Dosen Pengampu
Mubasyiroh, M.Pd.I
Kelompok 2
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan baik. Dan tak lupa sholawat serta
salam semoga tetap terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah
suri dan tauladan bagi setiap langkah kita.
Makalah yang disusun ini berhasil menguraikan tentang “Cara Pewahyuan dan Turunnya
Al Qur’an”. Hal ini bertujuan agar kita dapat memahami tentang pentingnya mempelajari
sejarah pewahyuan dan turunya al qur’an. Terselesaikannya makalah ini, tentu berkat bimbingan
dari Ibu Mubasyiroh, M.Pd.I selaku dosen pengampu kami sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Kiranya makalah yang kami susun ini dapat membawa manfaat dan menunjang bagi
proses pembelajaran khususnya pada mata kuliah Studi Al Qur’an dan Hadist ini. Terlepas dari
keyakinan kami akan kesempurnaan makalah ini, kami tetap menanti segala kritik dan saran
yang bersifat membangun dari rekan-rekan dan juga dosen pengampu.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui pengertian wahyu
2 Untuk mengetahui terjadinya wahyu
3 Untuk mengetahui proses turunnya wahyu dan penyampaianya
4 Untuk mengetahui proses turunnya al quran
5 Untuk mengetahui apa saja hikmah dan faedah dari turunnya al quran
5
BAB II
PEMBAHASAN
a) Wahyu bermakna ilham fitri kepada manusia, seperti wahyu Allah kepada ibunya
Nabi Musa. Allah berfirman dalam surat al-Qashash ayat 7:
Kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir
terhadapnya, maka jatuhkanlah dia ke sungai Nil. Dan janganlah kamu khawatir
1
KBBI Pusat Bahasa Edisi keempat, Jakarta: PT Gramedia, 2008, hlm. 1553.
2
Manna’ al-Qattan, Mabâhits Fî ‘Ulûm al-Qur’ân, Beirut: Muassasah al-Risalah 2005, hlm. 29.
6
dan janganlah pula bersedih hati, Karena Sesungguhnya Kami akan
mengembalikannya kepadamu, dan men- jadikannya salah seorang dari para
rasul.‛
b) Wahyu bermakna ilham naluri kepada binatang, seperti wahyu Allah kepada
lebah. Allah berfirman dalam surat an-Nahl ayat 67:
c) Isyarat cepat yang didemontrasikan berupa simbol atau lambang, seperti isyarat
yang didemontrasikan oleh Nabi Zakariya dalam al-Qur’an. Allah berfirman
dalam surat Maryam ayat 11:
Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada
mereka; hendaklah kalian bertasbih di waktu pagi dan petang.
d) Wahyu bermakna bisikan setan dan menjadikan perbuatan buruk terasa indah
dalam jiwa manusia. Seperti firman Allah dalam surat al-An’am ayat 112 :
Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan dari
jenis manusia dan jenis jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang
lain perkataanperkataan yang indah-indah untuk menipu manusia. Jikalau
7
Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya. Maka
tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
e) Wahyu bermakna pesan yang Allah sampaikan kepada malaikat berupa perintah
supaya dikerjakan oleh mereka. Seperti dalam surat al-Anfal ayat 12:
Jadi, wahyu adalah segala firman Allah yang disampaikan kepada Nabi-Nya baik
melalui perantara maupun tidak. Wahyu yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai Nabi terakhir termanifestasikan dalam dua warisan utamanya, yaitu al-
Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW.
Ketika usia Nabi Muhammad SAW mendekati 40 tahun, beliau telah banyak
merenungi keadaan kaumnya dan menyadari banyak keadaan kaumnya tidak sejalan
dengan kebenaran. Kemudian, pada suatu malam nabi bermimpi dimana mimpi itu
seperti benar - benar terjadi. Setelah kejadian itu Beliau pun mulai sering uzlah
(mengasingkan diri) dari kaumnya. Beliau biasa ber-tahannuts di gua Hira yang terletak
di Jabal Nur, dengan membawa bekal air dan roti gandum dan ketika bekal itu habis,
beliau pun pulang kepada Sayyidah Khadijah untuk mengambil bekal fan kemudian
berangkat uzlah kembali. Gua Hira merupakan gua kecil yang berukuran lebar 1,75 hasta
dan panjang 4 hasta dengan ukuran dzira’ hadid (ukuran hasta dari besi). Beliau tinggal di
dalam gua tersebut selama bulan Ramadhan. Beliau menghabiskan waktu untuk
8
beribadah di sana dan banyak merenungi kekuasaan Allah di alam semesta yang begitu
sempurna. Selama perenungan itu juga beliau semakin menyadari keterpurukan kaumnya
yang masih terbelenggu oleh keyakinan syirik. Namun itu beliau belum memiliki jalan
yang terang dan manhaj yang jelas mengenai bagaimana jalan yang harus ditempuh.
Sampai pada suatu waktu, Beliau ketika didatangi Malaikat Jibril. Kemudian berkata "
Bacalah (wahai Muhammad)", nabi menjawab " Aku tidak bisa membaca ", kemudian
nabi didekap oleh malaikat jibril sampai merasa kepayahan. Hal ini berulang sampai tiga
kali, baru yang ke-tiga kali Malaikat Jibril berkata " ( )ٱقرأ باسم ربك الذي خلقsampai ayat
lima. Kemudian nabi pulang dengan perasaan takut yang teramat sangat dan
menceritakan apa yang telah terjadi pada diri Rosulullah. Ketika ini pula, tanda-tanda
kenabian semakin nampak dan bersinar.
Allah swt dalam menurunkan wahyu kepada nabi dan rasul-Nya pada hakikatnya
melalui dua cara, yaitu:
3
Shafiyurrahman Al mubarakfuri, Rahiqul Makhtum, hal.29
4
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah & Pengantar Ilmu Al-Qur’an Tafsir, hlm 12-13
9
“Apabila Allah menghendaki suatu urusan di langit, maka para malaikat
memukul-mukulkan sayapnya karena tunduk kepada firman-Nya,
bagaikan geemrincingnya mata rantai di atas batu-batu yang licin.” (HR.
Al-Bukhari).5
Malaikat menjelma kepada Rasul sebagai seorang laki-laki dalam bentuk
manusia. Cara yang demikian itu lebih ringan ketimbang cara pertama tadi
dalam pewahyuan. Dalam hal ini, Rasul berhadapan langsung dengan
malaikat.
Jibril memperlihatkan dirinya kepada Nabi S.A.W. dalam rupanya yang
asli, yang mempunyai enam ratus sayap.
Al-Qur’an sebagai wahyu Allah Swt. Diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
dengan perantaraan malaikat Jibril as., sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an surat as-
Syu’ara ayat 192-195:
195( ين ٍ ) بِلِ َس194( َك لِتَ ُكونَ ِمنَ ْال ُم ْن ِذ ِرين
ٍ ِان ع ََربِ ٍّي ُمب َ ِ) َعلَى قَ ْلب193( ُنزل بِ ِه الرُّ و ُح األ ِمين
َ )192( َوَِإنَّهُ لَتَنزي ُل َربِّ ْال َعالَ ِمين
5
Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, hlm 38
6
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Op.cit, hlm 14
10
“Dan Al-Quran ini benar-benar ditirunkan oleh Tuhan semesta alam; dia dibawa turun
oleh Al-Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah
seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan dengan bahasa Arab yang jelas”.
Ayat di atas mentarakan bahwa al-Qur’an adalah Kalam Allah yang dituangkan
oleh malaikat Jibril as ke dalam hati Rasulullah SAW dengan lafadznya berbahasa Arab.
Maksud turunan disini bukanlah turunnya yang pertama kali ke langit dunia, tetapi yang
dimaksudnya adalah turunnya al-Qur’an itu secara bertahap. Sebagai ungkapan (untuk
arti menurunkan) dalam ayat di atas menggunakan kata “tanzil”. Menurut ahli bahasa
antara kata “tanzil” dengan “inzal” berbeda pengertiannya. Kata “tanzil” berarti turun
secara berangsur-angsur, sedang “inzal” hanya menunjukkan turun atau menurunkan
dalam arti umum. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa penurunan al-Qur’an adalah
secara bertahap dan berangsur-angsur, bukan sekaligus seperti halnya kitab-kitab suci
terdahulu.7
Al-Qur′an diturunkan selama kurun waktu 23 tahun secara bertahap sesuai dengan
peristiwa-peristiwa, kejadian-kejadian, kebutuhan-kebutuhan umat dan respon Allah swt
terhadap kondisi sosial. Lama waktu 23 tahun tersebut dibagi menjadi 13 tahun wahyu
Allah swt turun di Mekkah dan sisanya turun di Madinah.8
Menurut penyelidikan ahli sejarah, turunnya Al-Quran al-Karim secara bertahap
ditandai dengan terjadinya pristiwa yang dialami Nabi SAW. Ketika beliau sedang
bertahannus (beribadah) di Gua Hira’, yaitu sebuah gua di Jabal Nur yang terletak kira-
kira tiga mil dari kota Mekkah. Waktu itu Jibril dating menyekap Nabi ke dadanya lalu
melepaskannya (dan melakukan yang demikian itu berulang tiga kali), sambil
mengatakan Iqra’ (bacalah) pada setiap kalinya, dan Rasul Saw. menjawabnya ma ana bi
qaarii (saya tidak bisa membaca). Pada dekapan yang ketiga kalinya Jibril as.
Membacakan kepada Nabi SAW ayat yang artinya berikut:
“Bacalah dengan nama Tuhan-mu yang telah menciptakan. Ia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah .…! dan Tuhan-mu itulah Maha Pemurah. Yang telah
7
Yasir, Muhammad Yasir,S.Th.I, MA, Ade Jamaruddin, MA. 2016. Studi Al-Qur’an. Riau: Asa Riau(CV. Asa
Riau), hlm 51
8
Cahaya Khaeroni. 2017. SEJARAH AL-QURAN
(Uraian Analitis, Kronologis, dan Naratif tentang Sejarah Kodifikasi Al-Quran). Jurnal HISTORIA, 5(2), hlm 199
11
mengajarkan dengan pena. Ia telah mengajarkan kepada manusia apa-apa yang belum
diketahuinya”.
Peristiwa itu terjadi pada malam hari Senin, tanggal 17 Ramadhan tahun ke-40
dari usia Rasulullah SAW., tiga belas tahun sebelum hijrah, bertepatan dengan bulan juli
tahun 610 M. Dalam catatan sejarah, pristiwa luar biasa itu dijadikan sebagai penetapan
awal turunnya Al-Quran.9
Kedua, al-Qur’an diturunkan ke sama’ al-dunya selama dua puluh atau dua puluh
tiga kali setiap lailat al-qadr. Pada setiap lailat al-qadr itu, Allah swt. menurunkan
al-Qur’an untuk stok selama satu tahun yang diturunkan secara berangsur-angsur.
12
pertama dan kedua. Selama masa kerasulan Nabi Muhammad saw. pewahyuan al-
Qur’an tetap diturunkan dari al-lawh al-mahfuz.10
Kitab suci Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW secara
berangsur-angsur dalam dua periode (Makkah dan Madinah). Periode Makkah (610-
622M) di mulai pada malam 17 Ramadhan tahun 41 dari Milad Nabi sampai dengan 1
Rabi’al-Awwal tahun 54 dari Milad Nabi (12 tahun 5 bulan 13 hari). Ayat-ayat yang
diturunkan oada masa itu kemudian di sebut ayat-ayat Makkiyah yang berjumlah 4.726
ayat dan terdiri atas 89 surat. Sedangkan periode Madinah (622-632 M) dimulai tanggal 1
Rabi’al-Awwal tahun 54 sampai dengan 9 Dzulhijjah tahun 63 dari Milad Nabi atau
bertepatan dengan tahun ke-10 Hijrah (9 tahun 9 bulan 9 hari). Jadi total lama kedua
10
Amir Mahmud. 2016. Fase Turunnya Al-Qur’an dan Urgensitasnya, 01(01), hlm. 03-04
11
Yasir, Muhammad Yasir,S.Th.I, MA, Ade Jamaruddin, MA. 2016. Studi Al-Qur’an. Riau: Asa Riau (CV. Asa
Riau),hlm 56
13
periode tersebut adalah 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Ayat-ayat yang turun dalam periode
ini dinamakan ayat-ayat Madaniyah, meliputi 1.510 ayat dan mencakup 25 surat.
12
Rahmawati, 2013; 19
14
dan membaca sangat langka. Mereka menghandalkan kekuatan akal dalam
menghafal.
Untuk memberi kesempatan sebaik-baiknya kepada umat Islam untuk
meninggalkan sikap mental atau tradisi-tradisi jahiliyah yang negative secara
berangsurangsur.
Menjawab problematika masyarakat. Hal ini menerangkan apa-apa yang di
butuhkan masyarakat sesuai dengan kondisi dan problema yang mereka hadapi.
Mengetahui nasikh dan Mansukh dalam ayat Alquran yang berkaitan dengan
hukum.
Memberikan pengaruh yang besar dalam proses dakwah Islam dan pembentukan
umat.
13
Supiana & Karman, 2002; 58
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
Dalam syariat Islam, wahyu adalah kalam atau perkataan dari Allah, yang
diturunkan kepada seluruh makhluk-Nya dengan perantara malaikat
ataupun secara langsung.
Turunnya wahyu pertama terjadi pada hari Senin tanggal 21 Ramadhan di malam
hari, bertepatan dengan 10 Agustus 610M. Dan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
saat itu berusia 40 tahun, 6 bulan, 12 hari menurut kalender hijriyah. Atau sekitar
39 tahun, 3 bulan dan 20 hari menurut kalender masehi.
Allah swt dalam menurunkan wahyu kepada nabi dan rasul-Nya pada hakikatnya
melalui dua cara, yaitu melalui Malaikat Jibril dan tidak melalui malaikat Jibril.
Cara pewahyuan al-Quran yang khusus bagi Nabi Muhammad S.A.W. menurut
para ahli (mufassir) adalah terdiri atas atas tujuh cara, yakni dengan mimpi,
dicampakkan ke dalam jiwa Nabi, datang kepada Nabi saw seperti gerincingan
lonceng, Jibril memperlihatkan dirinya kepada Nabi dalam rupa seorang laki-laki
yang sangat elok rupanya, Jibril memperlihatkan dirinya kepada Nabi S.A.W.
dalam rupanya yang asli, yang mempunyai enam ratus sayap, Allah
membicarakan Nabi dari belakang hijab, baik dalam keadaan Nabi S.A.W. sadar
(jaga), sebagaimana yang terjadi pada malam isrā’, ataupun dalam keadaan tidur,
Israfil turun membawa beberapa kalimat dari wahyu, sebelum Jibril datang
membawa wahyu al-Quran.
Al-Quran diturunkan secara berangasur-angsur di sepanjan hari dan bulan, bahkan
tahun. Sebelum diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.,al-Qur’an telah tertulis
di Lauhul Mahfudz. Kemudian penurunan selanjutnya, al-Qur’an itu diturunkan
secara lengkap ke Baitul‘Izzah di langit pertama, dan terakhir diturunkan secara
terpisah dan berangsur-angsursejalan dengan peristiwa-peristiwa tertentu.
Hikmah Diturunkannya Alquran Secara Bertahap yaitu: Untuk menguatkan hati
Nabi Muhammad Saw; Supaya mudah dihafal dan dipahami; Supaya orang-orang
mukmin antusias dalam menerima Qur’an dan giat mengamalkannya; Mengiringi
kejadiankejadian di masyarakat dan bertahap dalam menetapkan suatu hukum;
Untuk melemahkan lawan-lawannya (mukjizat; Untuk menantang orang-orang
kafir yang mengingkari Alquran.
17
Faedah dari turunya Alquran secara berangsur diantaranya dapat meningkatkan
mutu Pendidikan bagi umat Islam untuk memperbaiki jiwa manusia, meluruskan
prilakunya, membentuk kepribadian dan menyempurnahkan eksistensinya sendiri.
Faedah eksternal lainnya adalah untuk mempermudah manghafal bagi para
pengikut Nabi yang Sebagian besar tidak bisa menulis
DAFTAR PUSTAKA
Amir Mahmud. 2016. Fase Turunnya Al-Qur’an dan Urgensitasnya, 01(01), 03-04
18
Cahaya Khaeroni. 2017. SEJARAH AL-QURAN (Uraian Analitis, Kronologis, dan
Naratif tentang Sejarah Kodifikasi Al-Quran). Jurnal HISTORIA, 5(2), 199
Qattan, Manna’ Al. 2005. Mabâhits Fî ‘Ulûm al-Qur’ân. Beirut: Muassasah ar-Risalah.
Yasir, Muhammad Yasir,S.Th.I, MA, Ade Jamaruddin, MA. 2016. Studi Al-Qur’an.
Riau: Asa Riau(CV. Asa Riau)
http://jeulingke-gp.bandaacehkota.go.id/2020/11/11/sejarah-turunnya-wahyu-pertama
kepada-nabi/
19