Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU QASHASHUL AL-QUR’AN


DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH STUDI AL-QUR’AN

DOSEN PENGAMPU : KHAIRUDDIN, M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK II :

➢ AGAM MAULANA ABDUL AZIZ


➢ MUHAMMAD SAHRIL AZHARI
➢ JUMADIL VATONI AKBAR
➢ RIZKI AZIMATUL WA’DAH
➢ IKRIMATULLAELI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INTITUT AGAMA AGAMA ISLAM HAMZANWADI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang melimpahkan rahmat serta inayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
penyusunan makalah “Ilmu Qashashul Qur’an” ini dan tak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini. Sarana penunjang makalah ini kami susun berdasarkan refrensi yang
bermacam-macam. Hal ini dengan tujuan untuk membantu para mahasiswa untuk
mengetahui,memahami, bahkan menerapkannya.

Namun demikian, dalam penulisan makalah ini masih terdapat kelemahan


dan kekurangan. Oleh karena itu,saran dan kritik dari berbagai pihak sangat
diharapkan.

Akhirul kalam,semoga yang tersaji ini dapat memberikan bantuan kepada


para mahasiswa dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar di kampus.
Aamin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Pancor, 29 November 2023

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Kata Pengantar ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Pengertian Qashashul Al-Qur’an ......................................................... 3
B. Macam-Macam Qashashul Al-Qur’an ................................................. 4
C. Faedah Dalam Qashashul Al-Qur’an ................................................... 9
D. Hikmah Pengulangan Sebagian Kisah Dalam Al-Qur’an .................... 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11
Kesimpulan ............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kalamullah yang diwahyukan Allah SWT
kepada nabi Muhammad SAW sebagai rasul terakhir melalui perantara
malaikat Jibril, yang tepercaya dijadikan sebagai pedoman hidup bagi umat
manusia. Serta barang siapa yang membacanya adalah ibadah. Selain berisi
petunjuk hidup bagi umat manusia, Al-Qur’an juga berisikan pula mengenai
kisah-kisah (qashash) baik kisah itu dari masa lalu maupun kisah pada masa
yang akan datang. Tujuan Allah SWT mewahyukan kisah-kisah dalam al-
Qur’an ini adalah untuk memberikan kita gambaran terhadap kehidupan
umat-umat terdahulu maupun memberikan gambaran mengenai masa
depan. Dengan tujuan kita bisa mengambil pelajaran dari kisah-kisah
tersebut guna menjadikan diri kita menjadi seorang muslim yang lebih baik.
Kandungan al-Qur’an tentang sejarah atau kisah-kisah disebut
dengan istilah Qashash al-Quran (kisah-kisah al-Qur’an). Bahkan ayat-ayat
yang berbicara tentang kisah jauh lebih banyak ketimbang ayat-ayat yang
berbicara tentang hukum. Hal ini memberikan isyarat bahwa al-Qur’an
sangat perhatian terhadap masalah kisah, yang memang di dalamnya banyak
mengandung pelajaran (ibrah). Sesuai firman Allah pada Surat Yusuf ayat
111 yang artinya: "Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (al-Qur’an) itu bukanlah
cerita yang dibuatbuat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya,
menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang
yang beriman".1
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas lebih
dalam lagi mengenai qashash dalam Al-Qur’an dan kami berharap setelah
disusunnya makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai qashash
dalam Al-Qur’an.

1
Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, terjemah Departemen Agama
RI dan terjemah Yusuf Ali, (Solo: Qomari, 2010), hlm. 248.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, perumusan
masalah dalam makalah ini meliputi:
1. Apakah pengertian dari qashashul al-Quran?
2. Apa saja macam-macam qashashul al-Quran?
3. Bagaimana faedah dalam qashashul al-Quran?
4. Bagaimana hikmah pada pengulangan sebagian kisah dalam al-Quran?

C. Tujuan Penulisan
Dari Rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
yaitu :
1. Mengetahui pengertian dari qashash al-Quran.
2. Mengetahui macam-macam qashash al-Quran.
3. Mengetahui faedah dalam qashash al-Quran.
4. Mengetahui hikmah pada pengulangan sebagian kisah dalam al-Quran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Qashashul Al-Quran


Ilmu Qashashul Qur’an adalah ilmu yang membahas kisah-kisah yaitu
jejak-jejak umat dan Nabi terdahulu serta peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di
dalam al-Qur’an.2
Kata al-qashash adalah bentuk masdar seperti firman Allah SWT pada QS.
Al-Kahfi ayat 64 :

“Dia (Musa) berkata itulah (tempat) yang kita cari Lalu keduanya kembali
mengikuti jejak mereka semula".3
Maksudnya, kedua orang itu kembali lagi untuk mengikuti jejak dari mana
keduanya itu datang. Qashash berarti berita yang berurutan. Firman Allah pada QS.
Ali-Imran ayat 62 berbunyi :

“Sungguh ini adalah kisah yang benar, tidak ada Tuhan selain Allah, dan sungguh
Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana”.4
Serta firman Allah pada QS. Yusuf ayat 111 yang berbunyi :

"Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang
mempunyai akal. (al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi

2
Mucotob Hamzah, Studi Al Qur’an Komprehensif (Yogyakarta: Gama Media, 2003), hlm. 201.
3
Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, ... , hlm. 301.
4
Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, ... , hlm. 58.

3
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan
(sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang yang beriman".5
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Qashashul Al-Qur’an adalah pemberitaan
Qur’an ihwal umat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Qur’an banyak mengandung keterangan
tentang kejadian pada masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan
peninggalan atau jejak setiap umat. Ia menceritakan semua keadaan mereka dengan
cara yang menarik dan memesona (mengagumkan).6

2. Macam-Macam Qashashul Al-Qur’an


a. Ditinjau dari Segi Waktu
• Kisah hal-hal gaib pada masa lalu (al-qashashul ghuyub almadhiyah). Kisah
yang menceritakan kejadian-kejadian gaib yang sudah tidak bisa ditangkap
Panca indra yang terjadi di masa lampau.
Contohnya:
1) Kisah tentang dialog malaikat dengan Tuhannya mengenai penciptaan
khalifah Bumi (QS. Al-Baqarah ayat 30-34).
2) Kisah tentang penciptaan Alam Semesta (QS. Al-Furqan ayat 59 dan QS.
Qaf ayat 38).
3) 3) Kisah tentang penciptaan Nabi Adam dan kehidupannya ketika di Surga
(QS. Al-A’raf ayat 11-25).
4) Kisah nabi Nuh, nabi Musa, dan kisah Maryam seperti yang diterangkan
dalam surat Al-Imran ayat 44.

"Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu


(Muhammad), padahal engkau tidak bersama mereka ketika mereka melemparkan

5
Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, ... , hlm. 248.
6
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Terj Mifdhol
Abdurrahman (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2005), hlm. 431.

4
pena7 (mereka untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara
Maryam, dan engkau pun tidak bersama mereka ketika mereka bertengkar".8

• Kisah-kisah gaib pada masa kini (al-qashashul ghuyub alhadhirah). Kisah yang
menerangkan hal gaib pada masa sekarang, (meski sudah ada sejak dulu dan masih
akan tetap ada sampai masa yang akan datang) dan menyingkap rahasia orang
munafik.
Contoh:
1) Kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam Lailatul Qadar (QS. Al-
Qadar ayat 1-5).
2) Kisah tentang kehidupan makhluk-makhluk gaib seperti setan, jin, atau iblis
(QS. Al-A’raf ayat 13-14).

• Kisah hal-hal gaib pada masa yang akan datang (al-qashashul ghuyub al-
mustaqbilah). Kisah-kisah yang menceritakan peristiwa yang akan datang yang
belum terjadi pada waktu turunnya al-Qur’an, kemudian peristiwa tersebut betul-
betul terjadi. Contohnya seperti kisah nabi Muhammad bermimpi akan dapat
masuk Masjidil Haram bersama para sahabat. Pada saat perjanjian Hudaibiyah
nabi gagal masuk Makkah sehingga dihina oleh orangorang kafir. Maka turunlah
ayat yaitu surat Al-Fath ayat 27.

"Sungguh, Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran


mimpinya bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, jika Allah
menghendaki dalam keadaan aman, dengan menggundul rambut kepala dan

7
Ada sebagian mufasir yang mengartikan anak panah. Artinya undian itu dilakukan
dengan melempar anak panah. Lihat Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, ... ,
hlm. 612.
8
Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, ... , hlm. 55.

5
memendekkannya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui, dan selain itu Dia telah memberikan kemenangan yang
dekat".9 10

b. Ditinjau dari Materi


• Kisah para nabi, mukjizat mereka, fase-fase dakwah mereka, penentang,
serta pengikut mereka.11
Contoh :12
1) Kisah Nabi Adam(QS. Al-Baqarah ayat 30-39; QS. Al-A’raf ayat 11)
2) Kisah Nabi Nuh (QS. Hud ayat 25-49)
3) Kisah Nabi Hud (QS. Al-A’raf ayat 65, 72, 50, 58)
4) Kisah Nabi Idris (QS. Maryam: 56-57; QS. Al-Anbiya ayat 8586)
5) Kisah Nabi Yunus (QS. Yunus ayat 98; QS. Al-An’am ayat 86-87)
6) Kisah Nabi Luth (QS. Hud ayat 69-83)
7) Kisah Nabi Saleh (QS. Al-A’raf ayat 85-93)
8) Kisah Nabi Musa (QS. Al-Baqarah ayat 49, 61; QS. Al-A’raf ayat 103-
157)
9) Kisah Nabi Harun (QS. An-Nisa’ ayat 163)
10) Kisah Nabi Daud (QS. Saba ayat 10; QS. Al-Anbiya ayat 78)
11) Kisah Nabi Sulaiman (QS. An-Naml ayat 15, 44; QS. Saba ayat 12-14)
12) Kisah Nabi Ayub (QS. Al-An’am ayat 34; QS. Al-Anbiya’ ayat 83-84)

9
Beberapa lama sebelum terjadi Perdamaian Hudaibiyah, Nabi Muhammad saw. bermimpi
bahwa beliau bersama para sahabatnya memasuki kota Mekah dan Masjidil Haram dalam
keadaan sebagian mereka menggundul rambut dan sebagian lagi memendekkannya. Nabi
mengatakan bahwa beliau itu nanti akan terjadi. Kemudian berita ini tersiar di kalangan kaum
muslimin, orangorang munafik, serta orang-orang Yahudi dan Nasrani. Setelah terjadi
“Perjanjian Hudaibiyah” dan kaum muslimin pada waktu itu tidak sampai memasuki Mekah,
maka orang-orang munafik memperolok-olokkan Nabi dan menyatakan bahwa mimpi yang
beliau katakan pasti akan terjadi itu adalah bohong belaka. Maka turunlah ayat ini yang
menyatakan bahwa mimpi Nabi itu pasti akan menjadi kenyataan pada tahun yang akan datang.
Sekiranya pada tahun terjadinya Perdamaian Hudaibiyah itu kaum muslimin memasuki kota
Mekah, maka keselamatan orang-orang yang menyembunyikan imannya yang berada di kota
Mekah pada waktu itu merasa terancam. Lihat Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia
Inggris, ... , hlm. 634.

10
Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, ... , hlm. 514.
11
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hlm. 300.

12
Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an II, (Bandung: Pustaka Setia, 1997),
hlm. 27-28.

6
13) Kisah Nabi Ilyas (QS. Al-An’am ayat 85)
14) Kisah Nabi Ilyasa (QS. Shad ayat 48)
15) Kisah Nabi Ibrahim (QS. Al-Baqarah ayat 124, 132; QS. AlAn’am
ayat 74-83)
16) Kisah Nabi Ismail (QS. Al-An’am ayat 86-87)
17) Kisah Nabi Ishaq (QS. Al-Baqarah ayat 133-136)
18) Kisah Nabi Ya’qub (QS. Al-Baqarah ayat 132-140)
19) Kisah Nabi Yusuf (QS. Yusuf ayat 3-102)
20) Kisah Nabi Yahya (QS. Al-An’am ayat 85)
21) Kisah Nabi Zakaria (QS. Maryam ayat 2-15)
22) Kisah Nabi Isa (QS. Al-Maidah ayat 110-120)
23) Kisah Nabi Muhammad SAW (QS. At-Takwir ayat 22-24; QS. Al-
Furqan ayat 4; QS. Abasa ayat 1-10; QS. At-Taubah ayat 42-57.

• Kisah kesalehan orang-orang yang belum diketahui status kenabiannya agar


diteladani dan kisah tokoh-tokoh durjana masa lalu agar dijauhi dan tidak
diikuti.13
Contoh:14
1) Kisah tentang Luqman (QS. Luqman ayat 12-13)
2) Kisah tentang Dzul Qarnain (QS. Al-Kahfi ayat 83-98)
3) Kisah tentang Ashabul Kahfi (QS. Al-Kahfi ayat 9-26)
4) Kisah tentang Thalut dan Jalut (QS. Al-Baqarah ayat 246-251)
5) Kisah tentang Maryam (QS. Maryam: 16-35)
6) Kisah tentang Yajuj Ma’juj (QS. Al-Anbiya’ ayat 95-97)
7) Kisah tentang Bangsa Rumawi (Q.S. Ar-Rum ayat 2-4), dan kisah-kisah
lainnya.

• Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi pada masa


Rasulullah SAW.
Contoh:
1) Perang Badr, Perang Uhud (QS. Ali-Imran)
2) Perang Hunain dan Perang Tabuk (QS. At-Taubah)
3) Perang Ahzab (QS. Al-Ahzab)
4) Hijrah dan Isra’ (QS. Al-Isra’ ayat 1) Mi’raj (QS. Al-Najm ayat 1-18)15
5) Kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam Lailatul Qadar
(QS. Al-Qadar ayat 1-5)
6) Kisah tentang Abu Lahab kelak di Akhirat (QS. Al-Lahab ayat 1-5)

13
Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2007), hlm. 144.
14
Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II, ... , hlm. 29.
15
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, ... , hlm. 388.

7
7) Kisah tentang kehidupan orang-orang di surga dan orang-orang yang
hidup di dalam neraka (QS. Al-Ghasiyyah).16

D. Ditinjau dari Segi Pelaku


• Manusia, yaitu kisah yang pelakunya berupa manusia.
Contoh: kisah nabi Sulaiman, Fir’aun, Maryam, dan lain-lain.
• Malaikat, yaitu kisah yang pelakunya berupa malaikat.
Contoh: kisah malaikat yang terdapat dalam QS. Hud ayat 69-83 yaitu
yang mengisahkan bahwa malaikat datang kepada nabi Ibrahim dan nabi
Luth dengan menjelma sebagai seorang tamu.
• Jin, kisah yang digambarkan oleh jin.
• Binatang, yaitu kisah yang pelakunya adalah binatang.
Contoh: kisah burung yang terdapat pada zaman nabi Sulaiman yang
diabadikan dalam QS. An-Naml ayat 18-19.

E. Ditinjau dari Segi Panjang Pendeknya


Dilihat dari panjang pendeknya, kisah-kisah Al-Qur’an dibagi
menjadi 3 yaitu :
• Kisah Panjang
Contohnya kisah Nabi Yusuf a.s dalam QS. Yusuf yang hampir seluruh
ayatnya mengungkapkan kehidupan Nabi Yusuf, sejak masa kanak-kanak
sampai dewasa dan memiliki kekuasaan.
• Kisah yang Lebih Pendek dari Bagian yang Pertama (Sedang)
Seperti kisah Maryam dalam QS. Maryam, kisah Ashabul Kahfi dalam
QS. Al-Kahfi, kisah Nabi Adam dalam QS. Al-Baqarah dan QS. Thaha.
• Kisah Pendek
Kisah yang jumlahnya kurang dari sepuluh ayat, misalnya kisah Nabi
Hud a.s, Nabi Luth a.s dalam QS. Al-A’raf.

F. Ditinjau dari Jenisnya


Dilihat dari jenisnya, kisah-kisah dalam al-Qur’an dibagi dalam tiga
macam yaitu :17
• Kisah Sejarah (al-Qishash al-Tarikhiyyah)
Berkisar tentang kisah-kisah sejarah, seperti para nabi dan rasul.
Contohnya:
1) Kisah kaum ‘Ad yang terdapat dalam QS. Al-Qamar ayat 16-20,
2) kisah Nabi Luth A.S dengan kaumnya dalam QS. Al-Hijr ayat 61-75.

Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II, ... , hlm. 30.
16

Suhadi, Ulumul Qur’an, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2011) hlm. 208-210.
17

8
• Kisah Perumpamaan (al-Qishash al-Tamliziyah)
Untuk menerangkan atau memperjelas suatu pengertian atau
keadaan, bahwa peristiwa itu tidak benar terjadi tetapi hanya sebagai
perumpamaan.
Contohnya: Kisah malaikat yang datang kepada Nabi Daud A.s.
yang terdapat dalam QS. Saad ayat 21-25.
• Kisah Futurolog
Kisah ini bertujuan untuk mewujudkan tujuan-tujuan ilmiah atau
menafsirkan, fenomena yang ada menguraikan masalah yang sulit
diterima akal.
Contohnya:
Pada surat Yunus ayat 39 yang artinya : "Bahkan yang sebenarnya,
mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya
dengan sempurna padahal belum datang kepada mereka
penjelasannya. Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka
telah mendustakan (rasul). Maka perhatikanlah bagaimana akibat
orang-orang yang zalim itu."
Ar Razi dalam menafsirkan ayat diatas menyatakan, bahwa setiap
kali orang-orang musyrik mendengar sesuatu tentang kisah, mereka
mengatakan, dalam kitab tersebut (Al-Qur’an) tidak lain hanya asatir
(legenda) orang-orang terdahulu. Mereka tidak mengetahui bahwa
yang dituju oleh kisah-kisah itu bukan ceritanya sendiri tetapi hal-
hal lain yang berbeda dengan itu.

3. Faedah dalam Qashashul Qur’an


Diantara faedah-faedah dari kisah atau Qashash al-Qur’an yaitu :
a. Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah SWT dan menjelaskan pokok-
pokok syariat yang dibawa oleh para Nabi, pada QS. Al-Anbiya ayat 25 telah
menjelaskan :

“Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian Aku.”

b. Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat Muhammad atas agama Allah,
memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan
para pendukungnya serta hancurnya kebatilan dan para pembelanya.

9
c. Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap
mereka serta mengabadikan jejak peninggalannya.
d. Menampakkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang
diberitakannya ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan
generasi.
e. Menyibak kebohongan para ahli kitab dengan hujjah (dalil atau dasar
pemikiran) yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka
sembunyikan dan menentang mereka sebelum kitab itu diubahnya. As-
Syeikh Muhammad Abduh (Pelopor visi dan paradigma rasional kompromi
antara Islam dengan peradaban barat) berpendapat bahwa tidak perlu
memadukan antara cerita-cerita yang ada dalam al-Qur’an dengan isi kitab
Bani Israel atau kitab-kitab sejarah kuno. Menurutnya al-Qur’an bukanlah
catatan sejarah, juga bukan sebagai kisah atau dongeng, akan tetapi
merupakan petunjuk dan peringatan sehingga hal-hal yang diungkapkan
dalam al-Qur’an diharapkan untuk menjadi pelajaran dan menjelaskan
sunah-sunah kemasyarakatan.
f. Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para
pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ke
dalam jiwa. Firman Allah pada QS. Yusuf ayat 111 yang artinya:
Sesungguhnya pada kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang
yang berakal.

4. Hikmah Pengulangan Sebagian Kisah dalam Al-Qur’an


Di dalam kitab suci al-Qur’an banyak sekali kisah-kisah yang disebutkan
berulang-ulang. Hanya saja pengulangan kisah-kisah Itu dalam bentuk yang
berbeda-beda. Hal tersebut mengandung hikmah yang di antaranya :
a. Menjelaskan ketinggian mutu sastra balaghah al-Qur’an, terbukti bisa
mengungkapkan kisah sampai beberapa kali tetapi dalam ungkapan
yang berlainan sehingga tidak membosankan bahkan mengasyikkan
pendengarnya.
b. Membuktikan ketinggian mu’jizat al-Qur’an, yakni bisa menjelaskan
satu makna (satu kisah) dalam berbagai bentuk kalimat yang
bermacam-macam.
c. Untuk lebih memperhatikan kepada pentingnya kisah-kisah al-Qur’an
sehingga perlu disebutkan dengan berulang-ulang sampai beberapa kali
agar dapat lebih meresap terpatri dalam hati sanubari.
d. Menunjukkan perbedaan tujuan dari tiap-tiap kali pengulangan
penyebutan kisah al-Qur’an itu, sehingga menunjukkan banyaknya
tujuan penyebutan kisah sebanyak pengulangannya.

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pemaparan tersebut diatas, dapat disimpulkan antara lain:
1. Menurut bahasa, kata qashash merupakan bentuk jamak dari kata qishah,
yang berarti mengikuti jejak atau menelusuri bekas atau cerita/kisah.
Menurut istilah, Qashash al-Qur’an merupakan kisah-kisah dalam AlQur’an
yang menceritakan ihwal umat-umat terdahulu dan nabi-nabi mereka serta
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini, dan masa
yang akan datang.
2. Macam-macam qashash dapat dibagi menjadi sebagai berikut:
• Ditinjau dari segi waktu
• Ditinjau dari segi materi
• Ditinjau dari segi pelaku
• Ditinjau dari segi panjang pendeknya
• Ditinjau dari jenisnya
3. Faedah (kegunaan) qashash dalam al-Qur’an yaitu untuk memperkuat iman
kita terhadap kisah-kisah yang pernah terjadi pada zaman dahulu untuk
dapat kita ambil hikmah dari peristiwa tersebut.
4. Hikmah qashash dalam al-Qur’an yaitu untuk menunjukkan kemukjizatan
al-Qur’an yang dapat mengisahkan kisah-kisah yang sudah terjadi maupun
kisah yang belum terjadi. Sehingga dengan hal tersebut kita dapat
mengambil hikmahnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Djalal, Abdul, Ulumul Qur’an, Surabaya : Dunia Ilmu, 2000.

Hamzah, Mucotob, Studi Al-Qur’an Komprehensif, Yogyakarta :Gama Media,


2023.

Munir, Ahmad, Tafsir Tarbawi, Ponorogo : STAIN Ponorogo Press, 2007.

Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, terjemah Departemen


Agama RI dan terjemah Yusuf Ali, Solo : Qomari, 2010.

Suhadi, Ulumul Qur’an, Kudus: Nora Media Enterprise, 2011.

Syadali, Ahmad, dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an II, Bandung: Pustaka
Setia,1997.

Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, terjemah


Mifdhol Abdurrahman, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2005.

12

Anda mungkin juga menyukai