Anda di halaman 1dari 14

“KISAH- KISAH DALAM AL-QUR’AN”

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Qur’an dan Hadits


Pembimbing
Mochamad Chobir Sirad M.Pd.I

Disusun oleh:
Kelompok
1. Muhamad Rifqi ( 126403202155 )
2. Putri Maysha Amadinda ( 126403202160 )
3. Putri Siendriya Ajeng Lovitasari ( 126403202172 )
4. Nurwulan Magfiroh ( 126403203197 )

SEMESTER 1

Jurusan Akuntansi Syariah 1D

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
Oktober 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan serta
kelancaran dalam penyusunan makalah Studi Qur’an dan Hadits tentang “KISAH-
KISAH DALAM AL-QUR’AN”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada
junjungan kita nabi agung Muhammad SAW.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Studi Qur’an dan
Hadits, dosen pembimbing Mochamad Chobir Sirad, M.Pd.I,

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu


menyelesaikan makalah ini. Ucapan terimakasih kepada tidak lupa kami
sampaikan kepada:

1. Dr. Maftukhin, M.Ag. Selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah


memberikan kesempatan kepada kita untuk menimba ilmu di IAIN
Tulungagung.
2. Dr. Qomarul Huda M.Ag Selaku ketua jurusan Akuntansi Syariah.
3. Mochamad Chobir Sirad M.Pd.I, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan tugas dan pengarahan kepada kami.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan karena keterbatasan kami sebagai manusia biasa, untuk itu kritik dan
saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan kami dalam menyelesaikan
tugas-tugas dimasa yang akan datang.
Akhirnya dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas terselesainya
tugas makalah ini dan semoga bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Tulungagung, November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Definisi Kisah-kisah Alquran......................................................................3
B. Gaya Penuturan Kisah Alquran.................................................................5
C. Tujuan Kisah-Kisah dalam Alquran...........................................................6
D. Macam-macam Kisah dalam Alquran.......................................................8
E. Hikmah dalam Kisah-Kisah Al-Qur’an......................................................9
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................10
A. KESIMPULAN...................................................................................................10
B. SARAN................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengkaji Al-qur’an, memang sangat jarang kita lakukan dan mungkin
belum pernah kita lakukan karena kita lebih sering “mengaji” yang mana kita
artikan sebagai membaca saja tanpa memahami makna. Memang membaca
saja pun sudahmengandung nilai ibadah, namun hanya dengan membaca
tanpa memahami kita belum bisa mengerti berbagai keajaiban yang ada
didalam Al-Qur’an. Seperti kita ketahui bahwa Al-Qur’an adalah mukjizat
terdasyat yang tidak akan termakan zaman. Baginda Nabi pun berpesan bahwa
kita sebagai umat nya harus selalu berpegang pada Al-Qur’an agar selamat
dunia dan akhirat. Maka tentunya sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk
mengkaji makna Al-Quran, bukan hanya sekedar membacanya dan
menjadikannya pajangan atau hiasan saja.

Wahyu Allah dalam Al-Qur’an menyangkut berbagai hal yang dapat


dijadikan petunjuk bagi manusia, diantaranya adalah melalui kisah-kisah yang
dimuat di dalamnya. Yang pasti adalah semua itu merupakan Wahyu atau
Kalam Allah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW melalui Malaikat
Jibril. Meskipun kalimat yang digunakan adalah berbahasa arab, namun orang
arab sekalipun tidak bisa seutuhnya memahami bahasa dan makna
didalamnya. Itulah salah satu bukti kemukjizatan Al-Qur’an yang tidak
mungkin merupakan karya manusia. Sampai sekarang pun tidak akan pernah
habis untuk dikaji isi dalam Al-Qur’an dan tidak akan pernah termakan
zaman.

Kisah atau cerita dalam Al-Qur’an sangat sering disebutkan meskipun


masih jarang yang mengkajinya dibandingkan dengan petunjuk tentang
perintah atau hukum-hukum.dalam Al-Qur’an banyak surat-surat yang berupa
kisah-kisah baik berupa kisah tokoh,ajaran, sejarah, dan lain-lain. Oleh itu
makalah ini akan mencoba membahas tentang beberapa kisah yang ada dalam
Al-Qur’an secara umum.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi kisah-kisah Al-Qur’an?
2. Bagaimana gaya penuturan kisah Al-Qur’am?

1
3. Bagaimana tujuan kisah-kisah dalam Al-Qur’an?
4. Bagaimana macam-macam kisah dalam Al-Quran?
5. Bagaimana hikmah kisah-kisah dalam Al-Qur’an?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kisah-kisah dalam Al-Qur’an
2. Untuk mengetahui gaya penuturan kisah Al-Qur’an
3. Untuk mengetahui tujuan kisah-kisah dalam Al-Qur’an
4. Untuk mengetahui macam-macam kisah Al-Qur’an
5. Untuk mengetahui hikmah kisah-kisah dalam Al-Qur’an

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Kisah-kisah Alquran
Salah satu cara Alquran mengantar manusia menu jalan yang dikehendaki
oleh Allah adalah melalui kisah-kisah. Kata kisah terambil dari bahasa Arab
Qissah, kata ini seakar dengan kata Qassa. Banyak definisi tentang qasas
Alquran. Secara bahasa kata yang dirangkai dari huruf qaf, sad, dan sad
menunjukkan makna “mengikutkan sesuatu kepada sesuatu yang lain. Jadi,
apabila dihubungkan dengan kabar-kabar Alquran, maka qasas adalah cerita-
cerita Alquran tentang keadaan umat-umat dan para nabi-nabi terdahulu, serta
kejadiankejadian nyata lain. Kabar-kabar itu dinamakan qasas karena orang
yang mengabarkan menuturkan kisah-kisah itu secara bertuntun sedikit demi
sedikit. Dalam muqaddimah tafsir al-Tahrir wa Tanwir, qasas didefinisikan
sebagai kabar suatu peristiwa atau kejadian yang ghaib (tidak diketahui/tidak
dialami) oleh audien yang dituju atau orang yang menerima kabar atau
pendengar cerita.
Dengan demikian, peristiwa yang terjadi di zaman Rasulullah Saw dan
realita kehidupan di zaman itu, walaupun terekam dalam Alquran, tidak dapat
dikategorikan ke dalam kisah-kisah Alquran bagi orang-orang yang hidup
pada masa turunnya wahyu. Misalkan peperangan antara muslimin kafir dan
kafir Quraisy, namun bagi kaum muslimin, setelah generasi kenabian,
peristiwaperistiwa seperti itu tidak dapat dianggap sebagai kisah Alquran.
Kisah yang seperti ini memiliki fungsi ganda, sebagai petunjuk dan arahan
bagi para sahabat saat itu dan sebagai peringatan bagi kaum muslimin secara
umum sepanjang zaman. Imam al-Razi pernah mendefinisikan qasas sebagai
kumpulan-kumpulan perkataan – perkataan yang memuat petunjuk yang
membawa manusia kepada hidayah agama Allah Swt. Dan menunjukan
kepada kebenaran serta memerintahkan untuk mencari sebuah keselamatan.
Jelas definisi ini termasuk definisi yang mengedepankan fungsi atau tujuan
daripada sebuah definisi atas sebuah terminologi. Ahmad Khalafullah dalam
desertasinya, pernah menetapkan teori-teori seni bercerita ke dalam Alquran.
Menurutnya, seni berkisah terbagi menjadi beberapa gaya. Diantaranya,

3
pertama, bentuk histori (laun tarikhi) yang melibatkan pelaku-pelaku sejarah
yangnyata dan kejadian yang faktual. Kedua, bentuk penggambaran (laun
tamtsili) yang memperbolehkan untuk mengambil tokoh-tokoh khayalan dan
fiktif dan kejadian-kejadiannya tidak harus faktual. Ketiga, bentuk legenda
(laun usthuri) yang dibangun diatas dongeng-dongengan legendaris
kemasyarakatan.
Kisah bentuk ini biasanya ditemukan dalam masyarakat primitive yang
mempercayai mitos-mitos. Manna al-Khalil al-Qattan mendefinisikan qisasul
quran sebagai pemberitaan Alquran tentang hal ihwal umat-umat dahulu dan
para nabi, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi secara empiris. Dan
sesungguhnya Al-quran banyak memuat peristiwa-peristiwa masa lalu, sejarah
umat-umat terdahulu, negara, perkampungan dan mengisahkan setiap kaum
dengan cara surat al-nathiqah (artinya seolah-olah pembaca kisah tersebut
menjadi pelaku sendiri yang menyaksikan peristiwa itu). Dari definisi-definisi
qasas yang disebutkan diawal, dapat dilihat bahwa definisi-definisi tersebut
lebih mengacu pada arti lingustik kalimat qasas atau definisi-defini yang
terpaku kepada tujuan disebutkannya kisah-kisah dalam Al-quran yakni
sebagai tauladan. Melihat qasas Al-quran melalui berbagai pendekatan dan
teori-teori seni berkisah adalah pandangan yang lebih komprehensif daripada
hanya melihatnya sebagai kisah-kisah yang memang lebih mendekati sebuah
nasihat dan arahan. Akan tetapi, tanpa menafikan misi dan tujuan kisah-kisah
Alquran itu diceritakan. Ditemukan dari penggunaan kata qissah dalam
Alquran, bahwa objek yang dikisahkan dapat berkaitan dengan:

1. Sesuatu yang benar-benar terjadi di dunia nyata, seperti peristiwa yang


diceritakan Nabi Musa kepada Nabi Syu’aib (QS. Al-Qasas (28): 25,
Ghafir (40):78, al-Nisa’ (4):164)
2. Sesuatu yang terjadi tidak di alam nyata (empiris) tapi dalam benak
melalui mimpi, seperti pesan Nabi Ya’qub kepada putra beliau Nabi
Yusuf, Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu
itu kepada saudara-saudaramu, Maka mereka membuat makar (untuk
membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagi manusia."
3. Sesuatu yang bukan peristiwa tapi tuntunan dan ajaran, seperti firmanNya,
Katakanlah: "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran)
dari Tuhanku, sedang kamu mendustakannya. tidak ada
padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan

4
kedatangannya. menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia
menerangkan yang sebenarnya dan Dia pemberi keputusan yang paling
baik". Atau seperti firman-Nya dalam QS al-Nahl ayat 118 yang artinya
dan terhadap orang-orang Yahudi, Kami haramkan apa yang telah
Kami ceritakan dahulu kepadamu, dan Kami tiada Menganiaya
mereka, akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri.

B. Gaya Penuturan Kisah Alquran


Al-quran selalu menempatkan cerita-cerita sejarah pada tempat yang
terbaik dan paling sesuai dengan konteksnya. Maka tak aneh jika gaya
pemaparan ceritanya berbeda dengan buku-buku cerita yang lain. Penceritaan
dalam Alquran tidak selalu runtut mengikuti aturan alur akur atau plot maju
(kecuali pada surat Yusuf), tidak juga runtut mengikuti urutan surat-surat.
Gaya Alquran dalam penceritaanya lebih menyerupai gaya khutbah (ceramah-
ceramah). Pembagian alur cerita disesuaikan dengan kebutuhan audience
(mukhatab). Namun ceritacerita tersebut saling melengkapimembentuk
kesatuan cerita yang berhunungan. Gaya pengungkapan semacam ini akan
lebih mengenai sasaran dan lebih dekat kepada tercapainya misi sebuah cerita.
Di sinilah kisah Alquran memiliki dualism karakteristik, sebagai al-burhan
(memberikan bukti dan dalil) sekaligus sebagai attibyan (memberi penjelasan
dan penyejuk).Gaya penuturan kisah-kisah Alquran Alquran dapat diringkas
antara lain sebagai berikut:

a. Pertama: memilih penggalan-penggalan kisah yang memuat pelajaran dan


tauladan. Alquran tidak memuat sejarah dengan maknanya dengan
komperhensif. Oleh sebab itu Alquran tidak mengisahkan semua hal yang
berhubungan dengan seorang tokoh secara keseluruhan, akan tetapi hanya
secara ringkas dan memilih peristiwa-peristiwa yang mengandung teladan,
nasihat dan pelajaran penting.
b. Kedua: menuturkan sebuah kisah dalam berbagai tempat. Sudah maklum
bahwa Alquran adalah kitab yang diturunkan secara gradual selama 22 tahun
lebih, sesuai kasus-kasus yang sedang terjadi atau sesuai tuntunan kondisi
waktu itu. Fenomena ini juga didapatkan dalam dalam kesatuan eksternal
kisah Alquran. Apabila ingin mendapatkan sebuah kisah Alquran secara utuh,
maka terlebih dahulu seluruh ayat-ayat Alquran harus dieksplorasi. Tidak ada
satupun cerita Al-quran yang dikisahkan secara utuh dalam satu surat kecuali
cerita Yusuf, Nuh, dan Al-Fiil.

5
c. Ketiga, kisah Alquran adalah hakikat dan bukan khayalan atau cerita fiktif.
Abu Zahrah menegaskan hal ini, begitu juga pandangan mayoritas ulama
Islam. Berbeda dengan Ahmad Khalfullah dan pendukungnya yang
memperbolehkan adanya bentuk cerita penggambaran (laun tamthili) serta
bentuk cerita legenda (laun usthuri) dalam kisah-kisah Alquran meskipun
tanpa mengingkari tujuan penuturan kisah Alquran.
d. Keempat, retorika yang indah, secara umum retorika Alquran dan pemilihan
kata-kata yang tepatdan sesuai adalah salah satu dimensi kemukjizatan
Alquran, begitu juga kisah-kisah Alquran secara khusus. Dengan bahasanya
yang tepat dan penuh persaan dalam retorika dan kalimat-kalimtanya, Alquran
dapat menghadirkan sebuah kisah yang berabad-abad tahun sialm menjadi
sebuah kejadian yang seakan-akan dapat disaksikan mata pada waktu Alquran
dibaca.

C. Tujuan Kisah-Kisah dalam Alquran


Adanya kisah dalam Alquran menjadi bukti yang kuat bagi umat
manusia
bahwa Alquran sangat sesuai dengan kondisi mereka karena sejak kecil
sampai dewasa, taka da orang yang tak suka kepada kisah, apalagi kisah itu
mempunyai tujuan ganda, yakni disamping pengajaran dan pendidikan juga
berfungsi sebagai hiburan. Alquran sebagai kitab hidayah mencakup kedua
aspek itu, bahkan disamping tujuuan yang mulia itu, kisah-kisah tersebut
diungkapkan dalam bahasa yang Indah dan menarik, sehingga tak ada orang
yang bosan mendengar dan membacanya. Sejak dulu sampai sekarang telah
berlalu empat belas abad lebih,kisah kisah Alquran yang diungkapkan dalam
bahasa Arab itu mendapat tempat dan hidup dihati umat, padahal bahasa-
nahasa lain banyak masuk museum, dan tidak terpakai lagi seperti bahasa
Ibrani, latin dan lain lain. Pengungkapan yang demikian sengaja Allah buat
dengan tujuan yang amat mulia, yakni menyeru umat ke jalan yang benar
demi keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat, yang bila
dikaji secara seksama, maka diperoleh gambara bahwa dalam garis besarnya
tujuan pengungkapan kisah dalam Alquran ada dua macam yaitu tujuan pokok
dan tujuan sekunder. Menurut al-buthi yang dimaksud dengan tujuan pokok
ialah merealisir tujuan umum yang dibawa oleh Alquran kepada manusia,
yakni menyeru, menunjuki kejalan yang benar agar mereka mendapat
keselamatan di dunia dan akhirat, sedangkan yang di maksud dengan tujuan
sekunder ialah sebagai berikut:

6
1) Untuk menetapkan bahwa nabi Muhammad benar-benar
menerima wahyu dari Allah bukan berasal dari orang-orang ahli kitab seperti
Yahudi dan Nashrani. Kisah-kisah Alquran menjadi bukti kenabian (mukjizat)
bagaimana mungkin Rasullullah saw yang ummiy dapat menceritakan kisa-
kisah umat terdahulu dan cerita yang akan datang jika tidak mendapatkan
wahyu dari Allah swt. Meskipun dengan bukti ini ternyata masih banyak
orang kafir yang mendustakan kisah-kisah itu, mereka menuduh Rasulullah
saw sebagai pembohong, orang gila, pendongen, dan menganggap apa yang
mereka miliki lebih baik dari yang di ceritakan Rasulullah saw. Tapi Alquran
telah menepis tuduhan-tuduhan itu dengan bukti-bukti kuat dan dalil-dalil
yang kokoh.
Allah berfirman:
Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah
kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini
telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi
orang-orang yang beriman.
Mukjizat ini menjadi bukti bagi orang-orang yang sudah
berimansekaligus bagi orang-orang ahli kitab. Orang-orang mukmin percaya
bahwa dengan keberadaan Rasulullah Saw yang ummiy namun baliau
memiliki pengetahuan tentang kisa-kisah umat terdahulu dan kejadian-
kejadian yang akan datang menambah keimanan mereka kepada Rasulullah
Saw. Sedangkan orangprang ahli kitab menemukan mukjizat di dalam
Alquran, sebab kisah-kisah Alquran membenarkan sekaligus mengkoreksi
kitab-kitab yang termaktub dalam kitab samawi mereka. Para pemimpin
agama dan ahli kitab juga mengetahui bahwa kisah Alquran sesuai dengan
kitab mereka sebelum terdistorsi.
2) Kedua, penghibur kagalauan hati Rasulullah Saw dan meneguhkan
jiwanya dalam mengemban risalah dakwah, karena nabi-nabi pendahulunya
pun mengalami fenomena kehidupan yang sama. Dengan kata lain, sebagai
motifasi Rasulullah saw dan para da’i pengusung syari’at Islam. Dengan
mengetahui kisahkisah para nabi bersama kaumnya maka mereka akan
menemukan ruh baru.
Allah berfirman:
Dan jika mereka mendustakan kamu, Maka Sesungguhnya orang-orang
yang sebelum mereka telah mendustak.an (rasul-rasulnya); kepada mereka
telah datang rasul-rasulnya dengan membawa mukjizat yang nyata, zubur ,
dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna.Kemudian aku azab

7
orang-orang yang kafir; Maka (lihatlah) bagaimana
(hebatnya) akibat kemurkaan-Ku.
3) Ketiga, merubah pandangan ahli kitab bahwa umat Islam adalah umat
yang buta huruf sekaligus menghilangkan kesan bahwa umat Islam adalah
umat yang bodoh dan mengoreksi pendapat para ahli kitab yang suka
menyembunyikan keterangan dan petunjuk-petunjuk kitab sucinya sebelum
diubah dan diganti oleh mereka sendiri.
4) Keempat, pengungkapan cerita Alquran menggunakan gaya bahasa yang
deskriptif dan dialogis. Gaya pengungkapan seperti ini belum pernah dipakai
oleh bangsa Arab dalam bahasa sastranya pada waktu itu sehingga bisa
dikatakan bahwa Alquran memberikan inovasi baru dalam dunia sastra Arab
pada zamannya. Gaya ini juga merupakan bentuk i’jaz Alquran.
5) Kelima, memberikan pengetahuan tentang syariat umat terdahulu,
sehingga keindahan syari’at Islam akan nampak jelas bila dibandingkan
dengan syariat mereka. Mungkin ini juga salah satu rahasia Alquran yang
jarang sekali menyebutkan pelaku kisah dalam Alquran kecuali hanya
menyebutkan sisi-sisi positif yang mengandung teladan saja.
6) Keenam, mengikuti perjalanan sejarah, baik berupa jatuh-bangunnya
peradaban manusia, dan menjelaskan tatanan-tatanan pondasi masyarakat
madani seperti kisah nabi Yusuf a.s sewaktu menjadi pejabat dan kisah para
pengawalnya yang menggeledah saudara-saudaranya ketika kehilangan cawan
milik kerajaan.
7) Ketujuh, menguatkan wahyu yang diterima Nabi Muhammad SAW
mengenai kisah-kisah umat terdahulu, sebab tidak ada yang menegtahui kisah
tersebut kecuali Allah SWT.
Allah Berfirman:
itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami
wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya
dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; Sesungguhnya
kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
Selain hikmah dan faidah-faidah tersebut diatas, masih banyak fungsi atau
faidah kisah-kisah Alquran penting yang lain bagi kehidupan umat manusia.

D. Macam-macam Kisah dalam Alquran

Kisah-kisah dalam Alquran dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:


1. Kisah para Nabi yang memuat dakwah mereka kepada kaumnya, mukjizat-

8
mukjizat yang ada pada mereka, sikap para penentang, perkembangan
dakwah dan akibat-akibat yang diterima orang-orang yang mendustakan para
Nabi. Seperti kisah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Harun,
Nabi Isa, Nabi Muhammad dan lain sebagainya dari nabi dan rasul.
2. Kisah-kisah yang berkaitan dengan kejadian-kejadian umat-umat terdahulu
dan tentang orang-orang yang tidak dapat dipastikan kenabiannya, seperti
kisah orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang
mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati, kisah Thalut, Jalut, dua
putra Adam, Ashab al-Kahfi, Zulqarnain, Qarun, Ashab al-Sabt, Maryam,
Ashabal-Ukhdud,ashabal-fiildsb.
3. Kisah-kisah yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di zaman
Rasulullah seperti perang badar, uhud, dalam surat Ali Imran, perang
Hunain, perang Tabuk dalam surat Al Taubah, perang Al Ahzab dalam
surat Al Ahzab, Hijrah dan Isra’ dan lain sebagainya. Termasuk dalam
bagian ini adalah kisah tentang sahabat nabi dan ayat-ayat yang memiliki
latar belakang turunnya.

E. Hikmah dalam Kisah-Kisah Al-Qur’an


Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin V menyebutkan sejumlah
hikmah dibalik kisah-kisah Al-Qur’an, antara lain:

1. Menjelaskan hikmah Allah Ta’ala yang terkandung dalam kisah-kisah Al-


Qur’an
2. Menjelaskan keadilan Allah dengan memberikan siksa kepada para pendusta
3. Menjelaskan karunia Allah yang memberikan pahala kepada orang – orang
mukmin
4. Memberikan motivasi kepada kaum mukminin untuk teguh diatas keimanan
dan berusaha menambahnya.
5. Memberikan peringatan kepada orang-orang kafir agar tidak berkelanjutan
dalam kekafiran mereka
6. Membuktikan kebenaran risalah Nabi Muhammad. Sebab yang mengetahui
hakikat kisah umat-umat terdahulu hanyalah Allah

9
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan antara lain:

1. Kisah-kisah yang ada di dalam Al-Qur’an adalah murni datangnya dari


Allah SWT sebagai petunjuk bagi orang-orang yang berakal
2. Kisah-kisah dari orang terdahulu yang ada dalam Al-Qur’an bertujuan
untuk memberikan pelajaran kepada umat sesudahnya
3. Tidak penting dan tidak layak bagi kita menambah-nambahi kisah yang
Allah tidak menceritakannya dalam Al-Qur’an dan Nabi Muhammad
SAW, tidak memberi penjelasannya melalui hadist karena itu artinya tidak
perlu untuk diketahui
4. Setiap kajian keilmuan, dalam hal ini tentang kisah dalam Al-Qur’an
merupakan hazanah keilmuan yang dapat kita ambil manfaat jika itu baik
dan dapat kita renungkan kembali apabila dirasa ada kekeliruan di
dalamnya untuk menambah keyakinan dan keimanan kita
5. Yang terpenting dari semua kisah yang ada adalah dapat diambil hikmah
dari setiap kisah yang telah terjadi, bukan lagi tentang identitas atau asul-
usul pelaku cerita melainkan sosok tersebut kita jadikan panutan bila
menunjukan kebaikan dan kita tidak tiru jika merupakan contoh dari yang
dimurkai Allah

B. SARAN
Jika semua sudah dijelaskan oleh Al-Qur’an maka bidang
penyelidikan ilmiah, terutama tentang sejarah akan kurang mendapat
perhatian dan motivasi untuk mengetahuimya tidak begitu kuat. Tapi jika
hal itu dijelaskan, maka akan memberikan motivasi yang kuat sekali bagi
para ilmuwan yang berminat terhadap sejarah dan kehidupan social
lainnya untuk melakukan penelitian dan penyelidikan ilmiah.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/19796436/Kisah_dalam_Al_Quran_Makalah_mata_kuliah_Studi_Al_Qur
an

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.uinsby.ac.id/13868/42/Bab
%25202.pdf&ved=2ahUKEwisidT3qvXsAhUQgUsFHUu0ByMQFjADegQIARAB&usg=AOvVaw30yf679Jd
w4S6Mcvk-cxVw

https://www.kompasiana.com/nirwantiwanti/5e18a723097f36213f2f2a64/kisah-kisah-dalam-al-
qur’an?page=all#section2

11

Anda mungkin juga menyukai