DISUSUN OLEH :
BAGS KRISNOVANZA
SAHRIAL
MEGA SUKMA
RISKA HENI AFRIKA
1
KATA PENGANTAR
PENULIS
i
2
DAFTAR ISI
ii3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam mempelajari ilmu Al-Quran, ada beberapa hal yang penting untuk
dipelajari dan salah satunya adalah bagaimana Al-Quran diturunkan dan
bagaimana Al-Quran itu dibukukan pada masa khulafaur Rasyidin. Karena dengan
mengetahui bagaimana proses pengumpulan Al-Qur’an kita dapat mengerti
bagaimana usaha-usaha para sahabat untuk tetap memelihara Al-Quran.
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi sumber ajaran
islam yang pertama dan utama yang harus diimani dan diaplikasikan dalam
kehidupan agar memperoleh kebaikan didunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah
berlebihan jika selama ini kaum muslim tidak hanya mempelajari isi dan pesan-
pesannya, tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga
autentisitasnya. Upaya itu telah dilaksanakan sejak nabu Muhammad SAW masih
berada di makah dan belum berhijrah ke madinah hingga saat ini. Dengan kata
lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak Al-Qur’an diturunkan hingga
saat ini.
Jika hakikat Al-Qur’an sudah terjawab maka akan muncul pertanyaan lain,
bagaimana Al-Qur’an diturunkan dan bagaimana pula pendapat ulama menyikapi
hal tersebut. Munculnya pertanyaan-pertanyaan serupa itu wajar saja karena ada
dua macam ayat yang membicarakan tentang turunnya Al-Qur’an. Ayat-ayat
tersebut terdapat dalam surat Al-Qadar ayat 1, dan surat Ad-Dhukan ayat 3.
Masing-maisng ayat tersebut berbunyi:
Ayat yang pertama sering diperingati oleh umat islam pada tanggal 17
Ramadhan. Ayat kedua diyakini oleh mayoritas umat islam adalah malam-malam
ganjil pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan. Jika demikian halnya,
kelihatannya ayat yang kedua diatas adalah ayat penengah, artinya bahwa kedua
ayat tersebut tidak ada permasalahan. Yang jelas bahwa Al-Qur’an duturunkan
pada bulan yang penuh berkah, yaitu bulan Ramadhan. Sedangkan, proses
turunnya Al-Qur’an disebut Nuzulul Qur’an.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian nuzulul quran menurut istilah nuzulul quran ini ada beberapa arti
dari berbagai pendapat para ulama’, antara lain sebagai berikut :
Ia berkata, sebagai kata, memang kata nuzul berarti pindahnya suatu dari
atas ke bawah. Terkandungdalam makna nuzul tersebut bergeraknya sesuatu dari
1
Usman.ulumul quran ( Yogyakarta: TERAS: 2009), hlm. 37
2
Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an 1 Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK,
Bandung: Pustaka Setia, 1997, hlm. 31
3
atas ke bawah. Namun pengertian nuzul tersebut tidak patut diberikan untuk
maksud nuzulul quran. Al-quran bukanlah suatu benda yang memerlukan tempat
pindah dari atas ke bawah dalam arti hakiki, lantaran al-quran mengandung
kei’jazan (kekuatan yang melemahkan).
1. Pengertian
3
Majalah Al-Kisah, “Nuzulul Quran”, http://majalah-alkisah.com/index.php/dunia-islam/2769-
nuzulul-quran
4
f. Berupa perintah Allah kepada para malaikat-Nya : (QS 8:12)
Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan atau memerintahkan kepada
Malaikat bahwa Aku bersamamu.
Jika diambil makna wahyu itu dari bentuk masdarnya maka wahyu berarti
petunjuk Allah yang diberikan kepada seseorang yang dimuliakan-Nya secara
cepat, dan tersembunyi. Subhi Sholih menyatakan bahwa wahyu adalah
pemberitahuan yang bersifat goib, rahasia, dan sangat cepat.
Dari makna diatas dapat dipahami bahwa wahyu adalah kalam Allah yang
diturunkan kepada nabi dan atau rasul secara rahasia dan sangat cepat.
1. Turun nya al-Quran dari lauh mahfudz ke langit bumi secara sekaligus
pada malam lailatul qadar .
4
httpMRRid.%ikipedia.orgR%ikiRZara[pe%ahyuan[Al-Qur’an
5
1. Al-quran turun tanpa ada nya suatu peristiwa atau pertanyaan tertentu ,
tetapi semata-mata hidayah bagi manusia
3. Al quran turun sebagai jawaban atas pertanyaan misal nya seperti turunnya
surat (Al-Anfal ayat : 1)
1.
Mengetahui hikmah di syariatkan nya ayat
2.
Mengetahui sebab turunnya al-Quran merupakan sarana terbaik untuk
memahami makna-makna al-Quran
3. Memudahkan menghafal dan memahami al-Quran
C. Pengertian makiyah dan madaniyah :
Secara garis besar makkiyah adalah ayat-ayat yang turun di kota makkah
dan sekitarnya , dan madaniyah adalah ayat-ayat yang turun di kota madinah dan
sekitar nya .
1. Dari perspektif masa turun (zaman an- nuzul) :Makiyah adalah ayat-
ayat yang turun nya sebelum nabi hijrah ke madinah , sedangkan
madaniyah adalah ayat-ayat yang turun setelah Nabi hijrah .
2. Dari perspektif tempat turun ( makan an-nuzul ) :
Makkiyah adalah ayat-ayat yan turun di makkah dan sekitarnya ,
sedangkan madaniyah adalah ayat-ayat yang turun di madinah dan
sekitarnya .
3. Dari perspektif obyek pembicaraan (mukhatab) :
Makkiyah adalah ayat-ayat yang diturunkan untuk orang-orang Makkah
,sedangkan madaniyah adalah ayat-ayat yang diturunkan untuk orang-
orang madaniyah .
D. Ciri-ciri ayat makkiyah
1. Dari segi uslub/ciri khas bahasa
2. Setiap surat yang ada ayat sajdah
3. Setiap surat yang ada ungkapan
6
4. Setiap surat yang ada ungkapan
5. Surat-surat yang diawali dengan huruf tahajji (huruf yang dieja)
6. Surat-suratnya pendek
7. Dari segi tema
8. Surat-suratnya berisi dasar-dasar akidah tauhid
9. Surat-suratnya memuat cerita umat terdahulu
10. Surat-suratnya memuat kisah nabi Adam dan Iblis
E. Ciri-ciri ayat madaniyah
1. Dari segi uslub/cirri khas bahasa :
a. Setiap surat yang ada ungkapan
b. Surat-suratnya panjang
2. Dari segi tema :
a. Surat-suratnya berisi ketentuan ibadah , muamalah , dan faraid
b. Surat-suratnya berisi pembahasan tentang jihad dan hukum-hukumnya
c. Surat-suratnya berisi perdebatan dengan ahli kitab
“pertanyaan ini telah dijawab allah SWT dalam firmannya.” (Q.S. Al-Furqon)
ayat 32.”
Wahyu itu diturunkan pada tiap-tiap waktu ada kejadian, teguhlah hati
menerimanyadan mereka tidak jemu. Dengan pula demikian, malaikat yang
membawanya akan berulang-ulang datang mengunjungi nabi. Hal yang serupa ini
membangun kegembiraan dan kesenangan hati yang tak berbeda-beda, karena
dengan demikian nabi selalu mendapat kiriman dari allah, dan selalu merasa
gembira karenanya. Inilah sebabnya nabi terlalu murah hatinya dibulan-bulan
ramadhan, karena dibulan-bulan itulah jibril selalu datang kepada nabi.
7
Masih banyak hikmah diturunkannya al-quran secara berangsur-angsur,
antara lain sebagai berikut:
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Chotib, Moh. 2006. Buku Ajar Ulum Al-Quran. Pamekasan: Pustaka STAIN
Pamekasan.
Djalal, Abdul. 2000. Ulumul Qur’an Edisi Lengkap. Surabaya : Dunia Ilmu.
Syadali, Ahmad, Rofi’I, Ahmad. 1997. Ulumul Qur’an 1 Untuk Fakultas
Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: Pustaka Setia.
Suci Al-Qur’an
10