Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ULUMUL QUR’AN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an

Dibimbing Oleh Ainul Churria Almalachim S.Ud., M.Ag

Oleh:

1. Nadia Aprilia Putri (211103050001)

2. Moh Salman Alfarizi (211103050002)

3. Ainul Salsabila (211103050003)

Universitas Islam Negeri KH. Achmad Shiddiq Jember

Jl. Mataram No.1, Karang Miuwo, Mangli, Kec. Kaliwates, Kabupaten


Jember, Jawa Timur

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
‘Makalah Ulumul Qur’an’ ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Ibu Ainul Churria Almalachim S.Ud.,M.Ag pada mata kuliah Ulumul
Qur’an. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Ulumul Qur’an bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ainul Churria Almalachim


S.Ud.,M.Ag, selaku dosen pengampu mata kuliah Ulumul Qur’an yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 21 September 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................4

1.1 Latar belakang.............................................................................4


1.2 Rumusan masalah.......................................................................4
1.3 Tujuan pembahasan....................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.............................................................6

2.1 Pengertian Qhashas Al-Qur’an...................................................6

2.2 Macam Macam Qhashas Al-Qur’an...........................................7

2.3 Faedah Qhashas Al-Qur’an.........................................................9

BAB III PENUTUPAN ...............................................................11

3.1 Kesimpulan ................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................12

i
iii
BAB I
PENDAHULUAN

.1 Latar belakang

Al Qur'an merupakan salah satu mukjizat nabi muhammad shallauwahu


alaihi wasallam dari Allah Subhanahu wata'ala untuk membuktikan
kepada manusia bahwa tidak ada tuhan kecuali allah dan menuntun
umat manusia dari jalan yg sesat menuju jalan yg diridhoi allah isi dari al
qur'an sendiri terdiri dari firman - firman allah yang mencerikan
kehidupan pada zaman terdahulu, sekarang, dan yang akan datang baik
itu didunia maupun di akhirat. Al Qur'an juga menyempurnakan Kitab
kitab terdahulu seperti taurot, zabur, dan injil. tujuan lain dari turunnya
al qur'an sendiri untuk menceritakan apa yg ada di akhirat kelak seperti
hari pembalasan, jembatan syirot, neraka, dan surga, agar supaya umat
nabi muhammad bisa lebih taat dan patuh dalam menjalankan ibadah
kepada allah dan menghindari larangannya.

sementara qashash berasal dari bahasa arab yaitu qishshah dan jika
diterjemahkan dalam bahasa indonesia adalah suatu cerita.

tujuan dari makalah ini dibuat untuk memahami dan menjelaskan apa
itu qashash al qur'an agar supaya kita memahami betul apa itu qhashash
al qur'an

.2 Rumusan masalah

-Pengertian Qashash al qur'an

-Macam-macam Qashash Al qur'an

-Faedah Qashash Al Qur'an

.3 Tujuan pembahasan

-Agar kita mengetahui apa arti dari Qashash Al Qur'an.

i
4
-Agar kita tahu ada berapa dan apa saja macam-macam Qashash Al
Qur'an.

-Agar kita tahu apa saja manfaat dari Qashash Al Qur'an.

i
5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Qashash Al Qur'an

Seperti yang dijelaskan di atas qashash berasal dari bahasa arab yaitu
qishshah yang memiliki arti cerita dan jika disimpulkan qashash al qur'an ialah
sebuah cerita atau kisah yang berada di dalam al qur'an dan dijelaskan di istilah
yang lain qashash al qur'an merupakan sebuah berita yang menjelaskan umat
terdahulu, Rasul, dan insiden yang sudah terjadii

Isi yang ada di dalam Al Qur'an menceritakan berbagai kisah yang sangat
Kompleks, seperti contohnya surat yusuf yang membahas seluruh alur cerita nabi
yusuf dari menyampaikan firman allah kepada umat manusia, rupa nabi yusuf
yang membuat wanita pada zaman nabi yusuf sampai tergila gila kepada beliau.

Pengertian Etimologis

Qashash al-Qur'an adalah sebuah kata yang terdiri dari dua kalimat yang
berasal dari bahasa Arab, khususnya dari kata Qashash dan Al-Qur'an. Kata
qashash merupakan bentuk jamak dari qishshah yang berarti kisah kisah. jika
dikaitkan dengan Al-Qur'an maka sangat baik dapat dibaca qashash atau qishash,
kemudian menjadi qashashul Qur'an atau Qishashul Qur'an. 'an, keduanya dalam
bahasa Indonesia berarti catatan Al-Qur'an1

Pengertian Terminologi

Imam Fakhruddin al-Razi menjelaskan kisah Al-Qur'an sebagai: bermacam-


macam kata yang mengandung petunjuk yang menuntun manusia kepada arah
agama Allah dan menunjukkan realitas dan menyuruh untuk mencari
keselamatan2. sedangkan menurut Quraish shihab dibuku kaidah tafsirnya
menyampaikan bahwa cerita al qur'an adalah mengkisahkan suatu cerita dengan
cara bertahap atau tersusun secara sesuai dari awal hingga akhir. 3

1 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, ( Surabaya : Progressif, 1997 )1126

2 Fakhruddin al-Razi, Mafâtîhu al-Ghaib, Cet. III, 1420 H, 250

3 M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, Cet. I (Tangerang : Lentera Hati, 2013) 319.

i
6
2.2. Macam-Macam Qhashas Al-Qur’an

Ditinjau dari segi waktu, ada tiga macam yaitu:


1. Kisah hal-hal ghaib pada masa lalu (Al-Qashashul Ghuyub Al-Madhiyah). Yaitu kisah
yang menceritakan kejadian-kejadian ghaib yang tidak dapat ditangkap oleh panca
indera, dan terjadinya di masa lampau. Contoh kisah Nabi Nuh, Musa dan kisah Maryam,
sebagaimana diterangkan dalam surat Ali Imron ayat 44:

Artinya: Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami
wahyukan kepada kamu (Muhammad); Padahal kamu tidak hadir beserta mereka,
ketika mereka melemparkan anak-anak panahmereka (untuk mengundi) siapa di antara
mereka yang akan memelihara Maryam dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika
mereka bersengketa.

2. Kisah hal-hal ghaib pada masa kini (Al-Qashashul Ghuyub Al-Hadhirah).Yaitu kisah
yang menerangkan hal-hal ghaib pada masa sekarang (meski sudah ada sejak dulu dan
akan tetap ada sampai masa yang akan datang), contoh kisah tentang Allah dan segala
sifat-sifatNya, para malaikat, jin, syetan, berita hari kiamat dan lain-lain, hal ini seperti
yang diterangkan dalam surat al-Qori’ah ayat 1-6:

Artinya: Hari kiamat, apakah hari kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?
Pada hari itu manusia adalah seperti anaianai yang bertebaran,dan gunung-gunung
adalah seperti bulu yang dihamburhamburkan. Dan adapun orang-orang yang berat
timbangan(kebaikan)nya, Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.

3. Kisah hal-hal ghaib pada masa yang akan datang (Al-Qashashul Ghuyub Al-
Mustaqbilah). Yaitu kisah-kisah yang menceritakan peristiwa mendatang yang belum
terjadi pada waktu turunnya al-Qur’an, kemudian kisah tersebut benar-benar terjadi,
seperti jaminan Allah terhadap keselamatan Nabi Muhammad saw dari penganiayaan
orang kafir, hal ini terdapat di dalam surah al-Maidah ayat 67:

Artinya:”Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu dari


Tuhanmu, jika tidak kamu kerjakan, berarti kamu tidak melaksanakan risalah-Nya. Allah
akan menjaga kamu dari (penganiayaan) mereka.”

Ditinjau dari Segi Materi

1. Kisah Nabi-nabi (qashashul anbiya). Al-Qur’an mengandung cerita tentang dakwah


para Nabi dan mukjizat-mukjizat para Rasul dan sikap umat-umat yang menentang, serta
marhalah-marhalah dakwah dan perkembanganperkembangannya, di samping

i
7
menerangkan akibat-akibat yang dihadapi para mukmin dan golongan-golongan yang
mendustakan, seperti kisah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, Isa, Muhammad SAW, dan
lain-lain.

2. Kisah yang berpautan dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan orang-orang
yang tidak dapat dipastikan kenabiannya, seperti kisah orangorang yang pergi dari
kampung halamannya, yang beribu-ribu jumlahnya karena takut mati dan seperti kisah
Thalut dan Jalut, dua putra Adam, Ashabul Kahfi, Zulkarnain, Qarun, dan Ashabus Sabti,
Maryam, Ashabul Ukhdud, Ashabul Fill dan lain-lain.

3. Kisah yang berpautan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa Rasul SAW,
seperti: peperangan Badar dan Uhud yang diterangkan dalam surat Ali Imran,
peperangan Hunain dan Tabuk yang diterangkan di dalam surat At-Taubah, peperangan
Ahzab yang diterangkan dalam surat Al-Ahzab dan hijrah serta Isra’ Mi’roj dan lain-lain

Ditinjau dari Segi Jenisnya

Menurut M. Khulafaullah, dilihat dari segi jenisnya kisah-kisah Al-Qur’an dapat dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Kisah Sejarah (Al-Qishash Al Tarikhiyah)

2. Kisah Perumpamaan (Al-Qishash Al-tamtsiliyah)

3. Kisah Asatir

Ditinjau dari Segi Panjang Pendeknya Kisah

Ditinjau dari panjang pendeknya kisah-kisah Al-Qur’an dapat dibagi dalam 3 bagian:

a) Kisah Panjang. Misalnya, kisah Nabi Yusuf dalam surat Yusuf (12) yang hampir seluruh
ayatnya mengungkapkan kehidupan Nabi Yusuf sejak masa kanak-kanak sampai dewasa
dan kemudian memiliki kekuasaan.

b) Kisah yang lebih pendek dari bagian yang pertama. Seperti kisah Maryam dalam Surat
Maryam (19), kisah Ashab al-Kahfi pada Surat al-Kahfi (18).

c) Kisah yang jumlahnya kurang dari sepuluh ayat, misalnya kisah Nabi Luth dan Nabi
Hud dalam surat Al-A’raf

2.3 Faedah Qashash Al-Qur’an

i
8
Kisah-kisah dalam Al-Qur’an mempunyai banyak faedah. Berikut ini beberapa faedah

penting, diantaranya:4

1. Menjelaskan prinsip-prinsip dakwah agama Allah dan menerangkan pokokpokok

syari’at yang disampaikan pada Nabi. Dalam hal ini, Allah telah berfirman dalam QS Al-

Anbiya’ (21) ayat 25.

Artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka
sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS. Al-Anbiya: 25).

2. Memantapkan hati Rasulullah dan umatnya, serta memperkuat keyakinan kaum


muslimin terhadap kemenangan yang benar dan kehancuran yang fatal. Seperti dalam
QS. Hud (11) ayat 120.

Artinya: Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah
yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu
kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (QS. Hud:
120).

3. Mengoreksi pendapat para ahli kitab yang suka menyembunyikan keterangan dan
petunjuk-petunjuk kitab sucinya dan membantahnya dengan argumentasi-argumentasi
yang terdapat dalam kitab sucinya sebelum diubah dan diganti oleh mereka sendiri.
Faedah ini seperti yang dijelaskan dalam QS. Ali Imron ayat 93.

Artinya: Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang
diharamkan oleh Israil (Ya’qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan [212].
Katakanlah: “(Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun
Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kamu orang-orang yang benar”.
(QS. Ali Imron: 93)

4. Lebih meresapkan pendengaran dan memantapkan keyakinan dalam jiwa para


pendengarnya, karena kisah-kisah itu merupakan salah satu dari bentuk-bentuk
peradaban. Firman Allah QS. Yusuf ayat 111:

Artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-
orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuatbuat, akan tetapi

4 Abdul Jalal, Ulum Al Qur'an, ( Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), 301.

i
9
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan
sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS. Yusuf: 111)

5. Untuk memperlihatkan kebenaran Rasulullah di dalam dakwah dan kemukjizatan Al-


Qur’an.
6. Menanamkan pendidikan akhlaqul karimah dan mempraktekkannya dalam hati
dengan mudah

BAB III

i
10
PENUTUP

1.4 Kesimpulan

Dari pemaparan tersebut diatas, dapat disimpulkan antara lain:

1. Menurut bahasa, kata qashash merupakan bentuk jamak dari kata qishah, yang
berarti mengikuti jejak atau menelusuri bekas atau cerita/kisah. Menurut istilah,
Qashash al-Qur’an merupakan kisah-kisah dalam Al-Qur’an yang menceritakan ihwal
umat-umat terdahulu dan nabi-nabi mereka serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.

2. Macam-macam qashash dapat dibagi menjadi sebagai berikut: Ditinjau dari segi
waktu ,Ditinjau dari segi materi , Ditinjau dari segi panjang pendeknya, Ditinjau dari
jenisnya

3. Faedah (kegunaan) qashash dalam al-Qur’an yaitu untuk memperkuat iman kita
terhadap kisah-kisah yang pernah terjadi pada zaman dahulu untuk dapat kita ambil
hikmah dari peristiwa tersebut.

4. Hikmah qashash dalam al-Qur’an yaitu untuk menunjukkan kemukjizatan al-Qur’an


yang dapat mengisahkan kisah-kisah yang sudah terjadi maupun kisah yang belum
terjadi. Sehingga dengan hal tersebut kita dapat mengambil hikmahnya.

1.5 SARAN
Kami selaku pemakalah mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat
dalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
teman-teman semua agar makalah ini dapat dibuat dengan lebih baik lagi. Untuk
saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan

DAFTAR PUSTAKA

i
11
Al-Qaththan, Manna Khalil. Bogor: Studi Ilmu-ilmu Qur’an, terj.

Mudzakir.

Litera Antar Nusa. 2007.

Ash-Shiddieqy, Tengku M. Hasbi. Ilmu yg-ilmu Al-Qur’an. Semarang:

Pustaka

Rizki Putra. 2009.

Jalal, Abdul. Ulum Al-Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu. 2000.

Khalafullah, Muhammad A. Al-Qur’an bukan Kitab Sejarah, Seni Sastra

dan

Moralitas dalam Kisah-kisah al-Quran, Jakarta Selatan: Paramadina.

2002.

Yusuf, Muhammad, Ulum Al-Tafsir, Jakarta: Wazarah Al-Syuum Al-

Diniyah

Al-Indonisiyah. 2000.

i
12

Anda mungkin juga menyukai