Oleh
AHMAD KHASBI AZMI ZIDNI ZULFA (221410046)
MOHAMMAD HILMY AMIRUL MUKMININ ZUHDI (221410010)
IKHSAN FAJAR MUALLIM (221410054)
IBNU FATHIN ADZIKRO (221410036)
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim, puji syukur kami hadirkan Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
membuat makalah yang berjudul tentang: Qashash dalam Al Qur’an
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Ulumul Quran. Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi pembaca umumnya.
Kami mohon maaf jika ada kekurangan maupun kesalahan pada penulisan makalah ini, untuk
itu kami butuh pembaca memberi saran atau kritikan kepada kami.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.
Alquran merupakan mukjizat yang paling besar yang Allah turunkan kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai kitab suci dan pedoman bagi seluruh umat islam. Sehingga kita
sebagai umat islam hendaknya mampu mengkaji apa isi dan kandungan yang terdapat di
dalam Al-quran agar kita semua mengetahui makna dan hakekat sebenarnya yang tertera di
dalamnya.
Dalam kisah- kisah yang tercantum dalam Al-quran tak jarang memiliki pesan moral
yang membuat orang tertarik dan coba menggali lebih dalam maksud dari kisah tersebut.
Seseuai firman Allah yang artinya : “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai akal.” Oleh karena itu,kisah
sejarah dalam Al-quran memiliki makna tersendiri. Maka perlu kiranya kita sebagai umat
Islam mengetahui isi sejarah yang ada di dalam Al-quran sehingga kita dapat mengambil
pelajaran dan pengetahuan dari kisah-kisah umat terdahulu.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, ( Surabaya : Progressif, 1997 )
1126
2
Badri khaeruman, Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur’an Cet. I ( Bandung : Pustaka Setia, 2004 )
48. lihat juga Mustafa al-Bagha danMahyudin Mustawa, al-Wâdheh Fî ‘Ulum al-Qur’an, Cet. II (
Damskus : Darl Ulumul Insaniyah ), 181
3
Fakhruddin al-Razi, Mafâtîhu al-Ghaib, Cet. III, 1420 H, 250
4
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, Cet. I (Tangerang : Lentera Hati, 2013) 319
5
3) Kisah tentang penciptaan Nabi Adam dan kehidupannya ketika di Surga (QS. Al-
A’raf ayat 11-25)
Dll.
ﺷۤﺎَء
َ ﻖ ۚ ﻟَﺘ َْﺪُﺧﻠُﱠﻦ اْﻟَﻤْﺴِﺠﺪَ اْﻟَﺤَﺮاَم اِْن ِ ّ ﺳْﻮﻟَﮫُ اﻟﱡﺮْءﯾَﺎ ﺑِﺎْﻟَﺤ ُ )ُ َر ﺻﺪََق ﱣ َ ﻟَﻘَْﺪ
ﺼِﺮْﯾَۙﻦ َﻻ ﺗ ََﺨﺎﻓُْﻮَن ۗﻓَﻌَِﻠَﻢ َﻣﺎ ﻟَْﻢ ﺗ َْﻌﻠَُﻤْﻮا ّ ِ َﺳُﻜْﻢ َوُﻣﻘ َ )ُ ٰاِﻣﻨِْﯿَۙﻦ ُﻣَﺤ ِﻠِّﻘْﯿَﻦ ُرُءْو
ﱣ
ﻓََﺠﻌََﻞ ِﻣْﻦ دُْوِن ٰذِﻟَﻚ ﻓَﺘًْﺤﺎ ﻗَِﺮْﯾﺒًﺎ
Artinya: Sungguh, Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya
bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidil haram, jika Allah menghendaki dalam keadaan
aman, dengan menggundul rambut kepala dan memendekkannya, sedang kamu tidak merasa
takut. Maka Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui dan selain itu Dia telah
memberikan kemenangan yang dekat5.
5
Beberapa lama sebelum terjadi Perdamaian Hudaibiyah, Nabi Muhammad saw. bermimpi
bahwa beliau bersama para sahabatnya memasuki kota Mekah dan Masjidil Haram dalam keadaan
sebagian mereka menggundul rambut dan sebagian lagi memendekkannya. Nabi mengatakan
bahwa beliau itu nanti akan terjadi. Kemudian berita ini tersiar di kalangan kaum muslimin, orangorang
munafik, serta orang-orang Yahudi dan Nasrani. Setelah terjadi “Perjanjian Hudaibiyah” dan
kaum muslimin pada waktu itu tidak sampai memasuki Mekah, maka orang-orang munafik
memperolok-olokkan Nabi dan menyatakan bahwa mimpi yang beliau katakan pasti akan terjadi
itu adalah bohong belaka. Maka turunlah ayat ini yang menyatakan bahwa mimpi Nabi itu pasti
akan menjadi kenyataan pada tahun yang akan datang. Sekiranya pada tahun terjadinya
Perdamaian Hudaibiyah itu kaum muslimin memasuki kota Mekah, maka keselamatan orangorang yang
menyembunyikan imannya yang berada di kota Mekah pada waktu itu merasa
terancam.
6
B. Ditinjau dari Segi Materi
1. Kisah para Nabi, Mukjizat Mukjizatnya, Fase fase dakwahnya, Penentang serta
Pengikut mereka.6
Contohnya:
6
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hlm. 300.
7
Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2007), hlm. 144.
7
3. Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi pada masa
Rasulullah SAW.
Contohnya:
1) Perang Badr, Perang Uhud (QS. Ali-Imran)
2) Perang Hunain dan Perang Tabuk (QS. At-Taubah)
3) Perang Ahzab (QS. Al-Ahzab)
4) Hijrah dan Isra’ (QS. Al-Isra’ ayat 1) Mi’raj (QS. Al-Najm ayat 1-18)15
5) Kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam Lailatul Qadar (QS. Al-
Qadar ayat 1-5)
6) Kisah tentang Abu Lahab kelak di Akhirat (QS. Al-Lahab ayat 1-5)
7) Kisah tentang kehidupan orang-orang di surga dan orang-orang yang hidup di
dalam neraka (QS. Al-Ghasiyyah)
8
E. Ditinjau dari Segi Jenisnya
Dilihat dari jenisnya, kisah-kisah dalam al-Qur’an dibagi dalam tiga macam yaitu8:
1) Kisah Sejarah (al-Qishash al-Tarikhiyyah)
Berkisar tentang kisah-kisah sejarah, seperti para nabi dan rasul.
2) Kisah Perumpamaan (al-Qishash al-Tamliziyah)
Untuk menerangkan atau memperjelas suatu pengertian atau keadaan, bahwa peristiwa itu
tidak benar terjadi tetapi hanya sebagai perumpamaan.
3) Kisah Futurolog
Kisah ini bertujuan untuk mewujudkan tujuan-tujuan ilmiah atau menafsirkan, fenomena
yang ada menguraikan masalah yang sulit diterima akal.
ٓ ﻻ ِاٰﻟﮫَ ِا ﱠ
ﻻ ا َﻧَ۠ﺎ ﻓَﺎْﻋﺒُﺪُْوِن ُ ﺳْﻠﻨَﺎ ِﻣْﻦ ﻗَْﺒِﻠَﻚ ِﻣْﻦ ﱠر
ٓ َ ﺳْﻮٍل ِاﱠﻻ ﻧُْﻮِﺣ ْٓﻲ ِاﻟَْﯿِﮫ ا َﻧﱠٗﮫ َ َوَﻣﺎ ٓ ا َْر
Dan kami tidak mengutus seorang Rosul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan
kepadanya bahwa tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah olehmu sekalian Aku.
b. Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat Muhammad SAW atas agama Allah,
Memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para
pendukungnya serta hancurnya kebatilan dan para pembelanya.
c. Membenarkan para nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta
mengabadikan jejak peninggalanya.
Di dalam kitab suci al-Qur’an banyak sekali kisah-kisah yang disebutkan berulang-
ulang. Hanya saja pengulangan kisah-kisah itu dalam bentuk yang berbeda-beda. Hal
tersebut mengandung hikmah yang di antaranya:
a. Menjelaskan ketinggian mutu sastra Balaghoh al-Qur’an, terbukti bisa mengungkapkan
kisah samoai beberapa kali tetapi dalam ungkapan yang berlainan sehingga tidak
membosankan bahkan mengasyikan pendengarnya.
b. Membuktikan keinginan mu’jizat al-Qur’an , yakni bisa menjelaskan satu makna atau
kisah dalam berbagai bentuk kalimat yang bermacam-macam.
c. Untuk memperhatikan kepada pentingnya kisah-kisah al-Qur’an sehingga perlu
disebutkan dengan berulang-ulang sampai beberapa kali agar dapet lebih meresap di hati
8
Suhadi, Ulumul Qur’an, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2011) hlm. 208-210.
9
BAB 3
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. PENUTUP
Demikian makalah yang kami susun ini, pastinya dalam penyusunan banyak kata-kata yang salah
dalam pengetikan dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca Serta kami pun berharap dengan disusunnya
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita mengenai qashash dalam Kitab Suci Al-
Qur’an.
10
DAFTAR PUSTAKA
11