Kelas A
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta
taufik-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul SEJARAH
TURUNNYA AL-QURAN DAN PEMELIHARAANNYA ini pada tepat waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah ULUMUL QURAN dari pada itu, makalah ini juga bertujuan menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com
1
BAB II
PEMBAHASAN
Nabi Muhammad SAW sering kali harus mengatasi kesulitan dan rintangan
saat melakukan tugasnya. Selain itu, mungkin memberikan penghiburan hatinya
ketika dia menghadapi tantangan, tragedi, atau tentangan dari orang-orang yang tidak
2
Maulana Dwi Kurniasih, Dyah Ayu Lestari, and Ahmad Fauzi, “H1kmah Penurunan Al quranSecara Berangsur,”
Mimbar Agama Budaya 37 (December 30, 2020): 11–20, https://doi.org/10.15408/mimbar.v37i2.18914.
2
percaya. Ketika sesuatu dikatakan untuk "menguatkan hati nabi", itu hanya mengacu
pada pemeliharaan Allah SWT dan penguatan seorang utusan Allah SWT dalam
menghadapi musuh terbesarnya dan penganiayaan terhadap dirinya sendiri dan para
pengikutnya.
Ayat-ayat Al-Quran itu diturunkan kepada rosul saw sebagai pelepas derita
dan membangkitkan ketenangan yang telah dilaluinya dalam melaksanakan dakwah
dimana beliau menghadapinya dengan penuh duka dan nestapa, karena itu ketika
penderitaan dan cobaan yang begitu dahsyat maka turunlah al-quran sebagai
penenang dan sebagai obat peringan beban yang dipikul nabi Muhammad saw.
4. Memudahkan umat pada masa itu dan umat masa sekarang untuk menghafal,
mencatat dan memahami Alquran.
3
Turunya Al-quran secara berangsur memudahkan umat manusia untuk
menghafal dan memahaminya, terutama Nabi sangat takut apabila Alquran tidak
menetap dihatinya. Hal ini berdampak positif bagi umatnya, karena pada masa Nabi
menulis dan membaca sangat langka. Mereka menghandalkan kekuatan akal dalam
menghafal dikarenakan perlengkapan alat tulis tidak mudah didapat pada masa itu.
6. Mengetahui nasikh dan Mansukh dalam ayat Alquran yang berkaitan dengan
hukum.
Al-Qur'an masih dipelajari oleh para ahli karena merupakan sumber utama
hukum Islam. Al-Qur'an merupakan sumber ilmu sekaligus hokum. Semakin
dipelajari dan diteliti maka semakin dalam maknanya. Kajian Al-Qur'an meliputi
ayat-ayat yang berisi tentang petunjuk dan larangan yang mengandung nasikh dan
mansukh serta ayat-ayat yang mengacu pada hubungan ayat yang satu dengan ayat
yang lain dan tempat turunnya ayat tersebut.
Nasr Hamid Abu Zaid menyatakan bahwa Nasakh secara umum memiliki tiga
tujuan, yaitu: Sebagai upaya memahami hukum dan sebagai langkah menuju
pemberian kemudahan.1
3
Kurniasih, Lestari, and Fauzi. “H1kmah Penurunan Al quranSecara Berangsur.”
4
penafsiran yang digunakan ternyata tidak sejalan, nasikh mansuk adalah
jawabannya.
Ayat yang berkaitan dengan tauhid dan keadilan sosial pertama kali
diturunkan pada zaman Mekah. Hanya selama era Madinah, bagian-bagian tentang
hukum, termasuk hukum keluarga, hukum properti, hukum pidana, dan hukum
pemerintah, diungkapkan. Sesuai dengan keadaan masyarakat pada saat itu, bagian-
bagian hukum secara bertahap terungkap.4
4
Kurniasih, Lestari, and Fauzi, “H1kmah Penurunan Al quranSecara Berangsur.”
5
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul
diantara mereka yang membacakan ayat-ayat Nya kepada mereka
,mensucikan mereka dengam mengajarkan kepada merka kitab dan
hikmah."
6
-Cara penulisannya
7
Karena latar belakang tersebut Ustman dengan kehebatan pendapatnya
dan kecerdikan pandangannya ia berpendapat untuk melakukan tindakan
prepentip menambal pakaian yang sobek sebelumnya sobeknya meluas dan
mencegah penyakit sebelum sulit mendapat pengobatannya. Ia mengumpulkan
sahabat-sahabat yang terkemuka dan cerdik cendikiawan untuk
bermusyawarah dalam mengatasi masalah ini. Mereka tersebut adalah Zaid
bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said ibnu Al-Ash dan Abdurrahman ibnu
Hisyam. Mereka semua dari suku Quraisy golongan muhajirin kecuali Zaid
ibnu Tsabit, yang mana ia adalah dari kaum Anshor. Pelaksanaan gagasan ini
adalah pada tahun keduapuluh empat hijriah. Ustman mengatakan kepada
mereka: “Bila Anda sekalian ada perselisihan pendapat tentang bacaan maka
tulislah berdasarkan bahasa Quraisy, karena Al-Quran diturunkan dengan
bahasa Quraisy”. Ustman meminta kepada Hafsah binti Umar agar ia bersedia
menyerahkan mushaf yang ada padanya sebagai hasil dari jasa yang telah
dikumpulkan Abu Bakar, untuk ditulis dan diperbanyak. Dan setelah selesai
akan dikembalikan lagi. Hafsah mengizinkannya. Mereka semua sependapat
agar Amirul Mu’minin menyalin dan perbanyak mushaf kemudian
mengirimkannya keseluruh daerah dan kota lalu selanjutnya menginstruksikan
agar orang-orang membakar mushaf yang lainnya sehingga tidak ada lagi jalan
yang membawa kepada pertikaian dan perselisihan dalam hal bacaan Al-
Quran. Bahkan pada saat itu Abd Al-aziz Marwan, gubernur Mesir, setelah
menulis mushaf ia menyuruh beberapa orang untuk memeriksanya seraya
berkata, “barang siapa yang dapat menunjukkan barang suatu kesalahan
dalam salinan ini, maka akan diberikan kepadanya seekor kuda dan tiga
puluh dinar.” Diantara yang memeriksa itu ada yang berhasil menemukan
kesalahan dalam penulisannya ialah seorang qori. 1 Maka dengan tersebarnya
mushaf itu, umat islam pun bersungguh-sungguh untuk menghafalkan Al-
Quran, mentajwidkannya dan menyalinnya.
5
TM.Hasbie ash-Shiddiqie, sejarah dan pengantar ilmu Al-Quran /tafsir, Cet. 14, (Jakarta: Bulan Bintang ,
1992), hlm 95-96.
8
dengan apa yang diwahyukan kepada nabi Muhammad saw. Namun,ada sebagian
orang yang menuduh bahwa Al-Qur’an yang ada sekarang ini tidak mencakup seluruh Al-
Qur’an yang asli,ada lima ratus huruf yang telah dihilangkan dalam al-Rasm al-
Utsmani.
1. Pengertian Rasm Al-Qur’an
Rasm berasal dari kata rasama, yarsamu, rasma yang memiliki arti
melukis atau menggambar. Kata Rasm ini juga dapat diartikan sebagai sesuatu
yang resmi atau menurut aturan. Rasm berarti tulisan atau penulisan yang
memiliki metode tertentu. Adapun pengertian Rasm dalam ulumul quran
berarti pola penulisan Al-Qur’an yang digunakan ketika menulis dan
membukukan Al-Qur’an.
Para pencatat wahyu Nabi, pada saat itu selain menuliskan ayat-ayat
Al-Qur’an yang turun untuk disimpan di rumah Rasulullah saw. juga
menyalinnya untuk disimpan dan menjadi rujukan serta dokumentasi masing
masing. Maka dari itu, Al-Qur’an ini terjamin keaslian dan kemurniannya di
karenakan tulisan ini ada di tangan para penghafal dan tersimpan di rumah
Rasulullah, serta para penghafal selalu mengontrol dan saling mengoreksi
untuk memelihara keaslian Al-Qur’an.
9
70 orang para penghafal Al-Qur’an yang menurut Umar akan mengurangi
terjaminnya pemeliharaan Al-Qur’an jika tidak segera dituliskan dalam satu
mushaf.
Zaid Ibn Thabit ialah salah seorang sahabat yang ditunjuk oleh Abu Bakar
untuk menulis dan mengumpulkan Al-Qur’an. Ia mulai menelusuri ayat ayat
yang tercatat pada pelepah kurma, lempengan-lempengan batu, dan dalam
dada para penghafal Al-Qur’an. Meskipun Zaid Ibn Thabit bekerja sendirian
dan banyak kalangan sahabat yang menghafal ayat,namun ia tetap berusaha
bersungguh-sungguh untuk menemukan cacatan yang pernah ditulis di
hadapan Rasulullah saw.. Jadi, Zaid Ibn Thabit sangat berhati-hati dalam
menjalankan tugasnya itu.
Hasil kerja dari Zaid Ibn Thabit ini sangat telitan dan memiliki keakuratan
yang sangat tinggi. Tulisan hasil dokumentasi Zaid Ibn Thabit,yang kemudian
dikenal dengan mushaf itu. Ia adalah tulisan aslinya yang terpercaya dan wajib
berpegang padanya. Mushaf ini kemudian disimpan di tangan Abu Bakar
sampai beliau wafat,kemudian disimpan oleh Ibn al-Khattab yang saat
menjelang wafatnya beliau berwasiat agar sepeninggalannya nanti mushaf itu
diserahkan dan dipelihara oleh hafsah.
10
5. Al-Rasm al-Uthmani
Rasm Ustmani adalah rasm (bentuk tulisan yang telah diakui dan
diwarisi oleh umat islam sejak masa Uthman. Namun kemudian mereka
berbeda pendapat tentang status hukumnya, yaitu:
1) Rasm Uthmani adalah tauqifi dan umat islam wajib mengikutinya
Mereka berpendapat bahwa rasm Uthmani yang dipakai dalam
penulisan Al-Qur’an itu tauqifi atau ketetapan Nabi. Maka dari itu,
setiap penulis Al-Qur’an wajib memakainya.
2) Rasm Uthmani bukan tauqifi, tetapi wajib untuk diikuti
Banyak dari para ulama berpendapat bahwa rasm Uthmani itu bukan
tauqifi, bukan ketetapan Nabi. Rasm Uthmani itu merupakan suatu cara
penulisan yang disetujui oleh Utsman Ibn ‘Affan dan diterima oleh
umat Islam dengan baik. Karena itulah sudah menjadi keharusan yang
wajib dijadikan pegangan dan tidak boleh dilanggar.
3) Rasm Uthamani bukan tauqifi dan tidak wajib diikuti
Segolongan ulama berpendapat bahwa rasm Utsmani itu hanya sebuah
istilah. Abu Bakar al-Baqilani di dalam bukunya, al-Intisar,
mengatakan: “Taka da yang diwajibkan oleh Allah mengenai penulisan
mushaf. Karena itu para penulis Al-Qur’an tidak diharuskan
menggunakan rasm tertentu…”.
Dalam mushaf Uthmani yang telah ditulis oleh Zaid Ibn Thabit dan
tiga orang sahabatnya mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Terdapat pembuangan satu huruf tertentu pada tiap tiap kata yang
memenuhi syarat syarat tertentu
2) Terdapat penambahan satu huruf tertentu pada tiap-tiap kata yang
memenuhi kriteria tertentu.
3) Dalam penulisan huruf hamzah terdapat tata cara tersendiri yang telah
ditetapkan dalam penulisan mushaf Uthmani.
4) Penulisan mushaf Uthmani terdapat ketentuan yang memperkenankan
penggatian satu huruf dengan huruf tertentu.
5) Tata cara yang memperbolehkan kata tertentu disambung dengan kata
yang mengikutinya pada tempat tertentu dan di tempat lainnya dipisahkan
dengan kata yang mengikutinya.
6) Suatu ketentuan yang diberlakukan apabila satu suku kata yang boleh
dibaca dua bacaan, makatulisannya ditetapkan dengan lambing yang
menyatakan satu bacaan saja.
11
hanya terdiri atas beberapa simbol dasar, hanya melukiskan struktur konsonan
dari sebuah kata yang sering menimbulkan kekaburan, sebab hanya berbentuk
garis lurus.
Jadi, tampak bahwa perbaikan rasm Uthmani itu terjadi melalui tiga proses,
yaitu:
1) Pemberian shakal yang dilakukan oleh Abu Aswad al-Du’ali atas
perintah ‘Ali Ibn Abi Thalib pada tahun 40-an Hijriah.
2) Pemberian a’jam, titik, yang dilakukan oleh Abd al-Malik Ibn Marwan
dan al-Hajjaj.
3) Perubahan shakal pemberian Abu Aswad al-Du’ali menjadi seperti
sekarang yang dilakukan oleh al-Khalil. 1
12
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Rasm berasal dari kata rasama, yarsamu, rasma yang memiliki arti melukis
atau menggambar. Kata Rasm ini juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang resmi atau
menurut aturan. Rasm berarti tulisan atau penulisan yang memiliki metode tertentu.
Penulisan Al-Quran terbagi menjadi tiga masa yaitu, pada masa rasulullah, Abu Bakar
r.a dan Ustman, Penulisan pada setiap masa juga berbeda dan memiliki karakteristik
yang berbeda pula.
3.2 Saran
Kami sebagai pembuat makalah meminta maafnya atas kekurangan dalam
makalah ini, maka dari itu kami meminta saran dari kalian semua agar makalah ini
bisa menjadi makalah yang lebih bagus lagi, tentu kami juga meminta saran dan
kritiknya dari dosen pengampu ulumul quran.
13
DAFTAR PUSTAKA
14