Anda di halaman 1dari 14

NAMA : ABDUL RAHMAN

FIRMAN SYAHRIADI
YOGI TRI KUMORO
FARIZ SATRIA
SYAFRINALDI
DEDY KURNIAWAN
SYAWAL ADE SAPUTRA
TUGAS : MAKALAH MUKJIZAT AL’QURAN
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
              Syukur alhamdulillah kami haturkan atas kehadirat Allah SWT
yang  senantiasa memberikan kami rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami bisa
menyelesaikan penyusunan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Pada tugas makalah ini kami berkesempatan untuk mengerjakannya dengan
tema “Kemukjizatan Al-Qur`an”, kami berharap  semoga tugas makalah ini dapat
menjadi salah satu rujukan bagi pembaca. Dalam penyusunan makalah ini  kami
mengakui masih banyak kekurangan, karena kami masih kurang berpengalaman.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan yang akan datang.
Kami sangat berterima kasih kepada dosen pembimbing serta semua pihak
yang telah membantu menyusun makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
AlquranadalahmukjizatabadiNabiBesar Muhammad saw.
Adalahsangatistimewa, mukjizatabadiitujustrumerupakansebuahKitab, dandengannya
Allah menutupkenabian.
TidaklahmengherankanapabilakemudianAlquranmenjadiKitab yang paling
banyakdibaca orang, dikaji, danditelaah. Dan sungguhsuatu "mukjizat" bahwakajian-
kajiantersebutsenantiasamenjadikan orang
semakinkagumdaninginmengkajilebihdalam. Salah satudarikeutamaanAlquran,
sepertiseringkalidibicarakan, adalahkeindahanbahasanya (balaghah). Belakangan,
para peneliti modern-
denganmemanfaatkankemajuansainsdanteknologimengungkapkenyataanbarutentanga
danyahubunganmaknaantara kata-kata tertentudalamAlquran, yang
mempunyaifrekuensipenyebutan yang samabanyak. Inilah yang
kemudiandisebutdengani'jaz `adadiy (keajaibandarisegibilangan).

Semua yang ada di mukabumiiniadalahciptaan Allah SWT, takterkecuali al-


Qur`an, al-Qur`an merupakansalahsatumukjizatterbaikdanterbesar yang
diturunkanoleh Allah SWT melaluiperantaramalaikat  jibrilkepadaNabi Muhammad
SAW. Allah menurunkan al-Qur`an
dengantujuanuntukdijadikansebagaisumberataulandasanhukumislamdanuntukmenant
ang orang-orang yang tidakpercayaataskerasulanNabi Muhammad SAW. Dan
padakesempatanini, kami akanmenjelaskantentang “Kemukjizatan Al-Qu`ran”
secararingkasdanjelas.

Adapun al-Qur’an sebagaimukjizatterbesarNabi Saw., pilarpokokajaran Islam,


peganganutamasetiap Muslim dalamsegalaaspekkehidupannya,
masihluputdaripemahamansebagiankaum Muslim. Intrekasisebagianbesarkaum
Muslim dengan al-Qur’an
tidakmelampauipembacaanlahiriahuntukmendatangkankeberkahan, pengulangan kata
tanpamerasakanmakna yang dimuatnya, danmasihjarangsampaikepadatahap tadabbur.

1.2   Rumusan Masalah

2.1 Bagaimana pengertian “mukjizat” menurut para ahli ?

2.2 Apa saja macam-macam “mukjizat” berdasarkan sifatnya ?

2.3 Bagaimana “Kemukjizatan Al-Qur`an” ?  

2.4 Apa saja segi-segi “Kemukjizatan Al-Qur`an” dalam kehidupan ?

1.3  Tujuan Masalah

Kita mempelajari “Kemukjizatan Al-Qur`an”, agar kita memiliki wawasan


yang cukup luas tentang ilmu tersebut dan hal ini dapat kita renungkan bahwa Allah
sangatlah Maha Kuasa atas segala ciptaan-Nya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.PengertianMukjizat
Menurutbahasa kata Mu’jizat berasaldarikatai’jaz diambildari kata
kerja a’jaza-i’jaza yang berartimelemahkanataumenjadikantidakmampu. Pelakunya
(yang melemahkan) dinamai mu’jiz. Bilakemampuannyamelemahkanpihak lain
amatmenonjolsehinggamampumembungkamlawan, iadinamai mu’jizat.
Menurutistilah Mukjizat adalah  peristiwaluarbiasa yang
terjadimelaluiseseorang yang mengakuNabi, sebagaibuktikenabiannya.
Denganredaksi yang berbeda, mukjizat didefinisikan pula sebagaisuatu yang luarbiasa
yang diperlihatkan Allah SWT. Melalui para NabidanRasul-Nya,
sebagaibuktiataskebenaranpengakuankenabiandankerasulannya.
Kata I’jaz dalambahasa Arab berartimenganggaplemahkepada orang lain.
Sebagimana Allah berfirman:
(31 :‫اريَ َسوْ َءةََأ ِخ ْي)المائدة‬ ‫ُأ‬ ْ ‫َأ ْع َج َزتَُأ ْنَأ ُكوْ نَ ِم ْثلَهَ َذ‬ 
ِ ‫اال ُغ َرابِفَ َو‬
“…Mengapaakutidakmampuberbuatsepertiburunggagakini,
laluakudapatmenguburkanmayatsaudarakuini” (QS. Al Maidah (5): 31)
Menurut Imam as-Suyuṭi “Mukjizat dalam syara` adalah kejadian yang
melampaui batas kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada tandingan”.
Dalam buku “Sejarah Al-Qur`an”  karangan Drs. H.A. Mustofa, beliau
menjelaskan bahwa mukjizat ialah suatu hal atau perbuatan  yang luar biasa, yang
dijadikan Tuhan timbul dari Rasul-rasulNya, dan Rasul-rasul tersebut minta
tandingan kepada orang-orang yang tidak mempercayai kerasulannya, supaya orang-
orang tersebut mencoba pula melakukan hal-hal seperti yang telah dilakukan Rasul-
rasul tersebut, dan ternyata orang-orang itu tidak dapat menandingi keajaiban
tersebut. Dengan demikian terbuktilah kebenaran Rasul-rasul tersebut.

2.2. Macam-MacamMukjizat
Macam-macam mukjizat berdasarkan sifatnya, antara lain:
A.Mukjizat yang bersifat material yakni dapat dicerna oleh pancaindra, namun
melawan hukum alam. Mukjizat yang bersifat ini sering diturunkan sebelum masa
Nabi Muhammad, seperti pada masa Nabi Isa AS, Nabi Isa dapat menghidupkan
orang mati. Melihat hal ini, dapat disimpulkan bahwa keajaiban yang dilakukan oleh
Nabi Isa AS dapat dicerna oleh pancaindra manusia, tetapi secara logika hal ini
sangatlah mustahil dan melawan hukum alam.
B.  Mukjizat yang bersifat rasional yakni yang semuanya dapat dicerna
melalui daya nalar. Setiap manusia menerimanya sesuai dengan kemampuan daya
paham, nalar, dan kemampuannya untuk membedakan antara yang baik dan yang
buruk. Menurut Imam as-Suyuṭi “bahwa sebagian besar mukjizat yang diturunkan
pada masa Nabi Muhammad SAW berbentuk rasional. Karena, kecerdasan dan
kesempurnaan pemahaman mereka. Karena syariat ini akan tetap abadi pada
lembaran sejarah umat manusia sampai kiamat, maka al-Qur`an dispesifikasikan
dengan mukjizat akal yang abadi. Tujuannya agar dapat dianalisis oleh mereka yang
mempunyai penalaran.
2.3 Bagaimana “Kemukjizatan Al-Qur`an
Mukjizat Al-Qur`an adalah mukjizat yang dimiliki atau yang terdapat di
dalam al-Qur`an.Berarti bukti kebenaran yang datang bukan dari luar al-Qur`an.
Contohnya dalam al-Qur`an terdapat ayat-ayat yang berisi tahap-tahapan tantangan
Allah SWT kepada setiap orang yang meragukan kebenaran al-Qur`an sebagai
firman-Nya dan Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya. Dan gaya bahasa al-Qur`an
dalam tantangan (‫)أسلوب القرأن في التحدي‬ Allah itu ada dua yakni,  ‫التحدي العام‬dan ‫دي‬jj‫التح‬
‫الخاص‬. Dan Nabi Muhammad menantang orang Arab agar membuat semisal dengan
al-Qur`an melalui 3 tahapan, yaitu:
‫ ثم تحداهم بسورة واحدة منه‬,‫ ثم تحداهم بعشر سور منه‬,‫تحداهم بالقرأن كله‬
Berikut ayat yang berisi tantangan Allah , antara lain:

A. Allah SWT menantang mereka untuk membuat semisal “keseluruhan Al-


Quran” sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Isra`(17): 88,   
َ ‫ْض‬
]۸۸[‫ظ ِه ْيرًا‬ ُ ‫ت ااْل ِ ْنسُ َو ْال ِج ّن اَ ْن يَْأتُوْ ا بِ ِم ْث ِل ٰه َذا القُرْ َأ ِن الَيَْأتُوْ نَ بِ ِم ْثلِ ِه َولَوْ َكانَ َعلَى بَ ْع‬
ٍ ‫ضهُ ْم لِبَع‬ ِ ‫لَِئ ِن اجْ تَ َم َع‬   ْ‫قُل‬
“Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa dengan Al-Qur`an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat serupa
dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.”
Yang menjelaskan bahwa manusia dan jin tidak akan mampu membuat
sesuatu yang serupa dengan uslub al-Qur`an meskipun mereka saling bantu-
membantu satu sama lain. Tantangan ini termasuk ‫التحدي‬  ‫العام‬ karena diperuntukkan
untuk seluruh makhluk Allah yang meragukan kebenaran al-Qur`an pada masa
dahulu hingga sekarang.
Dan juga tercantum dalam Q.S. aṭ-Ṭur (52): 33-34,
َ ‫فَ ْليَْأتُوا بِ َح ِديْث ِّم ْثلِ ِه اِ ْن َكانُوْ ا‬ ]۳۳[ َ‫اَ ْم يَقُولُونَ تَقَ ّولَهُ بَلْ الَّيُْؤ ِمنُون‬
]۳٤[‫صا ِدقِيْن‬
“ataukah mereka menyatakan bahwa dia (Muhammad) membuat-buatnya.
Sebenarnya mereka tidak beriman, maka hendaklah mereka mendatangkan ucapan
semisal al-Qur`an jika mereka orang-orang yang benar (dalam tuduhan mereka)”
Mereka yang meragukan kebenaran al-Qur`an tidak dapat melayani tantangan
tersebut dengan dalih bahwa “kami tidak mengetahui sejarah umat terdahulu”. Ayat
ini termasuk ‫اص‬jj‫دي الخ‬jj‫التح‬, karena di peruntukkan untuk orang yang meragukan
kebenaran al-Qur`an pada masa turunnya al-Qur`an.
B. Maka untuk tahap kedua Allah SWT meringankan tantangan itu dengan
firman-Nya, sebagaimana tercantum dalam QS. Hud. (11): 13,
ٍ َ‫اَ ْم يَقُوْ لُوْ نَ ا ْفت َٰرهُ قُلْ فَْأتُوْ ا بِ َع ْشر ُس َو ٍر ِّم ْثلِ ِه ُم ْفتَ َري‬
َ ‫ت وَّا ْد ُعوْ ا َم ِن استَطَ ْعتُ ْم ِّم ْن ُدوْ ِن هللا ِا ْن ُك ْنتُ ْم‬
]۱۳[‫صا ِدقِيْن‬
“Bahkan mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah membuat-buat al-Qur`an
(lalu dikatakannya bahwa itu dari tuhan).” Katakanlah, “(kalau demikian) maka
datangkanlah sepuluh surah saja yang dibuat-buat yang menyamainya dan
panggillah orang-orang yang kamu sanggup memanggilnya selain Allah jika kamu
memang benar (dalam tuduhan kamu).”

Namun, tantangan tahap kedua pun tak dapat dilayani oleh mereka sedangkan
mereka tetap tidak mengakui kebenaran al-Qur`an. Ayat ini termasuk ‫التحدي الخاص‬.
C.  Maka untuk tahap ketiga Allah tetap menantang mereka tetapi lebih ringan
daripada tantangan-tantangan sebelumnya, sebagaimana tercantum dalam Q.S.
Yunus (10): 37,

َ ‫اَ ْم يَقُوْ لُوْ نَ ا ْفت َٰرهُ قُلْ فَْأتُوْ ابِسُوْ َر ٍة ِّم ْثلِ ِه َوا ْد ُعوْ ا َمن استَطَ ْعتُ ْم ِّم ْن ُدوْ ِن هللا اِ ْن ُك ْنتُ ْم‬
]۳۷[‫صا ِدقِيْن‬

“Atau patutkah mereka berkata, “Dia (Muhammad) membuat-buatnya ?”


Katakanlah (kalau benar tuduhan kamu itu), maka buatlah satu surah semacamnya
dan panggillah siapapun yang dapat kamu panggil selain Allah, jika kamu benar
(dalam tuduhamu).”

Ayat ini termasuk ‫التحدي الخاص‬.

D.Ketiga tahapan tersebut diturunkan Allah ketika Nabi Muhammad masih


berada di mekkah. Dan Allah menurunkan wahyu yang berisi tentang
tantangan tahap yang keempat kepada Nabi Muhammad ketika berhijrah ke
Madinah, sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Baqarah (2): 23,

َ ‫ب ِّم َّما نَ َّز ْلنَا َعلَى َع ْب ِدنَا فَْأتُوْ ا بِسُوْ َر ٍة ِّم ْن ِّم ْثلِ ِه َوا ْدعُوا ُشهَدَآ َء ُك ْم ِّم ْن ُدوْ ِن هللا اِ ْن ُك ْنتُ ْم‬
]۲۳[‫صا ِدقِيْن‬ ٍ ‫َواِ ْن ُك ْنتُ ْم فِ ْي َر ْي‬
“ Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur`an yang kami turunkan
kepada hamba kami (Muhammad). maka buatlah walau satu surah yang lebih kurang
semisal dengan al-Qur`an. Ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu
memang orang-orang yang benar (dalam keraguamu).”

Tetapi, pada tahap keempat orang-orang yang meragukan kebenaran al-


Qur`an tetap tidak dapat memenuhi tantangan tersebut. Ayat ini termasuk ‫دي‬jj‫التح‬
‫الخاص‬.

E. Dan pada tahap terakhir Allah menurunkan ayat yang sangat jelas dan tegas
dan tidak hanya ditujukan kepada orang-orang yang meragukan kebenaran al-
Qur`an pada masa turunnya al-Qur`an, melainkan kepada seluruh umat
manusia yang meragukan kebenaran tersebut, sebagaimana tercantum dalam
Q.S. al-Baqarah (2): 24,

ْ ‫فَا ِ ْن لَ ْم تَ ْف َعلُوْ ا َولَ ْن تَ ْف َعلُوْ ا فَتَّقُوْ ا النَّا َر الَّتِي َو قُوْ ُدهَا النّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ اُ ِع َّد‬  
]۲٤[ َ‫ت لِل َكافِ ِر ْين‬

“Maka jika kamu tidak dapat membuat (semacam al-Qur`an) dan pasti kamu tidak
akan mampu, maka peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.”

Ayat ini termasuk ‫التحدي‬  ‫العام‬.

Kesimpulannya bahwa manusia sepanjang masa tidak mungkin mampu


membuat semacam al-Qur`an, walaupun mereka saling bantu-membantu satu sama
lain.

2.4 Apa saja segi-segi “Kemukjizatan Al-Qur`an” dalam kehidupan

Segi kemukjizatan al-Qu`ran, antara lain:

a.  Segi bahasa
Gaya bahasa al-Qur`an membuat orang Arab pada saat itu merasa kagum dan
terpesona. Kehalusan ungkapan bahasanya membuat banyak diantara mereka masuk
islam, seperti masuk islamnya sahabat Umar Bin Khattab, beliau masuk islam
dikarenakan membaca petikan ayat-ayat al-Quran . Unsur-unsur bahasa dalam al-
Qur`an antara lain: ‫ بالغة‬,‫ أسلوب‬,‫مفردة‬.
Sedangkan, orang Arab tidak memiliki kalam yang mencakup unsur-unsur
tersebut. Dan al-Qur`an yang sedemikian banyak dan panjang, ke-faṣahah-annya
senantiasa indah dan serasi, sesuai dengan apa yang digambarkan Allah, sebagaimana
tercantum dalam Q.S. az-Zumar (39): 23,
ِ ‫نَ َّز َل اَحْ َسنَ ْال َح ِد ْي‬ ‫هللا‬
‫وْ نَ َربَّهُ ْم ثُ َّم تَلِ ْينَ جُلُوْ ُدهُ ْم َوقُلُوْ بُهُ ْم اِلَى‬j‫هُ جُلُوْ ُد الَّ ِذ ْينَ يَ ْخ َش‬j‫ ِعرُّ ِمن‬j‫ابِهًا َّمثَانِى تَ ْق َش‬j‫ث ِكتَابًا ُّمت ََش‬
]۲۳[‫الخ‬.... ‫ِذ ْك ِرهللا‬

“ Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Quran yang serupa
(mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang
takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu
mengingat Allah.(dan seterusnya).”

Betapa menakjubkan rangkaian al-Qur`an dan betapa indah susunannya. Dan


pada hakikatnya lafal, makna, keanekaragaman ajaran, keserasian susunan dan
hurufnya menunjukkan kemukjizatan al-Qur`an. pada setiap lafal al-Qur`an
mengandung keindahan dan pelajaran. Kisah-kisah tentang masa lalu yang dibawakan
al-Qur`an, baik cerita pendek maupun panjang, tidak mungkin dapat ditandingi  oleh
kisah-kisah yang disampaikan para pujangga.

b. Segi ilmiah
Para pakar selalu berusaha meletakkan metodologi ilmiah untuk mengikat
rantai fenomena-fenomena yang saling berkaitan dalam kehidupan dan di alam
semesta ini. Allah telah menyeru manusia untuk melakukan riset dan belajar,
sebagaimana tercantum pada surah yang turun pertama kali kepada Nabi Muhammad,
yakni Q.S. al-`Alaq ayat 1-5, yang artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling
Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Begitu juga Rasulullah menganjurkan untuk mempelajari al-Qur`an dan
mendalaminya dalam sabdanya,
)‫خَ ْي ُر ُك ْم َم ْن تَ َعلَّ َم ْالقُرْ اَنَ َو َعلَّ َمهَ (رواه البخاري و مسلم و ابو داود‬

“sebaik-baiknya kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan


mengajarkannya.”(HR. Bukhāri, Muslim, dan Abū Dāwud).

Contoh dalam al-Qur`an terdapat ayat yang menerangkan tentang ilmu falak
(astronomi), sebagaimana tercantum dalam Q.S. Yaasiin ayat 38-40, yang artinya:

“Matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha


Perkasa lagi Maha Mengetahui. Telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah,
sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai
bentuk tanda yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan
malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis
edarnya.”
Firman Allah ini menjelaskan bahwa matahari bergerak kearah yang
ditentukan. Pengetahuan ini baru terungkap oleh para ilmuwan modern pada
permulaan abad ke-20 sebelum abad ke-20 para ilmuwan tersebut bahwa matahari
tidak bergerak atau diam di tempat. Sedangkan, gerakan matahari dari timur ke barat
hanyalah gerakan secara lahiriah saja.
  Dan sesuatu yang paling mengejutkan tentang kesesuaian antara pemahaman
pengetahuan ilmiah tentang matahari sebagai sumber panas dan sinar dengan
pemahaman al-Qur`an tampak dalam firman Allah,
]۱٦:‫[نوح‬ ‫اجا‬ َ ‫َو َج َع َل ال َّش ْم‬
َ ‫س ِس َر‬

“Kami jadikanmataharisebagaipelita yang amatterang.”(Q.S. Nuh:16)

c. segi tasyri`
Al-Quran menjelaskan pokok-pokok aqidah, norma-norma, sopan santun,
undang-undang politik, ekonomi, sosial serta hukum-hukum ibadah. Tentang aqidah,
al-Qur`an mengajak kita umat manusia pada aqidah yang suci dan tinggi, yakni
beriman kepada Allah Yang Maha Agung serta meyakini bahwa Nabi Muhammad
adalah utusan-Nya.Apabila aqidah seorang muslim telah benar, maka ia wajib
menerima segala syari`at al-Qur`an baik menyangkut kewajiban maupun ibadah,
sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Muddathir [74]: 38,

ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬
ْ َ‫س بِ َما َك َسب‬
]۳۸[ ‫ت َر ِه ْينَة‬

“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.”

Dan al-Qur`an telah menetapkan kaidah-kaidah pemerintahan Islam ini dalam


bentuk yang ideal dan baik. Yaitu suatu pemerintahan yang didasarkan pada
musyawarah, persamaan, dan larangan kekuasaan individual. Sebagaimana tercantum
dalam Q.S. Ali Imran [3]: 159.

]۱۵۹[‫اورْ هُ ْم فِي االَ ْم ِر‬


ِ ‫َو َش‬

“ Dan musyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.”

]۳۸[ ‫بَيْنهُ ْم‬  ‫َواَ ْم ُرهُم ُشوْ َرى‬

“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka.” (Q.S.


ash-Shura (42): 38).

 Dan semua manusia itu sama sederajat, tidak pandang pangkat. Sebagaimana
tercantum dalam Q.S. al-Hujurat [48]: 10,

]۱۰[ٌ‫اِنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ اِ ْخ َوة‬

“ Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah saudara.”

Ringkasnya al-Qur`an merupakan undang-undang syari`at (dustur tasyri`) yang


menegakkan kehidupan manusia di atas dasar konsep yang paling utama.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Al-Qur`an merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad melalui malaikat jibril secara berangsur-angsur dan kemukjizatan al-
Qur`an tidak dapat diragukan lagi. Mukjizat adalah sesuatu yang luar biasa yang
diperlihatkan Allah melalui para nabi dan rasul-Nya. Dan mukjizat berfungsi untuk
membuktikan bahwa kekuasaan Allah berada diatas segala-galanya dan sebagai bukti
atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulan para utusan Allah. Sedangkan, al-
Qur`an berfungsi sebagai sumber atau landasan hukum pertama bagi kehidupan
manusia.  Kemukjizatan al-Qur`an tidak dapat ditandingi oleh apapun. Karena dari
hal yang terkecil sampai hal yang terbesar semua dibahas dalam al-Qur`an.
3.2 Kritik dan Saran
            Kami sebagai penulis merasa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kami mengharapkan saran dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Abduṣṣamad, Muhammad Kamil. Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur`an. Jakarta: Al-Akbar


Media Eka Sarana, 2003.
al-Maliki, Muhammad Alwi. Keistimewaan-keistimewaan Al-Qur`an. Yogyakarta: Mitra
Pustaka. 2001
al-Qaṭṭān, Mannā` Khalīl. Studi ilmu-ilmu Qur`an Terj. Mahahith fi `Ulūmil Qur`an oleh
Mudzakir. Bogor: Litera AntarNusa, 2013.
al-Qaṭṭān, Mannā` Khalīl. Mahahith fi `Ulūmil Qur`an. Riyāḍ: al-Ḥuramain.1973.
Anwar, Rosihon. `Ulūmul Qur`an untuk UIN, STAIN, PTAIS. Bandung: CV Pustaka Setia ,
2006.
aṣ-Ṣabuniy, Shaikh Muhammad Ali. Aṭ-Ṭibyān fī `Ulūmil Qur`an. Bairut: Dar al- Irshad,
1970.
Mustofa. Sejarah Al-Qur`an. Surabaya: Al-Ikhlas, 1994.
Shihab, M. Quraish. Mukjizat Al-Qur`an: Di tinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah,
dan Pemberitaan Ghaib. Bandung: Mizan, 1997.
Usman. Ulumul Qur`an. Yogyakarta: Teras. 2009.

Anda mungkin juga menyukai