Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Nuzul Al Qur'an

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah : Studi Al- Qur'an

Dosen Pengampu : H. Jajang Aisyul Muzakki, M.Pd.I

Disusun Oleh :

- Siti Rohimah (2381080012)

- Siti Sahwa (2381080018)

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Alamat : Jl. Perjuangan, Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat. 45132

i. KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah swt atas segala kenikmatan kehidupan,
keselamatan dan keimanan yang masih kita rasakan. Semoga kita semua senantiasa berada dalam
lindungan-Nya. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan limpahkan kepada Nabi
Muhammad saw sang penerang kehidupan dan pembawa risalah kedamaian.

Alhamdulillah, dengan rahmat dan hidayah yang Allah berikan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Nuzul Al-qur'an ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Studi Al-
qur'an. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Nuzul Quran
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada bapak H. Jajang Aisyul Muzakki, M.Pd.I selaku
dosen bidang mata kuliah studi Alquran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Namun, tak ada gading yang retak, tidak ada kesempurnaan yang mutlak, saya tentulah manusia
yang sarat dengan salah dan dosa, mohon dimaafkan dengan penuh keikhlasan.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

ii. DAFTAR ISI

i. KATA PENGANTAR.....................................................................................................2

ii. DAFTAR ISI.................................................................................................................3


I. PENDAHULUAN...........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5

II. PEMBAHASAN...........................................................................................................5

2.1. Makna Nuzul Al-Qur'an...........................................................................................5

2.2. Cara Turunnya Al-Qur'an.........................................................................................6

2.3. Cara Nabi Menerima Al-Qur'an...............................................................................6

2.4. Permulaan turunnya Alquran..................................................................................7

2.5. Ayat yang pertama dan terakhir turun serta perbedaan pendapat ulama tentangnya

2.6.Hikmah turunnya Alquran secara berangsur-angsur..............................................9

III. PENUTUP..................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................10

3.2 Saran........................................................................................................................10

3.3 Daftar Pustaka.........................................................................................................11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Al-Qur’an adalah kitab suci kita umat islam dan menjadi sumber ajaran Islam yang
pertama dan utama yang harus kita imani dan aplikasikan dalam kehidupan kita agar kita
memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Didalam al-qur ’an sendiri banyak sekali pelajaran
hidup yang dapat kita kaji.

Al Quran juga adalah sumber utama ajaran islam dan pedoman hidup bagi setiap muslim.
Al Quran bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhan, akan tetapi
mengatur hubungan manusia dengan manusia, (hablun minallah wahablun minannas) serta
dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran Islam secara sempurna diperlukan pemahaman
terhadap kandungan Al Quran dan mengamalkannya

Tetapi sebelum kita mempelajari al-Qur’an lebih dalam lagi, alangkah baiknya kita
berkenalan dengan al-Qur’an dahulu yaitu dengan mengetahui tentang turunya al-Qur ’an,
bagaimana proses & tahapan al-Qur’an bisa ada di bumi ini, dan apa saja hikmah yang
tekandung didalam turunya al-Qur’an yang bertahap-tahap.

Penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana Al Qur`an itu bisa ada di muka bumi ini,
agar menambah keteguhan iman kita kepada kitab Allah SWT dan tetap pada ajaran Islam yang
benar. Apabila kita tidak mengetahui sejarah turunya al-qur ’an, maka kecenderungan mengulangi
sejarah seperti masa lalu ketika terjadinya pemalsuan al-Qur ’an pada masa-masa awal Islam akan
terjadi lagi. Apalagi mengingat sekarang ini bebas dan maraknya ajaran-ajaran “sak penake
dewe” yang bermunculan. banyak hal yang mesti kita ketahui tentang al-Qur’an.

Dari sinilah makalah ini kami susun dengan harapan agar kita semua semakin mengenali
al-Qur’an, semakin cinta kepada al-qur’an dan semakin memperkaya ilmu pengetahuan kita
khususnya tentang Nuzulul Qur’an.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Makna Nuzul Al-Qur’an

2. Cara Turunnya Al-Qur’an

3. Cara Nabi Menerima Al-Qur’an

4. Permulaan Turunnya Al-Qur’an

5. Ayat yg pertama dan terakhir turun serta perbedaan pendapat ulama tentangnya
6. Hikmah Turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Makna Nuzul Al-Qur'an

Secara bahasa, Nuzulul Qur’an terdiri dari dua kata: nuzul dan al-Qur’an. Dalam kajian gramatikal
bahasa Arab, istilah Nuzulul Qur’an ini disebut idhafah. Kata nuzul berasal dari kata nazala yang dapat
diartikan sebagai turun, jatuh, keadaan turun, tinggal sementara, dan hal yang menimpa. Sedangkan
kata al-Qur’an, ulama berbeda pendapat mengenai asal kata tersebut. Namun, pendapat yang populer
mengatakan bahwa kata al-Qur’an berasal dari kata qara’a yang berarti membaca.

Peristiwa Nuzulul Quran merupakan peristiwa dimana kitab suci Al-Quran diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai wahyu pertama dan tanda dimulainya kenabian Rasulullah SAW. Peristiwa
Nuzulul Qur’an juga dapat diartikan sebagai penyampaian informasi atau wahyu dari Allah Swt. kepada
Rasulullah saw. sebagai petunjuk bagi umat manusia untuk mencapai kebenaran. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa Nuzulul Quran merupakan peristiwa turunnya Al-Quran dari tempat yang tinggi
(Lauful Mahfuz) ke bumi. Turunnya Al-Quran ini diperantarai oleh Malaikat Jibril.

Pada malam turunnya Al-Qur’an dipercaya bahwa malaikat diutus oleh Allah Swt. untuk turun ke bumi,
mereka diperintahkan untuk memberikan doa kepada setiap orang yang beribadah. Maka dari itu,
dianjurkan bagi umat Islam pada malam Nuzulul Qur’an untuk memperbanyak ibadah dengan beri’tikaf
di masjid, tadarus Al-Qur’an, memperbanyak sedekah, melaksanakan sholat tarawih dan witir,
memperbanyak dzikir, serta memperbaiki sikap agar bisa mendapatkan berkah di malam Nuzulul
Qur’an.

2.2 Cara Turunnya Al-Qur'an

Al-Quran Diturunkan Secara Bertahap kepada Nabi Muhammad SAW. Allah SWT menurunkan
kitab Al-Quran kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril yang menyampaikan langsung
secara berangsur-angsur.
Al-Qur’an diturunkan dalam tempo, menurut satu riwayat, 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai
dari malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi, sampai 9 Dzulhijjah Haji Wada` tahun tahun 63
dari kelahiran Nabi atau tahun 10 H. Proses atau cara turunnya al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw
melalui tiga tahapan, yaitu:

 Pertama, al-Qur’an turun secara sekaligus dari Allah ke lauh al-mahfuzh , yaitu suatu tempat
yang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan kepastian Allah. Proses pertama ini
diisyaratkan dalam Q.S. al-Buruj (85) ayat 21–22, “Bahkan yang didustakan mereka ialah Al-
Qur’an yang mulia. Yang (tersimpan) dalam lauh al-mahfuzh”.Diisyaratkan pula oleh firman Allah
surat al-Waqi`ah (56) ayat 77—80, “Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah bacaan yang sangat
mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba
yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.
 Kedua, al-Qur’an diturunkan dari lauh al-mahfuzh itu ke bait al-izzah (tempat yang berada di
langit dunia). Proses kedua ini diisyaratkan Allah dalam surat al-Qadar [97] ayat 1, “sungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malan kemuliaan.”Juga diisyaratkan dalam Q.S.
Surat ad-Dukhan [44] ayat 3, “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang
diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.
 Ketiga, al-Qur’an diturunkan dari bait al-izzah ke dalam hati Nabi dengan jalan berangsur-angsur
sesuai dengan kebutuhan. Adakalanya satu ayat, dua ayat dan bahkan kadang-kadang satu
surat. Mengenai proses turun dalam tahap ketiga diisyaratkan dalam Q.S. asy-Syu`ara’ [26] ayat
193–195, “……Dia dibawa turun oleh ar-ruh al-`amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar
kamu menjadi salah seorang di antara orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab
yang jelas”.

Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, tidak secara sekaligus
melainkan turun sesuai dengan kebutuhan. Bahkan sering wahyu turun karena untuk menjawab
pertanyaan para sahabat yang dilontarkan kepada Nabi atau untuk membenarkan tindakan Nabi saw. Di
samping itu banyak pula ayat atau surat yang diturunkan tanpa melalui latar belakang pertanyaan atau
kejadian tertentu.

Dalam kenyataan tersebut terkandung hikmah dan faidah yang besar, sebagaimana dijelaskan
dalam Al-Quran itu sendiri dalam Surat al-Furqan [25] ayat 32, “Berkatalah orang-orang yang kafir:
“Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami
perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar). Al-Quran
kemudian menjadi pedoman hidup umat Muslim hingga saat ini.

Walaupun al-Qur’an turun secara berangsur-angsur dalam tempo 22 tahun 2 bulan 22 hari, tetapi
secara keseluruhan, terdapat keserasian di antara satu bagian dengan bagian al-Qur’an lainnya. Hal ini
tentunya hanya dapat dilakukan Allah yang Maha Bijaksana.

2.3 Cara Nabi Menerima Al-Qur'an

 Pertama, mimpi yang hakiki atau benar. Mimpi ini termasuk salah satu permulaan media
penyampaian wahyu yang turun kepada Nabi Muhammad SAW. Yang diisyaratkan pada:
1. Q. S.Al-Fath ayat 27 ini juga berkaitan dengan Asbabun Nuzul ayat tersebut. yang artinya:
"Sungguh Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan
sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya
Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang
kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia
memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat." (QS Al-Fath ayat 27)
2. Q. S. Al-Isra' (17) Ayat 60 yang artinya "Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu:
"Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan
mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan
(begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran. Dan Kami menakut-nakuti mereka,
tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.
 Kedua, melalui bisikan dalam jiwa dan hati Nabi tanpa diihatnya. Nabi Muhammad SAW berkata:
“Sesungguhnya Ruhul-Qudus menghembuskan ke dalam diriku, bahwa suatu jiwa sama sekali
tidak akan mati hingga disempurkan Rezekinya. Maka bertakwalah kepada Allah, baguskan
dalam meminta, dan janganlah kalian menganggap lamban datangnya rezeki, sehingga kalian
mencarinya dengan cara mendurhakai Allah, karena apa yang di sisi Allah tidak akan bisa
diperoleh kecuali dengan menaati-Nya.’’

 Ketiga, malaikat muncul di hadapan Nabi Muhammad SAW menyerupai seorang (laki-laki). Surat
Al Alaq ayat 1 - 5 adalah wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW atas
perantara Malaikat Jibril. Surat Al Alaq ayat 1 - 5 turun di Gua Hira pada 17 Ramadan sekitar
tahun 610 masehi atau 13 tahun sebelum Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah.
Disebutkan dari hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa di suatu malam Nabi
Muhammad yang tengah berada di Gua Hira didatangi Malaikat Jibril. Kepada Muhammad, Jibril
mengatakan, "Iqra (bacalah)." Muhammad menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Malaikat Jibril
kemudian mendekap Muhammad. Dekapan Jibril membuat Muhammad susah bernapas.
Setelah dilepaskan, Jibril kembali mengulang perkataannya lagi. "Iqra (bacalah)." Dan kembali
Muhammad menjawab,"Aku tidak bisa membaca." Jibril kembali mendekap Muhammad hingga
tiga kali. Setelah itu Jibril membacakan Surat Al Alaq ayat 1-5.
 Keempat, wahyu datang menyerupai gemerincing lonceng. Dengan kata lain, suara tersebut
memiliki bunyi yang keras. Bahkan membuat Nabi Muhammad SAW bermandikan keringat di
tengah musim dingin merasakan beratnya menerjemahkan suara bunyi lonceng tersebut
menjadi al-qur'an.
Artinya: Diriwayatkan dari Abdullah bin Yusuf; dari Malik, dari Hisyam bin Urwah, dari bapaknya,
dari Aisyah ummul mu'minin 'ibu para mukmin' yang meriwayatkan bahwasanya Harits bin
Hisyam pernah bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai bagaimana cara wahyu turun. Beliau
menjawab, "Kadang-kadang dia mendatangiku seperti gemerincing lonceng. Ini yang paling
berat bagiku. Wahyu sudah terlepas dariku dan aku telah menghafalkan apa yang dikatakan
(dari Malaikat Jibril). Terkadang juga Jibril datang menyerupai seorang laki-laki.
Aisyah berkata, "Aku pernah melihat Nabi ketika diturunkan wahyu kepadanya pada hari yang
sangat dingin, lalu wahyu selesai darinya sementara keningnya penuh dengan keringat," (HR
Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Nasa'i). Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menjelaskan mengapa cara
turunnya wahyu tersebut menjadi cara yang terberat untuk Nabi Muhammad SAW. Sebab, cara
tersebut membuat Nabi Muhammad SAW harus mampu mengendalikan kesadaran penuhnya.
"Ketika wahyu diturunkan kepada Rasulullah SAW dengan cara seperti ini, maka ia
mengumpulkan semua kekuatan kesadarannya untuk menerima, menghafal, dan
memahaminya," kata Ibnu Hajar. Sementara bunyi lonceng tersebut, Ibnu Hajar berpendapat,
dimungkinkan berasal dari suara kepakan sayap-sayap malaikat. Tepatnya suara satu kepakan
dari malaikat yang membawa wahyu. Turunnya wahyu seperti ini pernah terjadi saat paha Nabi
Muhammad SAW berada di atas Zaid bin Tsabit. Hal itu pun membuat Zaid merasa keberatan
dan hampir saja tidak kuat menyangganya."
 Kelima, malaikat melihatkan rupa aslinya. Peristiwa seperti ini pernah terjadi dua kali kepada
Nabi. Yang diisyaratkan pada:
Q. S. An-Najm ayat 13-18 yang artinya "Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu
(dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada
surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratilmuntaha diliputi oleh sesuatu
yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan
tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda
(kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.
 Keenam, Wahyu yang disampaikan Allah kepada nabi. Kejadian ini terjadi di lapisan-lapisan
langit pada malam Mi’raj. Wahyu ini berisi kewajiban untuk melaksanakan sholat dan lain-lain.
Di dalam Al-Quran peristiwa Isra Miraj dikisahkan dalam:
Q. S. Al-Isra ayat 1 yang artinya : "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada
suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
 Ketujuh, Allah berfirman langsung kepada Nabi tanpa perantara. Yang diisyaratkan pada:
Q. S. Al- 'Imran ayat 7 yang artinya "Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu.
Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain
(ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada
kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya
untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui
ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman
kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal."

2.4 Permulaan turunnya Al-Qur'an

Allah SWT menurunkan kitab Al-Quran kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril
secara bertahap. Al-Quran diturunkan secara bertahap selama kurang lebih 22 tahun 2bulan 22 hari
kepada Muhammad untuk menjadi pedoman dalam kehidupan.
Al-Qur’an pertama kali turun di tengah-tengah masyarakat Arab yang ummi, yakni yang tidak
memiliki pengetahuan tentang bacaan dan tulisan. Maka, turunnya wahyu secara berangsur-angsur
memudahkan mereka untuk memahami dan menghapalkannya. Mengikuti setiap kejadian (yang
karenanya ayat-ayat al-Qur’an turun) dan melakukan pentahapan dalam penetapan aqidah yang benar,
hukum-hukum syari`at, dan akhlak mulia.

Sejarah turunnya Al-Quran dimulai ketika Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun pada 610
Masehi. Pada saat itu, Nabi Muhammad berada di Gua Hira lelu didatangi oleh Malaikat Jibril yang
memberikan wahyu pertama kepada Nabi Muhammad. Ayat yang pertama kali diturunkan adalah surat
Al-Alaq ayat 1-5. Peristiwa ini sekaligus menjadi pertanda dimulainya kenabian Muhammad. Setelah itu,
Al-Quran turun secara bertahap selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Turunnya ayat Al-Quran menyesuaikan dengan permasalahan sosial, krisis moral, keagamaan yang
sedang terjadi. Sejarah turunnya Al-Quran juga terbagi ke dalam dua periode, yaitu periode Mekkah dan
periode Madinah. Periode Mekkah disebut dengan ayat Makkiyah, sementara periode Madinah disebut
dengan ayat Madaniyah.

Dalam periode Mekkah, ayat yang turun berisi ajaran tentang akidah dan ajaran-ajaran tauhid.
Periode Mekkah menurunkan 86 surat yang diturunkan dalam jangka waktu 12 tahun 5 bulan. Dalam
periode Madinah, ayat yang turun umumnya berkaitan dengan hubungan manusia sebagai makhluk
sosial, aturan-aturan dalam kehidupan Islam, serta hukum Islam. Periode ini dimulai setelah hijrahnya
Rasul ke Madinah. Periode Madinah menurunkan 28 surat dalam jangka waktu sembilan tahun sembilan
bulan. Ayat yang terakhir diturunkan kepada Rasulullah adalah Surat Al- Maidah ayat 3.

2.5 Ayat yang pertama dan terakhir turun serta perbedaan pendapat ulama tentangnya

Ada ayat-ayat yang diturunkan di Makkah pada saat peristiwa Haji Wada' yaitu Ayat 3 Surat Al
Maidah. Ayat ini disebut sebagai ayat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Adapun ayat
pertama yang turun adalah Surat Al-'Alaq atau dikenal dengan Surat Iqra Ayat 1-5, dan semua ulama
sepakat dengan ini.

Ada dua pendapat yang dikenal tentang ayat yang turun pertama kali, masing-masing dengan dalil
sebagai berikut: yang diriwayatkan oleh dua syeikh ahli hadis dan yang lain, dari Aisyah r.a yang
mengatakan :
Sesungguhnya apa yang mula-mula terjadi bagi Rasulullah SAW adalah mimpi yang benar diwaktu
tidur. Dia melihat dimimpi itu datangnya bagaikan terangnya dipagi hari. Kemudian dia suka menyendiri,
dia pergi kegua Hira` untuk beribadah beberapa malam. Untuk itu ia membawa bekal, kemudian ia
pulang kepada Khadijah r.a maka Khadijah membekali seperti bekal yang dulu. Di gua Hira` dia
dikejutkan oleh suatu kebenaran. Seorang malaikat datan kepadanya dan mengatakan : ` Bacalah`
Rasulullah SAW menceritakan, maka akupun menjawab `aku tidak pandai membaca` . malaikat tersebut
kemudian memelukku sehingga aku merasa amat payah. Lalu aku dilepaskan, dan dia berkata lagi `
Bacalah`! maka akupun menjawab `Aku tidak pandai membaca`. Kemudian dia merangkulku dengana
kedua kali, sehingga aku merasa amat payah. Kemudian ia lepaskan lagi, dan berkata ` Bacalah` Aku
menjawab ` aku tidak pandai membaca` maka ia merangkulku untuk ketiga kali, sehinggga aku
kepayahan, kemudian ia berkata ` Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan…`
sampai dengan ….` Apa yang tidak diketahuinya`, ( Hadis ). untuk ketiga kali, sehinggga aku kepayahan,
kemudian ia berkata ` Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan…` sampai
dengan ….` Apa yang tidak diketahuinya`, ( Hadis )

Pendapat Kedua : Surat Al-Muddattsir

Ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh dua syaikh ahli hadis : Dari Abu Salamah bin
Abdurrahman; dia berkata : Aku telah bertanya kepada Abu Jabir bin Abdullah; yang manakah diantara
Qur`an itu yang turun pertama kali ? dia menjawab : Yaa ayyuhal mudassir. Aku bertanya lagi : ataukah
Iqra` Bismi rabbik ? dia menjawab : Aku katakan kepadamu apa yang dikatakan Rasulullah SAW kepada
kami : ` Sesungguhnya aku berdiam diri di gua hira`. Maka ketika habis masa diamku, aku turun dan aku
telusuri lembah. Aku lihat kemuka, kebelakang, kekanan dan kekiri. Lalu aku lihat kelangit, kemudian aku
melihat jibril yang amat menakutkan. Maka aku pulang ke Khadijah. Khadijah memerintahkan mereka
untuk menyelimuti aku. Lalu Allah menurunkan ` Wahai orang yang berselimut; bangkitlah lalu berilah
peringatan.`

Selain pendapat di atas ada juga pendapat yang menyatakan bahwa yang pertama kali turun
adalah surat al-fatihah dan lafal basmallah, tapi dalil kedua pendapat ini lemah dan kurang berdasar.
Pendapat soal Ayat Terakhir yang Turun, sebagai berikut:

1. Surah Al Baqarah Ayat 281

Menurut buku Tafsir al Munir Jilid 8 oleh Wahbah az Zuhaili, ayat Al-Qur'an yang terakhir diturunkan
adalah surah Al Baqarah ayat 281. Peristiwa turunnya wahyu tersebut terjadi pada sembilan hari
sebelum wafatnya Nabi Muhammad SAW setelah beliau melaksanakan haji wada. Pendapat ini
didasarkan pada hadits Ibnu Abbas dan Sa'ad bin Jubair, "Ayat Al-Qur'an yang terakhir turun adalah ayat
281 surah Al Baqarah." (HR An Nasai)

2. Surah Al Maidah Ayat 3

Riwayat lain dari As Suddi mengatakan bahwa wahyu terakhir yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW adalah surah Al Maidah ayat 3. Hal ini sesuai dengan perkataan Sa'id bin Al Musayyab
yang mendengar bahwa ayat Al-Qur'an yang paling muda di Arsy adalah tentang utang atau surah Al
Maidah ayat 3 tersebut.

3. Surah Al Baqarah Ayat 278

Mengutip Buku Pintar Al-Qur'an: Segala Hal yang Perlu Kita Ketahui Tentang Al-Qur'an karya
Lingkar Kalam, dijelaskan bahwa ayat terakhir yang turun adalah tentang riba. Ibnu Abbas Mengatakan,
"Ayat terakhir yang diturunkan adalah ayat mengenai riba." (HR Al Bukhari)

Banyak ragam pendapat lain tentang masalah ayat yang terakhir kali turun, seperti :
Dikatakan pula bahwa Ayat surat ( at-Taubah : 128-129 ) sampai akhir surah. Dikatakan pula
bahwa yang terakhir kali turun adalah surah al-Maidah. Juga dikatakan bahwa yang terkhir kali turun
ialah ayat surat ( al-Imran : 195 ). juga dikatakan bahwa ayat terakhir yang turun ialah ayat : ( an-Nisa`:
93 ). Dari Ibn Abbas dikatakan ; Surah terakhir yang diturunkan ialah: surat An-Nashr

2.6 Hikmah tutunnya Al-Qur'an secara berangsur-angsur

Berikut hikmah mempelajari al-qur'an secara berangsur-angsur :

- mempermudah menghafalkan

- dapat memahami dan mengamalkan isi al-qur'an

- orang-orang mukmin antusias dalam menerima Qur’an dan giat

- Mengiringi kejadian-kejadian di masyarakat dan bertahap dalam menetapkan suatu hukum.

-Mempermudah mengetahui turunnya ayat al-qur’an sehingga dapat diketahui mana ayat yang tergolong
dalam makiyah dan yang madaniyah.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Peristiwa Nuzulul Quran merupakan peristiwa dimana kitab suci Al-Quran diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai wahyu pertama dan tanda dimulainya kenabian Rasulullah SAW. Allah
SWT menurunkan kitab Al-Quran kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril secara
bertahap. Al-Quran diturunkan secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun kepada Muhammad
untuk menjadi pedoman dalam kehidupan.

Turunnya ayat Al-Quran menyesuaikan dengan permasalahan sosial, krisis moral, keagamaan yang
sedang terjadi. Sejarah turunnya Al-Quran juga terbagi ke dalam dua periode, yaitu periode Mekkah dan
periode Madinah. Periode Mekkah disebut dengan ayat Makkiyah, sementara periode Madinah disebut
dengan ayat Madaniyah.

Banyak para ulama yang berbeda pendapat tentang turunnya Kitab Al-Qur'an pada zaman
Rasullullah Saw. Meskipun berbeda pendapat kita harus tetap menyakini, mempelajari, dan juga
mengmallkan isi al-Qur'an hingga akhir zaman.

3.2 SARAN

Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan kami dengan
adanya tulisan ini bisa menjadikan kita lebih mengenali al-Qur’an, dan bisa menambah kecintaan
kita terhadap al-Qur’an, Kususnya pada pelajaran ulumul Qur’an nanti kita bisa lebih
menikmatinya dengan nyaman karna telah berkenalan dengan al-Qur’an. Demi kesempurnaan
makalah ini Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaaca. Apabila ada kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Karena pada dasarnya
kesempurnaan itu hanyalah milik Allah swt.

3.3 DAFTAR PUSTAKA

https://persma.radenintan.ac.id/2023/04/08/istilah-kata-nuzulul-quran-beserta-hikmahnya/

https://alhikmah.ac.id/ayat-yang-turun-pertama-dan-terakhir/
https://www.bsimaslahat.org/blog/nuzulul-quran-pengertian-sejarah-dan-keutamaannya

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6646083/menelusuri-sejarah-turunnya-al-quran-kisah-
penuh-makna-dan-hikmah

https://www.merdeka.com/jateng/sejarah-nuzulul-quran-turunnya-wahyu-pertama-rasulullah-kln.html

https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/

http://id.wikipedia.org/wiki/Cara_pewahyuan_Al-Qur’an.

http://hadisoecipto.blogspot.com/2013/07/ulumul-quran-nuzulul-quran.html

Anda mungkin juga menyukai