qur’an?
4. Apa Fungsi Kemukjizatan Al-qur’an?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Mukjizat Al-qur’an
2. Untuk Mengetahui Unsur Mukjizat
3. Untuk Mengetahui Aspek Kemukjizatan Al-qur’an
4. Untuk Mengetahui Fungsi Kemukjizatan Al-qur’an

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mukjizat
Secara bahasa mukjizat atau ijaz berasal dari bahasa arab a’jaza - yu’jiyu - I’jaz
yang mempunyai arti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya atau ism
fâ’il (yang melemahkan) disebut mu’ji zTambahan ta’ marbûthah diakhir kata sehingga
menjadi mu’jizah menunjukkan mubâlaghah (superlatif) artinya yang sangat
melemahkan.1 Secara normative mukjizat adalah ketidakmampuan seseorang melakukan
sesuatu yang merupakan lawan dari ketidakberdayaan.2

Secara istilah pengertian kemukjizatan Al-Qur’an dikemukakan oleh beberapa ulama sebagai
berikut:

1. Manna Kalil Al-qattan

“Suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan, disertai dengan unsur tantangan, dan tidak akan
dapat ditandingi."
Selain pengertian diatas Kemukjizatan juga mempunyai arti menampakan kebenaran Nabi
Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT dalam memperoleh pengakuan orang lain dengan
menampakkan kelemahan orang-orang arab untuk menandingi mukjizat yang abadi yaitu Al-
Qur’an3.

2. Ali Asy shubuny


Kemukjizatan adalah menetapkan kelemahan manusia baik secara kelompok
maupun individu untuk menandingi hal yang serupa dengannya, maka mukjizat
merupakan
bukti yang datang dari Allah SWT yang diberikan kepada Rasulullah SAW untuk
memperkuat kebenaran misi kerasulan dan kenabiaannya.

1
Yuniar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’anI, (Yogyakarta: ITQAN Publishing: 2014), hlm. 239.

2
Usman, Ulumul Qur’anI, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm.205.

3
Manna Khalil Al Qattan, Study Ilmu-ilmu Al-Quran (terjemahan dari Mubahits fi Ulumul Qur’an), (Jakarta: Pustaka
Litera Antar Nusa, 2004), hlm. 371
3. Muhammad Bakar Ismail
Dari beberapa pengertian para ulama di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
mukjizat adalah perkara luar biasa yang menampakkan kebenaran untuk melemahkan
manusia baik secara kelompok maupun individu yang diberikan kepada utusan Allah
agar mendapatkan pengakuan dari orang lain akan kerasulannya.
B. Unsur-unsur Mukjizat
Qur’an untuk membuktikan kenabian Muhammad saw dan melemahkan
penantangnya dalam membuat hal serupa. Sedangkan mukjizat al-Qur’an adalah
suatu hal luar biasa yang dimiliki al-Qur’an untuk membuktikan kenabian
Muhammad saw dan tidak dapat ditandingi dengan hal serupa.
Unsur yang harus ada dalam mukjizat yakni sebagai berikut:
1. Hal atau peristiwa luar biasa
misalnya, yang terlibat sehari-sehari, walaupun menakjubkan tidak
dinamai mukjizat, karena ia telah merupakan sesuatu yang biasa. Yang
dimaksud dengan luar biasa adalah sesuatu yang berada di luar jangkauan
sebab dan akibat yang diketahui secara umum hukum-hukumnya. Dengan
demikian hipnotis atau sihir walaupun sekilas terlihat ajaib atau luar biasa,
namun karena ia dapat dipelajari maka ia tidak termasuk dalam pengertian
”luar biasa”
2. Terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi
Tidak mustahil terjadi hal-hal di luar kebiasaan pada diri siapa pun.
Namun apabila bukan dari seorang yang mengaku nabi, maka ia tidak dinamai
mukjizat. Boleh jadi sesuatu yang luar biasa tampak pada diri seorang yang
kelak bakal menjadi nabi, ini pun tidak dinamai mukjizat tetapi irhash. 9 M.
Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat
Ilmiah, dan Pemberitaan Ghaib, Bertitik tolak dari keyakinan umat Islam
bahwa Nabi Muhammad saw adalah nabi terakhir, maka tidak mungkin lagi
terjadi mukjizat sepeninggalan Nabi Muhammad saw, walaupun ini bukan
berarti bahwa keluarbiasaan tidak dapat lagi terjadi dewasa ini.
3. Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian
Tentu saja tantangan ini harus berbarengan dengan pengakuannya
sebagai nabi, bukan sebelum atau sesudahnya. Di sisi lain, tantangan tersebut
harus pula merupakan sesuatu yang sejalan dengan ucapan sang nabi. Kalau
misalnya ia berkata, ”batu ini dapat berbicara,” tetapi ketika batu tersebut
berbicara, dikatakannya bahwa ”sang penantang berbohong” maka
keluarbiasaan ini bukanlah mukjizat tetapi ihanah atau istidraj.
4. Tantangan tersebut tidak bisa ditandingi
Bila yang ditantang berhasil melakukan hal serupa, maka ini berarti
bahwa pengakuan sang penantang tidak terbukti. Bahkan untuk lebih
membuktikan kegagalan mereka, biasaya aspek kemukjizatan masing- masing
nabi adalah hal-hal yang sesuai dengan bidang keahlian umatnya. Misalnya
mukjizat Nabi Musa as yakni tongkat yang berubah menjadi ular yang
dihadapkan kepada masyarakat yang amat mengandalkan sihir. Mukjizat yang
begitu jelas ini benar-benar membungkam para ahli sihir yang ditantang oleh
Nabi Musa as sehingga mereka tak kuasa kecuali mengakui kekalahan
mereka.4
C. Aspek Kemukjizatan Al-qur’an
Kemukjizatan Al-Qur’an bisa dilihat dari berbagai segi atau aspek
diantaranya sebagai berikut:
1. Aspek Kebahasaan
Gaya bahasa yang digunakan Al-Quran berbeda dengan gaya bahasa
yang digunakan oleh orang-orang Arab. gaya bahasa Al-Qur’an membuat
orang Arab pada saat itu kagum dan terpesona. Walaupun Al-Quran
menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantarnya, kalimat demi
kalimat mengandung unsur sastra yang sangat baik namun tetap mudah
dipahami tanpa mengurangi sedikitpun kandungan misteri di dalamnya. Hal
tersebut karena keistimewaan aspek gaya ba- hasa yang digunakan oleh Al-
Quran. Bahkan, Umar bin Khaththab pun yang mu- lanya dikenal sebagai
seorang yang paling memusuhi Nabi Muhammad SAW dan bahkan berusaha
untuk membunuhnya, memutuskan untuk masuk Islam dan beriman pada

4
https://text-id.123dok.com/document/ozlgw6v2y-unsur-unsur-mukjizat-i-jaz-al-qur-an.html
kerasulan Muhammad hanya karena membaca petikan ayat-ayat Al-
Qur’an.Pada dasarnya, bunyi-bunyi bahasa terbagi menjadi dua jenis:
konsonan dan vokal. Konsonan adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan
menghambat aliran udaradi salah satu tempat dalam saluran suara di atas
glottis (misalnya: b, c dan d). Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan
dengan getaran pita suara, dan tanpa penyem- pitan dalam saluran suara di
atas glottis (misalnya: a, i, u, e, o). Dalam literatur Arab, konsonan (shawāmit)
terbagi tujuh bagian:
1 Plosif (shawāmit infijāriyyah), yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan dengan penutupan pita
suara yang di belakangnya udara terkumpul. Kelompok ini adalah ba, ta, tha, dlad, kaf,
dan qaf.
2 Nasal (shawāmit anfiyyah), yaitu bunyi suara yang dihasilkan dengan mengeluarkan
udara melalui hidung. Huruf-huruf yang termasuk kelompok ini adalah mim dan wau.
3 Lateral (shawāmit munharifah), yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan dengan penutupan
sebagian lidah. Huruf yang masuk kelompok ini adalah lam
4 Getar (shawāmit muharrarah), yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan dengan arti kulator
yang bergetar secara cepat. Huruf yang termasuk dalam kelompok ini adalah ra.
5 Frikatif (shawāmit iftikākiyyah), yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan dengan penyempitan
tempat keluar udara sehingga terjadi pergeseran. Huruf-huruf yang masuk kelompok ini
adalah fa, tsa, sin, shad, zay, ghain, dan ‘ain.
6 Plosif frikatif (shawāmit infijāriyyah-iftikākiyyah), yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan
dengan proses perpaduan antara plosif dan frikatif. huruf yang masuk kelompok ini
adalah jim.
7 Semivokal (asybah al-shaut), yaitu bunyi bahasa yang memiliki ciri vokal maupun
konsonan, mempunyai sedikit geseran, dan tidak muncul sebagai inti suku kata. Huruf-
huruf yang termasuk kelompok ini adalah wau dan ya’`.5

2. Aspek Berita Ghoib yang Disampaikan

-Berita ghoib masa lampau

Isi dari kitab suci Al-Qur’an sangatlah lengkap, bahkan kejadian masa
lalu yang pada saat itu manusia belum diciptakan telah ada dalamnya. Al-
Qur’an bercerita tentang awal mula penciptaan Adam, kemudian penciptaan
5
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta: Gramedia, 1983), hlm. 91, 177
Hawa sebagai pasangan Adam, yang diciptakan dari tulang rusuk Adam.
Selanjutnya Al-Qur’an menceritakan bagaimana Adam dan Hawa terusir dari
surga, dan kisah kedua putranya yaitu Qabil dan Habil.6

7
Selain itu Allah SWT menceritakan kisah-kisah nabi terdahulu dan umatnya
seperti kisah Nabi Nuh AS dan kaumnya yang ditenggelamkan dalam banjir
bandang yang begitu besar, tiada satupun yang selamat kecuali para pengikut
setia Nabi Nuh AS.

8
Dalam Al-Qur’an, Allah juga menceritakan kisah-kisah teladan seperti kisah
Aisyah istri Firaun, Luqmanul Hakim, Ashabul Kahfi, Iskandar Dzurqornain
dan tokoh yang baik lainnya maupun kisah yang jahat seperti Namrud, Firaun,
Qorun, Abu Lahab, dan lainnya agar menjadi pelajaran bagi semua umat
manusia.

-beriata ghoib masa akam datang

Banyak sekali ramalan masa depan yang ada dalam Al-Qur’an, diantaranya
sebagai berikut:

a. Ramalan kemenangan Kerajaan Bizantium (Romawi) setelah kalah dari


Persia pada beberapa tahun yang lalu. Kemenangan Romawi ini terdapat
dalam Al-Quran Surah ar-Rum ayat 1-5:

Artin
ya: "Alif lâm Mîm. Telah dikalahkan bangsa Rumawi. di negeri yang
terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. Dalam
beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka
menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah
orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong
siapa yang dikehendakiNya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang."

6
Yuniar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an (Yogyakarta: ITQAN Publishing: 2014), hlm. 253.

7
Ibid., hlm. 253.

8
Ibid., hlm. 253
Menurut Ibnu Abbas RA ramalan kemenangan umuat Islam dalam perang
9

Badar terjadi tujuh tahun sebelum perang Badar terjadi.

b. Kemenangan umat Islam dalam perang Badar


Kemenangan umat Islam dalam perang Badar telah dijelaskan dalam
Alquran surah Al-Qamar ayat 44-46 berikut :

Arti
nya: “Atau Apakah mereka mengatakan: "Kami adalah satu golongan
yang bersatu yang pasti menang." Golongan itu pasti akan dikalahkan
dan mereka akan mundur ke belakang. Sebenarnya hari kiamat Itulah hari
yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih
pahit.”
3. Aspek Isyarat ilmiah
1. Penyerbukan dengan bantuan angin
Ilmu yang bekembang pada saat ini membuktikan bahwa angin dapat
membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan. Angin meniupkan benang sari
sehingga dapat jatuh dikepala putik dan terjadi
penyerbukan10.Penyerbukan dengan bantuan angin ini telah disebut dalam
Al-Qur’an Surat Al-Hijr ayat 22 yang berbunyi:

Artiny
a: “Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-
tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum
kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang
menyimpannya.”
2. Asal kejadian alam semesta
Seorang ahli astronomi yang bernama Jean mengatakan bahwa alam
semesta ini berasal dari gas-gas yang berserakan secara teratur di alam
9
Mohmmad Arsyad Ba’asyien, Beberapa Segi Kemukjizatan Al-Qur’an, Jurnal Hunafa Vol. 5 No. 1, April 2008:125-
126

10
S. Agil Husin Al-Munawar, I’jaz Al-Qur;an dan Metodologi Tafsir, (Semarang: CV Toha Putra, 1994), hlm. 15-16.
yang luas, sedangkan bumi ini tercipta dari gas-gas tersebut yang
memadat.11 Pendapat Jean tersebut sesuai dengan Firman Allah Surat Al-
Fushshilat ayat 11

Artiny
a: “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:
“Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”.”
3. Kadar oksigen di angkasa akan berkurang
Sejak manusia mampu berkelana di ruang angkasa dengan pesawat,
maka pengamatan dan penelitian para ilmuan telah sampai pada
kesimpulan bahwa di angkasa oksigen berkurang. Manakala seorang
penerbang meluncur tinggi ke angkasa, dadanya terasa sesak dan sulit
bernapas. Oleh karenanya para penerbang harus memakai “oksigen
buatan” saat mereka terbang dalam ketinggian 30.000 kaki lebih.
D. Fungi Kemukjizatan Al-qur’an
1. Bukti kerasulan Nabi Muhammad SAW
Membuktikan dan mengukuhkan kebenaran kenabian, disetiap pengakuan
kenabian mestilah disertai dengan kemampuan melakukan mukjizat. Artinya, jika
seseorang menyatakan dirinya Nabi, maka jika ia diminta—dengan sungguh-sungguh
—oleh umat untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh manusia
umumnya, maka ia harus siap dan mampu melakukannya.
2. Bukti kebenaran Al-Qur’an
Fungsi penting dari mukjizat al-Qur’an adalah membuktikan kebenaran al-
Qur’an itu sendiri, sebagai kalam Allah SWT. Al-Qur’an dapat diragukan
kebenarannya jika tidak memiliki bukti-bukti yang pantas sebagai firman Allah SWT,
atau sebagai kitab suci. Oleh karena itu, setelah membuktikan kebenarannya yang
valid dan benar, maka otoritasnya sebagai sumber utama syariat Islam tidak
diragukan lagi.
11
Anhar Ansyory, Pengantar Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Lembaga Pengembagan Studi Islam Universitas Ahmad
Dahlan Yogyakarta, 2012), hlm. 83.
3. Menguatkan Iman
Salah satu fungsi mukjizat al-Qur’an adalah untuk menguatkan keimanan
terhadap al-Qur’an. Yang berimplikasi langsung terhadap elemen keimanan yang
lain. Pengetahuan tentang i’jaz al-Qur’an menguatkan keyakinan bagi orang-orang
yang beriman terhadap al- Qur’an, karena kitab ini tidak pernah ditandingi dengan
hal serupa lainnya, dan dikaji keilmuannya pada setiap masa. Bagi orang-orang yang
tidak beriman, maka fungsi ini tidak berlaku semestinya, karena keimanan tidak
ditentukan karena pengakuan akan kemukjizatan al- Qur’an, tetapi hidayah Allah
SWT.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
I’jazul Qur’an adalah kekuatan, keunggulan dan keistimewaan yang
dimiliki al-Qur’an yang menetapkan kelema han manusia, baik secara
terpisah maupun berkelompok-kelompok, untuk bisa mendatangkan
minimal yang menyamainya. Kemu’jizatan al-Qur’an dapat dilihat dari
beberapa segi, yaitu: segi bahasa, segi sejarah, segi ramalan masa depan.
dan segi ilmu pengetahuan,
I’jazul Qur’an merupakan bagian terpenting dari Ulumul Qur’an, karena
i’jazul Qur’an berfungsi sebagai pembawa kebenaran, bahwa al-Qur’an
yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw adalah murni dari Allah
SWT dan tidak ada unsur-unsur apapun yang bisa menandingi arti dan
makna yang terkandung dalam al-Qur’an walau satu ayat, sekalipun dia
seorang pakar pujangga sastra dan ahli dalam seni bahasa Arab, dan kita
wajib mengimani dan tidak boleh mengingkari kemurnian al-Qur’an.
Aspek kemukjizatan al-qur’an dari segi kebahasaan, segi berita ghoib
yang disampaikan, aspek syarat ilmiah
Fungsi Kemukjizatan Al-qur’an;
1. Bukti Kerasulan Nabi Muhammad SAW
2. Bukti Kebenra Al-qur’an
3. Menguatkan Iman

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini semoga bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca. Dalam penulisan materi yang kami sampaikan memang
begitu jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami memohon kepada
pembaca agar dapat memberikan kritik atau saran terhadap makalah kami
dan dalam penulisan selanjutnya.
DAFTAR RUJUKAN

Al-Munawar, S. Agil Husin, 1994. I’jaz Al-Qur’an dan Metodologi Tafsir. Semarang: CV Toha
Putra

Al-Qattan, Manna Khalil. 2004. Study Ilmu-ilmu Al-Quran (terjemahan dari Mubahits fi Ulumul
Qur’an), Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa

Ansyory, Anhar, 2012. Pengantar Ulumul Qur’an, Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Studi
Islam Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Ba’asyien,Mohmmad Arsyad. 2008. Beberapa Segi Kemukjizatan Al-Qur’an, Palu: Jurnal


Hunafa Vol. 5 No. 1.

Ilyas, Yunahar. 2014. Kuliah Ulumul Qur’an, Yogyakarta: Itqan Publishing

Mahmud Nuh, Sayid. 2010. Al-Wajizu fi Ulumil Qur’an al-Juz Tsani. Sleman: Spirit for
Education and Defelopment

Muslim, Mushtafa. 1996. Mabahits fi Ulum al-Qur’an, Riyadh : Dar al-Muslim

Usman, 2009. Ulumul Qur’an, Yogyakarta: Teras

Anda mungkin juga menyukai