KELOMPOK 4
Anggota: Artika Salsabilla
Daffa Hanifuddin Rauf
Luluk Prasetyowati
Muhammad Fariz Ar Raniri
Shaista Nafisa
Kelas:
X.IPA 7 (SKS)
MAN 3 PALEMBANG
2021
DAFTAR ISI
I. KATA PENGANTAR..............................................................................
II. PENDAHULUAN & LATAR BELAKANG..........................................
III. RUMUSAN MASALAH & TUJUAN PEMBELAJARAN...................
IV. ISI..............................................................................................................
V. KESIMPULAN & SARAN......................................................................
VI. PENUTUP.................................................................................................
I. KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmanirrahiim
Puji syukur kepada ALLAH SWT, Kami dapat menyelesaikan Makalah berjudul “Bukti
kemukjizatan al-qur’an” dengan baik.
Kami ucapkan Terimakasih kepada ibu Fatmawati selaku guru pembimbing, dan kepada
semua pihak yang membantu dalam penulisan makalah dari awal hingga selesai.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah, dan kami pula
sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca untuk bahan pertimbangan
perbaikan makalah.
BAB I
II. Pendahuluan
Tujuan Pembelajaran
IV. Isi
Pengertian Mukjizat
Secara etimologi mukjizat adalah kata يعجز- إعجاز أعجز-dari yang bermakna melemahkan
atau menetapkan kelemahan. Sedangkan ( إعجازkemukjizatan) adalah ketidakmampuan
seseorang melakukan sesuatu yang merupakan lawan dari ketidakberdayaan.[1]
Pengertian mukjizat menurut para ahli secara terminologi, antara lain:
a. Dalam kitab مباحث في علوم القرأنkarangan Mannā` Khalīl al-Qaṭṭān, beliau menjelaskan
bahwa mukjizat ialah sesuatu hal luar biasa yang disertai tantangan dan selamat dari
perlawanan. Nabi Muhammad SAW memiliki mukjizat yang berupa al-Qur`an Al-karim yang
digunakan untuk menantang orang-orang yang tidak mempercayai bahwa Nabi utusan
Allah.
b. Menurut Imam as-Suyuṭi “Mukjizat dalam syara` adalah kejadian yang melampaui
batas kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada tandingan”.
c. Dalam buku “Sejarah Al-Qur`an” karangan Drs. H.A. Mustofa, beliau menjelaskan
bahwa mukjizat ialah suatu hal atau perbuatan yang luar biasa, yang dijadikan Tuhan timbul
dari Rasul-rasulNya, dan Rasul-rasul tersebut minta tandingan kepada orang-orang yang
tidak mempercayai kerasulannya, supaya orang-orang tersebut mencoba pula melakukan
hal-hal seperti yang telah dilakukan Rasul-rasul tersebut, dan ternyata orang-orang itu tidak
dapat menandingi keajaiban tersebut. Dengan demikian terbuktilah kebenaran Rasul-rasul
tersebut.
Macam-macam Mukjizat
b. Mukjizat yang bersifat rasional yakni yang semuanya dapat dicerna melalui daya nalar.
Setiap manusia menerimanya sesuai dengan kemampuan daya paham, nalar, dan
kemampuannya untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk. Menurut Imam
as-Suyuṭi “bahwa sebagian besar mukjizat yang diturunkan pada masa Nabi Muhammad
SAW berbentuk rasional. Karena, kecerdasan dan kesempurnaan pemahaman mereka.
Karena syariat ini akan tetap abadi pada lembaran sejarah umat manusia sampai kiamat,
maka al-Qur`an dispesifikasikan dengan mukjizat akal yang abadi. Tujuannya agar dapat
dianalisis oleh mereka yang mempunyai penalaran.”
Mukjizat Al-Qur`an adalah mukjizat yang dimiliki atau yang terdapat di dalam al-Qur`an.[6]
Berarti bukti kebenaran yang datang bukan dari luar al-Qur`an. Contohnya dalam al-Qur`an
terdapat ayat-ayat yang berisi tahap-tahapan tantangan Allah SWT kepada setiap orang
yang meragukan kebenaran al-Qur`an sebagai firman-Nya dan Nabi Muhammad sebagai
utusan-Nya. Dan gaya bahasa al-Qur`an dalam tantangan ( ) أسلوب القرأن في التحديAllah itu ada
b. Maka untuk tahap kedua Allah SWT meringankan tantangan itu dengan firman-Nya,
sebagaimana tercantum dalam QS. Hud. (11): 13,
[ ]َاْم َيُقْو ُلْو َن اْفَتٰر ُه ُقْل َف ْأُتْو ا ِبَع ْش رُس َو ٍرِّم ْثِلِه ُم ْفَتَرَيٍت َّو اْدُع ْو اَمِن اسَتَطْع ُتْم ِّم ْن ُد ْو ِناللهِاْن ُكْنُتْم َص اِدِقْين۱۳
“Bahkan mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah membuat-buat al-Qur`an (lalu
dikatakannya bahwa itu dari tuhan).” Katakanlah, “(kalau demikian) maka datangkanlah
sepuluh surah saja yang dibuat-buat yang menyamainya dan panggillah orang-orang yang
kamu sanggup memanggilnya selain Allah jika kamu memang benar (dalam tuduhan
kamu).”
Namun, tantangan tahap kedua pun tak dapat dilayani oleh mereka sedangkan mereka
tetap tidak mengakui kebenaran al-Qur`an. Ayat ini termasuk .التحدي الخاص
c. Maka untuk tahap ketiga Allah tetap menantang mereka tetapi lebih ringan daripada
tantangan-tantangan sebelumnya, sebagaimana tercantum dalam Q.S. Yunus (10): 37,
[ ]َاْم َيُقْو ُلْو َن اْفَتٰر ُه ُقْل َف ْأُتْو اِبُسْو َرٍة ِّم ْثِلِه َو اْدُع ْو اَم ن اسَتَطْع ُتْم ِّم ْن ُد ْو ِناللهِاْن ُكْنُتْم َص اِدِقْين۳۷
“Atau patutkah mereka berkata, “Dia (Muhammad) membuat-buatnya ?” Katakanlah (kalau
benar tuduhan kamu itu), maka buatlah satu surah semacamnya dan panggillah siapapun
yang dapat kamu panggil selain Allah, jika kamu benar (dalam tuduhamu).”
Ayat ini termasuk .التحدي الخاص
d. Ketiga tahapan tersebut diturunkan Allah ketika Nabi Muhammad masih berada di
mekkah. Dan Allah menurunkan wahyu yang berisi tentang tantangan tahap yang keempat
kepada Nabi Muhammad ketika berhijrah ke Madinah, sebagaimana tercantum dalam Q.S.
al-Baqarah (2): 23,
[ ]َو ِاْن ُكْنُتْم ِفْي َر ْيٍب ِّمَّم ا َنَّز ْلَنا َع َلى َع ْبِد َنا َف ْأُتْو ا ِبُسْو َرٍة ِّم ْن ِّم ْثِلِه َو اْد ُعوا ُش َهَدآَء ُك ْم ِّم ْن ُد ْو ِناللهِاْن ُكْنُتْم َص اِدِقْين۲۳
“ Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur`an yang kami turunkan kepada
hamba kami (Muhammad). maka buatlah walau satu surah yang lebih kurang semisal
dengan al-Qur`an. Ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu memang
orang-orang yang benar (dalam keraguamu).”
Tetapi, pada tahap keempat orang-orang yang meragukan kebenaran al-Qur`an tetap tidak
dapat memenuhi tantangan tersebut. Ayat ini termasuk .التحدي الخاص
e. Dan pada tahap terakhir Allah menurunkan ayat yang sangat jelas dan tegas dan tidak
hanya ditujukan kepada orang-orang yang meragukan kebenaran al-Qur`an pada masa
turunnya al-Qur`an, melainkan kepada seluruh umat manusia yang meragukan kebenaran
tersebut, sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Baqarah (2): 24
[ ]َفِاْن َلْم َتْفَع ُلْو ا َو َلْن َتْفَع ُلْو ا َفَّتُقْو ا الَّناَر اَّلِتي َو ُقْو ُدَها الّناُس َو اْلِح َج اَر ُة ُاِع َّد ْت ِللَك اِفِرْيَن
“Maka jika kamu tidak dapat membuat (semacam al-Qur`an) dan pasti kamu tidak akan
mampu, maka peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu
yang disediakan bagi orang-orang kafir.”
termasuk ini Ayat اﻟﻌﺎم اﻟﺗﺣدي.
Kesimpulannya bahwa manusia sepanjang masa tidak mungkin mampu membuat semacam
al-Qur`an, walaupun mereka saling bantu-membantu satu sama lain.[9]
a. Segi bahasa
Gaya bahasa al-Qur`an membuat orang Arab pada saat itu merasa kagum dan terpesona.
Kehalusan ungkapan bahasanya membuat banyak diantara mereka masuk islam, seperti masuk
islamnya sahabat Umar Bin Khattab, beliau masuk islam dikarenakan membaca petikan ayat-
ayat al-Quran .[10] Unsur-unsur bahasa dalam al-Qur`an antara lain: ,ﻣﻔردة ﺑﻼﻏﺔ, أﺳﻠوب.
Sedangkan, orang Arab tidak memiliki kalam yang mencakup unsur-unsur tersebut. Dan
al-Qur`an yang sedemikian banyak dan panjang, ke-faṣahah-annya senantiasa indah dan
serasi, sesuai dengan apa yang digambarkan Allah, sebagaimana tercantum dalam Q.S. az-
Zumar (39): 23,
الخ....]اللهَنَّز َل َاْح َس َن اْلَحِد ْيِث ِكَتاًبا ُّم َتَش اِبًها َّم َثاِنى َتْقَش ِع ُّر ِم نُه ُج ُلْو ُد اَّلِذ ْيَن َيْخ َش ْو َن َر َّبُهْم ُثَّم َتِلْيَن ُج ُلْو ُدُهْم َو ُقُلْو ُبُهْم ِاَلى ِذ ْك ِر هللا
“ Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Quran yang serupa (mutu
ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada
Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.(dan
seterusnya).”
Betapa menakjubkan rangkaian al-Qur`an dan betapa indah susunannya.[11] Dan pada
hakikatnya lafal, makna, keanekaragaman ajaran, keserasian susunan dan hurufnya
menunjukkan kemukjizatan al-Qur`an. pada setiap lafal al-Qur`an mengandung keindahan
dan pelajaran. Kisah-kisah tentang masa lalu yang dibawakan al-Qur`an, baik cerita pendek
maupun panjang, tidak mungkin dapat ditandingi oleh kisah-kisah yang disampaikan para
pujangga.
b. Segi ilmiah
Para pakar selalu berusaha meletakkan metodologi ilmiah untuk mengikat rantai
fenomena-fenomena yang saling berkaitan dalam kehidupan dan di alam semesta ini. Allah
telah menyeru manusia untuk melakukan riset dan belajar, sebagaimana tercantum pada
surah yang turun pertama kali kepada Nabi Muhammad, yakni Q.S. al-`Alaq ayat 1-5, yang
artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.”
Begitu juga Rasulullah menganjurkan untuk mempelajari al-Qur`an dan mendalaminya
dalam sabdanya,
(رواه البخاري و مسلم و ابو داود) َخْيُر ُك ْم َم ْن َتَع َّلَم اْلُقْر َاَن َو َع َّلَم َه
“sebaik-baiknya kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya.”(HR.
Bukhāri, Muslim, dan Abū Dāwud).
Contoh dalam al-Qur`an terdapat ayat yang menerangkan tentang ilmu falak (astronomi),
sebagaimana tercantum dalam Q.S. Yaasiin ayat 38-40, yang artinya:
“Matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui. Telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah
dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tanda yang tua.
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului
siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
Firman Allah ini menjelaskan bahwa matahari bergerak kearah yang ditentukan.
Pengetahuan ini baru terungkap oleh para ilmuwan modern pada permulaan abad ke-20
sebelum abad ke-20 para ilmuwan tersebut bahwa matahari tidak bergerak atau diam di
tempat. Sedangkan, gerakan matahari dari timur ke barat hanyalah gerakan secara lahiriah
saja.
c. segi tasyri`
Al-Quran menjelaskan pokok-pokok aqidah, norma-norma, sopan santun, undang-undang
politik, ekonomi, sosial serta hukum-hukum ibadah. Tentang aqidah, al-Qur`an mengajak kita
umat manusia pada aqidah yang suci dan tinggi, yakni beriman kepada Allah Yang Maha
Agung serta meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.[16] Apabila aqidah
seorang muslim telah benar, maka ia wajib menerima segala syari`at al-Qur`an baik
menyangkut kewajiban maupun ibadah, sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Muddathir
[74]: 38,
[ ] ُك ُّل َنْفٍس ِبَم ا َك َسَبْت َرِهْيَنة۳۸
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.”
Dan al-Qur`an telah menetapkan kaidah-kaidah pemerintahan Islam ini dalam bentuk yang
ideal dan baik. Yaitu suatu pemerintahan yang didasarkan pada musyawarah, persamaan,
dan larangan kekuasaan individual. Sebagaimana tercantum dalam Q.S. Ali Imran [3]: 159,
[ ]َو َش اِو ْر ُهْم ِفي اَالْم ِر۱۵۹
“ Dan musyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.”
[ ] َو َاْم ُرُهم ُش ْو َر ى َبْينُهْم۳۸
“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka.” (Q.S. ash-Shura
(42): 38).
Dan semua manusia itu sama sederajat, tidak pandang pangkat. Sebagaimana tercantum
dalam Q.S. al-Hujurat [48]: 10,
[ ]ِاَّنَم ا اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن ِاْخ َو ٌة۱۰
“ Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah saudara.”
Ringkasnya al-Qur`an merupakan undang-undang syari`at (dustur tasyri`) yang menegakkan
kehidupan manusia di atas dasar konsep yang paling utama
BAB III
V. Kesimpulan
Mukjizat merupakan kejadian luar biasa yang diperlihatkan oleh Allah Swt. Melalui para Nabi
dan Rasul-Nya. Mukjizat bertujuan untuk menundukkan atau mengalahkan orang-orang yang
menghalangi misi dakwah Rasulullah Saw. Mukjizat Al – Qur’ an berlaku sepanjang masa dan
tidak terbatas oleh waktu serta kehebatan dan kakuasaan Al – Qur’ an sangat luar biasa
sehingga tidak dapat tertandingi oleh siapapun.
Jika Al – Qur’ an terus dibaca dan dipahami maknanya, akan semakin terlihat keindahan
redaksionalnya karena banyak menggunakan perumpamaan-perumpamaan, majaz dan isti’arah.
Al – Qur’ an mengungkapkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, baik didunia dan diakhirat.
Disamping itu Al – Qur’an juga telah menerangkan proses terjadinya alam dan mekanisme
kehidupan makhluk-makhluknya. Tentang aqidah, al-Qur`an mengajak kita
umat manusia pada aqidah yang suci dan tinggi, yakni beriman kepada Allah Yang Maha
Agung serta meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Dan “sebaik-baiknya kamu
adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya.”(HR.
Bukhāri, Muslim, dan Abū Dāwud).
Saran
VI. Penutup
Dengan selesai nya makalah tentang Bukti Kemukjisatan Al-Quran ini, kami mengucapkan
terima kasih, dan maaf jika makalah ini masih kurang sempurna karena itu kami mengharapkan
kritan dan saran dari semua kelompok, kami juga mohon maaf apabila ada kesalahan kata kata
dan pengetikan. Makalah ini di buat berdasarkan informasi yang telah kami cari tanpa rekayasa
sedikit pun. Sekian Wassalamuallaikum Wr.Wb